Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KESEHATAN JIWA

PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KALIMARO
Kalimaro Gebang – Cirebon
PENDAHULUAN

Gangguan jiwa dalam pandangan masyarakat masih identik dengan


“gila”(psikotik) sementara kelompok gangguan jiwalain seperti ansietas,depresi dan
gangguan jiwa yang tampil dalam bentuk berbagai keluhan fisik kurang dikenal.
Kelompok gangguan jiwa inilah yang banyak ditemukan di masyarakat.Mereka ini akan
datang ke pelayanan kesehatan umum dengan keluhan fisiknya,sehingga petugas
kesehatan sering kali terfokus pada keluhan fisik dan pengobatan kurang tepat
diagnosis. Masalah kesehatan jiwa juga bisa menimbulkan dampak sosial antara lain
meningkatnya angka-angka kekerasan, kriminalitas, bunuh diri, penganiayaan anak,
perceraian, kenakalan remaja, penyalahgunaan zat, hiv/aids, perjudian, pengangguran
dan lain-lain. Oleh karena itu masalah kesehatan jiwa perlu ditangani secara serius.

A. LATAR BELAKANG

Gangguan jiwa dan perilaku, menurut the world report 200 , dialami kira-
kira 25% dari seluruh penduduk pada suatu saat dalam hidupnya dan lebih dari
40% diantaranya didiagnosis secara tidak tepat dan pengobatan tidak tepat.
Gangguan jiwa dan perilaku dialami suatu ketika oleh kira-kira 10% populasi
orang dewasa. Dalam laporan itu dikutip juga penelitian yang menemukan
bahwa 24% dari pasien yang mengunjungi dokter pada layanan kesehatan dasar
ternyata mengalami gangguan jiwa. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 1995 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan,

Departemen Kesehatan RI dengan menggunakan rancangan sampel dari


Susenas BPS terhadap 65.664 rumah tangga, menunjukan bahwa prevalensi
gangguan jiwa per 1000 anggota rumah tangga adalah sebagai berikut :
Gangguan Mental Emosional(15 th atau lebih) :140/1000. Gangguan Mental
Emosional(5 – 14 TH) : 104/1000

Pada tahun 1999, Indonesia berada pada peringkat ke 105 antara 180
negara di dunia.Tahun 2000 turun menjadi 108 dan tahun 2002 posisi indonesia
berada pada peringkat 112. Kejadian gangguan jiwa di kecamatan Rogojampi
cukup tinggi.Telah didapat data dari Puskesmas Gitik pada tahun 2013 terdapat
87 orang, tahun 2014 terdapat 99 orang dan pada tahun 2015 terdapat 109
orang. Jumlah keseluruhan gangguan jiwa yang mendominasi adalah gangguan
psikotik yaitu skizofrenia.Cakupan data ini diperoleh dari inisiatif pasien berobat
sendiri,rujukan kader, kunjungan rumah, dan laporan temuan
masyarakat.Sedangkan data pasung pada tahun 2015 didapat 1 kasus dan
tahun 2016 ada 2 kasus dan semuanya dalam proses perbaikan. Dalam hal ini
masih banyak kasus gangguan jiwa masih belum terakomodir dan terdata oleh
petugas karena terkadang masyarakat belum memahami gejala-gejala yamg
timbul akibat gangguan jiwa. Oleh sebab itu Puskesmas Gitik berkerja sama
lintas sektor dan lintas progam melakukan penyuluhan dengan harapan
masyarakat mengenali, memahami gangguan jiwa dan memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Tertanganinya kasus kesehatan jiwa pada pasien yang datang berobat ke


pelayanan kesehatan dasar

2. Tujuan Khusus

a. Mendeteksi secara dini kasus kesehatan jiwa yang datang ke


pelayanan kesehatan dasar

b. Menangani kasus kesehatan jiwa yang datang ke pelayanan


kesehatan dasar sesuai kompetensi masing-masing tenaga
kesehatan

c. Melakukan rujukan pada saat yang tepat bila di perlukan

d. Melakukan pencatatan dan pelaporan sebagai data provinsi

C. VISI DAN MISI

1. Visi

Mewujudkan masyarakat yang lebih mandiri dalam kegiatan jiwa untuk


hidup sehat diwilayah kerja UPTD Puskesmas Kalimaro

2. Misi

a. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan


yang bermutu, merata dan terjangkau meliputi kegiatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif

b. Menggerakkan dan mendorong terwujudnya kemandirian


masyarakat untuk hidup sehat.

