2.
Masalah psikososial yaitu setiap perubahan dalam kehidupan individu baik yang bersifat psikologis ataupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik dan dianggap berpotensi cukup besar sebagai faktor penyebab terjadinya gangguanjiwa (atau gangguan kesehatan) secara nyata, atau sebaliknya masalab kesehatan jiwa yang berdampak pada lingkungan sosial. Ciri-ciri Masalab Psikososial a. Cemas, khawatir berlebihan, takut b. Mudah tersinggung c. Sulit konsentrasi d. Bersifat ragu-ragu/merasa rendah din e. Merasa kecewa f. Pemarah dan agresif
3.
Gangguan jiwa yaitu suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial. Ciri-ciri Gangguan Jiwa a. Marah tanpa sebab / Mengurung diri b. Tidak mengenali orang c. Bicara kacau
d. Bicara sendini
Kesehatan jiwa berada pada rentang sehat-sakit yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Gangguan Jiwa
Waham Halusinasi Ketidakmampuan mengendalikan emosi
gangguan ji a dan pencegahan tersier pada pasien gangguan ji a dengan proses pemulihan.
. Pelayanan keperawatan yang holistik adalah pelayanan yang di okuskan pada aspek biopsiko-sosio-kultural dan spiritual a.
Aspek fisik dikaitkan dengan kehilangan organ tubuh yang dialami anggota masyarakat akibat bencana yang memerlukan pelayanan dalam rangka adaptasi mereka terhadap kondisi flsiknya.
b.
Aspek psikologis dikaitkan dengan berbagai rnasalah psikologis yang dialami masyarakat seperti ketakutan, trauma, kecemasan maupun kondisi yang lebih berat dimana memerlukan pelayanan agar mereka dapat beradaptasi dengan situasi tersebut
c.
Aspek sosial dikaitkan dengan kehilangan suarni/isteri/anak, keluarga dekat, kehilangan pekerjaan, tempat tinggal, harta benda serta adanya konflik yang berkepanjangan pada masyarakat di NAD yang memerlukan pelayanan dan berbagai sektor terkait agar mereka mampu mempertahankan kehidupan sosial yang memuaskan.
d.
Aspek budaya dikaitkan dengan budaya tolong menolong dan kekeluargaan yang dapat digunakan sebagai sistem pendukung sosial dalam mengatasi berbagai permasalahan yang ditemukan.
e.
Aspek spiritual dikaitkan dengan nilai-nilai agama yang kuat di masyarakat NAD yang dapat diberdayakan sebagai potensi masyarakat dalam mengatasi berhagai konflik dan masalah kesehatan yang terjadi
4. Pelayanan keperawatan paripurna adalah pelayanan yang lengkap jenjang pelayanannya yaitu dan pelayanan kesehatan jiwa spesialistik. pelayanan kesehatan jiwa integratif dan pelayanan kesehatan jiwa yang bersumber daya masyarakat. Pemberdayaan seluruh potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat diupayakan agar terwujud masyarakat yang mandiri dalam memelihara kesehatannya. Pelayanan keperawatan paripurna akan diuraikan lebih mendalam dalam modul pengorganisasian masyarakat. 5. Pelayanan keperawatan diberikan secara terus menerus (continuity of care) dan kondisi sehat sampai sakit dan sebaliknya, baik di rumah maupun di rurnah sakit, (di mana saja orang berada), dan dalam kandungan sampai lanjut usia.
6. Tujuan pelayanan adalah meningkatkan kesehatan jiwa, mencegah terjadinya gangguan jiwa, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan pasien dan keluarga dalam memelihara kesehatan jiwa 7. Perawat dapat mengaplikasikan konsep kesehatan jiwa komunitas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga anggota masyarakat sehat jiwa dan yang mengalami gangguan jiwa dapat dipertahankan di lingkungan masyarakat serta tidak perlu dirujuk segera ke rumah sakitjiwa.
C. Pel y
Keperawatan K
prehensif
Pelayanan keperawatan komprehensif diberikan pada masyarakat paska bencana dengan kondisi masyarakat yang sangat beragam dal m rentang sehat-sakit yang a memerlukan pelayanan keperawatan pada tingkat pencegahan primer, sekunder dan
1.
Pencegahan pri er Fokus pelayanan keperawatan jiwa pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan terjadinya gangguan jiwa.
Tujuan
pelayanan
adalah
mencegah
terjadinya
gangguan
jiwa,
c) Stress sekolah d) Stress paska bencana. b. Program dukungan sosial diberikan pada anak yatim piatu, kehilangan pasangan, kehilangan pekerjaan, kehilangan rumah tempat tinggal, yang semuanya mi mungkin terjadi akibat bencana. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah: 1) Memberikan informasi cara mengatasi kehilangan. 2) Menggerakkan dukungan masyarakat seperti menjadi orang tua asuh bagi anak yatim piatu. ) Melatih keterampilan sesuai keablian masing-masing untuk
4) Mendapatkan dukungan pemerintah dan LSM untuk mernperoleh tempat tinggal. c. Program pencegahan penyalahgunaan obat Penyalahgunaan obat sering digunakan sebagai koping untuk mengatasi masalah. Kegiatan yang dapat dilakukan: 1) Pendidikan kesehatan melatih koping positif untuk mengatasi stres 2) Latihan asertif yaitu mengungkapkan keinginan dan perasaan tanpa menyakiti orang lain. ) Latihan afirmasi dengan menguatkan aspek-aspek positif yang ada pada din seseortmg
d.
