Anda di halaman 1dari 22

BAB III

Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Klien Gangguan Harga Diri Rendah


Nama klien : Nn. C
Diagnosis Keperawatan : Gangguan Harga Diri Rendah
MRS : 28 November 2021
Ruang I : Cempaka ;Tgl 5.. S/d................. ( Hari)
Ruang II : ..........................;Tgl.........S/d.......... ( Hari)
Ruang III : ..........................;Tgl.........S/d.......... ( Hari)
Ruang IV : ..........................;Tgl.........S/d.......... ( Hari)
Mulai dirawat Ners :..........................................................
Pindah/Pulang :..........................................................
No RM : 188779
OLEH:
KLP: 1
NPM

S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. C DENGAN DIAGNOSA GANGGUAN HARGA DIRI RENDAH

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Inisial Klien : Nn. C Keluhan Utama saat MRS : Klien banyak menunduk ketika diajak berbicara,
tidak
Usia : 16 berani menatap lawan bicara, bicara lambat dan nada suara lemah, klien banyak
diam,
No Reg : 188779 tidak ada kontak mata, mandi disuruh, makan diambilkan, selalu mengkritik diri
sendiri, dan ekpresi malu dan tak berdaya
Tgl Pengkajian : 5 Desember 2021 Kondisi saat ini : Klien jarang berinteraksi, tidak mau ikut kegiatan TAK, jika
diajak
Alamat : Bali Bicara menjawab pendek dan menunduk, tidak ada kontak mata, makan
diambilkan
: Perawat dan makan sendiri tapi tidak habis, mandi disuruh
1. FAKTOR PREDISPOSISI DAN FAKTOR PRESIPITASI
FAKTOR PREDISPOSISI FAKTOR PRESIPITASI STRESSOR
Nature Origin Number –
Timing
Biologi
- Keluarga klien tidak ada yang mengalamiK klien pingsan dan kepala Internal 1 bulan yang Pernah CKR
gangguan jiwa terbentur ke lantai lalu Pingsan dan kepala
- Saat umur 4 tahun klien pernah terjatuh dari saat ini klien sedang terbentur
tangga dan mengalami cedera kepala ringan berada pada masa Masa perkembangan
transisi dari anak-anak
ke remaja
- klien pertama kali dibawa kerumah sakit
jiwa

FAKTOR PREDISPOSISI FAKTOR PRESIPITASI STRESSOR


Nature Origin Number –
Timing
Psikologis
- pola asuh otoriter Karena pernah Eksternal 1 bulan lalu - mengalami
mengalami pelecehan pelecehan seksual
seksual oleh - Trauma masa
tetangganya pada saat lalu
berusia 10 tahun

- Kepribadian introfert Klien ditinggalkan - kehilangan harga


sahabatnya karena diri dan terpukul
merasa malu
memiliki sahabat
seperti dia
- Klien sangat kehilangan harga dirinya dan - Pola asuh otoriter
merasa terpukul dengan keadaannya

Sosiokultural
- Usia 16 tahun, perempuan Klien kehilangan orang Eksternal 1 bulan yang merasa dikhianati dan
yang dipercaya lalu dikucilkan
(sahabat) dan klien
sering merasa sendiri
- Pendidikan SMA Klien enggan
berinteraksi karena
takut di bully
- Klien dibully, dijauhi dan dipandang rendah
oleh masyarakat dan teman-teman
sekolahnya karena kasus pelecehan seksual
tersebut
- klien tidak pernah ikut kegiatan pemuda di
lingkungannya
- Tinggal diperumahan padat penduduk
- Klien merupakan anak tunggal dan tidak
memiliki sahabat
- Keluarga klien jarang dirumah karena harus
bekerja untuk mencari nafkah

