Anda di halaman 1dari 26

Harga Diri Rendah

Kelompok 4 :
Isma Dwi Yunita
Pipit Hutria
Rany Ika Fardila
Zahara Muthia Rusdy
Melgarani Putri

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG


Defenisi
 Harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
percayaan diri, harga diri serta menolak dirinya. Tidak dapat
bertanggung jawab atas kehidupan sendiri serta gagal dalam
menyesuaikan tingkah laku dan cita-cita.
Jenis

Harga diri rendah situasional Harga diri rendah kronik


terjadi trauma yang tiba-tiba, perasaan negatif terhadap diri
misalnya harus dioperasi, dicerai telah berlangsung lama, yaitu
suami, putus sekolah, putus sebelum sakit/ dirawat. Pasien
hubungan kerja. Pada pasien yang mempunyai cara berfikir yang
dirawat dapat terjadi harga diri negatif. Kejadian sakit dan dirawat
rendah karena privasi yang kurang akan menambah persepsi negatif
diperhatikan. Pemeriksaan fisik terhadap dirinya. Kondisi ini
yang sembarangan, pemasangan mengakibatkan respons yang
alat yang tidak sopan, bentuk dan maladaptive, kondisi ini dapat
fungsi tubuh yang tidak tercapai ditemukan pada pasien gangguan
karena dirawat/ penyakit, fisik yang kronis atau pada pasien
perlakuan petugas yang tidak gangguan jiwa.
menghargai.
Tanda gejala
 Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan akibat
tindakan terhadap penyakit.
 Rasa bersalah terhadap diri sendiri.
 Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri.
 Percaya diri kurang.
 Menciderai diri.
 Perasaan tidak mampu.
 Kurang memperhatikan perawatan diri.
 Lebih banyak menunduk.
 Tidak berani menatap lawan bicara.
Proses Terjadinya Masalah
 Harga diri rendah kronis terjadi merupakan kelanjutan dari harga diri
situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat juga terjadi karena
individu tidak pernah mendapat feed back dari lingkungan tentang
perilaku klien sebelumnya bahkan mungkin kecenderungan lingkungan yang
selalu memberi respon negatif mendorong individu menjadi harga diri
rendah.
Rentang Respon
Faktor - Faktor
 Faktor Predisposisi
• Penolakan orang tua
• Harapan orang tua yang tidak realistis
• Kegagalan yang berulang kali
• Kurang mempunyai tanggung jawab personal
• Ketergantungan kepada orang lain
• Ideal diri tidak realistis

 Faktor Presipitasi
• Hilangnya sebagian anggota tubuh
• Berubahnya penampilan atau bentuk tubuh
• Mengalami kegagalan
• Menurunnya produktivitas
Pohon Masalah

Isolasi Sosial: Menarik diri

Gangguan konsep diri: Harga diri rendah Masalah


utama

Koping individu tidak efektif


Masalah Keperawatan
 Isolasi sosial
 Harga diri rendah
Data yang perlu dikaji
Masalah keperawatan : harga diri rendah
DO : DS:
 Mengkritik diri sendiri.  Mengungkapkan dirinya merasa
 Perasaan tidak mampu. tidak berguna.
 Pandangan hidup yang pesimistis.  Mengungkapkan dirinya merasa
tidak mampu.
 Tidak menerima pujian.
 Mengungkapkan dirinya tidak
 Penurunan produktivitas. semangat untuk beraktivitas atau
 Penolakan terhadap kemampuan diri. bekerja.
 Kurang memperhatikan perawatan diri.  Mengungkapkan dirinya malas
 Berpakaian tidak rapi. melakukan perawatan diri (mandi,
berhias, makan, atau toileting).
 Berkurang selera makan.
 Tidak berani menatap lawan bicara.
 Lebih banyak menunduk.
 Bicara lambat dengan nada suara lemah.
Diagnosa Keperawatan : Harga diri rendah
Strategi Pelaksanaan
Keperawatan Jiwa
Harga Diri Rendah (HDR)
Tindakan Keperawatan:
 Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien
 Membantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan
 Membantu klien memilih/ menetapkan kemampuan yang akan dilatih
 Melatih kemampuan yang dipilih klien
 Merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. I DENGAN GANGGUAN HARGA DIRI
RENDAH DI RUANG PERKASA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI
KALIMANTAN BARAT

PENGKAJIAN 2. Keluhan Utama


1. Identitas Klien Klien mengatakan disuruh ibunya untuk
melanjutkan berobat, sering menyendiri dikamar,
 Nama : Tn. T bicara sedikit, sulit komunikasi.
 Umur : 25 Tahun
3. Alasan Masuk & Faktor Presipitasi
 Alamat : Ngabang
Dua bulan sebelum masuk RSJ klien sering menyendiri,
 Status Perkawinan : Belum membanting barang, bicara sedikit, sulit komunikasi,
bicara sendiri dan sulit tidur.
Menikah
 Agama : Islam 4. Faktor Predisposisi
 Suku/Bangsa : Melayu/  Klien pernah mengalami gangguan jiwa ±3 tahun

Indonesia yang lalu, pernah rawat jalan di RSJ. Sungai


Bangkong Pontianak.
 Pendidikan : SD  Kontrol tidak rutin, pengobatan kurang berhasil.

 Pekerjaan : Petani  Klien mengatakan bahwa di dalam keluarganya


tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa.
 Klien mempunyai pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan yaitu ia jatuh dari sepeda.
5. Pemeriksaan Fisik 6. Konsep Diri
 Tanda-tanda vital:  Citra Tubuh: Klien mengatakan bagian tubuh
• Tekanan darah : 130/80 mmHg yang paling disukai adalah mata karena bisa
melihat.
• Nadi : 84 x/menit
 Identitas: Klien mengatakan anak ke-2 dari 3
• Suhu : 36,5 ºC bersaudara.
• Pernafasan : 26 x/menit  Peran: Klien mengatakan di dalam keluarganya
 Antropometri atau dirumah sebagai anak.
• Tinggi badan : 170 cm  Ideal diri: Klien mengatakan ingin cepat
• Berat badan : 62 Kg sembuh dan pulang, merasa bosan dan ingin
bekerja lagi.
 Kondisi Fisik: Klien tidak mengeluh sakit
apa-apa, tidak ada kelainan fisik.  Harga diri: Klien mengatakan malu
berhadapan langsung dengan orang lain selain
orang tua dan saudara, klien merasa tidak
pantas jika berada di antara orang lain,
kurang interaksi sosial.
Masalah Keperawatan: Harga diri rendah.
7. Hubungan Sosial: 9. Status Mental
 Penampilan: Penampilan klien kurang rapi, klien
 Orang yang dekat dengan klien
menggunakan baju yang disediakan di RSJ.
adalah orang tua dan saudara klien. Pembicaraan: Klien berbicara lambat tetapi dapat
 Peran serta kelompok/ masyarakat: tercapai dan dapat dipahami.
sebelum klien sakit sering mengikuti  Aktivitas motorik: Klien lebih banyak menunduk,
gotong royong di desanya. aktivitas klien menyesuaikan. Alam perasaan: Klien
mengatakan bosan di RSJ ingin cepat sembuh dan
 Hambatan dalam hubungan dengan
pulang, klien sedih belum bisa bertemu orang tua dan
orang lain: selama klien rawat jalan/ saudaranya.
berobat jalan temannya berkurang
 Interaksi selama wawancara: Kontak mata kurang
karena klien malu berkomunikasi.
karena menunduk, sesekali klien menengadah,selalu
Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial menjawab jika ditanya.
 Persepsi: Halusinasi saat pengkajian tidak ditemukan.
Tingkat kesadaran: Klien sadar hari, tanggal dan
8. Spiritual: waktu saat pengkajian,
Klien mengatakan jarang sholat dalam  Memori: Daya ingat jangka panjang klien masih ingat
5x sehari, jika sholat setelah sholat klien masa lalunya.
berdoa agar cepat sembuh.  Daya tilik diri: Klien tahu dan sadar bahwa dirinya
dirumah sakit jiwa.
10. Mekanisme Koping 11. Masalah Psikososial dan Lingkungan
 Klien mampu berbicara  Masalah berhubungan dengan
dengan orang lain, terlihat lingkungan: Klien menarik diri dari
malu. lingkungan
 Klien kurang mampu menjaga  Masalah dengan kesehatan (-)
kebersihan diri sendiri.  Masalah dengan perumahan: klien
 Klien mampu jika ada tinggal dengan kedua orang tua dan
masalah tidak menceritakan 2 saudaranya.
kepada orang lain, lebih suka  Masalah dengan Ekonomi: Kebutuhan
diam. klien dipenuhi oleh orang tuanya.
Masalah Keperawatan: Koping
individu tidak efektif.
Diagnosa Keperawatan

 Harga diri rendah


 Isolasi Diri

POHON MASALAH
Analisa data
Data Problem
Ds: Harga Diri Rendah
• Klien mengatakan teman berkurang semenjak
sakit.
• Klien malu dengan teman karena klien
merasa tidak pantas di antara mereka.
Do:
• Klien tampak malu saat berbicara.

Ds : Isolasi Sosial
• Klien mengatakan sering menunduk,
kurangnya interaksi sosial, dan sulit
komunikasi
Do:
• Klien tampak menyendiri
• menunduk ketika berbicara.
Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

Harga 1.Klien dapat • Ekspresi wajah • Sapa ramah klien (verbal, non verbal)
diri membina bersahabat • Perkenalan diri dengan sopan
rendah hubungan • Ada kontak mata • Tanya nama lengkap klien dan nama
saling • Mau berjabat tangan panggilan yang disukai klien
percaya • Mau menyebutkan • Jelaskan tujuan pertemuan
nama • Jujur, menepati janji
• Mau duduk • Tunjukkan sikap empati dan menerima
berdampingan dengan klien apa adanya
perawat • Beri klien perhatian dan perhatikan
• Mau mengutarakan kebutuhan dasar klien
masalah yang
dihadapi
2.Klien dapat • Kemampuan yang • Diskusikan kemampuan dan aspek
mengidentifi
kasi dimiliki klien positif yang dimiliki klien
kemampuan • Aspek positif keluarga • Setiap bertemu klien, hindarkan
dan aspek
positif yang • Aspek positif memberi penilaian yang negative
masih dimiliki lingkungan yang dimiliki • Utamakan memberi pujian yang
klien realistik
Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

3.Klien dapat • Klien menilai • Diskusikan dengan klien kemampuan


menilai kemampuan yang yang masih dapat di gunakan selama
kemampuan dapat digunakan sakit
yang • Diskusikan kemampuan yang dapat
digunakan dilanjutkan penggunaannya

4.Klien dapat • Klien dapat membuat • Rencanakan bersama klien aktifitas


memilih/ rencana kegiatan yang dapat di lakukan setiap hari
menetapkan harian sesuai kemampuan : Kegiatan mandiri,
kemampuan kegiatan dengan bantuan sebagian,
yang akan kegiatan yang membutuhkan bantuan
dilatih total
• Tingkatkan kegiatan yang sesuai
dengan toleransi kondisi klien
• Beri contoh cara pelaksanan kegiatan
yang boleh di lakukan
Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

5.Klien dapat • Klien melakukan • Beri kesempatan pada klien untuk


melakukan kegiatan sesuai dengan mencoba kegiatan yang telah di
kegiatan kemampuannya rencanakan
sesuai • Beri pujian atas keberhasilan klien
dengan • Diskusikan kemungkinan pelaksanaan
kemampuann di rumah
ya

Isolasi 1.Klien dapat • Wajah cerah, tersenyum • Beri salam setiap berinteraksi
Sosial
membina • Mau berkenalan • Perkenalkan nama, nama panggilan
hubungan • Ada kontak mata perawat, dan tujuan perawat
saling • Bersedia menceritakan berkrnalan
percaya perasaan • Tanyakan dan panggil nama kesukaan
klien
• Tunjukan sikap jujur dan menepati janji
setiap kali berinteraksi
Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

• Bersedia • Tanyakan perasaan dan masalah yang


mengungkapkan dihadapi klien
masalahnya • Buat kontrak interaksi yang jelas
• Dengarkan dengan penuh perhatian
ekspresi perasaan klien

2.Klien mampu • Klien dapat • Tanyakan pada klien tentang :


menyebutkan menyebutkan minimal  Orang yang tinggal serumah atau
penyebab ta satu penyebab dengan sekamar klien
nda dan menarik diri :  Orang yang paling dekat dengan
gejala isolasi  Diri Sendiri klien dirumah atau diruangan
sosial  Orang lain perawatan
 Lingkungan  Apa yang membuat klien dekat
dengan orang tersebut
 Orang yang tidak dekat dengan klien
dirumah atau diruangan perawat
Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

 Apa yang membuat klien tidak dekat


dengan orang tersebut
 Upaya yang sudah dilakukan agar dekat
dengan orang tersebut
• Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri
/ tidak mau bergaul dengan orang lain
• Beri pujian terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaanya.
3.Klien mampu • Klien mampu • Tanyakan pada klien tentang:
menyebutkan menyebutkan  Manfaat hubungan sosial
keuntungan keuntungan  Kerugian menarik diri
berhubungan berhubungan • Diskusikan bersama klien tentang manfaat
sosial dan sosial dan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri
kerugian kerugian • Beri pujian terhadap kemampuan klien
menarik diri menarik diri mengungkapkan perasaannya
Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

4.Klien dapat • Klien dapat • Observasi perilaku klien tentang berhubungan


melaksanak melaksanakan sosial
an hubungan hubungan sosial • Beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan/
sosial secara secara berkomunikasi dengan perawat lain, klien lain,
bertahap bertahap kelompok
• Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok
sosialisasi
• Diskusikan jadwal harian yang dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan klien bersosialisasi
• Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan
sesuai jadwal yang telah dibuat
• Beri pujian terhadap kemampuan klien
memperluas pergaulanya melalui aktifitas yang
dilaksanakan
Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

5.Klien • Keluarga dapat • Diskusikan pentingnya peran serta keluarga


mendapat menjelaskan: sebagai pendukung untuk mengatasi perilaku
dukungan pengertian menarik diri
keluarga menarik diri, • Diskusikan potensi keluarga untuk membantu
dalam tanda dan klien mengatasi perilaku menarik diri
memperluas gejala menarik • Jelaskan pada keluarga tentang:
hubungan diri, penyebab  pengertian menarik diri
sosial dan akibat  tanda dan gejala menarik diri
menarik diri,  penyebab dan akibat menarik diri
cara merawat  cara merawat klien menarik diri
klien menarik • Latih keluarga cara merawat klien menarik diri
diri. • Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba
cara yang dilatihkan
Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

• Beri motivasi keluarga agar membantu klien


bersosialisasi
• Beri pujian pada keluarga atas
keterlibatannya merawat klien dirumah sakit

Anda mungkin juga menyukai