Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“ VCT, PITC, dan dasar dasar konseling bagi pasien HIV AIDS”

Oleh :

Wahyu mustika rani

1811142010074

Dosen pembimbing :

Ns. Siska damaiyanti S, Kep. M, Kep

STIKES YARSI SUMBAR

BUKITTINGGI

TP : 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT penulis panjatkan, karena atas rahmat dan
karunianya, sehingga penulisan makalah ini dapat dapat terselesaikan dengan baik
dan tepat waktu.

Makalah ini berjudul “VCT, PICT, dan dasar dasar konseling bagi pasien HIV
AIDS. Dengan tujuan penulisan sebagai sumber bacaan dan memenuhi tugas mata
kuliah keperawatan HIV AIDS.

Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan , oleh karena itu saya
sangat mengharapakan krtik dan saran yang membagun demi kesempurnaan makalah
ini. Kami berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya profesi
keperawatan.

Bukittinggi, 30 maret 2020

Wahyu mustika rani


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................

A. Pengertian VCT dan PICT ............................................................................


B. Tujuan VCT dan PICT ..................................................................................
C. Model pelayanan VCT dan PICT ..................................................................
D. Kengiatan pelayanan VCT dan PICT ............................................................
E. dasar dasar konseling bagi pasien HIV AIDS ...............................................

BAB III PENUTUP...................................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................


BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) adalah virus yang menyerang
sel CD4+ dan limfosit sehingga menyebabkan kerusakan sel tersebut,
akibatnya adalah penurunan sistem kekebalan tubuh. Acquired Immuno
Deficiency Syndrom (AIDS ) merupakan kumpulan dari penyakit-penyakit
yang diakibatkan oleh virus HIV, bahkan bisa berujung kematian. Penyakit
HIV dan AIDS sampai saat ini belum bisa disembuhkan, tetapi terapi dari
HIV dan AIDS dapat membantu individu agar tetap mempertahankan
imunitasnya. Virus ini dapat ditularkan melalui pemakaian jarum suntik tidak
steril secara bergantian, donor darah, hubungan homoseksualmaupun
heteroseksual, seks dengan berganti-ganti pasangan
Memanusiakan ODHA merupakan salah satu cara meminimalisir
perkembangan virus, karena dengan adanyadukungan dari masyarakat, ODHA
pun akan melaksanakan pengobatan tanpa harus menghadapi tekanan malu
terhadap umum. Salah satu jalan masuk seseorang untuk mengetahui status
HIV adalah melalui konseling dan testing HIV, terdapat beberapa macam
diantara adalah Voluntary Counselling and Testing ( VCT ) dan Provider –
Intiated Testing and counselling ( PITC ). Dua layanan tersebut diharapkan
dapat meningkatkan pemahaman individu tentang status dan penykit HIVdan
AIDS, dapat meminimalisir stigma dan dikriminasi ODHA , dan mengurangi
laju penyebaran penyakit
B. RUMUSAN MASALAH
a. Jelaskan Pengertian VCT dan PICT?
b. Jelaskan Tujuan VCT dan PICT?
c. Jelaskan bagaimana Model pelayanan VCT dan PICT?
d. Apa saja Kengiatan pelayanan VCT dan PICT?
e. Jelaskan dasar dasar konseling bagi pasien HIV AIDS?
C. TUJUAN
a. Mengetahui Pengertian VCT dan PICT
b. Mengetahui Tujuan VCT dan PICT
c. Mengetahui Model pelayanan VCT dan PICT
d. Mengetahui Kengiatan pelayanan VCT dan PICT
e. Mengetahui dasar dasar konseling bagi pasien HIV AIDS
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian VCT dan PICT


1. Penngertian VCT
Voluntary Counselling and Testing atau yang lebih dikenal dengan
VCT HIV dan AIDS merupakan salah satu program yang dilaksanakan dalam
upaya mencengah penyebaran penyakit HIV dan AIDS. Voluntary
Counselling and Testing ( VCT ) merupakan entry point untuk memberikan
perawatan, dukungan dan pengobatan bagi ODHA. VCT juga merupakan
salah satu model untuk memberikan informasi secara menyeluruh dan
dukungan untuk merubah perilaku berisiko serta mencengah penularan HIV
AIDS . ( Haruddin, dkk, 2007 )

Voluntary Counselling and Testing ( VCT ) adalah suatu pembinaan


dua arah atau dialog yang berlangsung tak terputus antara konselor dan
klienya dengan tujuan mencengah penularan. ( Nursalam, 2007 )

