Anda di halaman 1dari 22

Pelayanan Keperawatan Jiwa Profesional Klinik

Dan Komunitas

RINA HARDIYANTI, S.KEP., NS., M.KEP


PENGERTIAN KESEHATAN JIWA MASYARAKAT

 Kesehatan jiwa masyarakat adalah pelayanan keperawatan yang


komperhensif, holistic dan paripurna berfokus pada masyarakat
yang sehat, rentan terhadap stress dan dalam tahap pemulihan
serta pencegahan pemulihan.
 Pelayananan keperawatan komprehensif adalah pelayanan yang
difokuskan pada pencegahan primer pada anggota masyarakat
yang mengalami masalah psikososial dan gangguan jiwa,
sedangkan pencegahan tersier ditujukan pada klien gangguan jiwa
dengan proses pemulihan.
 Pelayanan keperawatan holistic adalah pelayanan yang difokuskan
pada aspek bio, psiko,sosio,kultural, dan spiritual.
Upaya peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat dalam
mewujudkan kesehatan jiwa masyarakat perlu memperhatikan
beberapa stresor di masyarakat yang sangat memengaruhi kesehatan
jiwa masyarakat

Beberapa stresor di masyarakat antara lain :


1. Timbulnya harapan yang terlalu banyak
2. Meningkatnya permintaan kebutuhan
3. Dampak teknologi modern
4. Urbanisasi
5. Kepadatan penduduk
UPAYA KESEHATAN JIWA MASYARAKAT
Upaya kesehatan jiwa masyarakat meliputi seluruh level dan tindakan
keperawatan kesehatan jiwa. Merupakan pelayanan paripurna, mulai dari
pelayanan kesehatan jiwa spesialistik, integratif, dan pelayanan yang berfokus
masyarakat. Selain itu, memberdayakan seluruh potensi dan sumber daya di
masyarakat sehingga terwujud masyarakat yang mandiri dalam memelihara
kesehatannya

Pelayanan kesehatan jiwa spesialistik


dilaksanakan di rumah sakit jiwa dengan
berbagai penerapan model praktik
keperawatan profesional (MPKP) yang telah
dikembangkan
MPKP Di RS Jiwa

 Di rumah sakit jiwa dikembangkan MPKP dengan memodifikasi MPKP yg telah


dikembangkan di rumah sakit umum. Beberapa modifikasi dilakukan meliputi
beberapa jenis MPKP :
a. MPKP Transisi (MPKP dasar yg masih memiliki tenaga perawat yg berpendidikan
SPK, tetapi kepala ruangan dan ketua timnya min D3 Kep)
b. MPKP Pemula (MPKP dasar dgn semua tenaganya min D3 Kep)
c. MPKP Profesional dibagi menjadi 3 tingkat :
 MPKP 1 (Basic)
 MPKP II (Intermediate)
 MPKP III (advance)
Pelayanan kesehatan jiwa integratif merupakan pelayanan kesehatan jiwa yang
dilaksanakan di rumah sakit umum. Pelayanan ini berbentuk unit perawatan
intensif kejiwaan (psychiatric intensive care unit - PICU) dan konsultan
penghubung keperawatan kesehatan mental (consultant liaison mental health
nursing - CLMHN). CLMHN merupakan sarana merawat pasien gangguan fisik
umum yang mengalami masalah psikososial

• Pelayanan kesehatan jiwa berfokus pada masyarakat dimulai dari


pelayanan tingkat kabupaten/kota, puskesmas, kelompok khusus
sampai keluarga. Pelayanan ini dikenal dengan keperawatan
kesehatan jiwa masyarakat (community mental health nursing -
CMHN). Pelayanan kesehatan jiwa di CMHN ini dimulai dari level
lanjut (advance), menengah (intermediate), dan dasar (basic)
Pelayanan keperawatan kesehatan jiwa yang komprehensif mencakup tiga tingkat
pencegahan yaitu sebagai berikut :
Pencegahan Primer
a.Fokus pelayanan keperawatan jiwa pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan terjadinya gangguan jiwa.
b.Tujuan pelayanan adalah mencegah terjadinya gangguan jiwa, serta
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jiwa.
c. Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang belum mengalami gangguan
sesuai dengan kelompok umur yaitu anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut.
a. Aktivitas pada pencegahan primer adalah sebagai berikut :
 Program pendidikan kesehatan, program stimulasi perkembangan,
program sosialisasi, manajemen stres, dan persiapan menjadi
orang tua.
 Program dukungan sosial diberikan pada anak yatim piatu,
kehilangan pasangan, kehilangan pekerjaan, serta kehilangan
rumah/tempat tinggal, yang semuanya ini mungkin terjadi akibat
bencana.
 Program pencegahan penyalahgunaan obat
 Program pencegahan bunuh diri
Pencegahan Sekunder

