Panekan,
ii
PENDAHULUAN
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………………….....i
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………ii
Pendahuluan……………………………………………………………………………………iii
Daftar isi………………………………………………………………………………………...iv
DIMENSIA …………………………………………………………………………………………………..4
GANGGUAN BIPOLAR……………………………………………………………………………………7
GANGGUAN DEPRESI……………………………………………………………………………………8
KEPUSTAKAAN…………………………………………………………………………………………..12
iv
SOP PENCATATAN DAN PELAPORAN
KESEHATAN JIWA
No. Dokumen No. Revisi :
Halaman
………………. ………………..
Penanggungjawab
Pengelola Kesehatan Jiwa
Puskesmas Panekan dr. NURHAYATI TRIASIH
NIP.19800920 200901 2 007
Pengertian Pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan tiap kegiatan kesehatan jiwa bagi tenaga
kesehatan dan melaporkan data tersebut kepada instansi yang berwenang berupa
laporan lengkap pelaksanaan kegiatan dan rekapitulasinya dengan menggunakan
format yang ditetapkan.
Cara 1. Setiap orang yang mengalami gangguan kesehatan jiwa baik gangguan kesehatan
Melaksanaka jiwa ringan, sedang, maupun berat yang datang berobat ke puskesmas
n Tiap dimasukkan ke register harian program kesehatan jiwa
Kegiatan
2. Laporan tribulan program keswa diambil dari register harian program keswa
3. Kegiatan diluar gedung dicatat di buku pintar program kesehatan jiwa
1
SOP
INVENTARIS BAHAN HABIS PAKAI MEDIS DAN NON MEDIS KESWA
No. Dokumen No. Revisi :
Halaman
………………. ………………..
Penanggung jawab
Pengelola Kesehatan Jiwa
dr. NURHAYATI TRIASIH
Puskesmas Panekan NIP.19800920 200901 2 007
Pengertian Mencatat jumlah barang habis pakai medis dan non medis kesehatan jiwa yang
tersedia
Tujuan Agar diketahui jumlah persediaan yang ada
Metode -
Standar Petugas adalah 1 orang paramedis yang berkompeten
Tenaga
Standar - Buku register inventarisasi, blanko inventarisasi
- Alat tulis menulis ( buku, ballpoint, penggaris, korektor)
Sarana dan
Prasarana
Prosedur Penerimaan
Tetap Pencatatan
Pemeriksaan
Pengajuan
Cara 1. Terima bahan habis pakai medis dar GFK dan bhp non medis dari Dinas Kesehatan
2. Catat persediaan bahan habis pakai medis dan non medis ke buku inventaris
Melaksana-
3. Periksa keadaan barang BHP non medis setiap selesai digunakan
kan Tiap 4. Ajukan permintaan BHP non medis apabila habis sesuai kebutuhan
Kegiatan
SOP
2
PELAYANAN PEMERIKSAAN KESEHATAN JIWA
PUSKESMAS PANEKAN
No. Dokumen No. Revisi :
Halaman
………………. ………………..
Tanggal ditetapkan : Ditetapkan
Disusun oleh :
KEPALA UPTD PUSKESMAS
PANEKAN
Penanggung jawab
Pengelola Kesehatan Jiwa
Puskesmas Panekan
dr. NURHAYATI TRIASIH
NIP.19800920 200901 2 007
Pengertian Suatu pelayanan deteksi dini dan penatalaksanaan masalah kesehatan jiwa pada
pasien yang datang berobat ke pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh
dokter, perawat, bidan atau tenaga kesehatan yang lainya secara terintegrasi sesuai
dengan kompetensinya masing masing.