Genogram Keterangan Genogram


1. Klien tinggal Bersama ayah dan ibunya
2. Klien merupakan anak tunggal
3. Kakek dan nenek sudah meninggal dunia

Keterangan:
: perempuan
: laki-laki
: klien
: cerai
: garis keturunan
: garis perkawinan
: tinggal serumah dengan klien
: meninggal
2. PENILAIAN (RESPON) TERHADAP STRESSOR
DIAGNOSA
STRESSOR KOGNITIF AFEKTIF FISIOLOGIS PERILAKU SOSIAL
KEPERAWATAN
- Pernah CKR - Klien - Afek - Badan - Klien selalu - klien banyak Harga Diri Rendah
merasa tidak tumpul klien menyendiri diam
berdaya dan sedih terlihat - Klien selalu - Klien tidak
tidak lemah menunduk mau
berguna - Nafsu jika diajak berinteraksi
- Klien makan berbicara - Menjawab
menilai menurun - Klien tidak pertanyaan
dirinya - tidur mau pendek
negatif tidak berinteraksi - Tidak bisa
nyenyak - Klien tidak memulai
- klien mau pembicaraan
terlihat melakukan - Bicara
berantakan aktivitas lambat, dan
- Klien tidak pelan serta
mau tidak ada
menyiapkan kontak mata
makanan - Tidak mau
sendiri ikut TAK
- Mandi
disuruh
- Pingsan dan - Klien
kepala merasa
terbentur dirinya
dijauhi
semua orang
- Masa - Klien
perkembangan merasa
- Mengalami dirinya tidak
pelecehan tidak berarti
seksual
- Trauma masa
lalu
- Kehilangan
harga diri dan
terpukul
- Pola asuh - Klien - Afek - Badan klien - Klien tidak -klien banyak Isolasi sosial
otoriter merasa tumpul terlihat lemah mau diam
dirinya tidak sedih - Nafsu makan berinteraksi -klien tidak
bisa menurun - Klien mau
melakukan - tidur tidak menunduk berinteraksi
apa-apa nyenyak jika diajak -menjawab
- klien terlihat bicara pertanyaan
berantakan - Klien tidak pendek
mau -tidak bisa
menyiapkan memulai
makanan pembicaraan
sendiri -bicara
- Menolak lambat, pelan
dipotong dan tidak ada
kukunya kontak mata
- Kancing baju -tidak mau
tidak sesuai ikut TAK
- Klien selalu
pesimis akan
kemampuann
ya
- Merasa di - Klien selalu
khianati dan mengkritik
dikucilkan diri sendiri
- klien
menganggap
mandi,
mencuci
rambut,
memotong
kuku, gosok
gigi dan
berpakaian
adalah hal
yang tidak
perlu
dilakukan
Pohon Diagnosa
Isolasi sosial

Harga Diri Rendah

CP
Mekanisme koping individu tidak efektif Mekanisme koping keluarga tidak efektif

3. SUMBER KOPING

DIAGNOSA PERSONAL POSITIVE MATERIAL


SOSIAL SUPPORT TERAPI
KEPERAWATAN ABILITY BELIEF ASSET
Gangguan sensori - Pasien paham - Suami klien - Saat ini - Biaya Halusinasi
persepsi : dengan masalah menghantarkan klien yakin pengobatan Sp 1 :
halusinasi yang dihadapi klien ke RSJ dengan klien - Mengidentifikasi
- Pasien tidak - Klien perawatan menggunaka kemampuan dan
bisa mengatasi mendapatkan yang n BPJS aspek positif yang
masalahnya dukungan dari diberikan - Jarak ke dimiliki klien
- Pasien pernah tenaga bisa faskes dari Sp 2 :
belajar dalam Kesehatan membuatnya rumah jauh - menilai kemampuan
mengatasi - Klien tidak lebih baik - Alat yang dapat
masalahnya ini mempunyai transportasi digunakan
- Pasien masih teman sesama menggunaka Sp 3 :
belum bisa gangguan jiwa n mobil - melatih kegiatan
dalam pribadi sesuai kemampuan
mengambil - Biaya hidup yang dipilih
keputusan untuk pasien
mengatasi ditanggung
masalahnya keluarga
4. MEKANISME KOPING

ANALISA/KESAN
UPAYA YANG DILAKUKAN
KONSTRUKTIF DESTRUKTIF
1. Bayak menghayal 
2. Menarik diri 
3. Mengingat tuhannya 
4. Sembahyang 
5. Tidak mau beraktivitas 
6. Mengingat kehidupannya yang dulu 

5. STATUS MENTAL
1. Penampilan penampilan tidak rapi, penggunaan pakaian tidak sesuai, rambut kotor dan tidak pernah
disisir, gigi kotor dan kuning, kuku Panjang dan hitam, bau badan
2. Pembicaraan Selalu memulai pembicaraan, pembicaraan singkat, bicara pelan dan lambat.
3. Aktivitas motorik Lebih banyak menyendiri, wajahnya murung, aktivitas dimotiivasi, duduk banyak
bersandar
4. Interaksi selama wawancara Pada saat wawancara pasien sedikit mengeluarkan kata-kata, pada saat bicara pasien
menunduk, cukup kontraktif
5. Alam perasaan Sedih
6. Afek Datar
7. Persepsi Ada gangguan
8. Isi pikir Ada gangguan
9. Proses pikir Proses pikir blocking
10. Tingkat kesadaran Compos mentis , orientasi orang, tempat, waktu baik
11. Daya ingat Daya inget pasien masih kuat , mampu mengingat memori jangka Panjang
12. Kemampuan berhitung & Tidak mampu melakukan kegiatan berhitung, konsentrasi pasien cenderung cepat hilang
Konsentrasi
13. Penilaian Gangguan penilaian sedang
14. Daya tilik diri Merasa gagal dan tidak mampu, menyalahkan diri sendiri, dan tidak percaya diri