D. TATA NILAI

1. Kerja keras Bekerja sesuai dengan tata tertib yang berlaku

2. Kerja cerdas Melakukan pekerjaan sesuai tupoksi dengan penuh


tanggung jawab

3. Kerja tuntas Melakukan pekerjaan tanpa menunda-nunda waktu

4. Kerja ikhlas Bekerja tanpa mengharapkan imbalan.

E. KEGIATAN POKOK DAN RENCANA KEGIATAN


a. Deteksi dini keluarga sehat jiwa (10% desa yang ada di wilayah kerja
Puskesmas)

Deteksi dini gangguan jiwa

Tindakan yang di inisiasi oleh petugas maupun masyarakat untuk


mencegah secara dini terjadinya gangguan kejiwaan. Adapun langkah2
penanganan sebagai berikut:

 Ajak komunikasi dari hati ke hati

 Bersikap empati

 Gunakanlah pertanyaan terbuka

 Temukan stresor

 Cari pemecahan bersama-sama

Dalam pencegahan gangguan jiwa perlu di perhatikan beberapa aspek yaitu:

 Aspek Biologis

Hidup sehat, makan sehat, olah raga ,tidur, jauhi narkoba

 Aspek Psikologis

Percaya diri, tenang, bekerja, sosialisasi ,kebahagiaan

 Aspek sosial

 Terbuka, tanpa pamrih, memaafkan

b. Sosialisasi dan penyuluhan KIE keswa dan NAPZA pada masyarakat


kader dan pemangku kepentingan tentang gangguan antara lain
Gangguan depresi dan cemas, Gangguan psikotik penyalahgunaan
NAPZA (alkohol dan zat psikotik lainnya) pencegahan pemasungan dan
pencegahan pemasungan dan pencegahan bunuh diri (2 kali dalam
setahun)

c. Pertemuan dan pelatihan kader keswa untuk mengenal dan merujuk


penderita Gangguan jiwa ( 10% desa yang ada di wilayah kerja
Puskesmas) Memberikan materi tentang pengertian, gejala, penanganan
gangguan jiwa,dan merujuk pasien Gangguan jiwa

Tahapan penyuluhan :

1. Pendahuluhan berisikan

 Perkenalan

 Penyampaian maksud tujuan


2. Pelaksanan berisikan

 Menjelaskan penyebab gangguan jiwa

 Menjelaskan pencegahan gangguan jiwa

 Menjelaskan tentang penatalaksanaanya

 Menjelaskan cara merujuk pasien Gangguan jiwa

3. Penutup

 Membuka tanya jawab

 Menyimpulkan materi

 Salam dan doa.

d. Pencarian kasus pasung dan pencegahan bunuh diri 14,3% x jumlah


estimasi ODGJ

e. Kunjungan rumah pasien pasung (pendampingan pra kebebasan,


pembebasan dan pencegahan kekambuhan), target (100% pasien yang
dipasung)

Hal yang perlu di perhatikan dalam melakukan kunjungan rumah adalah

1. Komunikasi keluarga

Di harapkan sebelum melakukan kunjungan terlebih dahulu


berkomunikasi ke keluarga atau kader agar ketika kunjungan ada
pasien di rumah

2. Kondisi dan situasi

Petugas tidak di perkenankan memaksa jadwal kunjungan ke


pasien, harus ada komunikasi yang baik sehingga proses
kunjungan berjalan lancar

3. Evaluasi

Mencatat permasalahan,perkembangan emosional dan status


mental pasien serta menentukan tindakan selanjutnya.

F. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Pelayanan kesehatan jiwa yang memadai belum bisa menjangkau seluruh


masyarakat karena

1. Penduduk desa yang jauh dari layanan kesehatan dan sulit


menjangkau

2. Otonomi Daerah belum memprioritaskan masalah gangguan jiwa


Melakukan kerja sama dengan bidan wilayah dan petugas puskesmas lainnya
dalam penemuan kasus gangguan jiwa

1. Melakukan kerja sama lintas progam dan laintas sektoral

2. Membentuk KADERISASI kesehatan jiwa di desa

3. Melakukan rapat koordinasi dan sosialisasi yang dalam hal ini bertujuan
agar di setiap wilayah ada pelopor untuk melaporkan adanya pasien
gangguan jiwa dan didalam rapat koordinasi ini juga membagikan buku
pendataan bagi KADER agar proses penjaringan keluarga sehat berjalan.