Program pencegahan bunuh diri Bunuh din rnerupakan salah satu cara penyelesaian masalah oleh indi idu yang mengalami keputusasaan. Oleh karena itu penlu dilakukan program: 1) Membenikan informasi untuk meningkatkan kesadaran masyarak at tentang tanda-tanda bunuh diri. 2) ) Menyediakan lingkungan yang aman untuk mencegah bunuh din Melatih keterampilan koping yang adaptif.
2.
Pencegahan sekunder Fokus pelayanan keperawatan pada pencegahan sekunder adalah deteksi dini
masalah psikososial dan gangguan jiwa serta penanganan dengan segera .
mendapatkan pekerjaan.
4)
10) Memfasilitasi self-help group (kelompok pasien, kelompok keluarga atau kelompok masyarakat pemerhati) berupa kegiatan kelompok yang membahas masalah-masalah yang terkait dengan kesehatan jiwa dan cara penyelesaiannya. 11) Flotline service untuk intervensi krisis yaitu pelayanan dalam 24 jam melalui telepon berupa pelayanan konseling. 12) Melakukan tindak lanjut (follow-up) dan rujukan kasus
3.
Pencegahan Tersier Fokus pelayanan keperawatan pada peningkatan fungsi dan sosialisasi serta
pencegahan kekambuhan pada pasien gangguan jiwa.
4) Membantu pasien dan keluarga mereneanakan dan mengambil keputusan untuk dirinya
c.
Program sosialisasi 1) Membuat tempat pertemuan untuk sosialisasi. 2) Mengembangkan keterampilan hidup ADL, mengelola rumah tangga, mengembangkan hobi ) Program rekreasi seperti nonton bersama, jalan santai, pergi ke tempat rekreasi.
4) Kegiatan sosial dan keagaman, contoh : arisan bersarna, pengajian, majelis taklim, kegiatan adat d. Program mencegah stigma Stigma merupakan anggapan yang keliru dan masyarakat terhadap gangguan jiwa. Oleh karena itu, perlu dibenikan program mencegah stigma untuk menghindari isolasi dan deskriminasi terhadap pasien gangguan jiwa. Beberapa kegiatan yang dilakukan yaltu: 1) Melakukan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang
2) Pendekatan kepada tokoh masyarakat atau orang yang berpengaruh dalam rangka mensosialisasikan kesehatan jiwa dan gangguan j iwa
kesehatanjiwa dan gangguanjiwa, serta sikap dan tindakan menghargai pasien gangguanjiwa.
2.
Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan dapat dirumuskan berdasarkan basil pengkajian, baik masalah yang bersifat aktual (gangguan kesehatan jiwa) maupun yang berisiko mengalami gangguan jiwa. Jika perawat menemukan anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa, maka perawat harus berhati-hati dalam
penyampaiannya kepada pasien dan keluarga agar tidak menyebutkan gangguan jiwa karena hal tersebut rnerupakan stigma dalam masyarakat. Adapun diagnosa keperawatan yang diidentifikasi penting untuk paska bencana adalah: a. Masalah kesehatan jiwa pada anak / remaja: 1) 2) b. Depresi Perilaku kekerasan
Masalah kesehatan jiwa pada usia dewasa: 1) 2) ) Harga diri rendah Isolasi sosial Gangguan persepsi sensoni: halusinasi Gangguan proses pikir: waham Perilaku kekerasan Risiko bunuh din Defisit perawatan din
4) 5) 6) 7) c.
