Anda di halaman 1dari 12

Modul III Pengorganisasian masy.

51

MODUL III
PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

Pada modul sebelumnya telah dibahas konsep keperawatan kesehatan jiwa komunitas
dan komunikasi terapeutik. Pada modul ini akan dipelajari pengorganisasian
masyarakat yaitu pengorganisasian masyarakat sebagai target pelayanan dan
pengorganisasian tenaga perawat serta fungsinya untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu:
1. Mengorganisasikan kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan sesuai dengan
piramida pelayanan kesehatan jiwa komunitas
2. Melaksanakan pelayanan dan asuhan keperawatan jiwa komunitas sesuai
dengan peran dan fungsi perawat jiwa.
3. Bekerjasama dengan tim kesehatan dan unsur terkait dalam memberikan
pelayanan keperawatan sesuai dengan peran dan fungsinya

B. PIRAMIDA PELAYANAN KESEHATAN JIWA KOMUNITAS


Pelayanan kesehatan jiwa adalah pelayanan yang kontinum yaitu :
 Sepanjang hidup
 Sepanjang rentang sehat-sakit
 Pada tiap konteks keberadaan : di rumah, di sekolah, di tempat kerja, di rumah
sakit (dimana saja)
Pada piramida pelayanan kesehatan jiwa komunitas berikut akan dijelaskan
masyarakat yang dilayani, kegiatan pelayanan, tenaga kesehatan yang melayani.
Modul III Pengorganisasian masy. 52

rendah tinggi
1. Perawatan mandiri individu dan keluarga
6
Masyarakat baik individu maupun keluarga diharapkan dapat secara mandiri
RS Jiwal
memelihara
Frequensi kesehatan jiwanya. Pada tingkat ini sangat penting pemberdayaan Biaya
kebutuhan
keluarga dengan melibatkan mereka dalam memelihara kesehatan anggota
Unit pelayanan
5
kesehatan jiwa di RSU
keluarganya. Perawat dan petugas kesehatan lain dapat mengelompokkan
4 Pelayanan kesehatan jiwa
masyarakat dalam : masyarakat
a. Masyarakat Sehat Jiwa yang memerlukan pelayanan pencegahan gangguan
3 Pelayanan kesehatan jiwa melalui
jiwa dan pelayanan
peningkatan sehat kesehatan
jiwa dasar dan
(prevensi promosi kesehatan jiwa).
Misalnya
2 pendidikan kesehatanformal
Dukungan masyarakat tentang
dan pola asuh
informal anak
di luar kepada orangtua.
sektor
kesehatan
b. Masyarakat yang mempunyai masalah psikososial memerlukan upaya
1
mencegah gangguan jiwa dengan melakukan tindakan segera mengatasi
Perawatan mandiri individu dan keluarga
tinggi masalah pasikososial. Misal: Melakukan asuhan pada pasien yang kehilangan
rendah
Kuantitas pelayanan yang dibutuhkan
bagian tubuh (amputasi) untuk dapat menerima dan adaptasi dengan kondisi
(Maramis A, 2005; adapted from van Ommeren, 2005)
tubuhnya.
c. Masyarakat yang mengalami gangguan jiwa memerlukan upaya pemulihan
dan rehabilitasi dengan tindakan khusus pada masalah gangguan jiwa. Misal:
Asuhan keperawatan pada pasien dengan perilaku kekerasan. Pasien
diharapkan mampu mengontrol prilaku kekerasannya.
Modul III Pengorganisasian masy. 53

Perawat perlu mengidentifikasi upaya yang dilakukan masyarakat NAD (individu dan
keluarga) selama ini dalam mengatasi masalah kesehatan yang timbul, berkaitan
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan atau upaya lain di luar tatanan pelayanan
kesehatan

Latihan 1 :

Coba saudara identifikasi upaya yang dilakukan masyarakat NAD


(individu dan keluarga) dalam mengatasi masalah kesehatannya.

