Anda di halaman 1dari 11

Penyuluhan kesehatan jiwa

&
deteksi dini gangguan jiwa

POLTEKKES KEMENKES
Disusun oleh :Kelompok 4
Nama :
1.Okta andriyani
2.Puji rahayu
3.Ria kartini p
4.Rizka velia
5.Rizki velia
6.Saum indayana
7.Try arma ayu
8.Yuliana dewi
Kelas : Sarjana Terapan keperawatan
Dosen :
POLTEKKES KEMENKES
BENGKULU
a. Penyuluhan kesehatan jiwa
1. PENGERTIAN SEHAT JIWA
PENGERTIAN SEHAT JIWA CIRI- CIRI SEHAT JIWA
Menurut UU Nomor 18 Tahun 2014 tentang • Bersikap positif terhadap din sendiri,
kesehatan jiwa, menjelaskan bahwa kesehatan
• Mampu tumbuh, berkenibang dan mencapai aktualisasi
jiwa merupakan kondisi dimana seorang
individu dapat berkembang secara fisik, mental, • Mampu mengatasi stress atau perubahan pada dirinya,
spritual, dan sosial sehingga individu tersebut • Bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan
menyadari kemampuan sendiri, dapat yang diambil
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara • Mempunyai persepsi yang realistik dan menghargai
produktif, dan mampu memberikan kontribusi perasaan serta sikap orang lain,
untuk komunitasnya. • Mampu menyesuaikan din dengan lingkungan.

POLTEKKES KEMENKES
2. Masalah psikososial
PENGERTIAN MASALAH PSIKOSOSIAL CIRI- CIRI MASALAH PSIKOSOSIAL
Masalah psikososial yaitu setiap perubahan • Bersikap positif terhadap din sendiri,
dalam kehidupan individu baik yang bersifat • Mampu tumbuh, berkenibang dan mencapai
psikologis ataupun sosial yang mempunyai aktualisasi
pengaruh timbal balik dan dianggap berpotensi • Mampu mengatasi stress atau perubahan pada dirinya,
cukup besar sebagai faktor penyebab terjadinya • Bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan
gangguan jiwa (atau gangguan kesehatan) yang diambil
secara nyata, atau sebaliknya masalab kesehatan • Mempunyai persepsi yang realistik dan menghargai
jiwa yang berdampak pada lingkungan perasaan serta sikap orang lain,
sosial(Tim CMHN,2013). • Mampu menyesuaikan din dengan lingkungan.

POLTEKKES KEMENKES
3. PENGERTIAN SEHAT JIWA
PENGERTIAN GANGGUAN JIWA

Gangguan jiwa yaitu suatu


perubahan pada fungsi jiwa yang CIRI- CIRI GANGGUAN
menyebabkan adanya gangguan JIWA
pada fungsi jiwa, yang
menimbulkan penderitaan pada PENYEBAB GANGGUAN
individu dan atau hambatan • Marah tanpa sebab /
mengurung diri JIWA
dalam melaksanakan peran sosial
(Tim CMHN, 2013) • Tidak mengenali orang
1. Faktor Biologis
• Bicara kacau
• Bicara sendini 2. Faktor Psikoedukatif
3. Faktor Sosiokultural

POLTEKKES KEMENKES
RENTANG SEHAT SAKIT
RESPONS ADATIF RESPON MALADATIF

Sehat Jiwa Masalah Psikososial Gangguan Jiwa


Pikiran logis Pikiran kadang Waham
menyimpang
Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten Reaksi ernosional Ketidakmampuan
mengendalikan
emosi
Perilaku sesuai Perilaku kadang Kekacauan
tidak sesuai perilaku
Hubungan sosial Menarik diri Isolasi social
memuaskan

POLTEKKES KEMENKES
B. Deteksi dini gangguan JIWA
PENGERTIAN DETEKSI DINI TUJUAN DETEKSI DINI
GANGGUAN JIWA GANGGUAN JIWA
Secara fitrah setiap Untuk memberikan pengetahuan dan
manusia atau individu pemahaman serta perhatian terhadap
kondisi psikologis, yakni kondisi
memiliki mental yang mental dan jiwa spiritual yang ada
sehat, akan tetapi karena dalam diri individu untuk
suatu sebab ada beberapa menghindari dan menanggulangi
akan terjadinya gangguan-gangguan
individu yang mengalami
jiwa (mental).
atau memiliki mental yang “Deteksi dini juga sebagai bentuk
tidak sehat. preventive (pencegahan)”

POLTEKKES KEMENKES
FUNGSI DETEKSI DINI GEJALA-GEJALA TIMBULNYA
GANGGUAN JIWA GANGGUAN JIWA

1. Fungsi pemahaman (understanding),


• Pikiran,
2. Fungsi pengendalian (control), • Perasaan,
3. Fungsi peramalan (prediction), • Emosi,
4. Fungsi pengembangan (development), • Kehendak,
5. Fungsi pencegahan (prevention), • Tingkah Laku.
6. Fungsi perawatan (treatment).

POLTEKKES KEMENKES
Cara Pencegahan dan Pengobatan
Gangguan Jiwa
• Psikofarmaka
• Psikoterapi
• Terapi Psikososial
• Terapi Psikoreligius
• Rehabilitasi

POLTEKKES KEMENKES
EMPAT SERUAN NASIONAL STOP
STIGMA DAN DISKRIMINASI
TERHADAP ODGJ
• Tidak melakukan stigmatisasi dan diskriminasi kepada siapapun juga dalam pelayanan kesehatan;
• Tidak melakukan penolakan atau menunjukkan keengganan untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada ODGJ;
• Senantiasa memberikan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan, baik akses pemeriksaan,
pengobatan, rehabilitasi maupun reintegrasi ke masyarakat pasca perawatan di rumah sakit jiwa
atau di panti sosial; serta
• Melakukan berbagai upaya promotif dan preventif untuk mencegah terjadinya masalah kejiwaan,
mencegah timbulnya dan/atau kambuhnya gangguan jiwa, meminimalisasi faktor risiko masalah
kesehatan jiwa, serta mencegah timbulnya dampak psikososial

POLTEKKES KEMENKES
TERIMA KASIH 

POLTEKKES KEMENKES

Anda mungkin juga menyukai