Anda di halaman 1dari 6

Tugas Makalah Resume Keperawatan Jiwa

“pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam kesehatan dan keperawatan


jiwa”

Oleh :

WAHYU MUSTIKA RANI

1811142010074

S1 Keperawatan Tk 2B

Dosen Pembimbing :

Wisnatul Izzati, SST, M.Kes

STIKES YARSI SUMBAR

BUKITTINGGI

TP : 2020/2021
A. Pengertian pelayanan dan kolaborasi interdisiplin dalam kesehatan dan
keperawatan jiwa
Definisi pelayanan kesehatan menurut DepKes RI ( 2009 ) adalah
setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelighara dan meningkatkan kesehatan,
mencengah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
peronrangan, keluarga, kelompok ataupun masyarkat.
Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing
pengetahuan yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung
jawab bersama untuk merawat pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan
yang lama antara tenaga profesional kesehatan. ( lindekedan sieekert, 2005 )
Kolaborasi ( ANA, 1992 ), hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien/klien adalah dalam melakukan diskusi
tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, salin
berkonsultasi atau komunikasi serta masing bertanggung jawabpada
pekerjaannya. Piramida pelayanan kesehatan jiwa yaitu:
1. Sepanjang hidup
2. Sepanjang rentang sakit
3. Pada setiap konteks keberadaan: di rumah, di sekolah, di tempat kerja,
di rumah sakit (di mana saja)
B. Komponen jenjang pelayanan kesehatan jiwa
1. Perawatan Mandiri individu dan Keluarga
kebutuhan pelayanan jiwa terbesar adalah kebutuhan kesehatan jiwa
yang dapat dipenuhi oleh masing-masing individu dan keluarga.
Masyarakat baik individu maupun keluarga diharapkan dapat secara
mandiri memelihara kesehatan jiwanya. Pada tingkat ini sangat
penting untuk mempeberdayakan keluarga dengan melibatkan mereka
dalam memelihara kesehatan anggota keluarganya.
2. Dukungan Masyarakat Formal dan Informal diluar sektor kesehatan.
Apabila masalah kesehatan jiwa yang dialami individu tidak mampu
diatasi secara mandiri di tingkat individu dan keluarga maka upaya
solusi tingkat berikutnya adalah leader formal dan informal yang ada
di masyarakat mereka menajadi tempat rujukan. Tokoh masyarakat ,
kelompok formal dan informal di luar tatanan pelayanan kesehatan
merupakan target pelayanan kesehatan jiwa. Kelompok yang di
maksud adalah:
 TOMA: tokoh agama, tokoh wanita, kepala desa/dusun, lurah,
ketua rukun tetanggga atau rukun warga.
 Pemberi pengobatan tradisional: orang pintar
 Guru
3. Pelayanan Kesehatan Jiwa Melalui Pelayanan Kesehatan Dasar.
Puskesmas memiliki kesehatan jiwa untuk rawat jalan dan kunjungan
ke masyrakat sesuai wilayah kerja puskesmas. Tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan jiwa adalah perawat yang telah
dilatih CMHN (perawat plus CMHN) dan dokter yang telah dilatih
kesehatan jiwa (dokter plus kesehatan jiwa) yang bekerja secara tim
yang disebut tim kesehatan jiwa puskesmas.
4. Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyarakat Kabupaten/kota
Tim kesehatan jiwa/kotaa terdiri dari psikiater, psikolog klinik,
perawat jiwaplus CMHN dan psikolog plus (yang telah mendapatkan
pelatihan kesehatan jiwa). Tim berkedudukan di tingkat dinas
kesehatan kabupaten/kota.
Tim akan bergerak secara periodik ke tiap-tiap puskesmas untuk
memberi konsultasi, supervisi, monitoring dan evaluasi. Pada saat tim
mengunjungi puskesmas maka penanggung jawab pelayanan
