Anda di halaman 1dari 14

FAKULTAS KEDOKTERAN – UNIVERSITAS DIPONEGORO

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA : MENARIK DIRI


PADA KLIEN NY. S DI UNIT RAWAT JALAN
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. AMINO GONDOHUTOMO
SEMARANG

I. IDENTITAS
Inisial : Ny. S
Umur : 25 Tahun
Tgl Dirawat :-
Alamat : Gendong Utara, Semarang
Informan : Status Rekam Medik, Perawat dan keluarga
Tgl Pengkajian : 9 Mei 2005
RM No : 027921

II. ALASAN MASUK


Perawatan diri kurang, Klien mengatakan “Saya takut sama tetangga”, klien
sering berdiam diri di rumah, makan minum dan mandi harus disuruh, klien
tampak ketakutan, malu dan menunduk, terkadang tampak marah-marah
tanpa sebab, kadang bicara sendiri.
III. FAKTOR
PREDISPOSISI
Klien mengatakan suaminya menyeleweng, klien merasa sangat sedih, takut,
malu dan tertekan, klien lebih suka sendiri, mengurung diri di rumah/ dalam
kamar, sering berselisih paham dengan suaminya, kadang marah-marah,
makan minum harus disuruh, waktu luang untuk nonton TV dan melamun,
klien juga mendengar suara bisikan, tanpa wujud. Klien jarang berkomunikasi
dengan keluarga dan jarang keluar kamar. Klien kontrol ke RSJ tidak teratur,
terakhir kontrol bulan Desember 2004, klien belum pernah dirawat di RSJ
Semarang. Klien merasa suaminya tidak menyayanginya.
Masalah keperawatan :
Tidak efektifnya penatalaksanaan regimen terapeutik
Perubahan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
IV. FISIK
Tanda –tanda vital :
T : 110/80 mmHg RR : 18 x / menit
N : 80 x / menit S : 37 0 C
BB : 52 kg
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan :
: Klien
: Meninggal
: Tinggal Serumah
: Wanita
: Laki-laki
: Sakit Jiwa ( klien )

Dalam keluarga tidak terdapat yang menderita sakit seperti klien, didalam
keluarga, klien jarang berkomunikasi dengan anggota keluarga yang lain
karena merasa malas dan senang menyendiri.
Masalah Keperawatan : Koping, keluarga inefektif : ketidakmampuan
2. Konsep diri
a. Harga diri
Klien merasa suaminya tidak menyukainya lagi, suaminya
menyeleweng. Klien merasa suaminya sudah tidak menyayanginya
dan memperhatikannya lagi. Klien juga mengatakan merasa tidak
nyaman dilingkungan rumahnya karena klien merasa takut dengan
tetangga/orang lain. Klien mengatakan lebih senang berdiam diri dan
tidak mau bicara.
Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
3. Hubungan Sosial
Klien tidak terlibat dalam kelompok atau kegiatan dimasyarakat
karena klien merasa takut.
Masalah keperawatan: isolasi social:menarik diri
4. Spiritual
Klien dan keluarganya beragama islam, klien jarang melakukan
ibadah sholat.
Masalah keperawatan : Distress spiritual
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Klien berpenampilan dengan baju pesta, dan dandanan yang berlebihan,
tetapi rambut kotor dan tidak rapi, mulut bau, keringat banyak, kulit
kotor.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan diri
2. Pembicaraan
Klien dalam berbicara lambat, kadang tidak jelas. Saat berbicara klien
banyak melamun (menghadap ke bawah)
Masalah keperawatan : Komunikasi, kerusakan
3. Aktivitas Motorik
Klien terlihat lesu, klien jika merasa sedang tidak nyaman biasa
menunjukkan gerakan mengangkat bahu dan pandangan kosong, dan saat
menjawab pertanyaan tangan kanan diletakkan di dada.
Masalah keperawatan : Mobilitas, kerusakan fisik
4. Interaksi selama wawancara
Saat wawancara klien kurang kooperatif, kontak mata dengan lawan
bicara kurang. Klien tidak mampu jika diajak bicara terlalu lama.
Masalah Keperawatan : Komunikasi, kerusakan
VII. KEBUTUHAN
PERENCANAAN PULANG
Penggunaan Obat
Klien tidak teratur kontrolnya, terakhir kontrol pada bulan Desember
2004.
Masalah keperawatan : Tidak efektifnya penatalaksanaan regimen
terapeutik
VIII. MEKANISME KOPING
Klien jika mempunyai masalah lebih senang berdiam diri dikamar,
melamun dan ngomong sendiri.
Masalah keperawatan : Koping, individu inefektif
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL
Menurut keluarga semenjak klien ditinggal suami menyeleweng, klien
lebih banyak di rumah, takut dengan tetangga
Masalah keperawatan: isolasi social:menarik diri
X. PENGETAHUAN
Keluarga belum tahu perawatan pasien gangguan jiwa di rumah
XI. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik : Skizofrenia paranoid
Terapi medik : CPZ 1 x 100 mg
THP 2 x 2 mg
Amitriptilin 2 x 25 mg