Tujuan Tujuan Umum
Tertanganinya kasus kesehatan jiwa pada pasien yang dating berobat ke
pelayanan kesehatan dasar
Tujuan Khusus
Mendeteksi secara dini kasus kesehatan jiwa yang datang ke pelayanan kesehatan
dasar
Menangani kasus kesehatan jiwa yang datang ke pelayanan kesehatan dasar
sesuai dengan kompetensi masing masing tenaga kesehatan
Melakukan rujukan pada saat yang tepat bila diperlukan
2. Sarana Medis : 3
Stetoskop duplex dan tensimeter
Spuit 3 cc
Obat obatan psikofarmaka baik per OS maupun injeksi
Kapas alcohol
Handscon
Prosedur 1) Anamnesa
Tetap 2) Pemeriksaan Fisik
3) Diagnosa
4) Penatalaksanaan
5) Penyuluhan
6) Pencatatan dan pelaporan
Cara 1) Gunakan kartu status yang biasa dipakai di Puskesmas
Melaksana- 2) Petugas harus bersikap ramah dan memperhatikan kebutuhan pasien secara
menyeluruh
kan Tiap
3) Anamnesa dilakukan pada semua pasien ( anak/ dewasa/ baru/ lama )
Kegiatan 4) Pasien dipersilahkan duduk di kursi yang disediakan disamping meja petugas
5) Pada pasien dewasa/18 th keatas/ usila
Tanyakan keluhan utama pasien catat pada status dengn menggunakan bahasa
pasien
Golongkan keluhan utama terebut apkah termasuk kedalam : keluhan fisisk
murni ( F1 ); keluhan fisik diertai keluhan mental emosional ( F2 ); keluhan
psikosomatis ( PS ); atau keluhan mental emosional ( ME ); dan beri kode
Bila keluhan utama termasuk PS atau ME , lanjutkan dengan pertanyaan (aktif)
Beri paraf di bawahnya, dan lanjutkan dengan pemeriksaan rutin lain ( Vital
sign)
6) Pada pasien anak dan remaja ( dibawah 18 th )
Tanyakan keluhan utama pada anak / pengantar, catat pada status
Golongkan keluhan utama terebut apkah termasuk kedalam : keluhan fisisk
murni ( F1 ); keluhan fisik diertai keluhan mental emosional ( F2 ); keluhan
psikosomatis ( PS ); atau keluhan mental emosional ( ME ); dan beri kode
Selalu ditanyakan adanya keluhan mental emosional dan status perkembangan
anak
Lanjutkan dengan pertanyaan no 3 ( dari pertanyaan aktiv )
Beri paraf di bawahnya
7) Dokter memeriksa kembali hasil anamnesa dengan melihat keadaan pasien secara
menyeluruh dan menanyakan kembali hal ahal yang meragukan , atau
menanyakan hal hal lainya
8) Setelah pemeriksaan fisik dan mental , lalu tetapkan diagnosis baik fisik maupun
mental serta cantumkankode diagnosisnya
9) Pada kolom terapi cantumkan resep obat yang diberikan dan beri paraf
10)Setelah selesai , pasien dengan gangguan mental, dapat ditindaklanjuti pada hari
lainnya secara khusus
11) Pada kunjungan berikutnya, ikuti prosedur yang sama seperti di atas
PENEGAKAN DIAGNOSA
1. DIMENSIA : Gangguan daya ingat dengan stressor organobiologik seperti usia
lanjut, degenerasi, gangguan serebrovaskular.
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Penurunan daya ingat mengenai hal yang baru terjadi, daya pikir penilaian,
orientasi, dan kemampuan berbahasa
Pasien tampak apatis, acuh tak acuh, tapi bias juga siaga walaupun daya
ingatnya buruk
4
Penurunan daya fungsi sehari hari
Kehilangan kendali emosional , mudah bingung, menangis, atau mudah
tersingung
Lazim pada usia lanjut > 60 th jarang terjadi pada usia lebih muda ( dimensia
presenilis)
PENANGANAN
Informasikan kepada pasien dan keluarga bahwa kehilangan daya ingat
biasanya berkembang lambat, tetapi perjalananya sangat bervariasi.
Kehilangan daya ingat dan kebingungan bias menyebabkan problem prilaku,
misalnya agitasi, curiga dan letupan emosional.
Hindari menempatkan pasien di tempat atau situasi yang asing
Agitasi yang tak terkendali mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit
Penggunaan obat sedative atau hipnotik harus hati hati, karena dapat
meningkatkan kebingungan
MEDIKASI
Untuk mengendalikan agitasi , gejala psikotik dan agresi diperlukan anti
psikotik dosis rendah misalnya : Haloperidol 2 x 0,5 mg atau Risperidon 2 x
0,5-1 mg. waspadi efek samping dan interaksi obat.