1. Fokus pelayanan keperawatan pada pencegahan sekunder adalah


deteksi dini masalah psikososial dan gangguan jiwa serta penanganan
dengan segera.
2. Tujuan pelayanan adalah menurunkan kejadian gangguan jiwa.
3. Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang
berisiko/memperlihatkan tanda-tanda masalah psikososial dan
gangguan jiwa.
4. Aktivitas pada pencegahan sekunder adalah sebagai berikut:
a. Menemukan kasus sedini mungkin dengan cara memperoleh
informasi dari berbagai sumber seperti masyarakat, tim kesehatan
lain, dan penemuan langsung
b. Melakukan penjaringan kasus dengan melakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
Lanjut

Melakukan pengkajian dua menit untuk memperoleh data fokus


Jika ditemukan tanda-tanda berkaitan dengan kecemasan dan depresi, maka lanjutkan pengkajian
dengan menggunakan pengkajian keperawatan kesehatan jiwa
Mengumumkan kepada masyarakat tentang gejala dini gangguan jiwa (di tempat-tempat umum)
Memberikan pengobatan cepat terhadap kasus baru yang ditemukan sesuai dengan standar
pendelegasian program pengobatan
Bekerja sama dengan perawat komunitas dalam pemberian obat lain yang dibutuhkan pasien
untuk mengatasi gangguan fisik yang dialami
Melibatkan keluarga dalam pemberian obat, mengajarkan keluarga agar melaporkan segera
kepada perawat jika ditemukan adanya tanda-tanda yang tidak biasa, dan menginformasikan
jadwal tindak lanjut
Penanganan kasus bunuh diri dengan menempatkan pasien di tempat yang aman, melakukan
pengawasan ketat, menguatkan koping dan melakukan rujukan jika mengancam
keselamatan jiwa
Lanjut

 Menempatkan pasien di tempat yang aman sebelum dirujuk dengan menciptakan


lingkungan yang tenang, dan stimulus yang minimal
 Melakukan terapi modalitas yaitu berbagai terapi keperawatan untuk membantu
pemulihan pasien seperti terapi aktivitas kelompok, terapi keluarga, dan terapi
lingkungan
 Memfasilitasi kelompok swadaya—self-help group (kelompok pasien, kelompok keluarga
atau kelompok masyarakat pemerhati) berupa kegiatan kelompok yang membahas
masalah-masalah yang terkait dengan kesehatan jiwa dan cara penyelesaiannya
 Hotline service untuk intervensi krisis yaitu pelayanan dalam 24 jam melalui telepon
berupa pelayanan konseling
 Melakukan tindak lanjut (follow-up) dan rujukan kasus
Pencegahan Tersier

1.Fokus pelayanan keperawatan pada peningkatan fungsi dan sosialisasi serta pencegahan
kekambuhan pada pasien gangguan jiwa.
2.Tujuan pelayanan adalah mengurangi kecacatan/ketidakmampuan akibat gangguan jiwa.
3.Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa pada tahap
pemulihan
4.Aktivitas pada pencegahan tersier antara lain sebagai berikut:
a.Program dukungan sosial dengan menggerakkan sumber-sumber di masyarakat seperti
sumber pendidikan, dukungan masyarakat dan pelayanan terdekat yang terjangkau
masyarakat Beberapa kegiatan yang dilakukan meliputi hal sebagai berikut.
1)Pendidikan kesehatan tentang perilaku dan sikap masyarakat terhadap penerimaan
pasien gangguan jiwa.
2)Pentingnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam penanganan pasien yang
mengalami kekambuhan
b. Program rehabilitasi dengan memberdayakan pasien dan keluarga hingga mandiri
c. Program sosialisasi
d. Program mencegah stigma
 Stigma merupakan anggapan yang keliru dari masyarakat terhadap gangguan jiwa.
Oleh karena itu, perlu diberikan program mencegah stigma untuk menghindari
isolasi dan diskriminasi terhadap pasien gangguan jiwa. Beberapa kegiatan yang
dilakukan yaitu sebagai berikut.
 Melakukan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang kesehatan jiwa dan
gangguan jiwa, serta sikap dan tindakan menghargai pasien gangguan jiwa.
 Pendekatan kepada tokoh masyarakat atau orang yang berpengaruh dalam rangka
mensosialisasikan kesehatan jiwa dan gangguan jiwa.
PROSES KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PADA
CMHN