2. Pelayanan formal dan informal di luar sektor kesehatan


Tokoh masyarakat, kelompok formal dan informal diluar tatanan pelayanan
kesehatan merupakan target pelayanan kesehatan jiwa. Kelompok dimaksud
adalah :
 TOMA : Agama, wanita, keuchik, kepala dusun, kepala lorong
 Pengobatan tradisional: orang pintar
 Guru
Mereka dapat menjadi target pelayanan, karena mereka juga bagian dari kelompok
perawatan mandiri individu dan keluarga.
Selanjutnya mereka dapat menjadi mitra tim kesehatan jiwa komunitas yang
diintegrasikan dengan perannya di masyarakat. Untuk itu mereka perlu memiliki
kemampuan melalui pelatihan konseling, keswa, relawan keswa, psikososial, pola
asuh.
Latihan 2 :

Coba saudara tuliskan semua TOMA, kelompok formal dan


informal yang ada di masyarakat

3. Pelayanan Kesehatan Jiwa melalui pelayanan kesehatan dasar


Semua pemberi pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat yaitu praktik pribadi
dokter/bidan/perawat/psikolog, dan semua sarana pelayanan kesehatan (seperti
puskesmas, balai pengobatan) merupakan mitra kerja tim kesehatan jiwa. Untuk
itu mereka memerlukan penyegaran dan penambahan pengetahuan tentang
Modul III Pengorganisasian masy. 54

pelayanan kesehatan jiwa agar dapat memberikan pelayanan kesehatan jiwa


komunitas bersamaan dengan pelayanan kesehatan yang dilakukan. Dan juga
mereka dapat merujuk pasien dengan masalah kesehatan jiwa kepada perawat
kesehatan jiwa komunitas (Community mental health nurses). Pelatihan yang
perlu diberikan adalah konseling, deteksi dini dan pengobatan segera,
keperawatan jiwa dasar. Penanggung jawab pelayanan ini adalah penanggung
jawab pelayanan kesehatan jiwa komunitas di tingkat puskesmas.
Kondisi saat ini di NAD, belum ada perawat kesehatan jiwa di puskesmas dan
direncanakan akan dikembangkan melalui pelatihan keperawatan kesehatan jiwa
komunitas

Latihan 3 :

Coba saudara identifikasi semua tenaga kesehatan yang


memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

4. Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat


Tim kesehatan jiwa terdiri dari psikiater, psikolog klinik dan perawat jiwa atau
dalam kondisi tertentu dapat dokter umum plus, perawat plus dan psikolog plus
(yang telah mendapatkan pelatihan kesehatan jiwa). Tim berkedudukan di tingkat
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Tim bertanggung jawab terhadap program
pelayanan kesehatan jiwa di daerah pelayanan kesehatan Kabupaten/Kota.
Tim akan bergerak secara periodik ke tiap-tiap puskesmas untuk memberi
konsultasi, supervisi, monitoring dan evaluasi. Pada saat tim mengunjungi
puskesmas, maka penanggung jawab pelayanan kesehatan jiwa komunitas di
puskesmas akan :
 Mengkonsultasikan kasus-kasus yang tidak berhasil. Mis: kasus gangguan
jiwa yang tidak ada perubahan. Hasil konsultasi dapat berupa program terapi
atau rekomendasi untuk merujuk ke RS (RSU atau RSJ)
 Melaporkan hasil dan kemajuan pelayanan yang telah dilakukan
Kondisi saat ini di NAD, belum ada tim kesehatan jiwa, dan direncanakan akan
dikembangkan segera.
Modul III Pengorganisasian masy. 55

Latihan 4 :

Coba saudara identifikasi orang yang bertanggung jawab dan


melakukan pelayanan kesesehatan jiwa komunitas di Kabupaten/Kota.