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Penarikan diri secara social
Minat atau motivasi rendah, pengabaian diri
Gangguan berpikir yang tampak dari pembicaraan yang tiak terangkai atau
aneh
Agitasi / kegelisahan
Perilaku aneh
Halusinasi baik audio maupun visual
Delusi/waham
PENANGANAN
Informasikan kepada keluarga bahwa perilaku aneh dan agitasi adalah gejala
penyakit jiwa , gejala dapat hilang dan timbul. Oleh karena itu keluarga perlu
mengantisipasinya dengan memberikan obat secara teratur dan
memeriksakan ke sarana kesehatan
Dorong pasien untuk berfungsi pada taraf yang optimal dalam pekerjaan dan
kegiatan sehari hari
Kurangi stress pada pasien dengan tidak beragumentasi terhadap pikiranya
5
yang psikotik dan hindari konfrontasi atau mengeritik
MEDIKASI
Antipsikotik yang dimulai dari dosis rendah dan di tingkatkan secara
bertahap ex Haloperidol 3 x 2-5 mg/hari , dosis harus serendah mungkin
untuk menghilangkan gejala
Bagi pasien yang tidak patuh minum obat secara teratur dapat diberikan
antipsikotik injeksi ex Modecate yang diberikan 1 x sebulan i.m.
Beritahu keluarga bahwa medikasi yang kontinu akan mengurangi resiko
kekambuhan . pada umumnya antipsikotik harus dilanjutkan sekurang
kurangnya 3 bulan sesudah suatu episode pertama penyakitnya dan lebih
lama sesudah episode berikutnya. Beberapa pasien mungkin minum obat
angka panjang bahkan seumur hidup
Beritahu pasien atau keluarga kemungkinan efek samping obat
KELUHAN
Pasien / keluarga mungkin datang dengan keluhan:
Mendengar suara suara
Keyakinan/ ketakutan yang aneh/asing
Kebingungan
Was-was
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Halusinasi
Waham
Agitasi/ bizarre
Pembicaraan aneh
Keadaan emosional yang labil dan ekstrem
Gejala timbul mendadak < 1 bulan.
PENANGANAN
Informasikan kepada keluarga bahwa perilaku aneh dan agitasi adalah gejala
penyakit pasien,episode akut sering mempunyai prognosa baik, tapi lama
perjalanan penyakit sukar diramalkan , diperlukan pengobatan
berkesinambungan selama beberapa bulan setelah gejala hilang
Upayakan keamanan pasien dan mereka yang merawatnya
Kurangi stress dan stimulant
Agitasi yang membahayakan pasien dan masyarakat memerlukan
hospitalisasi
Dorong pasien agar melakukan kegiatan sehari hari etelah gejala membaik
MEDIKASI
6
Antipsikotik akan mengurangi gejalapsikotik . dosis harus serendah mungkin
ex Haloperidol 3 x 2-5 mg/hari
Antiansietas juga digunakan bersama dengan Antipsikotik untuk
mengendalikan agitasi akut ex Lorazepam 3 x 12 mg sehari
Lanjutkan pemberian anti psikotik sekurang kurangnya 3 bulan setelah
gejala menghilang
Monitor efek samping obat ( distonia/spasme akut, akatsia/ keelisahan
motorik berat, gejala Parkinson/ tremor )
KONSULTASI SPESIALIS/ RUJUK APABILA :
Jika fasilitas tersedia , pertimbangkan untuk konsultasi bagi semua kasus
baru dengan gangguan psikotik untuk memastikan diagnosis dan terapi lain
Pada kasus dengan efek samping motorik yang berat ( demam, kekauan,
hipertensi ) hentikan obat konsulkan ke dokter spesialis
4. GANGGUAN BIPOLAR
Gejala manik dengan atau tanpa gejala depresi
KELUHAN
Pasien mungkin mengalami periode depresi , mania, atau eksaserbasi
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Episode manic dengan gejala :
Aktivitas dan tenaga bertambah
Bicara cepat
Berkurangnya kebutuhan tidur
Perhatian mudah beralih
Peningkatan suasana perasaan dan mudah tersinggung
Kehilangan hambatan
Merasa diri penting secara berlebihan
Episode depresi dengan gejala :
Suasana perasaan menurun
Kehilangan minat atau kemapuan untuk merasa senang
Gejala penyerta yang sering ditemukan
Gangguan tidur
Rasa bersalah atu rendah diri
Kelelahan atau kehilangan tenaga
Konsentrasi buruk
Gangguan nafsu makan
Pikiran atau tindakkan Bunuh diri