6. DIAGNOSA DAN TERAPI


DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN TERAPI KEPERAWATAN DIAGNOSA MEDIS DAN TERAPI MEDIS
Perubahan persepsi sensor halusinasi b.d menarik diri - CPZ ( Chlorpromazine ) diminum 3x sehari
Tujuan : setiap jam 7 pagi , 1 siang dan 7 malam.
Setelah dilakukan Tindakan keperawatan 1x24 jam diharapakan halusinasi - HLD ( Haloperidol ) diminum 3x sehari setiap
pasien positif dengan kriteria hasil : jam 7 pagi , 1 siang dan 7 malam.
- THP ( Trihexilpenindyl ) 3x sehari setiap jam 7
- Menyadari halusinasi yang terjadi pagi , 1 siang dan 7 malam.
- Menjelaskan halusinasi yang dialami
- Mampu melawan halusinasi yang dialami
Intervensi :
- Bangun hubungan interpersonal dan saling percaya dengan klien
- Monitor dan atur tingkat aktivitas dan stimulasi lingkungan
- Pertahankan lingkungan yang aman
- Monitor kehadiran halusinasi mengenai konten ( dari halusinasi yang
berupa kekerasan atau membahayakan diri sendiri )
- Catat prilaku klien yang menunjukkan halusinasi
 Kolaborasi pemberian obat
- CPZ ( Chlorpromazine ) diminum 3x sehari setiap jam 7 pagi , 1 siang dan
7 malam.
- HLD ( Haloperidol ) diminum 3x sehari setiap jam 7 pagi , 1 siang dan 7
malam.
- THP ( Trihexilpenindyl ) 3x sehari setiap jam 7 pagi , 1 siang dan 7
malam.
7. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama perawat: Ns. ESAN Nama Klien/no CM : Ny. M
Ruangan/RW : Melati
IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI (SOAP)
Tanggal : 17 oktober 2021 Jam: 08.00 WITA S : klien mengatakan tidak mau diganggu
0:
IMPLEMENTASI - Tidak ada kontak mata
1. Mengevaluasi tanda dan gejala halusinasi - Klien banyak diam
2. Melatih klien untuk berinteraksi dengan orang lain - Klien menarik diri
3. Melatih cara untuk kontak mata dan berkenalan A : masalah klien yaitu : Perubahan persepsi
4. Melibatkan dalam kelompok sosial sensor halusinasi
5. Kolaborasi pemberian obat
P : setelah 1x24 jam gangguan halusinasi
RTL berkurang dengan kriteria hasil :
1. Evaluasi tanda dan gejala halusinasi - Menyadari halusinasi yang terjadi
2. Latih klien untuk berinterkasi dengan orang lain - Menjelaskan halusinasi yang dialami
3. Latih cara untuk kontak mata satu topik - Mampu melawan halusinasi yang dialami
4. Libatkan dalam kegiatan kelompok sosial
5. Kolaborasi pemberian obat
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi,dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah gangguan respon yang
diakibatkan oleh stimulus atau rangsangan yang membuat klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada.Selain itu, tidak dapat
dipungkiri bahwa salah satu hal yang mengakibatkan gangguan halusinasi
yaitu karena adanya beban sosial ekonomi. Beban sosial ekonomi diantaranya
adalah gangguan dalam hubungan keluarga , keterbatasan melakukan aktifitas
sosial, pekerjaan, dan hobi , kesulitan finansial, dan dampak negatif terhadap
kesehatan fisik keluarga. Beban psikologis menggambarkan reaksi psikologis
seperti perasaan kehilangan, sedih, cemas dan malu terhadap masyarakat
sekitar, stress menghadapi gangguan perilaku dan frustasi akibat perubahan
pola interaksi dalam keluarga.

B. SARAN
Berkaitan dengan manfaat yang dijelaskan diatas maka kami
menyimpulkan dapat saran yaitu sebagai berikut :

1. Untuk Penulis

Kami selaku penulis menyarankan perlu adanya penambahanwawasan


atau pengetahuan terkait dengan asuhan keperawatan dengan gangguan
halusinasi

2. Untuk Pembaca/Masyarakat

Dengan ini kami menyarankan kepada pembaca khususnya perawat agar


mengetahui bagaimana asuhan keperawatan dengan gangguan halusinasi
sehingga dapat menjadi tenaga kesehatan yang profesional

3. Untuk Instansi

23
20

Berkaitan dengan penulisan makalah ini kami sangat membutuhkan atau


sangat perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang penulisan makalah ini agar
bisa lebih baik lagi dan bisa menjadi panutan bagi orang banyak nantinya. Dan
dapat memahami apa saja ganguan penyakit yang dapat diderita ibu-ibu pada
masa kehamilannya, dan dapat menjadi acuan bagi perawat sehingga tercipta
asuhan pelayanan Kesehatan yang baik
21
DAFTAR PUSTAKA

goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A., & Perdana. (2018). penerapan
asuhan keperawatan keluarga Ny. S dengan salah satu anggota keluarga
mengalami halusinasi di wilayah kerja Puskesmas Wirobrajan Kota
Yogyakarta.Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–
1699.

Isnaeni.(2012). Halusinasi Pada Remaja.Jurnal Kesehatan, 6(6), 9–33.


http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1134/4/4. Chapter 2.pdf

)1384( .‫ ز‬.‫ ا‬.‫ م‬,‫رازی‬.No Title18089014055 .‫الحاوی جلد بیستم‬

Anda mungkin juga menyukai