XII. DAFTAR MASALAH


 Tidak efektifnya penatalaksanaan regimen terapeutik
 Perubahan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
 Koping, keluarga inefektif : ketidakmampuan
 Gangguan konsep diri: harga diri rendah
 Isolasi social: menarik diri
 Distress spiritual
 Defisit Perawatan diri
 Komunikasi, kerusakan
 Mobilitas, kerusakan fisik
 Koping, individu inefektif
XIII. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1. S: Perubahan
 Klien mengatakan kadang sensori persepsi
mendengar suara berbisik-bisik halusinasi:
“Iya, saya dengar suara bisik-bisik, pendengaran
kadang!”
O:
 -

2. S: Defisit
 Keluarga mengatakan selama Perawatan diri
dirumah perawatan diri klien
kurang, makan dan minum serta
tidur harus disuruh
 Keluarga mengatakan klien lebih
senang berdiam diri dikamar,
melamun dan ngomong sendiri
O:
 Klien berpenampilan seperti mau
pesta, dengan dandanan yang
berlebihan, tetapi rambut kotor dan
tidak rapi, mulut bau, keringat
banyak, kulit kotor.

3. S: Isolasi social :
 Klien tidak terlibat dalam kelompok menarik diri
atau kegiatan dimasyarakat karena
klien merasa takut. Dalam
keluargapun klien merasa enggan
untuk berhubungan lebih senang
menyendiri di kamar, kadang marah
dengan tiba-tiba
 “Saya takut sama tetangga”
 Keluarga mengatakan klien
merasa tidak diterima di lingkungan
masyarakat, sehingga merasa takut.
 Keluarga mengatakan, jika klien
mempunyai masalah lebih senang
berdiam diri dikamar, melamun.
O:
 Saat wawancara klien kurang
kooperatif, kontak mata dengan
lawan bicara kurang. Klien dalam
berbicara lambat, kadang tidak
jelas.

3 S: Gangguan
 Klien merasa suaminya tidak konsep dri :
menyukainya lagi, suaminya harga diri
menyeleweng. Klien merasa rendah
suaminya sudah tidak
menyayanginya dan
memperhatikannya lagi
 Klien merasa tidak bisa bekerja
karena sakit jiwa.
 Klien juga mengatakan merasa tidak
nyaman dilingkungan rumahnya
karena tetangganya, klien merasa
takut dengan tetangga/orang lain.
O:
 kontak mata dengan lawan bicara
kurang
 tampak takut, malu dan menunduk

POHON MASALAH

Perubahan persepsi sinsori:


halusinasi pendengaran Defisit perawatan
Tidak efektifnya
diri
penatalaksanaan
Isolasi Sosial :
regimen teraupetik Menurunnya
menarik diri motivasi perawatan

Tidak efektifnya koping Gangguan konsep diri :


keluarga : Harga diri rendah
Ketidakmampuan
keluarga merawat
anggoat keluarga yang
sakit

1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan persepsi sensori : halusinasi berhubungan
dengan isolasi social: menarik diri
2. Isolasi social : menarik diri berhubungan dengan
gangguan konsep diri : harga diri rendah
3. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
berhubungan dengan tidak efektifnya penatalaksanaan regimen
terapeutik
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan menurunnya
motivasi perawatan diri
5. Tidak efektifnya penatalaksanaan regimen terapeutik
berhubungan dengan Tidak efektifnya koping keluarga :
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
FAKULTAS KEDOKTERAN – UNIVERSITAS DIPONEGORO
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
KEPERAWATAN JIWA

STRATEGI PELAKSANAAN
INTERAKSI I

Masalah Utama : Isolasi social : menarik diri


Pertemuan :I
Tanggal : 9 Mei 2005
Kondisi Klien:
Klien tenang, kurang kooperatif, duduk bersama keluarga tapi hanya diam
saja
Diagnosa Keperawatan :
Resiko Mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
menarik diri
Tujuan Khusus :
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
I. FASE ORIENTASI
1. Salam terapeutik : “ Hallo, Selamat pagi, Mbak? “
2. Evaluasi/ Validasi : “ Bagaimana keadaan Mbak hari ini ?”
3. Kontrak :
“ Kenalkan, nama saya atik. Nama Mbak,siapa ? Senang dipanggil siapa ?
Usianya berapa ? Rumahnya dimana ? Dirumah tinggal dengan siapa ?
Bapak dan ibu namanya siapa ? mempunyai saudara berapa ? Mbak
mempunyai hobi apa ?”
“ Wah senang ya bisa berkenalan dengan Mbak, hari ini kita akan
berbincang-bincang untuk lebih saling mengenal, sebentar saja ,
waktunya hanya 15 menit saja, nggak lama kan ? Dimana kita bicara,
Mbak yang pilih tempat ya? Bagaimana kalau duduk di ruang tunggu
disini saja sambil menunggu panggilan mbak diperiksa dokter ? Mbak
mau khan ?”
II. FASE KERJA
1. “ Bagaimana perasaan dan keadaan Mbak hari ini ?”
2. “ Apakah ada yang dikeluhkan atau perlu ditanyakan sebelum kita mulai
bincang-bincang ?”
3. “ Mbak nggak usah khawatir, karena kita berada ditempat yang aman.
Saya dan teman-teman perawat di sini akan selalu menjadi teman dan
membantu, saya siap menemani Mbak ”
4. “ Mbak tahu, sekarang berada dimana ? kira-kira menurut Mbak,
mengapa Mbak dibawa kesini ?
5. “ Ya, saya bisa mengerti dengan keyakinan Mbak.”
6. “ Wah terima kasih Mbak karena sudah mau berkenalan dengan saya,
nah sekarang saya akan memberitahu tentang identitas saya, Mbak mau
kan mendengarkan ?”
7. “ Nah, karena kita sudah saling mengenal maka sekarang kita berteman,
jadi Mbak tidak perlu sungkan lagi bila ada masalah bisa ceritakan pada
saya, Mbak maukan berteman dengan saya ?”
FASE TERMINASI
1. “ Sementara itu dulu yang kita bicarakan hari ini “.
2. “ Saya sangat senang dan menghargai karena Mbak sudah mau diajak
berkenalan.”
3. “ Baiklah, saya minta pamit dulu, terima kasih.“

Semarang, Mei 2005


Praktikan

Atiek Murharyati
G6B 205005
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. AMINO GONDOHUTOMO
Nama klien: Ny. S Ruangan: URJ
Usia: 25 tahun CM: 027921
TGL DIAGNOSA RENCANA IMPLEMENTASI EVALUSI
KEP TINDAKAN
090505 Perubahan persepsi TUM: S:
sensori:halusinasi Klien dapat berinteraksi Klien mengatakan bahwa:
berhubungan dengan dengan orang lain sehingga  “
Menarik diri tidak terjadi halusinasi Nama saya Bu .S”
TUK: Keluarga mengatakan:
1.1. Bina hubungan 1.1.1 Menyapa klien dengan  “Kita
saling percaya: salam ramah mau ngobrol
terapeutik, memperkenalkan 1.1.2 Memperkenalkan diri dimana ?”
diri, jelaskan tuiuan dengan sopan O:
interaksi, ciptakan 1.1.3 Memberi suasana Kontak mata dengan
lingkungan yang tenang, tenang dan aman:” klien belum
buat kesepakatan / janji Disini aman kok, tidak optimal/kurang
dengan jelas tentang topik, perlu khawatir” A:
tempat, waktu. 1.1.4 Membuat kontrak TUK 1 tercapai sebagian
1.2. Beri perhatian dan dengan klien tentang P:
penghargaan: temani topik, tema dan waktu. Beri pendidikan kesehatan
kilen walau tidak 1.2.11 Menemani klien kepada keluarga tentang
menjawab walaupun klien tidak intervensi yang bisa di
1.3. Dengarkan dengan menjawab lakukan keluarga di rumah
empati : beri kesempatan 1.2.2 Meminta ijin untuk
bicara, jangan duduk disampik klien
terburu-buru, tunjukkan 1.3.1 Memberikan sikap yang
bahwa perawat empati
mengikuti pembicaraan 1.3.2Memberikan
klien. kesempatan bicara pada
klien
1.3.3 Mendengarkan dengan
empati

Anda mungkin juga menyukai