5. Unit pelayanan kesehatan jiwa di RSU


Rumah sakit umum daerah pada tingkat kabupaten/kota diharapkan menyediakan
pelayanan rawat jalan dan rawat inap bagi pasien gangguan jiwa dengan jumlah
tempat tidur terbatas sesuai kemampuan. Sistem rujukan dari puskesman/ Tim kes wa
mas kab/kota ke rumah sakit umum dan sebaliknya harus jelas.
Pada saat ini belum semua memiliki rawat jalan atau rawat inap kesehatan jiwa di
rumah sakit umum, dan direncanakan akan disediakan 5 sampai 10 tempat tidur untuk
rawat inap pasien gangguan jiwa akut.
Contoh :
Pasien yang tidak berhasil dirawat di keluarga oleh perawat jiwa di puskesmas
dikonsultasikan dengan Tim Kes Wa Mas Kab/Kota untuk dirujuk ke RSU. Jika
terjadi pemulihan, maka dikembalikan ke masyarakat/keluarga melalui Tim Kes
Wa Mas/Puskesmas untuk melanjutkan asuhan keperawatan di rumah. Cara ini
akan mewujudkan kontinuitas perawatan pasien. Kondisi pasien yang dirawat di
RSU adalah pasien dengan kondisi akut, bukan pasien kronik. Jika RSU tidak
berhasil juga maka pasien dapat dirujuk ke RSJ.

Latihan 5 :

Coba saudara identifikasi Rumah Sakit yang dapat dijadikan


percontohan sebagai unti pelayanan kesehatan jiwa, serta
justifikasinya

6. Rumah Sakit Jiwa


Rumah sakit jiwa merupakan pelayanan spesialistik kesehatan jiwa yang
difokuskan pada pasien gangguan jiwa yang tidak berhasil dirawat di
keluarga/Puskesmas/RSU. Sistem rujukan dari RSU dan rujukan kembali ke
masyarakat yaitu Puskesmas harus jelas agar kontinuitas pelayanan di keluarga
dapat berjalan. Pasien yang telah selesai dirawat di RSJ dirujuk kembali ke
Modul III Pengorganisasian masy. 56

Puskesmas. Penanggung jawab pelayanan kes wa mas di puskesmas bertanggung


jawab terhadap lanjutan asuhan di keluarga.

C. PENGORGANISASIAN SUMBER DAYA KESEHATAN


1. Tenaga kesehatan yang berperan dalam pelayanan kesehatan jiwa komunitas
adalah sebagai berikut :
a. Perawatan mandiri individu dan keluarga : Perawat kesehatan jiwa komunitas
b. Dukungan masyarakat informal dan formal di luar sektor kesehatan : Perawat
kesehatan jiwa komunitas
c. Pelayanan kesehatan jiwa melalui pelayanan kesehatan dasar : Perawat
kesehatan jiwa komunitas

Perawat kesehatan jiwa komunitas adalah perawat yang ditempatkan di


Puskesmas yang ditunjuk melakukan pelayanan kesehatan jiwa di wilayah
kerja Puskesmas. Pada tahap awal fokus pelayanan ditujukan pada anggota
masyarakat yang mengalami gangguan jiwa dengan memberdayakan pasien
keluarga.

Pada tahap berikutnya fokus pelayanan ditujukan pada anggota masyarakat


yang mengalami masalah psikososial dan gangguan jiwa. Pelayanan dilakukan
dengan melibatkan kelompok formal dan non formal diluar tim kesehatan jiwa
dan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan dasar (PHC)
diluar tim kesehatan jiwa (praktik dokter/bidan/perawat/psikolog)

d. Tim Kesehatan jiwa komunitas : Psikiater, Psikolog klinis dan Perawat


Kesehatan jiwa komunitas
Perawat Kes Wa Mas berperan sebagai konsultan bagi perawat Kes Wa Mas di
Puskesmas yang secara bersama bertanggung jawab atas keberhasilan
perawatan pasien di keluarga. Hasil yang diharapkan adalah kemampuan
pasien dan keluarga dalam merawat pasien sehingga dapat berfungsi dalam
kehidupan sehari-hari.

e. RSU Daerah Kab/Kota : Psikiater, Psikolog klinis dan Perawat kesehatan jiwa
Modul III Pengorganisasian masy. 57

Perawat yang bekerja di unit rawat inap jiwa RSU bertujuan memulihkan
kondisi pasien pada fase akut dan memampukan pasien dan
keluarga/masyarakat untuk mengatasi masalahnya. Perawat bekerja secara tim.
Perawat di RSU berhubungan langsung dengan perawat puskesmas dalam
rangka kontinuitas perawatan.

f. RSJ : Psikiater, Psikolog klinis dan Perawat Kesehatan jiwa


Perawat yang bekerja di RSJ mempunyai peran yang sama dengan RSU,
namun lebih intensif dan spesialistis.

