Oleh :
Luh Eka Yuliantini (19089014024)
Putu Novea Arya Rusdiana (19089014033)
I Dw Ayu Rai Daryaningrat (19089014037)
Kadek Setiani (19089014040)
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rakhmat-Beliaulah kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Konseling Post Test” dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih perlu disempurnakan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang ................................................................................................... 1
b. Rumusan Masalah ...............................................................................................1
c. Tujuan Penulisan .................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat banyak
dan beragam. Namun, ditengah banyaknya jumlah penduduk yang beragam justru
dewasa ini banyak sekali penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat salah
satunya yaitu HIV/AIDS. Maraknya kasus HIV/AIDS yang menyebar di kalangan
masyarakat semakin lama semakin meningkat. Kasus HIV/AIDS yang diibaratkan
sebagai fenomena gunung es ini, justru engan disadari oleh masyarakat. Berbagi
upaya yang perlu dilakukan utuk mencegah penyebaran kasus HIV/AIDS ini salah
satunya yaitu dengan melakukan tes.
Melakukan tes ini justru bukan merupakan hal yang mudah karena tentu
kesukarelaan,keberanian dan niat dari masyarakat maupun individu sendidi. Tes
HIV/AIDS ini sering disebut dengan VCT (Voluntary Counseling and Testing),
tentunya melakukan VCT juga ada berbagai proses yang harus ditempuh salah
satunya yaitu proses konseling. Proses konseling ini sangat penting sekali untuk
individu yang akan menjalankan tes, dikarenkan dengan konseling ini individu
akan lebih terbantu dalam pengambilan keputusan. Ada beberapa tahapan dalam
konseling VCT salah satunya yaitu konseling post tes. Konseling post tes ini
merupakan koseling yang dilakukan setelah konseling pra tes.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami konseling post tes
1
2
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan konseling
b. Mengetahui tahapan pada konseling post tes
c. Mengetahui hal-hal yang perlu dipersiapkan ketika konseling post tes
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Konseling
Tes HIV atau juga sering disebut dengan VCT (Voluntary Counseling and
Testing) adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui status HIV dan dilakukan
secara sukarela serta melalui proses konseling terlebih dahulu. Sukarela, artinya
keinginan untuk melakukan tes HIV harus datang dari kesadaran sendiri bukan
karena paksaan dari orang lain. Ini juga berarti bahwa siapapun tidak boleh
melakukan tes HIV terhadap orang lain tanpa sepengetahuan yang bersangkutan.
Konseling HIV adalah dialog atau konsultasi rahasia antara klien dengan konselor
HIV. Konseling HIV ini dilakukan sebelum dan sesudah tes HIV. Pada dasarnya,
konseling yang dilakukan pasca tes bertujuan untuk mempersiapkan klien
menghadapi hasil tes. Di sini diberikan penjelasan tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan hasil tes, kemana dan apa yang harus dilakukan seandainya hasil
positif HIV atau negatif dengan segala konsekuensinya.
Jadi dapat diketahui bahwa konseling post tes merupakan konseling yang
harus diberikan untuk menghadapi hasil tes, baik hasil tesnya positif maupun
negatif. Konseling post tes juga bermanfaat untuk memberitahu tentang cara-cara
mencegah terinfeksi HIV.
Bedah Jurnal
Judul : Pengaruh Voluntary Counseling And Testing ( VCT ) terhadap
pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang HIV/AIDS di Puskesmas Motaha
Kecamatan Angata kabupaten Konawe Selatan
Tahun : 2018
Vol/halaman : 03/18
3
4
Adapun berbagai tahapan yang harus ditempuh dalam konseling post tes ini
yaitu sebagai berikut:
Bedah Jurnal
belum optimal. Dilihat dari beberapa variable impelementasi Van Metter Van
Horn yang masih belum terlaksana pelayanan VCT dengan baik. Terlebih lagi
konselor di 5 puskesmas masing-masing hanya satu dan di satu puskesmas lainnya
belum memiliki konselor karena belum terlatih atau belum mengikuti pelatihan
konselor, sehingga di puskesmas tersebut belum melaksanakan alur pelayanan
VCT dengan lengkap. Dan sangat di sayangkan lagi bahwa di puskesmas tersebut
ternyata tidak memiliki SOP terkait pelayanan VCT. Mereka hanya memiliki SOP
IMS dan beranggapan bahwa SOP IMS sama dengan SOP VCT.