Perencanaan keperawatan Rencana tindakan keperawatan disesuaikan dengan standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa yang mencakup tindakan psikoterapeutik yaitu penggunaan berbagai tehnik komunikasi terapeutik dalam membina hubungan dengan pasien; pendidikan kesehatan tentang prinsip-prinsip kesehatan jiwa dan gangguan jiwa; aktivitas kehidupan sehari-hari meliputi perawatan diri (kebersihan diri, berdandan, makan dan minum, buang air besar dan buang air kecil ; terapi modalitas seperti terapi aktivitas kelompok, terapi lingkungan dan
terapi keluarga ; tindakan kolaborasi (pemberian obat-obatan dan monitor efek samping). Dalam menyusun rencana tindakan harus dipertimbangkan bahwa untuk mengatasi satu diagnosa keperawatan diperlukan beberapa kali pertemuan hingga tercapai kemampuan yang diharapkan baik untuk pasi n maupun e keluarga. Rencana tindakan keperawatan ditujukan pada individu, keluarga, kelompok dan komunitas. a. Pada tingkat individu difokuskan pada peningkatan keterampilan dalam ADL dan keterampilan koping adaptif dalam mengatasi masalah b. Pada tingkat keluarga difokuskan pada pemberdayaan keluarga dalam merawat pasien dan mensosialisasikan pasien dengan Iingkungan. c. Pada tingkat kelompok difokuskan pada kegiatan kelompok dalam rangka sosialisasi agar pasien mampu beradaptasi dengan Iingkungan. d. Pada tingkat komunitas difokuskan pada peningkatan kesadaran
masyarakat tentang kesehatan jiwa dan gangguan jiwa, menggerakkan sumber-sumber yang ada di masyarakat yang dapat dimanfaatkan oleh pasien dan keluarga. 4. Tindakan keperawatan Tindakan keperawatan dilakukan berdasarkan rencana yang telah dibuat. Tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien saat ini. Perawat bekerjasama dengan pasien, keluarga dan tim kesehatan lain dalam melakukan tindakan. Tujuannya adalah memberdayakan pasien dan keluarga agar mampu mandiri memenuhi kebutuhannya serta meningkatkan keterampilan koping dalam menyelesaikan masalah. Perawat bekerja dengan pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka dan memfasilitasi pengobatan melalui kolaborasi dan rujukan. 5. Evaluasi asuhan keperawatan Evaluasi dilakukan untuk menilai perkembangan kernampuan pasien dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah (Modul VIII, El CMIIN 04) Kemampuan yang diharapkan adalah: a. Pada tingkat individu diharapkan pasien mampu: 1) Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari sesuai kemampuan 2) Membina hubungan dengan orang lain dilingkungannya secara bertahap.
3) Melakukan cara-cara meyelesaikan masalah yang dialami b. Pada tingkat keluarga diharapkan keluarga mampu: 1) Membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien hingga pasien mandiri 2) Mengenal tanda dan gejala dini terjadinya gangguan jiwa 3) Melakukan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa atau kekambuhan. 4) Mengidentifikasi perilaku pasien yang membutuhkan konsultasi segera 5) Menggunakan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat seperti tetangga, teman dekat, pelayanan kesehatan terdekat.
Mata Kuliah Topik Hari/Tanggal Waktu Tempat Sasaran Metode Media Materi Pemateri Syalmiati, S. Kep lia irmayanti, S.Kep Imelda triany, S. Kep Jumriani, S. Kep
: Keperawatan Jiwa : Kesehatan Jiwa : Jumat, 10 juni 2011 : 07.00 Wita - Selesai : Puskesmas Batua : Warga kelurahan Batua : Ceramah, Tanya Jawab : leaflet, flipehart : Terlampir : Kelompok Puskesmas Batua
Elisabeth Dudung, S. Kep Husniah, S. Kep Theresia Irianti, S. Kep Sri Hermawati Ms, S. Kep Regina Dumut, S. Kep Syamsibar, S. Kep Baharuddin, S.Kep Hasriani Arsad. S. Kep Hijrawati, S. Kep Siska Pirmatanti. S. Kep Nurul Fuady Fitriani A, S. Kep Rachmawati, S. Kep Kadriati Junaid, S. Kep Cipa Hariani, S. Kep Sri Hariyati K, S. Kep Stutianti, S. Kep Hastiah, S. Kep
Nurussahada, S. Kep Freny Ravika M, S. Kep Syariana, S.Kep Jumaeni, S. Kep Serlina Paliling, S. Kep Rafida Halik, S. Kep Lili Suryani, S. Kep St Nurlaila R, S. Kep Safira Senggo. P, S. Kep Alfian, S. Kep Alentina R, S. Kep Dahniar, S. Kep Wahyuni Anwar, S. Kep Hikmah Dwi Cahyani, S. Kep A. Tujauan Umum (TUM): Setelah diberikan penyuluhan diharapkan warga mampu mengidentifikasikan kesehatan jiwa dan gangguan jiwa dengan benar. B. Tujuan Khusus (TUK): Setelah dibenikan penyuluhan diharapakan warga dapat 1. 2. 3. Menyebutkan pengertian dan ciri-ciri sehat jiwa. Menyebutkan pengertian dan ciri-ciri gangguan jiwa Meyebutkan salah satu gangguan jiwa yang banyak di temukan di masyarakat
media
dengan yang
cara dimiliki
menggali warga
pengetahuan
Leaflet
sehat jiwa
gangguan jiwa
y Menjelaskan salah satu gangguan jiwa
memperhatikan
penjelasan
kesempatan
warga
untuk
bertanya
y Menjelaskan
tentang
hal-hal
yang
pertemuan
(salam
terapeutik)
D. Evaluasi 1. Proses Warga mengikuti ceramah dan bertanya 2. Akhir: Warga dapat mengikuti penyuluhan dan awal hingga akhir sebanyak 100 % E. PENGORGANISASIAN Pemateri : Jumriani, S.Kep Elisabet Dudung, S.Kep Hikmah Dwi Cahyani, S.Kep Moderator Perlengkapan : Rafida Halik, S.Kep : Theresia Irianty, S. Kep Hasriani arsad, S. Kep Hijrawati, S. Kep Siska Pirmayanti, S. Kep Nurul Fuady Fitriani A. S. Kep Rachmawati, S. Kep Kadriati Junaid, S. Kep