Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL

“PELAYANAN DAN KOLABORASI INTERDISIPLIN DALAM


KESEHATAN DAN KEPERAWATAN JIWA”

Dosen Pengampu : M.Ali Sodikin, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Jiwa

Disusun Oleh :

TITIS EKA SETIYANINGSIH (213210052)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

TAHUN AJARAN 2023/2024

PENGERTIAN PELAYANAN DAN KOLABORASI INTERDISIPLIN


KEPERAWATAN JIWA
Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin keperawatan jiwa merupakan pelayanan kesehatan
yang dilakukan oleh sekolompok tim kesehatan profesional (perawat, dokter, tim kesehatan
lainnya maupun pasien dan keluarga pasien sakit jiwa) yang mempunyai hubungan yang jelas,
dengan tujuan menentukan diagnosa, tindakan-tindakan medis, dorongan moral dan
kepedulian khususnya kepada pasien sakit jiwa. Pelayanan akan berfungsi baik jika terjadi
adanya konstribusi dari anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada
pasien sakit jiwa. Anggota tim kesehatan meliputi : pasien, perawat, dokter, fisioterapi,
pekerja sosial, ahli gizi, manager, dan apoteker. Oleh karena itu tim kolaborasi interdisiplin
hendaknya memiliki komunikasi yang efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai
antar sesama anggota tim.

Perawat adalah anggota membawa persfektif yang unik dalam interdisiplintin. Perawat
memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek
profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan
pemberi pelayanan kesehatan.

ELEMEN PENTING DALAM MENCAPAI KOLABORASI INTERDISIPLIN


EFEKTIF

Kolaborasi menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus bekerja dengan kompak dalam
mencapai tujuan.

 Kerjasama adalah menghargai pendapat orang lain dan bersedia untuk memeriksa
beberapa alternatif pendapat dan perubahan kepercayaan.
 Ketegasan penting ketika individu dalam tim mendukung pendapat mereka dengan
keyakinan. Tindakan asertif menjamin bahwa pendapatnya benar-benar didengar dan
konsensus untuk dicapai.
 Tanggung jawab artinya mendukung suatu keputusan yang diperoleh dari hasil
konsensus dan harus terlibat dalam pelaksanaannya.
 Komunikasi artinya bahwa setiap anggota bertanggung jawab untuk membagi
informasi penting mengenai perawatan pasien sakit jiwa dan issu yang relevan untuk
membuat keputusan klinis.
 Pemberian pertolongan artinya masing-masing anggota dapat memberikan tindakan
pertolongan namun tetap mengacu pada aturan-aturan yang telah disepakati.
 Kewenangan mencakup kemandirian anggota tim dalam batas kompetensinya.
 Kordinasi adalah efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam perawatan pasien sakit
jiwa, mengurangi duplikasi dan menjamin orang yang berkualifikasi dalam
menyelesaikan permasalahan.
 Tujuan umum artinya setiap argumen atau tindakan yang dilakukan memiliki tujuan
untuk kesehatan pasien sakit jiwa.

MANFAAT KOLABORASI INTERDISIPLIN DALAM PELAYANAN


KEPERAWATAN JIWA

Beberapa tujuan kolaborasi interdisiplin dalam pelayanan keperawatan jiwa antara lain :

 Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan keahlian


unik profesional untuk pasien sakit jiwa.
 Produktivitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya.
 Peningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas.
 Meningkatnya kohesifitas antar profesional.
 Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional.
 Menumbuhkan komunikasi, menghargai argumen dan memahami orang lain.

HAMBATAN DALAM MELAKUKAN KOLABORASI INTERDISIPLIN DALAM


KEPERAWATAN JIWA

Kolaborasi interdisiplin tidak selalu bisa dikembangkan dengan mudah. Ada banyak
hambatan antara anggota interdisiplin, meliputi :

 Ketidaksesuaian pendidikan dan latihan anggota tim


 Struktur organisasi yang konvensional
 Konflik peran dan tujuan
 Kompetisi interpersonal
 Status dan kekuasaan, dan individu itu sendiri

PIRAMIDA PELAYANAN KESEHATAN JIWA

Pelayanan kesehatan jiwa adalah pelayanan yang berkesinambungan yaitu pelayanan yang :

 Sepanjang hidup
 Sepanjang rentang sehat - sakit
 Pada setiap konteks keberadaan (dirumah, disekolah, di tempat kerja,di rumah sakit
atau dimana saja).

JENJANG PELAYANAN KESEHATAN JIWA

Menurut Ommeren tahun 2005 jenjang kesehatan antara lain :

 Perawatan mandiri individu dan keluarga.


 Dukungan dari sektor formal dan informal diluar sektor kesehatan.
 Pelayanan kesehatan jiwa melalui pelayanan kesehatan dasar.
 Pelayanan kesehatan jiwa di RSU atau RSUD.
 Pelayanan kesehatan jiwa di RSJ

KOMPONEN JENJANG PELAYANAN KESEHATAN JIWA

 Perawatan mandiri individu dan keluarga


Kebutuhan pelayanan jiwa terbesar adalah kebutuhan kesehatan jiwa yang dipenuhi
oleh masing-masing individu dan keluarga. Pada tingkat ini sangat mungkin untuk
memberdayakan keluarga dengan melibatkan mereka dalam memelihara kesehatan
anggota keluarganya.
 Dukungan masyarakat formal dan informasi diluar sektor kesehatan
Apabila masalah kesehatan jiwa yang dialami individu tidak mampu diatasi secara
mandiri ditingkat individu dan keluarga maka upaya solusi tingkat berikutnya adalah
leader formal dan informal yang ada di masyarakat mereka menjadi tempat rujukan.
 Pelayanan kesehatan jiwa melalui pelayanan kesehatan dasar
Puskesmas memiliki kesehatan jiwa untuk rawat jalan dan kunjungan ke masyarakat
sesuai wilayah kerja masyarakat.
 Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat Kabupaten/Kota
Tim kesehatan yang terdiri psikiater, psikolog klinik, perawat jiwa CMHN dan
psikolog (yang telah mendapat pelatihan jiwa).
 Pelayanan kesehatan jiwa di RSU
Diharapkan tingkat Kabupaten atau Kota menyediakan pelayanan rawat jalan dan
rawat inap bagi pasien gangguan jiwa dengan jumlah tempat tidur terbatas sesuai
kemampuan.
 Pelayanan RSJ
RSJ merupakan pelayanan spesialis jiwa yang difokuskan pada pasien gangguan jiwa
yang tidak berhasil dirawat dikeluarga/puskesmas/RSU. Penanggungjawaban
pelayanan kesehatan jiwa masyarakat (puskesmas) bertanggung jawab terhadap
lanjutan asuhan dikeluarga.

Anda mungkin juga menyukai