Sikap tenaga kesehatan kepada pasien juga kurang ramah bahkan ada yang
pernah diusir oleh nakes, hal tersebut membuat pasien enggan untuk datang ke
puskesmas tersebut. Tim VCT juga belum konsisten dalam penjadwalan
pelayanan, terkadang sampai tidak ada orang di pelayanan padahal itu jam
pelayanan VCT. Sarana prasarana penunjang VCT seperti ruangan untuk
konseling di seluruh puskesmas di Kota Salatiga sangat sempit, bahkan 5 dari 6
puskesmas ruangan VCT menjadi satu dengan ruangan penyakit menular lainnya
dan membuat pasien tidak nyaman. Terkait stigma masyarakat sendiri masih
menaggap pelayanan VCT menjadi hal yang tidak enak untuk dibicarakan dan
dilakukan, karena masyarakat beranggapan hanya melakukan hubungan seks
dengan suaminya dan aman jadi masyarakat enggan untuk datang dan
melaksanakan pelayanan VCT di puskesmas.
Keunggulan : Jurnal ini sangat menarik dan penelitian yang dilakukan
bisa menggambarkan bagaimana situasi di lapangan, dalam jurnal ini sudah
dipaparkan sangat jelas bagaimana kondisi pelayanan VCT yang ada di
masyarakat, isi dari jurnal mudah untuk di pahami dan sangat memotivasi
pembaca untuk menambah pengetahuan mengenai pelayanan VCT di masyarakat.
Metode penelitian yang digunakan sudah bisa menggambarkan hubungan yang
relevan antara topik yang dibahas, dan penelitian ini sangat perlu untuk di
kembangkan lagi sehingga kita dapat mengetahui perkembangan pelayanan VCT
di masyarakat.
Kekurangan : Karena di dunia ini tidak ada yang sempurna, jurnal ini
masih memiliki beberapa kelemahan seperti abstrak yang terdapat dalam jurnal
10
tidak ada translate Bahasa Indonesia sehingga pembaca jika ingin tahu terutama
bagi yang kurang dalam berbahasa inggris akan kesulitan sehingga harus
mentraslate terlebih dahulu, selain itu penulisan pada pembahasan dan hasil
penelitian ada yang berimpit satu sama lain dan ketutupan tabel sehingga tidak
bisa dibaca.
Setelah menerima hasil tes, apabila hasil tes negatif konselor akan
memberikan pemahaman mengenai pentingnya menekan risiko HIV/AIDS.
Misalnya, mengedukasi klien untuk melakukan hubungan seksual dengan lebih
aman dan menggunakan kondom. Sedangkan hasil tes positif, konselor akan
memberikan dukungan emosional agar penderita tidak patah semangat. Konselor
juga akan memberikan informasi tentang langkah berikutnya yang dapat diambil,
seperti penanganan dan pengobatan yang perlu dijalani. Konselor juga akan
memberi petunjuk agar klien dapat senantiasa menjalani pola hidup sehat dan
melakukan beberapa langkah pencegahan HIV agar tidak menularkannya kepada
orang lain.
Bedah Jurnal
Tahun : 2020
Vol/halaman : 718-729
Tanggal : 5-1-2020
Hasil dan bahasan : Hasil pre test dan post test dari motivasi belajar
menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran Value
12
Setelah diberikan perlakuan nilai thitung sesuai hasil analisis uji independent
sample t-test adalah 2,512 Nilai ttabel pada (df.42) signifikansi 0,05 sebesar 1,686
(Priyatno, 2016, p. 142), apabila dibandingkan maka thitung > ttabel dengan hasil
Sig. 2-tailed sebesar 0,16 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima
yang artinya ada perbedaan signifikan motivasi belajar siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan. Sehingga variabel bebas model
VCT berbasis kearifan lokal Madura (X) berpengaruh terhadap motivasi belajar
(Y1).
Proses konseling ini sangat penting sekali untuk individu yang akan
menjalankan tes, dikarenkan dengan konseling ini individu akan lebih terbantu
dalam pengambilan keputusan. Ada beberapa tahapan dalam konseling VCT
salah satunya yaitu konseling post tes. Konseling post tes ini merupakan
koseling yang dilakukan setelah konseling pra tes.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa konseling post tes merupakan konseling yang
harus diberikan untuk menghadapi hasil tes, baik hasil tesnya positif maupun
negatif. Konseling post tes juga bermanfaat untuk memberitahu tentang cara-cara
mencegah terinfeksi HIV. Selain itu, ada berbagai tahapan penting yang harus
ditempuh saat melakukan konseling post tes, bukan hanya itu saja mental yang
kuat juga penting dipersiapkan ketika melakukan konseling post tes.
B. SARAN
Berkaitan dengan manfaat yang dijelaskan diatas maka kami
menyimpulkan dapat saran yaitu sebagai berikut :
1. Untuk Penulis
2. Untuk Pembaca/Masyarakat
3. Untuk Instansi
14
DAFTAR PUSTAKA
Ii, B. A. B., & Teori, A. K. (n.d.). Zulfan Saam, Psikologi Konseling , (Jakarta:
PT Grafindo Persada, 2013), hlm. 134-135 9. 9–37.
Surabaya, U. N., Lidah Wetan, J., Wetan, L., Lakarsantri, K., Surabaya, K., &
Timur, J. (2020). Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitian dan Pendidikan dan
Pembelajaran. 5(1), 718–729.