Pada situasi nyata di mana sangat terbatas jumlah psikiater dan perawat jiwa,
maka diusulkan dokter umum plus dan perawat plus untuk mewujudkan
pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat.

2. Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Jiwa komunitas


Perawat kesehatan jiwa komunitas dan perawat komunitas merupakan tenaga
perawatan dari puskesmas yang bertanggung jawab memberikan pelayanan
keperawatan di wilayah kerja puskesmas. Fokus pelayanan pada tahap awal
adalah anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa.
Adapun peran dan fungsi perawat kesehatan jiwa komunitas adalah :
a. Pemberi asuhan keperawatan secara langsung (practitioner)
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien untuk membantu
pasien mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah dan
meningkatkan fungsi kehidupannya. Peran ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan kesehatan jiwa untuk melakukan tindakan
sesuai dengan masalah pasien (gunakan modul asuhan keperawatan kesehatan
jiwa untuk tiap-tiap kasus). Kegitan yang dilakukan adalah pengelolaan kasus,
tindakan keperawatan individu dan keluarga, melakukan kolaborasi dengan
tim kesehatan lainnya, contoh : manajemen obat dengan dokter.
b. Pendidik (educator)
Perawat memberikan pendidikan kesehatan jiwa kepada individu dan keluarga
untuk mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah dan
mengembangakan kemampuan keluarga dalam melakukan 5 tugas kesehatan
keluarga yaitu mampu mengenal masalah-masalah pada pasien, mengambil
Modul III Pengorganisasian masy. 58

keputusan untuk mengatasi masalah pasien yang timbul, merawat anggota


keluarga yang mengalami gangguan jiwa, memodifikasi lingkungan keluarga
yang mendukung pemulihan pasien dan memanfaatkan pelayanan kesehatan
jiwa yang ada untuk mengatasi masalah pasien.
c. Koordinator (coordinator)
Melakukan koordinasi dalam kegiatan :
1) Penemuan kasus
Perawat kesehatan jiwa komunitas menemukan kasus dengan melakukan
pemeriksaan langsung dari keluarga ke keluarga pada tingkat lorong,
meningkat ke tingkat dusun, kemudian kelurahan serta kecamatan
sehingga dapat menetapkan jumlah kasus gangguan jiwa pada wilayah
kerja puskesmas.

Penemuan kasus dapat berkoordinasi dengan masyarakat, TOMA,


anggota tim kes Puskesmas yang sama. Informasi tentang tanda dan gejala
gangguan jiwa yang menonjol diberikan pada masyarakat, TOMA dan
anggota tim Puskesmas.

Segera Beritahu Kepada Perawat Kes wa komunitas di


Puskesmas jika menemukan anggota masyarakat :

* Sedih berkepanjangan * Marah Tanpa Sebab


* Minat yang menurun * Mengurung diri
* Aktivitas menurun *Tidak peduli perawatan diri
* Bicara sendiri * Bicara Kacau
*Tidak mengenali orang