Salah satu dari episode tersebut bias sangat menonjol. Diantara kedua episode
tersebut bias di temukan suasana perasaan normal. Pada kasus berat, pasien
bias mengalami halusinasi, waham, selama episode mania atau depresi
PENANGANAN
Informasikan pada keluarga bahwa perubahan dalam suasana perasaan
dan perilaku adalah gejala dari penyakit. Tersedia pengobatan yang efektif
dan pengobatan jangka panjang bisa mencegah kekambuhan . jika tidak
diobati, episode manic bisa menjadi berbahaya apabila disertai dengan
gejala Psikotik
Episode manic sering kali menjurus kepada kehilangan oekerjaan , problem
hokum, problem keuangan, atau perilaku seksual yang beresiko tinggi
Selama depresi tanyakan perihal bunuh diri jika mengarah pada upaya 7
bunuh diri perlu mendapatkan pengamatan ketat oleh keluarga/kerabat atau
teman
Selama periode manic hindari konfrontasi kecuali untuk mencegah tindakan
berbahaya
Sarankan untuk berhati hati terhadap perilaku impulsive atau berbahaya
Jika agitasi atau perilaku kacau cukup berat pertimbangkan Hospitalisasi,
rujuj RSJ sesuai dengan prosedur
MEDIKASI
Antipsikotik misal haloperidol 3 x 2-5 mg sehari atau chlorpromazine 3 x
100-200 mg sehari
Dosis harus serendah mungkin untuk menghilangkan gejala ,Walaupun
beberapa pasien membutuhkan dosis yang lebih tinngi. Jika timbul efek
samping seperti Trihexifenidil 2-3 x 2mg sehari. Penggunaan rutin tidak
diperlukan
Benzodiazepin dapat juga digunakan bersamaan dengan antipsikotik untuk
megendalikan agitasi akut misal lorazepham 4x 12 mg sehari
Setelah pasien dalam keadaan tenagn dapat diberikan karbamazepin 3 x
200 mg sebagai stabilisator suasana perasaan
Medikasi anti depresan seringkali diperlukan selama periode depresi, tapi
bisa mepresipitasi mania apabila diberikan tersendiri
5. GANGGUAN DEPRESI
Adanya gejala Depresi
KELUHAN
Pasien mungkin semula mengemukakan satu atau lebih gejala fisik ,seperti
kelelahan atau rasa nyeri
Pemeriksaan selanjutnya ditemukan gejala depresi atau kehilangan minat
akan hal hal yang menjadu kebiasaanya
Iritabilitas cepat marah, mudah tersinggung, kadang merupakan masalah
yang dikemukakan.
Khusus pada anak remaja sering depresi bermanifestasi dalam bentuk
gejala gangguan tingkah laku, menarik diri, atau perilaku acting out misalnya
sikap menetang, ngebut, mencari perkelahian dan perilaku mencederai diri
lainya
Beberapa kelompok tertentu termasuk kelompok resiko tinggi misalnya
mereka yang baru saja melahirkan atau mengalami stroke
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Suasana perasaan rendah atau sedih
Kehilangan minat atau gairah akan hal hal yang menjadi kebiasaanya
Gangguan tidur
Rasa bersalah atau hilang keperayaan diri
Kelelahan atau kehilangan tenaga atau penurunan libido
Agitasi atau perlambatan gerak atau pembicaraan
Gangguan nafsu makan
Pikiran atau tindakan bunuh diri
Sulit berkonsentrasi
Ansietas atau kegelisahan
8
Jika terdapat halusinasi atau waham pertimbangkan adanya gangguan
depresi berat
PENATALAKSANAAN
Informasikan pada pasien dan keluarga bahwa depresi adalah penyakit yang
lazim dan tersedia terapi yang efektiv, depresi bukan kelemahan atau
kemalasan pasien, pasien berupaya keras untuk mengatasi tapi tidak
berdaya
Tanyakan resiko bunuh diri, mungkin diperlukan pengawasan yang ketat
oleh keluarga, teman, atau hospitalisasi . Tanyakan tentang resiko
mencederai orang lain
Rencanakan kegiatan jangka pendek yang menyenangkan pasien dan
membangkitkan kepercayaan diri
Dorong pasien untuk melawan pesimisme atau kritik diri yang berlebihan ,
tidak bertindak atas dasar ide psimisme misal mengakhiri perkawinan ,dan
tidak memusatkan pada pikiran negative atau rasa bersalah
Identifikasi adanya stres social atau problem kehidupan yang mutakhir.