WHO menyatakan bahwa VCT atau CICT ( Client-Intiated Testing


and Counselling ) merupakan pendekatan primer dalam konseling dan tes HIV
AIDS yang ditekankan pada pengkajian dan menajemen dari perilaku
beresiko, memberikan pengetahuan tentang isu-isu dan informasi seperti
keinginan dan impikasi untuk melakukan tes, dan strategi-strategi untuk
mengurangi perilaku-perilaku berisiko dengan pertisipasi klien secara aktif
datang ke pelayanan kesehatan secara sukarela. Konseling dilakukan sebelum
dan sesudah dilakukan tes untuk mendignosa HIV AIDS, jika didapatkan hasil
tes positif maka konseling akan mengarah pada perawatan, terapi dan pelayan
pendukung lainya.
2. Pengetian PICT
Walaupun demikian, ternyata VCT dinilai tidak cukup efektif sehingga
muncul inisiatif untuk berbuat tes HIV “lebih rutin”. Untuk itulah, pada
sekitar Agustus 2006, WHO bersama dengan UNAIDS mebuat suatu
pernyataan kebijakan untuk mempromosikan Provider –Intiated Testing and
counselling ( PITC ) pada fasiltas penyedia layanan kesehatan yang
diintegrasikan pada pelayanan tertentu seperti Antenatal Care dan
Tubercolusis. ( WHO, UNAIDS, 2006 ). Provider –Intiated Testing and
counselling ( PITC ) adalah suatu tes HIV dan konseling yang diinisiasi oleh
petugas kesehatan kepada pengunjung saran kesehatan sebagai bagian dari
standar pelayan medis. ( kemenkes RI, 2012 )

B. Tujuan VCT dan PICT


1. Tujuan VCT
Tujuan utama adalah untuk mendoromg orang yang sehat,
asyimtomatic untuk mengetahui status HIV, sehingga mereka dapat
mengurangi tingkat penularannya. Sebuah strategi kesehatan masyarakat yang
efektif, karena orang dapat mengetahui status HIV mereka, sementara mereka
masih mejalankan perilaku berisiko.

Voluntary Counselling and Testing ( VCT ) berperan dalam


memberikan dukungan moral, informasi serta dukungan lainya kepada
ODHA, keluarga dan lingkungan.

Menurut Nursalam, 2007 VCT mempunyai tujuan sebagai berikut :

1) Upaya pencegahan HIV AIDS


2) Upaya untuk mengurangi kengelisahan, meningkatkan
persepsi/pengetahuan tentang faktor-faktor resiko penyebab
seseorang terinfeksi HIV AIDS
3) Upaya pengembangan perubgahan perilaku, sehingga secara
dini mengarahkan mereka menuju ke program pelayanan dan
dukungan termasuk akses terapi Antitetroviral ( ART ), serta
membantu mengurangi stigma masyarakat.
2. Tujuan PITC
Tujuan utama PITC adalah untuk membuat keputusan klinis dan/
menentukan pelayan medis khusus yang tidak mungkin dilaksanakan tanpa
mengetahui status HIV seseorang seperti ART. Apabila seseorang yang
datang ke fasilitas layanan kesehatan menunjukkan adanya gejala atau tanda
yang mengarah ke penyakit terkait HIV maka tanggung jawab dari petugas
kesehatan adlah menawarkan tes HIV dan konseling kepada pasien tersebut
sebagai bagian dari tatalaksana klinis. PITC juga bertujuan untuk
mengidentivikasi infeksi HIV pada stadium awal yang menunjukkan gejala
penyakit yang jelas karena penurunan kekebalan. Oleh karena itu kadang-
kadang konseling dan tes HIV juga ditawakan kepada pasien dengan gejala
yang mungkin tidak terkait denagn HIV sekalipun.

C. Model pelayanan VCT dan PITC


1. Model pelayan VCT
Model elayan VCT adalah klien mencari pelayanan konseling dan tes HIV
AIDS, dimana klien akan menerima pelayanan yaitu : ( WHO, 2006 )
1) Konseling sebelum tes ( Pre-Test Counselling )
2) Persetujuaan untuk tes HIV AIDS ( Informed Conssent )
3) Test HIV AIDS ( Testing )
4) Konselin pasca tes dengan pembacaan hasil test ( Receive HIV
Test During a Post –Test Counselling )
2. Model pelayan PITC
Sedangkan PITC sesuai dengan pedoman WHO/ UNAIDS,2006
mengedepankan “3C”
1) Informed consent
2) Counselling
3) confidentially