Mereka butuh pertolongan


Mereka Butuh Pertolongan

2) Rujukan
Perawat kesehatan jiwa komunitas yang bertugas di masyarakat dapat
merujuk pasien yang belum ada perbaikan untuk datang ke Puskesmas
agar mendapatkan program pengobatan dari dokter di Puskesmas.
Perawat Kes Wa komunitas dapat pula berkonsultasi dengan Tim Kes Wa
komunitas (dari dinas kesehatan) yang mempunyai jadual mengunjungi
Puskesmas, terkait dengan perkembangan kasus dan pengembangan
Modul III Pengorganisasian masy. 59

pelayanan. Pada saat berkonsultasi mungkin pula ditetapkan pasien perlu


dirujuk ke RSU/RSJ.
Rujukan bersifat timbal-balik. Rujukan balik dari Tim Kes Wa
komunitas/RSU/RSJ ke perawat kesehatan jiwa komunitas di puskesmas
agar memperhatikan tentang program pengobatan dan perawatan yang
telah dilakukan dan dianjurkan agar kontinuitas pelayanan dapat
dilanjutkan.

Contoh : Rujukan balik ke puskesmas dari RSJ


Rujukan dari Program yang Program perawatan
dilakukan/dianjurkan di keluarga
RSJ Pasien telah dilatih cara Lanjutkan :
mengontrol halusinasi - patuh obat
yaitu : - jadual aktivitas
- patuh obat - hardik halusinasi
- jadual aktivitas - bercakap-cakap
- hardik halusinasi Tambahan :
- bercakap-cakap - Peran Keluarga
- Lingkungan keluarga
yang terapeutik

D. PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

Masyarakat terdiri dari sekelompok orang dengan berbagai karakteristiknya seperti


umur, jenis kelamin, suku, status social ekonomi, budaya, pekerjaan dan pendidikan,
serta dengan kondisi kesehatan yang bervariasi dalam rentang sehat-sakit. Karena
beragamnya karakteristik masyarakat, maka perlu diorganisir sesuai dengan
kebutuhan mereka agar pelayanan yang diberikan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan masyarakat dan pada akhirnya tercapai kesehatan masyarakat.

Perubahan kondisi sosial masyarakat akibat tsunami dan gempa bumi yang dialami
mengakibatkan perubahan karakteristik masyarakat seperti kehilangan keluarga,
pekerjaan, pendidikan, tempat tinggal dan sebagainya, sehingga membutuhkan
penyesuaian baik dari masyarakat itu sendiri maupun program pelayanan kesehatan
yang diberikan.
Contoh: seseorang yang tadinya mempunyai pekerjaan, keluarga (suami/isteri &
anak), akibat adanya tsunami mereka kehilangan keluarga dan menglamai cidera pada
Modul III Pengorganisasian masy. 60

kaki sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Respons mereka terhadap perubahan
kehidupan dapat berada pada rentang sehat-sakit, dan secara umum dapat dibagi 3
yaitu :
1. Respons yang sehat atau adaptif
Mis: yang kehilangan anak telah menerima kondisinya
2. Respons yang menunjukkan masalah psikososial
Mis: yang bagian tubuhnya tidak dapat berfungsi merasa tidak berguna
3. Respons yang menunjukkan gangguan jiwa
Mis: bicara sendiri, tidak peduli terhadap diri atau marah tanpa sebab

Dengan kondisi tersebut di atas, sangat diperlukan partisipasi perawat kesehatan jiwa
komunitas untuk merencanakan dan melaksanakan program kes wa mas sesuai
kebutuhan dan masalah yang dihadapi masyarakat. Pasrtisipasi masyarakat dapat
dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat agar mereka mampu melihat masalah
dan kebutuhan, mampu memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah serta pada
akhirnya mampu mandiri dalam mengambil keputusan terhadap kesehatannya.

Pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat


Ada 3 (tiga) pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat yaitu :
1. Perencanaan sosial (Social planning)
Keputusan program pemenuhan dan penyelesaian masalah didasarkan atas fakta-
fakta yang didapatkan di lapangan dan fokusnya pada penyelesaian tugas.
Pendekatan ini diperlukan pada kondisi yang memerlukan penyelesaian masalah
dengan segera. Hal ini telah dilakukan pada awal terjadi tsunami dan gempa bumi.
2. Aksi sosial (Social action)
Program pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah pada satu area tertentu
dilakukan oleh sekelompok ahli dari tempat lain. Hal ini dilakukan jika pada
tempat kejadian belum dapat diidentifikasi sumber daya yang digunakan. Hal ini
juga telah dilakukan dan berlangsung sampai saat ini.
3. Pengembangan masyarakat (Community development)
Program pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah ditekankan pada peran
serta masyarakat, pemberdayaan masyarakat atau peningkatan kemampuan
masyarakat dalam menyelesaikan masalah (self direction & self control) dan
saling memberi bantuan (self help) dalam mengidentifikasi masalah atau
Modul III Pengorganisasian masy. 61