Fokuskan pada langkah kecil yang khas , yang dapat dilakukan oleh pasien
untuk mengurangi atau mengatasi problem dengan lebih baik. Hindari
keputusan yang besar atau perubahan pola hidup.
Jika terdapat gejala fisik, bicarakan hubungan antara gejala fisik dengan
suasana perasaan.
Jika sudah ada perbaikan , rencanakan bersama pasien tindakan yang
harus diambil jika terjadi kekambuhan.
MEDIKASI
Pertimbangan pemberian antidepresan jika suasana perasaan sedih atau
kehilangan minat menonjol selama 2 minggu dan 4 atau lebih gejala berikut
ditemukan :
- Kelelahan atau kehilangan tenaga.
- Konsentrasi kurang
- Agitasi atau perlambatan gerak dan pembicaraan
- Gangguan tidur , khususnya terbangun dini hari dan tidak bisa tidur
kembali.
- Pikiran tentang kematian atau bunuh diri.
- Rasa bersalah atau menyalahkan diri.
- Nafsu makan terganggu.
Pada kasus yang berat , pertimbangkan medikasi pada kunjungan pertama.
Pada kasus sedang, pertimbangkan pada medikasi pada kunjungan berikut,
jika konseling tidak menolong secara memadai.
Pilihan medikasi :
- Jika pasien bereaksi baik terhadap obat tertentu di masa lampau,
gunakan obat itu lagi.
- Jika pasien usia lanjut atau sakit fisik, gunakan medikasi dengan efek
samping antikolinergik dan kardiovaskuler yang lebih ringan.
- Jika pasien cemas atau tidak bisa tidur , gunakan obat dengan efek
sedatif yang lebih kuat.
Berikan antidepresan sampai mencapai dosis efektif (misalnya imipramin) ,
dimulai dengan dosis 25-50 mg setiap malam dan dinaikkan sampai 100-150
mg dalam dosis terbagi. Pada pasien usia lanjut atau sakit fisik, berikan
dosis yang lebih rendah atau menggunakan antidepresan lain dengan efek
samping yang minimal.
Jelaskan kepada pasien bahwa medikasi harus minum setiap hari, bahwa
9
perbaikan akan terjadi dalam 2-3 minggu sesudah memdikasi dimulai, dan
mungkin timbul efek samping ringan, tapi biasanya menghilang dalam 7-10
hari. Tekankan bahwa pasien harus berkonsultasi dengan dokter sebelum
menghentikan obat.
Lanjutkan pemberian antidepresan sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah
keadaa membaik.
KONSULTASI KE SPESIALIS/RUJUK :
Jika pasien menunjukkan :
Resiko bunuh diri atau berbahaya terhadap orang lain.
Gejala psikotik
Depresi tetap bertahan sesudah tindakan pengobatan di atas.
Kebutuhan akan psikoterapi yang lebih intensif (misalnya , terapi kognitif,
terapi interpersonal) yangmungin bermanfaat sebagai terapi awal dan
mencegah kekambuhan
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Obsesi adalah pikiran yang berulang ulang yang tidak bisa dihindari oleh
pasien dan yang menimbulkan ansietas yang bermakna. Biasanya pikiran
tentang terkontaminasi dengan kuman , keraguan yang patologik,
kecemasan tentang gangguan somatic, impuls agresif atau seksual
Kompulsi adalah perilaku yang berulang ulang yang tidak bisa dihindari ,
untuk menetralisir kecemasan akibat dari pikiran obsesi tadi, ex memeriksa,
mencuci, membersihkan , menghitung, bertanya, atau mengaku dosa
berulang ulang, dll
Akan timbul ansietas apabila tidak melakukan perilaku yang berulang ulang
tersebut.