D. kengiatan VCT dan PITC


1. Kengiatan VCT
a. Konseling pra test
1) Kengiatan penilaian faktor reiko
2) Informasi tentang HIV AIDS
3) Mendiskusikan keuntugan dan kerugian mengaetahui status
HIV
4) Mempersiapkan klien untuk mengetahui hasil tes HIV
informasi pengurangan dampak buruk
5) Rencana memberi tahu pasangan bila hasil tes HIV positif
( partner nofication )
b. Tes HIV
1) VCT mensyaratkan tes HIV setelah ada infoemes consent
orang yang akan diperiksa.
2) HIV tes harus selalu merupakan keputusan idividual setelah
benar-benar memahami informasi
3) Pemeriksaaan darah untuk mengetahui adanya HIV dalam
tubuh ( melalui anti body atau antigen atau virus/fraksi virus)
dengan metode rapid diagnosis test ( RDT ) atau EIA( Enzyme
Immuno Assay ), dilakukan oleh tenaga medis/teknisi
laboratorium/bidan/perawat terlatih
c. Konselling pasca test
1) Mempersiapkan klien untuk menerima dan membuka hasil
2) Menolong klien untuk memahapi dan “cope” dengan hasil
3) Memberikan informasi lanjutan
4) Informasi rujukan klien ke layanan lain
5) Konseling pengurangan dampak buruk
6) Mendiskusikan “ partner nofication”
a. Bila hasil positif
1) Berikan waktu kepada klien untuk mengungkapkan
emosinya
2) Yakinkan bahwa klien paham hasil tes
3) Menolong klien “cope” dengan hasilnya
4) Diskusikan pelayanan komprehensif
5) Konselling lanjutan dan “parnert nofication”
b. Bila hasil negatif
1) Yakin bahwa klien paham hasilnya
2) Menolong klien “cope” secara emosional
3) Mendiskusikan “window period” dan testing ulang
4) Diskusikan pengurangan dampak buruk
2. Kengiatan PITC
Kengiatan PITC dilakukan atas inisiatif petugas kesehatan yang
menganjurkan kepada klien untuk dilakukan tes HIV, rincian kengiatan
antara lain:
a. Konselling pra test
Dilakukan oleh konselor VCT tenaga terltih kepada klien yang
menginginkan dilakukan pemeriksaan HIV, maternya antara lain:
1) Informasi dasar tentang HIV AIDS
2) Informasi tentang tatacara penularan dan mengurangi faktor
resiko HIV
3) Dokumentasikan dan diskusikan tentang pengunaan kondom
dan jarum suntik steril
4) Keuntungan dan isu potensial berkaitan dengan konselling
5) Prosedur tes HIV dan menyampaikan hasil test HIV
6) Informasi rujukan dan dukungan
b. Tes HIV
Dilakukan pengambilan darah serta pemeriksaan HIV oleh tenaga
laboratorium yang terlatih dan dilakukan informed conssent
c. Konselling pasca test
Membantu klien memahami dan menyesuaikan diri dengan hasil tes,
konselor melakukan : Penjelasan tentang hasil tes, Pembacaan hasil
tes, Pemberian informasi selanjutnya, Rujukan ke fasyankes lain
apabila diperlukan, Diskusi untuk mengurangi resiko penularan HIV.

1) Konseling hasil test HIV non rekatif


Konseling bagi yang hasilnya non reaktif, minimal harus
meliputi hal sebagai berikut:

a. Penjelasan tentang hasil tesnya, termasuk penjelasan


tentang periode jendela, yaitu belum terdeteksinya antibodi
HIV dan anjuran unuk menjalani tes kembali jika terpajan
HIV
b. Informasi dasar tentang cara mencengah terjadinya
penularan HIV
c. Pemberian kondom laki-laki atau perempuan
2) Konseling hasil test HIVreaktif
Secara umum, konseling hasil tes HIV reaktif
direkomendasikan untuk dilakukan dengan bahasa yang
sederhana dan singkat dan dilanjutkan dengan dialog untuk
menangkap keinginan dan perspektif pasien dalam menangani
kasus mereka.

