Y
DENGAN GANGGUAN HARGA DIRI RENDAH
DI RUANG
Here isPERKASA RUMAH
where your SAKITbegins
presentation JIWA NANIA
KELOMPOK 1 (HDR)
A. Pengertian
Harga diri rendah adalah disfungsi psikologis yang meluas dan terlepas dari
spesifiknya. Masalahnya, hampir semua pasien menyatakan bahwa mereka ingin
memiliki harga diri yang lebih baik. Jika kita hanya mengurangi harga diri rendah
banyak masalah psikologis akan berkurang atau hilang secara substansial
sepenuhnya. Harga diri merupakan komponen psikologis yang penting bagi
kesehatan. Banyak penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa harga diri yang
rendah sering kali menyertai gangguan kejiwaan (Sitanggang, et al, 2021).
Dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah adalah perasaan mengenai
menilai dirinya yang tidak berarti dan tidak berharga menjadi kearah negative
sehingga hilangnya kepercayaan diri seseorang.
B. Tanda dan gejala
menurut Fajariansyah (2012) tanda dan gejala harga diri rendah adalah :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit
(rambut botak karena terapi)
b. Rasa bersalah terhadap kepada dirinya sendiri (mengkritik/menyalahkan diri
sendiri)
c. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
d. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
e. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,
mungkin klien akan mengakhiri kehidupannya.
C. Patofisiologi
Proses terjadinya harga diri rendah dijelaskan oleh Stuarat dan Laraia (2008) dalam konsep stress adapatasi:
1) Biologis
Faktor heriditer (keturunan) seperti adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Selain itu
adanya riwayat penyakit kronis atau trauma kepala merupakan merupakan salah satu faktor penyebab gangguan
jiwa.
2). Psikologis
Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya harga diri rendah adalah pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan, penolakan dari lingkungan dan orang terdekat serta harapan yang tidak realistis. Kegagalan
berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal dan memiliki ketergantungan yang tinggi pada orang
lain merupakan faktor lain yang menyebabkan gangguan jiwa. Selain itu pasien dengan harga diri rendah
memiliki penilaian yang negatif terhadap gambaran dirinya, mengalami krisis identitas, peran yang terganggu,
ideal diri yang tidak realistis.
3). Sosial Budaya
Pengaruh sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri rendah adalah adanya penilaian negatif dari lingkungan
terhadap klien, sosial ekonomi rendah, pendidikan yang rendah serta adanya riwayat penolakan lingkungan
pada tahap tumbuh kembang anak.
D.terapi/pengobatan
a. Test psikologik: test keperibadian
b. EEG: ganguan jiwa yang disebabkan oleh neorologis
c. Pemeriksaan sinar X: mengetahui kelainan anatomi
d. Pemeriksaan laboratorim kromosom: ginetikTherapy okupasi
e. Therapy modalitas
f. Terapi keluarga
g. Terapi lingkungan
h. Terapi perilaku
i. Terapi kognitif
j. Terapi aktivitas kelompok
02 Pengkajian
A. Biodata Pasien B. Penanggung Jawab
Nama : Tn.Y Nama : Ny. B
Umur : 31 Tahun Hubungan dengan Klien : Ibu Kandung
Alamat : Passo
Alamat : Passo
Status Perkawinan : belum Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
No. CM :01xxxx
Keluhan utama
Klien mengatakan disuruh ibunya untuk
melanjutkan berobat, sering menyendiri
dikamar, bicara sedikit, sulit komunikasi
Alasan masuk
2 bulan sebelum masuk RSJ klien sering
menyendiri, membakar barang,
bicarasedikit, sulit kominikasi, bicara
sendiri dan sulit tidur.
Faktor predisposisi
01 02
Klien pernah mengalami gangguan
jiwa ±3 tahun yang lalu, pernah rawat Kontrol tidak rutin,
jalan di RSJ. Nania pengobatan kurang berhasil
03 04
Klien mengatakan bahwa Klien mengatakan bahwa
didalam keluarganya tidak ada didalam keluarganya tidak ada
anggota keluarga yangmengalami anggota keluarga
gangguan jiwa. yangmengalami gangguan jiwa.
Pemeriksaan fisik
01
Tanda" vital
● Tekanan darah : 130/80 mm 02
Hg
● Nadi : 84 x/menit
Ukuran
● Suhu : 36,5 ºC ● Tinggi badan : 179 cm
● Pernafasan : 26 x/menit ● Berat badan : 62 Kg
03
Kondisi fisik
● Klien tidak mengeluh sakit apa - apa, tidak
ada kelainan fisik.
Psikososial
1. Konsep diri
Citra Tubuh : Klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai adalah
mata karena bisa melihat.
Identitas : Klien mengatakan anak ke-2 dari 3 bersaudara.
Peran : Klien mengatakan di dalam keluarganya atau dirumah
sebagai anak.
Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang, merasa
bosan dan ingin bekerja lagi.
Harga diri : Klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan orang
lainselain ibu dan adiknya, klien merasa tidak pantas jika
berada diantara orang lain, kurang interaksi sosial.
Masalah keperawatan: harga diri rendah.
2. Hubungan social
Orang yang dekat dengan klien adalah ibu dan adiknya.