kesehatan jiwa komunitas di puskesmas akan mengkonsultasikan
kasus-kasus yang tidak berhasil
5. Pelayanan Kesehatan Jiwa di RSU
Rumah sakit umum daerah pada tingkat kabupaten/kota diharapkan
menyediakan pelayanan rawat jalan dan rawat inap bagi pasien
gangguan jiwa dengan jumlah tempat tidur terbatas sesuai
kemampuan. Sistem rujukan dari puskesmas/tim kesehatan jiwa
masyrakat kabupaten/kota ke rumah sakit umum dan sebaliknya harus
jelas. Tim memberi pelayanan kesehatan jiwa dapat terdiri dari
perawat plus CMHN dan dokterumum plus kesehatan jiwa yang telah
mendapat pelatihan sari Psikiatrict Intensive Care Unit (PICU).Pada
saat ini belum semua rumah sakit umum memiliki fasilitas rawat jalan
atau rawat inap kesehatan jiwa. Di masa mendatang direncanakan
disediakan 5 sampai 10 tempat tidur untuk rawat inap pasien gangguan
jiwa akut ditiap rumah sakit umum daerah di kabupaten/kota.
6. Pelayanan Rumah Sakit Jiwa
Rumah sakit jiwa merupakan pelayanan spesialis kesehatan jiwa yang
difokuskan pada pasien gangguan jiwa yang tidak berhasil dirawat
dikeluarga/puskesma/RSU. Sistem rujukan dari RSU dan rujukan
kembali ke masyarakat yaitu puskesmas harus jelas agar
kesinambungan pelayanan di keluarga dapat berjalan. Pasien yang
telah selesai dirawat di RSJ dirujuk kembali ke puskesmas.
Penanggungjawab pelayanan kesehatan jiwa masyarakat di kesehatan
jiwa masyarakat (puskesmas) bertanggung jawab terhadap lanujutan
asuhan di keluarga.
C. Pengonganisasian sumber daya kesehatan
1. Tenaga kesesehatan
 Level perawatan mandiri individu dan keluarga: perawat kesehatan
jiwa komunitas (perawat CMHN) dan kader kesehatan jiwa
 Level dukungan masyarakat informal dan formal di luar sektor
kesehatan: Perawat kesehatan jiwa komunitas (perawat CMHN) dan
kader kesehatan jiwa
 Level pelayanan kesehatan jiwa melalui pelayanan kesehatan dasat:
perawat kesehatan jiwa komunitas (perawat CMHN), dokter umum,
kader kesehatan jiwa
2. Peran Dan Fungsi Perawat Kesehatan Jiwa Komunitas
 Pemberi asuhan keperawatan secara langsung (practitioner).
 Pendidik (educator).
 Koordinator (coordianator).
D. Penggoragnisasian masyarakat
Masyarakat terjadi dari sekelompok orang dengan berbagai karakristik seperti
umur, jenis kelamin, suku, status sosial ekonomi, budaya, pekerjaan dan
pendidikan, serta dengan kondisi kesehatan yang bervariasi dalam rentang
sehat-sakit.Respons mereka terhadap perubahan kehidupan dapat berada pada
rentang sehat-sakit, dan secara umum dapat dibagi 3 yaitu:
 Respons yang sehat atau adaftif. Misalnya, orang yang kehilangan
anak telah menerima kondisinya.
 Respons yang menunjukkan masalah psikososial. Misalanya, orang
yang bagian tubuhnya tidak dapat berfungsi merasa tidaka berguna.
 Respons yang menunjukkan gangguan jiwa. Misalnya, orang berbicara
sendiri, tidak peduli terhadap diri atau marah tanpa sebab.
Pendekatan dalam Pengorganisasian Masyarakat
o Pendekatan dalam Pengorganisasian Masyarakat
o Aksi sosial (sosial action).
o Pengembangan masyarakat (community development).
Penerapan Pengorganisasian Masyarakat dalam Keperawatan
Kesehatan Jiwa Komunitas.

 Mengidentifiakasikan kebutuhan masalah, dan sumber daya


yang ada di masyarakat
 Mengelompokkan data yang dikumpulkan dalam 3 kelompol
kelompok sehat, resiko, dan gangguan jiwa
 Merencanakan melaksanakan tindakan tindakan keperawatan
terhadap kasus
 Merencanakan melaksanakan tindakan tindakan keperawatan
terhadap kasus

Anda mungkin juga menyukai