Bagi pasien dengan tes HIV positif, maka petugas kesehatan


menyempaikan hal sebagai berikut :
a. Memberikan informasi hasil test HIV kepada pasien
denagn cara sederhana dan jelas dan memastikan pasien
mengerti tentang arti tes
b. Melakukan pemeriksaan klinis dan lab secara menyeluruh
untuk skrining TB, mencari infeksi oportunistik jika ada,
memberikan kotrimoksasol pprofilaksis
c. Memberikan rencana pengobatan ARV dan informasi
tempat pelayanan untuk ARV terdekat dengan pasien.
Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya
d. Memulai konseling pra ART
e. Merujuk ke unit lain terkait dengan kebutuhan pasien baik
terkait dengan perawatan, pengobatan maupun
pencengahan
3) Konseling pasca tes bagi ibu hamil
Konseling bagi perempuan hamil dengan HIV reaktif juga
harus meliputi masalah berikut

a. Rencana persalinan
b. Pengunaan ARV
c. Dukungan gizi yang memadai , termasuk pemenuhan
kebutuahan zat besi dan asam folat
d. Pemabagian ARV bagi bayi segera setelah lahir, pemberian
kotrimoksasol pprofilaksis, ASI dan makan bayi
e. Rencana tes HIV pada bayi setelah usia 18 bulan dan
tindak lanjut lain terkait dengan perawatan dan pengobatan
yang mungkin diperlukan
f. Tes HIV bagi pasangan
Perbedan VCT dan PITC

VCT PITC

Klien/Pasien Datang ke UPK khusus untuk tes Datang ke klinik karena TB atau

HIV, sudah siap untuk tes HIV, simptom TB . Tidak selalu siap

biasanya asimptomatik untuk tes HIV

Provider Biasanya adalah konselor Petugas kesehatan yang sudah

terlatih, tidak harus petugas dilatih tentang PITC

kesehatan di UPK

Tujuan utama Pencegahan penularan HIV Mendiagnosis HIV untuk

konseling dan melalui pemeriksaan risiko, manajemen klinis TB dan HIV

tes HIV pengurangan risiko dan tes secara tepat

Pre-tes 
konseling yang berpusat pada 
Provider merekomendasikan dan

Klien menawarkan tes pada semua


one on one pasien TB


sama-sama pentingnya bagi 
Penjelasan singkat tentang

klien untuk mengetahui hasil pentingnya melakukan tes HIV

HIV positif maupun negatif 


Waktu lebih singkat untuk

pasien dengan tes HIV negatif

Fokus pada mereka dengan

hasil tes HIV positif

Follow-up HIV positif dirujuk untuk Penatalaksanaan klinis antara

mendapatkan pelayanan medis provider TB dan HIV, dirujuk


dan pendukung lainnya. untuk pelayanan pendukung yang

Tidak memandang hasil tesnya, lain.

klien dapat dirujuk ke VCT

untuk mendapatkan konseling

dan dukungan psikologis

E. dasar dasar konseling bagi pasien HIV AIDS


BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Voluntary Counselling and Testing atau yang lebih dikenal dengan VCT
HIV & AIDS merupakan salah satu program yang dilaksanakan dalam upaya
mencegah penyebaran penyakit HIV & AIDS. Voluntary Counselling and Testing
(VCT) merupakan entry point untuk memberikan perawatan, dukungan dan
pengobatan bagi ODHA. VCT juga merupakan salah satu model untuk
memberikan informasi secara menyeluruh dan dukungan untuk merubah perilaku
berisiko serta mencegah penularan HIV/AIDS. (Haruddin, dkk., 2007).
Sedangkan, Provider-initiated HIV testing and counseling (PITC) adalah suatu tes
HIV dan konseling yang diinisiasii oleh petugas kesehatan kepada pengunjung
sarana layanan kesehatan sebagai bagian dari standar pelayanan medis.
(Kemenkes RI, 2011). Kegiatan VCT dan PITC hampir sama yaitu meliputi
konseling pra tes, informed concent, tes HIV, dan konseling pasca tes. Tetapi
VCT dan PITC memliki perbedaan diantaranya klien VCT datang ke UPK khusus
untuk test HIV, sudah siap untuk tes HIV, biasanya asimptomatik, sedangkan
klien PITC Datang ke klinik karena TB atau symptom TB, tidak selalu siap untuk
tes HIV.

B. SARAN
Program VCT dan PITC sudah cukup baik namun masih belum optimal
dalam pelaksanaannya, mulai dari aspek input, proses maupun output. Diperlukan
komitmen dan kerja sama dari berbagai pihak untuk dapat mewujudkan
optimalisasi program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS yang lebih
komprehensif. Diperlukan peran petugas kesehatan yang terlatih dalam penerapan
VCT dan PITC secara komprehensif dalam upaya menurunkan angka kesakitan,
kematian dan yang lebih penting menurunkan terjadinya penularan HIV/AIDS.

Anda mungkin juga menyukai