kebutuhan serta menyelesaikan masalah. Peran perawat adalah memberdayakan


masyarakat, memfasilitasi dan melatih keterampilan mereka dalam menyelesaikan
masalah. Hal ini merupakan program jangka panjang dan tidak pernah berhenti
sehingga didapatkan masyarakat yang mandiri.

Penerapan pengorganisasian masyarakat dalam keperawatan kesehatan jiwa


komunitas

Perawat akan bertanggung jawab terhadap wilayah kerja puskesmas tempatnya


bekerja. Perawat kesehatan jiwa komunitas bekerjasama dengan perawat komunitas
dan masyarakat dalam melakukan kegiatan berikut :
1. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta sumber daya yang ada di
masyarakat. Cara memperoleh data dapat dilakukan melalui :
a. Informasi dari masyarakat tentang anggota masyarakat yang mengalami
gangguan jiwa
b. Informasi dari perawat komunitas
c. Menemukan sendiri dengan melakukan pengkajian langsung baik perorangan,
keluarga maupun kelompok
d. Melalui pertemuan-pertemuan formal dan informal
2. Mengelompokkan data yang dikumpulkan dengan cara :
a. Jika ditemukan anggota masyarakat yang masih sehat maka diperlukan
program pencegahan dan peningkatan kes wa agar tidak terjadi masalah
psikososial dan gangguan jiwa.
b. Jika ditemukan masyarakat yang mengalami masalah psikososial maka
diperlukan program untuk intervensi pemulihan segera.
c. Jika ditemukan kasus gangguan jiwa maka diperlukan intervensi pemulihan
segera dan rehabilitasi.
Kasus gangguan jiwa dikelompokkan berdasarkan tumbuh kembang yaitu kasus
anak, remaja, dewasa dan lanjut usia, baik jumlah maupun masalahnya.
3. Merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan terhadap kasus. Perawat
kesehatan jiwa komunitas membuat jadual dalam melakukan tindakan terhadap
kasus dengan menggunakan modul asuhan keperawatan, meliputi :
a. Jadual aktivitas harian sesuai dengan program kerja harian
Modul III Pengorganisasian masy. 62

b. Jadual kunjungan terhadap kasus-kasus yang ditangani sesuai dengan


program pemulihan
4. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut
a. Mencatat kemajuan perkembangan pasien dan kemampuan keluarga merawat
pasien
b. Jika kondisi kasus berkembang kearah yang lebih baik, maka diteruskan
rencana asuhan yang telah ditetapkan sampai pasien mandiri.
Kemudian diteruskan perawatannya oleh keluarga untuk mencegah
kekambuhan dan meningkatkan kualitas hidup pasien
c. Jika ditemukan tanda dan gejala yang memerlukan pengobatan, maka
perawat kesehatan jiwa komunitas dapat memberikan obat sesuai dengan
standar pendelegasian program pengobatan serta memonitor pengobatan
d. Jika dengan perawatan dan pengobatan pasien tidak mengalami perubahan
(kondisi bertambah berat), maka pasien dirujuk ke puskesmas
e. Jika setelah dirujuk pasien tidak mengalami perubahan, maka
dikonsultasikan dengan tim kesehatan jiwa tingkat kabupaten
f. Jika kondisi pasien tetap tidak mengalami perubahan, maka dirujuk ke
rumah sakit umum atau rumah sakit jiwa dengan rekomendasi tim kesehatan
jiwa tingkat kabupaten

Anda mungkin juga menyukai