Menimbulkan dampak pada pekerjaan , pergaulan social, dan hubungan
dalam keluarga
Gejala lain yang menyertai adalah rasa bersalah dan tak berdaya
PENATALAKSANAAN
Informasikan pada pasien dan keluarga bahwa pikiran dan perilaku yang
berulang ulang adalah gejala dari gangguan pasien bukan perilaku yang
dibuat buat
Upayakan agar pasien melakukan metode relaksasi untuk mengurangi
gejala fisik dari ketegangan
Bila gejala ringan dapat dilakukan terapi tingkah laku
MEDIKASI
Untuk kasus yang lebih berat dapat di berikan Clomipramine dengan dosis
3 x 25-50 mg/ hari atau Fluoxetine 1-2 x 10-20 mg /hari, mulai dengan dosis
kecil yang dinaikkan secara berahap . Mungkin diperlukan dosis yang lebih
tinngi dibandingkan untuk gangguan depresi. Reaksi klinik mungkin dicapai
setelah pemberian 6 minggu atau lebih
KONSULTASI KE SPESIALIS/RUJUK :
10
Bila terdapat gangguanmental lainya atau gejala pasien sangat berat,
sehingga dia tidak mampu bekerja atau melakukan kegiatan sehari hari
Bila timbul ide bunuh diri
Bila pasien membutuhkan psikoterapi
PEDOMAN DIAGNOSTIK
Adanya pola tingkah laku agresif berulang dan menetap seperti : berkelahi,
tindak kekerasan , berbohong, mencuri, brutal, suka kabur ( melarikan diri
dari rumah/ sekolah ), membual
Penetapan gangguan tingkah laku ini harus disesuaikan dengan umur dan
norma budaya setempat
Gangguan tingkah laku dapat berkaitan dengan adanya stress, baik dirumah
maupun disekolah
Gangguan tingkah laku mungkin terjadi bersamaan dengan gejala aktivitas
yang berlebihan dan gangguan pemusatan perhatian yang menonjol
PENATALAKSANAAN
Informasikan kepada keluarga bahwa disiplin yang efektif harus jelas dan
dilaksanakan secara konsisten, namun tidak melukai perasaan anak ( tidak
kasar ) . Hindari pemberian hukuman , lebih baik memberikan pujian untuk
perilaku yang positif
Tanyakan tentang alasan tingkah laku pasien yang menentang Sedapat
mungkin usahakan untuk mengubah kondisi lingkungan anak menjadi lebih
baik
Dorong orangtua untuk memberikan umpan balik positif dan pujian terhadap
perilaku anak yang baik
Dorong orangtua untuk menerapkap disiplin secara konsisten . Buat
peraturan yng jelas dan batasan yang tegas tentang tingkah laku yang
buruk, serta memberitahukan kepada anak konsekuensi yang harus
ditanggungnya apabila melanggar peraturan tersebut. Orangtua harus
segera melaksanakan konsekuensi tersebut dan tidak boleh ditunda
Sarankan kepada orangtua untuk membicarakan cara mendisiplinkan anak
tersebut bersama guru
Anggota keluarga, teman dan lingkungan dapat mendukung para orangtua
dalam melaksanakan disiplin secara konsisten
MEDIKASI
Tidak ada medikasi atau pengobatan fisik untuk gangguan tingkah laku
Apabila gangguan tingkah laku akibat dari gangguan hiperkinetik maka
kondisi ini dapat diobati
KONSULTASI KE SPESIALIS/RUJUK :
Pertimbangkan untuk merujuk pasien ke psikiater apabila problem tingkah
laku tersebut tidak teratasi dengan cara tersebut diatas
11
KEPUSTAKAAN
Puskesmas, 2004
12