G. SASARAN KEGIATAN

Pada umumnya gangguan jiwa bisa terjadi kepada siapa saja,karena setiap
orang mempunyai koping pertahanan terhadap stres berbeda-beda.
Keterbatasan pelayanan kesehatan belum dapat menjangkau seluruh
masyarakat dikarenakan

1. Jumlah tenaga kesehatan yang terbatas dan belum terlatih

2. Masalah kesehatan jiwa sering kali dimanifestasikan dalam bentuk


keluhan fisik

Sasaran kegiatan

1. Pasien dan keluarga pasien jiwa

2. Para kader diwilayah kerja Puskesmas

3. Tenaga kesehatan yang bertugas di wilayah

4. Otoritas desa dan semua perangkatnya

Kepribadian yang memungkinkan terjadinya gangguan jiwa

1. Kepribadian intropet adalah kepribadian tertutup

2. Keterlatihan pemecahan masalah

3. Lingkungan keluarga yang tidak kondusif

4. Suku,Ras suatu wilayah tertentu

5. Pengguna NAPZA,timbulnya keracunan otak dan kerusakan saraf yang


mengakibatkan gangguan jiwa.

Penjaringan pasien gangguan jiwa perlu mengkaji permasalahan wilayah baik


pendidikan masyarakat, perekonomian, aktivitas remaja apakah positif,dan
kesadaran kesehatan.Tindakan pencegahan atau deteksi dini merupakan
tindakan yang baik dalam menekan pertambahan kasus gangguan jiwa selain
pemecahan masalah lainnya,maka dari itu dalam hal ini perlu sekali petugas
melakukan kerja lintas progam dan sektoral untuk menyampaikan pendidikan
jiwa lewat penyuluhan.Pasien yang sudah terjaring akan dilakukan pengobatan
dan kunjungan rumah.Tujuan dari di lakukannya kunjungan rumah adalah

1. Membantu pasien dan keluarga dalam perawatan

2. Memantau keteraturan minum obat dan kontrol

3. Melatih kemandirian dan aktualisasi diri. Kegiatan penyuluhan dan


kunjungan rumah adalah kegitan terpisah tapi sejalan sesuai dengan
pencapaian target.Dalam satu bulan kunjungan ditargetkan 4 kali, berarti
seminggu sekali dan 48 kali dalam setahun dengan pemilihan wilayah di
sesuaikan keadaan pasien,sedangkan kegiatan penyuluhan dilakukan tiga
bulan sekali dan 4 kali dalam setahun atau bisa lebih disesuaikan kasus
yang terjadi.Jika dimasyarakat terjadi pemasungan maka itensitas
kunjungan lebih sering di karenakan secepatnya di lakukan penanganan
pelepasan,bila keadaan tidak memungkinkan untuk di lepaskan maka
perlu kerja sama dengan instansi kesehatan lainnya dalam hal ini RSJ.

H. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Deteksi dini keluarga sehat

2. Sosialisasi dan penyuluhan KIE keswa dan NAPZA pada masyarakat


kader

3. Pertemuan dan pelatihan kader keswa untuk mengenal dan merujuk


penderita gangguan jiwa

4. Pencarian kasus pasung dan pencegahan bunuh diri

5. Kunjungan rumah pasien pasung (pendamping an pra kebebasan,


pembebasan dan pencegahan kekambuhan

I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Evaluasi kegiatan akan di lakukan setiap tahun oleh pemegang progam dan
kepala puskesmas dan di evaluasi lewat PKP oleh Dinas Kesehatan.Kekurangan
pencapaian target akan di perbaiki dan di capai pada pelaksanaan kegiatan
tahun berikutnya.

J. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan dan pelaporan di lakukan setiap ada pasien yang terdata baru untuk
kriteria baru dan pasien lama untuk pasien lama,dilanjutkan di masukan dalam
format pelaporan bulanan dan di kirim ke Dinas Kesehatan.Untuk laporan
tahunan adalah jumlah keseluruhan pasien jiwa dari awal januari sampai
desember berdasarkan jenis gangguan jiwa masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai