Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA TN.E DENGAN MASALAH RESIKO BUNUH DIRI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Keoerawatan Jiwa

Program S1 Keperawatan

DIBUAT OLEH

SANTI YULIAN

KHGC18047

S1 KEPERAWATAN (3A)

STIKES KARSA HUSADA GARUT

2021/2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.F DENGAN GANGGUAN RESIKO BUNUH
DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA CINTA ASIH

PRODI S1 KEPERAWATAN STIKes KARSA HUSADA GARUT

A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
1. Nama : Tn. E
2. Umur : 35 Th
3. Tgl Pengkajian : 15 Januari 2021
4. No Register : 56789
5. Alamat :
6. Tgl Masuk : 31 Desember 2020
II. ALASAN MASUK
- Klien di bawa kerumah sakit karena mencoba gantung diri di kamar mandi
rumah.
III. FAKTOR PREDIPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu □ya □tidak
2. Pengobatan sebelumnya □berhasil □belum berhasil □tidak berhasil
3. Trauma

Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi /Usia


Aniaya Fisik
Penolakan
Kekerasan dalam keluarga
Tindakan kriminal
Jelaskan :-
Masalah Keperawatan: -
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa □ya □tidak
Hubungan keluarga: - Gejala: -
Riwayat Pengobatan : -
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
- Klien frustasi karena baru mengalami kehilangan pekerjaan/PHK di
perusahaanya. Setelah itu ia ditinggalkan oleh istrinya yang sangat ia cintai
dan memilih pergi bersama orang lain. Klien pun merupakan seorang anak
yang broken home karena kedua orangtuanya sudah bercerai.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda Vital : TD: 120/80 mmHg, HR: 80 x/mnt, S: 37 ºC, RR : 20x/mnt
2. Ukuran : TB: 160 cm, BB: 50 kg, □naik □turun
3. Keluhan Fisik : □ya □tidak
Bentuknya :-
Masalah Keperawatan : -
Keterangan : Terdapat bekas percobaan bunuh diri di leher dan di
tangan
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan : Klien merupakan anak pertama dari dua bersaudara.


Klien tinggal bersama istri dan kedua anaknya.
Masalah Keperawatan: -
2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh:
- Klien mengatakan tidak ada lagi yang ia sukai dari dirinya
b. Identitas:
- Klien sudah menikah dan mempunyai istri
c. Peran:
- Klien seorang kepala rumah tangga dengan dua anak yang masih kecil-kecil.
d. Ideal diri:
- Klien mengatakan kalo ia sudah sembuh/pulang klien bingung harus mencari
pekerjaan dimana untuk menghidupi keluarganya, klien merasa tidak berguna dan
putus asa.
e. Harga diri:
- Klien agresif, bermusuhan, impulsif, depresi dan jarang berinteraksi dengan
orang lain.
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang terdekat:
- Menurut klien orang yang dekat dengan dirinya adalah Tn. R teman
kerjanya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok:
- Klien adalah orang yang kurang peduli dengan lingkungannya, ia sering
menyendiri, diam dan jarang berkomunikasi dengan orang lain.
Masalah Keperawatan : Menarik Diri
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan:
- Klien mengatakan dan meyakini adanya Tuhan
b. Kegiatan ibadah:
- Klien suka melakukan solat 5 waktu, tetapi setelah kejadian itu klien jadi
malas dan jarang melakukan ibadah.
Masalah Keperawatan : Penurunan aktivitas ibadah
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan:
- Penampilan klien tidak rapih, mandi dan berpakaian harus di suruh, rambut
kotor acak-acakan, dan sedikit bau.
2. Pembicaraan
- Klien hanya mau bicara bila ditanya oleh perawat, lambat dengan suara
yang pelan, kontak mata dengan lawan bicara kadang tajam. Klien sering
mengatakan ingin mengakhiri hidupnya.
3. Aktivitas motorik
- Klien lebih banyak murung dan tidak bergairah, malas untuk melakukan
aktivitas.
4. Alam perasaan
- Klien mengatakan sedih dan putus asa.
5. Afek:
- Klien terlihat tanpa ekspresi dan datar ketika sedang berbicara
6. Interaksi selama wawancara:
- Klien selama wawancara kontak mata kurang, serta tidak mau menatap
lawan bicara.
7. Persepsi:
- Klien mengatakan suka mendengar ada yang menyuruhnya bunuh diri
ketika sedang menyendiri dan melamun.
8. Proses pikir:
- Klien ketika sedang berbicara suka tiba-tiba berhenti.
9. Isi pikir:
- Klien mengatakan sering memikirkan bagaimana cara untuk mengakhiri
hidupnya.
10. Tingkat kesadaran:
- Kesadaran klien penuh
11. Memori
- Klien sulit dalam berfikir rasional
12. Tingkat kosentrasi dan berhitung:
- Klien tidak mampu berkosentrasi
13. Kemampuan penilaian:
- Klien tidak mampu mengambil keputusan
14. Daya tilik diri:
- Klien mengatakan kalo ini semua terjadi karena istrinya yang
meninggalkan dirinya.
Masalah Keperawatan: Resiko Bunuh Diri, Halusinasi, Defisit Perawatan Diri

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG (UNTUK DI RS)


1. Makan : 1-2x/hari
2. BAB/BAK : BAB: 1x/hari, BAK 5-6x/hari
3. Mandi : 1x/hari (harus disuruh)
4. Berpakaian/berhias : Klien berpakaian tidak rapih
5. Istirahat tidur : 5-6 jam/hari
6. Penggunaan obat : klien malas minum obat
7. Pemeliharaan kesehatan : Klien tidak peduli dengan kesehatannya
8. Aktifitas dirumah :-
9. Aktifitas di luar rumah : klien malas beraktivitas di rumah
Masalah Keperawatan :-

VIII. MEKANISME KOPING

Adaptif Maladaptif
□ Berbicara dengan orla □ Minum Alkohol

□ Mampu menyelesaikan masalah □ Reaksi Lambat

□ Teknik relaksasi □ Bekerja berlebihan

□ Aktifitas konstruktif □ Menghindar

□ Olah raga □ Mencederai diri

□ Lainnya □ Lainnya
Masalah Keperawatan : Koping Tidak Efektif

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN:


Masalah dengan dukungan kelompok: -
Masalah dengan Lingkungan: klien jarang berinteraksi dan bersosialisasi dengan
orang lain
Masalah dengan Pendidikan: -
Masalah dengan Pekerjaan: klien di PHK oleh perusahaan tempat ia bekerja
Masalah dengan Perumahan: -
Masalah dengan Ekonomi: klien mengatakan perekonomiannya memburuk karena
di PHK
Masalah dengan pelayanan Kesehatan: -
Masalah lainnya:
Masalah Keperawatan: -

X. KURANG PENGETAHUAN TANTANG:


□ Penyakit jiwa □ Faktor predisposisi

□ Koping □ Sistem pendukung

□ Penyakit Fisik □ Obat-obatan

□ Lainnya
XI. ASPEK PENUNJANG
Diagnosa medis:
- Skizofrenia

Terapi medis:
Laboratorium: -

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

Data Maladaptif Masalah Keperawatan


DS: Resiko Bunuh Diri
- Klien sering mengatakan ingin
mengakhiri hidupnya.
- klien mengatakan sering
memikirkan bagaimana cara untuk
mengakhiri hidupnya.
- Klien merasa sedih dan putus asa.
DO:
- Kontak mata kurang
- Murung dan tidak bergairah
- Impulsif
- Ada bekas percobaan bunuh diri di
leher dan di tangan
DS: Harga Diri Rendah
- Klien mengatakan tidak ada lagi
yang ia sukai dari dirinya.
- Klien merasa tidak berguna dan
putus asa.

DO:
- Jarang berinteraksi dengan orang
lain.
- Bermusuhan
- Tidak mau menatap lawan bicara

DS: Halusinasi
- Klien mengatakan suka mendengar
ada yang menyuruhnya bunuh diri

DO:
- Klien tidak mampu berkosentrasi
- Berhenti berbicara di tengah
kalimat
- Klien malas beraktifitas
DS: Defisit Perawatan Diri
- Klien malas beraktivitas
DO:
- Penampilan klien tidak rapih
- Sedikit bau
- Mandi dan berpakaian harus
disuruh
- Rambut kotor acak-acakan

XIII. ANALISA DATA


Data Etiologi Masalah

DS: Kehilangan pekerjaan, Resiko Bunuh Diri


- Klien sering mengatakan kehilangan orang yang
ingin mengakhiri dicintai
hidupnya.
- klien mengatakan Koping individu tidak
B. efektif
sering memikirkan
bagaimana cara untuk Ide bunuh diri
mengakhiri hidupnya.
- Klien merasa sedih dan Isyarat bunuh diri
putus asa. verbal/nonverbal

DO: Pertimbangan untuk


- Kontak mata kurang melakukan bunuh diri
- Murung dan tidak
bergairah Ancaman bunuh diri
- Impulsif
- Ada bekas percobaan Kurangnya respon positif
bunuh diri di leher dan
di tangan Upaya bunuh
diri/pencederaan diri
DS: Faktor Predisposisi Harga Diri Rendah

- Klien mengatakan tidak Harapan yang tidak sesuai


ada lagi yang ia sukai
dari dirinya. Kecewa/Stres
- Klien merasa tidak
Tidak ada faktor yang
berguna dan putus asa.
mengimbangi
DO:
Tidak realitas terhadap
- Jarang berinteraksi kejadian
dengan orang lain.
Dorongan situasi tidak kuat
- Bermusuhan
- Tidak mau menatap Mekanisme pertahanan
lawan bicara tidak kuat

Krisis

Perasaan tidak mampu

Harga Diri Rendah


DS: Setres Psikologis Halusinasi

- Klien mengatakan suka Koping Maladaftif


mendengar ada yang
menyuruhnya bunuh HDR
diri
Fikus pada diri sendiri

DO: Tidak peduli dengan


lingkungan sekitar
- Klien tidak mampu
berkosentrasi Stimulus SSO, internal
meningkat, eksternal
- Berhenti berbicara di
menurun
tengah kalimat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko Bunuh diri
2. Harga Diri Rendah
3. Halusinasi
4. Defisit Perawatan Diri

C. RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI

1 Resiko Bunuh Diri TUM: Klien tidak


melakukan bunuh diri

TUK:
1. Klien dapat membina 1.1 Beri salam/panggil
hubungan saling nama
percaya, dengan  Sebutkan nama
kriteria hasil: perawat
 Klien mau  Jelaskan maksud
mebalas salam hubungan interaksi
 Klien mau  Jelaskan kontrak
menjabat tangan yang akan di buat
 Klien  Berikan rasa aman an
menyebutkan sikap empati
nama  Lakukan kontak
 Klien mau singkat tapi sering
tersenyum
2. Klien dapat 2.1 Modifikasi
melindungi diri dari lingkungan klien
perilaku bunuh diri 2.2 Awasi klien secara
ketat setiap saat
2.3 Mengajarkan cara
mengendalikan
dorongan bunuh diri
3. Klien dapat 3.1. Bantu klien
meningkatkan harga mengesplorasikan
diri, dengan kriteria perasaan
hasil: 3.2. Identifikasi aspek
 Klien dapat positif yang dimiliki
meningkatkan harga klien
dirinya 3.3. Bantu
 Klien dapat mengidentifikasi
mengidentifikasi sumber-sumber
aspek positif yang harapan
dimiliki 3.4. Bantu klien untuk
 Klien dapat merencanakan masa
membuat rencana depan yang realistis
masa depan yang
realistis
4. Klien dapat 4.1. Diskusi kegiatan
mendemonstrasikan fisik yang bisa
cara fisik untuk dilakukan klien
mencegah bunuh diri 4.2. Diskusi satu cara
fisik untuk mencegah
perilaku bunuh diri:
tarik nafas dalam
4.3. Beri contoh klien
tarik nafas dalam
4.4. Minta klien
mengikuti contoh
sebanyak 5 kali
4.5. Beri pujian postif
4.6. Tanyakan perasaan
klien setelah selesai
bercakap-cakap
4.7. Anjurkan klien
menggunakan cara
yang telah dipelajari
saat bunuh diri
muncul
4.8. Susun jadwal
kegiatan untuk
melatih cara yang
telah dipelajari
4.9. Klien mengevaluasi
pelaksanaan latihan
5. Klien dapat 5.1. Diskusi cara yang
mendemonstrasikan baik dengan klien
cara sosial untuk 5.2. Beri contoh cara
mencegah bunuh diri bicara yang baik:
meminta, menolak
dan mengungkapkan
perasaan dengan baik
5.3. Meminta klien
mengikuti contoh
cara bicara yang baik
5.4. Meminta klien
mengulangi sendiri
5.5. Beri pujian atas
keberhasilan
5.6. Diskusi dengan klien
tentang waktu dan
kondisi cara bicara
yang dpat dilatih
diruangan, misal:
meminta obat, baju
dan lain-lain.
5.7. Klien mengevaluasi
pelaksanaan latihan
cara bicara
5.8. Validasi kemampuan
klien dalam
melaksanakan latihan
6. Klien 6.1. Diskusi dengan klien
mendemonstrasikan tentang jenis obat
kepatuhan minum yang diminumnya
obat untuk mencegah 6.2. Diskusi dengan klien
bunuh diri tentang manfaat
minum obat secara
teratur
6.3. Diskusi tentang
proses minum obat
6.4. Klien mengevaluasi
pelaksanaan minum
obat dengan mengisi
jadwal kegiatan
harian
6.5. Validasi pelaksanaan
minum obat.
6.6. Tanyakan perasan
klien setelah minum
obat.
7. Klien dapat 7.1. Anjurkan klien untuk
mengikuti TAK ikut TAK: stimulus
stimulus persepsi persepsi pencegahan
pencegahan bunuh bunuh diri.
diri 7.2. Klien mengikuti
TAK: stimulus
persepsi pencegahan
bunuh diri.
7.3. diskusi dengan klien
tentang kegiatan
selama TAK.
7.4. Fasilitasi klien untuk
mempraktikan hasil
kegiatan TAK dan
beri pujian atas
keberhasilannya.
7.5. diskusi dengan klien
tentang jadwal TAK
7.6. Masukan jadwal
TAK kedalam jadwal
kegiatan harian.
7.8. Tanyakan perasaan
setelah mengikuti
TAK.
8. Klien mendapatkan 8.1. Identifikasi
dukungan keluarga kemampuan keluarga
dalam melakukan dalam merawat klien
cara pencegahan sesuai dengan yang
bunuh diri telah dilakukan
keluarga selama ini
8.2. Jelaskan keuntungan
peram serta keluarga
dalam merawat klien
8.3. Jelaskan cara
merawat klian.
2 Harga Diri Rendah TUM: Klien mampu
meningkatkan harga diri

TUK: 1.1. Bina hubungan


1. Klien dapat saling percaya.
membuka hubungan 1.2. Berikan perhatian
saling percaya keada klien.
1.3. Sediakan waktu
untuk mendengarkan
klien.
1.4. Katakan pada klien
bahwa ia adalah
seorang yang
berharga dan
bertanggung jawab
serta mampu
menolong dirinya
sendiri.
2. Klien dapat 2.1. Diskusikan
mengidentifikasi kemampuan dan
kemampuan dan aspek positif yang
aspek positif yang dimiliki klien dan beri
dimiliki pujian/reinforment
atas kemampuan
mengungkapkan
perasaan.
2.2. Saat bertemu klien,
hindarkan penilaian
negatif utamakan
pujian yang realistis.
3. Klien dapat menilai 3.1. Diskusikan
kemampuan yang kemampuan yang
dapat digunakan masih dapat
digunakan selama
sakit.
3.2. Diskusikan
kemampuan yang
dapat dilanjutkan
penggunaan dirumah
sakit dan dirumah
nanti.
4. Klien dapat 4.1. Rencanakan bersama
menetapkan dan klien aktivitas yang
merencanakan dapat dilakukan
kegiatan sesuai setiap hari sesuai
dengan kemampuan kemampuan: kegiatan
yang dimiliki mandiri, kegiatan
dengan bantuan
minimal, kegiatan
dengan bantuan total.
4.2. Tingkatkan kegiatan
sesuai dengan
toleransi kondisi
klien.
4.3. Beri contoh
pelaksanaan kegiatan
yang boleh klien
lakukan (sering klien
takut
melaksanakannya).
5. Klien dapat 5.1. Beri kesempatan
melakukan kegiatan klien untuk mencoba
sesuai kondisi sakit kegiatan yang
dan kemampuannya, direncanakan.
dengan kriteria hasil: 5.2. Beri pujian atas
Klien mampu keberhasilan klien.
beraktifitas sesuai
5.3. Diskusikan
kemampuan
kemampaun
pelaksanaan dirumah.
6. Klien dapat 6.1. Beri pendidikan
memanfaatkan kesehatan pada
system pendukung keluarga tentang cara
yang ada, dengan merawat klien harga
kriteria hasil: diri rendah.
1. Klien mampu 6.2. Bantu keluarga
melakukan apa memberi dukungan
yang dikerjakan selama klien di rawat.
2. Klien mau 6.3. Bantu keluarga
memberikan menyiapkan
dukungan lingkungan di rumah.
3 Halusinasi TUM: Klien tidak
mencederai diri sendiri
atau orang lain ataupun
lingkungan.

TUK: 1.1. Bina hubungan


1. Kklien dapat saling percaya
membina hubungan dengan
saling percaya mengemukakan
prinsip komunikasi
terapeutik:
a. Sapa klien dengan
ramah baik verbal
maupun
nonverbal.
b. Perkenalkan diri
dengan sopan.
c. Tanyakan nama
lengkap klien dan
nama panggilan
yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan
pertemuan
e. Tunjukan sikap
empati dan
menerima klien
apa adanya
f. Beri perhatian
kepada klien dan
perhatian
kebutuhan dasar
klien
2. Klien dapat mengenal 2.1. Adanya kontak
halusinasi, dengan sering dan singkat
kriteria hasil: secara bertahap.
a. Klien dapat 2.2. Observasi tingkah
menyebutkan laku klien terkait
waktu, isi, dengan
frekuensi halusinasinya:
timbulnya berbicara dan tertawa
halusinasi tanpa stimulus dan
b. Klien dapat memandang ke
mengungkapkan kiri/kanan/depan
bagaimana seolah-olah ada
perasaan terhadap teman bicara.
halusinasi 2.3. Bantu klien
tersebut. mengenal halusinasi
dengan cara:
a. Jika menemukan
klien sedang
berhalusinasi:
tanyakan apakah
ada suara yang di
dengarnya.
b. Jika klien
menjawab ada
lanjutkan, apa
yang akan
dikatakan suara
itu. Katakan
bahwa perawat
percaya klien
mendengar suara
itu, namun tidak
mendengarnya
(dengan nada
bersahabat tanpa
menuduh/mengha
kimi.
2.4. Diskusikan dengan
klien:
a. Situasi yang
menimbulkan
halusinasi (jika
sendiri jengkel
atau sedih)
b. Waktu dan
frekuensi
terjadinya
halusinasi (pagi,
siang, sore dan
malam): terus
menerus atau
sewaktu-waktu.
2.5. Diskusikan dengan
klien tentang apa
yang dirasakannya
jika terjadi halusinasi
(marah, takut, sedih
dan senang), beri
kesempatan klien
untuk
mengungkapkan
perasaan.
3. Klien dapat 3.1. Bersama klien
mengontrol identifikasi tindakan
halusinasi, dengan yang dilakukan jika
kriteria hasil: terjadi halusinasi
a. Klien dapat (tidur, marah,
menyebutkan menyibukan diri).
tindakan yang 3.2. Diskusikan manfaat
biasanya dan cara yang
dilakukan untuk digunakan jika
mengendalikan terjadi halusinasi.
halusinasi 3.3. Diskusikan dengan
b. Klien dapat klien tentang cara
menyebutkan cara baru mengontrol
baru mengontrol halusinasinya:
halusinasinya a. Menghardik/men
gusir/tidak
mempedulikan
halusinasinya.
b. Bercakap-cakap
dengan orang lain
jika halusinasinya
muncul.
c. Melakukan
kegiatan sehari-
hari.
c. Klien dapat 3.4. Beri contoh cara
mendemonstrasik menghardik
an cara alusinasi: “pergi!
menghardik/meng Sayatidak mau
usir/tidak mendengar kamu,
memedulikan saya mau cuci
halusinasinya piring/bercakap-
vakap dengan suster.
3.5. Beri pujian atas
keberhasilan klien.
3.6. Minta klien
mengukiti contoh
yang di berikan dan
minta klien
mengulanginya
3.7. Susun jadwal latihan
klien dan minta klien
untuk mengisi jadwal
kegiatan.
d. Klien dapat 3.8. Anjurkan klien untuk
mengikuti mengikuti terpai
aktifitas aktivitas kelompok,
kelompok orientasi, realita,
stimulus persepsi.
e. Klien dapat 3.9. Klien dapat
mendemonstrasik menyebutkan jenis,
an kepatuhan dosis dan waktu
minum obat minum obat, serta
untuk mencegah manfaat obat tersebut
halusinasinya. (prinsip 5 benar).
3.10. Diskusi dengan
klien tenatang jenis
obat yang diminum.
3.11. Diskusikan proses
minum obat.
3.12. Anjurkan klien
untuk bicara dengan
dokter mengenai
manfaat dan efek
samping obat yang
dirasakan.
4. Keluarga dapat 1.2. Diskusikan dengan
merawat klien keluarga (pada saat
dirumah dan menjadi berkunjung/pada saat
sistem pendukung kunjungan rumah):
yang efektif untuk a. Gejala halusinasi
klien, dengan kriteria yang dialami
hasil: klien
a. Klien dapat b. Cara yang dapat
menyebutkan dilakukan klien
pengertian, tanda dan keluarga
dan tindakan untuk
untuk memutuskan
mengendalikan halusinasi.
halusinasi. c. Cara merawat
anggota kelurga
yang halusinasi:
beri kegiatan,
jangan biarkan
sendiri, makan
dan berpergian
bersama.
d. Beri informasi
tentang tindak
lanjut atau kapan
perlu
mendapatkan
bantuan:
halusinasi tidak
terkontrol dan
resiko
mencederai orang
lain.
b. Keluarga dapat 1.3. Diskusikan dengan
menyebutkan keluarga tentang
jenis, dosis, jenis, dosis, waktu
waktu pemberian, pemberian, manfaat
manfaat, serta dan efek samping
efek samping. obat.
1.4. Anjurkan kepada
keluarga untuk
berdiskusi dengan
dokter tentang
manfaat dan efek
samping obat.
4 Defisit Perawatan
Diri

Anda mungkin juga menyukai