- Peran serta kelompok / masyarakat : Sebelum klien sakit sering mengikuti
gotong royong didesanya
- Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: Selama klien rawat jalan /
berobat jalan temannya berkurang karena klien malu berkomunikasi
- Masalah keperawatan : Menarik diri
3. Spritual
Klien mengatakan jarang sholat dalam 5x sehari, jika sholat klien
shabis sholat klien berdoa agar cepat sembuh
Status mental
1. Penampilan : Penampilan klien kurang rapi, rambut jarang disisir, klien
menggunakan baju yang disediakan di RSJ.
2. Pembicaraa : Klien berbicara lambat tetapi dapat tercapai dan dapat dipahami.
3. Aktivitas Motorik : Klien lebih banyak menunduk, aktivitas klien menyesuaikan
4. Alam perasaan : Klien mengatakan bosan diRSJ ingin cepat sembuh dan pulang, klien sedih belum bisa bertemu ibu.
5. Afek : Klien tidak sesuai dalam berfikir, bicara klien lambat.
6. Interaksi selama wawancara : Kontak mata kurang karena menunduk, sesekali klien menengadah,selalu menjawab jika
ditanya.
7. Persepsi : Halusinasi saat pengkajian tidak ditemukan.
8. Pola Fikir : Tidak ada waham.
9. Tingkat kesadaran : Klien sadar hari, tanggal dan waktu saat pengkajian, hari jum’at tanggal 11 januari 2013 jam 16.30
WIB, hari berikutnya juga klien sadar hari sabtu tanggal 12 Januari 2013.
10. Memori : Daya ingat jangka panjang klien masih ingat masa lalunya.
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung : Klien berhitung lancar, contoh 20 – 15 = 5
12. Kemampuan Penilaian : Klien mampu menilai antara masuk kamar setelah makan atau membiarkan kursi tidak rapi,
klien memilih membereskan kursi.
13. Daya Tilik Diri : Klien tahu dan sadar bahwa dirinya dirumah sakit jiwa`
*
Mekanisme koping
01 klien mampu berbicara dengan orang
lain, terlihat malu
Masalah keperawatan
A. Harga diri rendah
B. Menarik koping
C. Koping individu tidak efektif
Analisa data
No. Data Etiologi Masalah
1 Ds :
- klien mengatakan sering
menunduk, kurangnya interaksi Harga diri rendah Menarik diri
sosial
Do :
- klien tampak menyendiri
2 Ds :
Klien mengatakan remen
berkurang semenjak sakit
Klien malu dengan teman karena Koping individu tidak efektif Harga diri rendah
klien merasa tidak pantas
diantara meraka
Do :
Klien tampak malu saat berbicara
03
Diagnosa keperawatan
1. Menarik diri b/d harga diri rendah
2. Harga diri rendah b/d koping individu tidak efektif
Rencana keperawatan
tgl Dx. Keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi
14- Menarik diri b/d TUM Klien ekspresi wajah 1. Beri salam/ pangg
01-14 harga diri rendah Klien dapat berhubungan bersahabat nama yang disuka
dengan orang lain secara Klien menunjukkan 2. Jelaskan BHSP
optimal. rasa senang dengan komunika
TUK Klien mau berjabat terapeutik.
Klien dapat membina tangan 3. Memperkanalakan
hubungan saling percaya Klien mau berjabat diri dengan sopan
tangan 4. Tanyakan nama
Klien mau membalas lengkap dan
salam
pnggilan tujuan
Klien mau duduk
5. Jujur dan meenpa
berdampingan,
dengan perawat. janji
Klien mau menyebut 6. Tubjukan sikap
nama dan mau empati dan
mengutarakan menerima klien ap
masalah yang adanya
dihadapi. 7. Lakukan kontak
singkat tapi sering
tgl Dx. Tujuan Kriteria hasil Intervensi
Keperawatan
Harga diri rendah TUM • Klien mampu duduk 1. Lakukan pendekata
b/d koping berdampingan dengan dengan baik,
individu tidak Klien dapat melakukan perawat menerima klien apa
efektif keputusan yang efektif untuk • Klien mampu adanya dan bersika
mengendalikan situasi berbincang-bincang empati
kehidupan yang demikian dengan perawat 2. Cepat mengendalik
menurunkan perasaan • Klien mampu perasaan dan reaks
rendah hati merespon tindakan perawatan diri send
perawat misalnya rasa
TUK 1
marah ,empati.
Klien dapat membina
3. Sediakan waktu
hubungan dengan perawat
untuk berdiskusi da
bina hubungan yan
sopan
4. Berikan kesempata
kepada klien untuk
merespon.
Implementasi dan evaluasi keperawatan
Tgl /Jam No. Dx Impementasi Evaluasi
15 Januari 1/1 1. Bina hubungan saling percaya dengan: S: Klien menjawab salam dan menyatakan
2014 Menyapa klien dengan ramah selamat pagi, menyebut nama dan alamat
Memperkenalkan diri dengan sopan
O:
Menanyakan nama lengkap serta
Jam12.30 alamat klien Klien mau berjabat tangan
Menunjukkan sikap empati, jujur dan Klien mau duduk berdampingan
menempati janji dengan perawat
Menanyakan masalah yang dihadapi Klien mau mengutarakan masalahnya
A :SP 1 tercapai
P: Lanjutkan SP 2 adakan kontrak waktu
pertemuan berikutnya.
Pk: anjurkan klien dapat menyapa perawat
jika bertemu dan percaya jika perawat akan
membantu masalah yang dihadapi
Tgl /Jam No. Dx Impementasi Evaluasi