 Pendekatan proses keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien adalah
sebagai berikut :

Pengkajian

Pengkajian awal dilakukan dengan menggunakan pengkajian 2 menit berdasarkan


keluhan pasien. Setelah ditemukan tanda-tanda menonjol yang mendukung
adanya gangguan jiwa, maka pengkajian dilanjutkan dengan menggunakan format
pengkajian kesehatan jiwa. Data yang dikumpulkan mencakup keluhan utama,
riwayat kesehatan jiwa, pengkajian psikososial, dan pengkajian status mental.
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dengan pasien dan
keluarga, pengamatan langsung terhadap kondisi pasien, serta melalui
pemeriksaan
Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan dapat dirumuskan berdasarkan hasil pengkajian, baik


masalah yang bersifat aktual (gangguan kesehatan jiwa) maupun yang berisiko
mengalami gangguan jiwa. Jika perawat menemukan anggota masyarakat yang
mengalami gangguan jiwa, maka perawat harus berhati-hati dalam penyampaiannya
kepada pasien dan keluarga

• Masalah kesehatan jiwa pada anak/remaja : depresi, perilaku kekerasan


• Masalah kesehatan jiwa pada usia dewasa : harga diri rendah, perilaku
kekerasan, risiko bunuh diri, Isolasi social, gangguan persepsi sensori:
halusinasi, gangguan proses pikir: waham, defisit perawatan diri
• Masalah kesehatan jiwa pada lansi : demensia, depresi
Perencanaan Keperawatan

 Dalam menyusun rencana tindakan harus dipertimbangkan bahwa untuk mengatasi


satu diagnosis keperawatan diperlukan beberapa kali pertemuan hingga tercapai
kemampuan yang diharapkan baik untuk pasien maupun keluarga. Rencana tindakan
keperawatan ditujukan pada individu, keluarga, kelompok, dan komunitas.
1. Pada tingkat individu difokuskan pada peningkatan keterampilan dalam kegiatan
seharihari dan keterampilan koping adaptif dalam mengatasi masalah
2. Pada tingkat keluarga difokuskan pada pemberdayaan keluarga dalam merawat pasien
dan menyosialisasikan pasien dengan lingkungan.
3. Pada tingkat kelompok difokuskan pada kegiatan kelompok dalam rangka sosialisasi
agar pasien mampu beradaptasi dengan lingkungan
4. Pada tingkat komunitas difokuskan pada peningkatan kesadaran masyarakat tentang
kesehatan jiwa dan gangguan jiwa, serta menggerakkan sumber-sumber yang ada di
masyarakat yang dapat dimanfaatkan oleh pasien dan keluarga
Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan dilakukan berdasarkan rencana yang telah
dibuat. Tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi pasien saat ini. Perawat bekerja sama dengan pasien,
keluarga, dan tim kesehatan lain dalam melakukan tindakan.
Tujuannya adalah memberdayakan pasien dan keluarga agar mampu
mandiri memenuhi kebutuhannya serta meningkatkan keterampilan
koping dalam menyelesaikan masalah

Evaluasi asuhan Keperawatan


Evaluasi dilakukan untuk menilai perkembangan pasien dan keluarga
dalam memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah
Lanjut

a.Evaluasipasien
• Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari sesuai kemampuannya.
• Membina hubungan dengan orang lain di lingkungannya secara bertahap.
• Melakukan cara-cara meyelesaikan masalah yang dialami.

b.Evaluasi keluarga
Membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien hingga pasien mandiri
Mengenal tanda dan gejala dini terjadinya gangguan jiwa.
Melakukan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa atau
kekambuhan.
Mengidentifikasi perilaku pasien yang membutuhkan konsultasi segera
Menggunakan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat seperti tetangga,
teman
dekat, pelayanan kesehatan terdekat

Anda mungkin juga menyukai