Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

ISOLASI SOSIAL DI RUANG KAKAKTUA


RSJ DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG
KELOMPOK :
 Galih
 Debby
 Diah
 Trisna
 Yayuk
Definisi:
 Gangguan Jiwa :
Sindrom pola perilaku individu yang berkaitan
dengan suatu gejala penderitaan dan pelemahan didalam
satu atau lebih fungsi penting dari manusia, yaitu fungsi
psikologik, perilaku, biologik, gangguan tersebut
mempengaruhi hubungan antara dirinya sendiri dan juga
masyarakat (Maramis, 2010).
 Berdasarkan data dari World Health Organization
(WHO) ada sekitar 450 juta orang di dunia yang
mengalami gangguan jiwa (Yosep, 2013).
 WHO menyatakan setidaknya ada satu dari empat
orang di dunia mengalami masalah mental dan
masalah gangguan kesehatan jiwa (Yosep, 2013).
Diagnosa Gangguan Jiwa
Skizofrenia:
Definisi:
 Skizofrenia secara etimologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu “schizo” yang berarti “terpotong” atau “terpecah”
dan “phren” yang berarti “pikiran”, sehingga skizofrenia
berarti pikiran yang terpisah (Maramis, 2006).
 Skizofrenia merupakan gangguan psikis yang ditandai
dengan penyimpangan realitas, penarikan diri dari
interaksi sosial, serta disorganisasi persepsi, pikiran, dan
kognitif (Stuart, 2013).
Jenis Skizofrenia :
Isolasi Sosial
Definisi:
 Keadaan ketika individu atau kelompok mengalami atau
merasakan kebutuhan atau keinginan untuk
meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi
tidak mampu membuat kontak (Carpenito, 2007).
POHON MASALAH

Resiko perubahan
persepsi sensori Efek
:halusinasi

Intoleransi Isolasi sosial : menarik Core


aktivitas diri problem

Harga diri rendah : causa


situasional
MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

 Masalah keperawatan
 Resiko Defisit perawatan diri
 Gangguan konsep diri: isolasi sosial
 Harga diri rendah
 Data yang perludikaji:
 Data subyektif:
 Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
 Data obyektif:
 Klien tampak lebih suka sendiri, penampilan acak-acakan kurangnya perawatan
diri.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Gangguan konsep diri: isolasi sosial berhubungan dengan harga diri
rendah
 Resiko Defisit perawatan diri berhubungan dengan isolasi sosial
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Sdr.D
 Umur : 30th
 Alamat : Mojokerto
 Pendidikan : SMA
 Agama : islam
 Status : belum kawin
 Pekerjaan : tidak bekerja
 Jenis Kelamin : laki-laki
 No. Rekam medik : 100382
ALASAN MASUK

1. Data Primer
sering marah-marah sampai merusak alat
rumah tangga dan memukul ibunya
2. Data Skunder
Klien marah-marah, tidak tidur 3 hari
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

 Menurut klien : sering marah-marah sampai merusak


alat rumah tangga dan memukul ibunya
 Menurut status : klien kambuh 1 minggu, setelah obat
diganti oleh puskesmas klien tidak bisa tidur, marah-
marah tanpa sebab, memukul ibunya, keluyuran,
bicara dan tertawa sendiri, merokok terus. Penyebab
tidak jelas atau karena obat dig anti oleh puskesmas.
. Pada tanggal 13maret 2019 klien dibawa ke IRD RSJ
Dr.Radjiman Widiodiningrat Lawang dan klien
dirawat di ruang kakak tua hingga sekarang
FAKTOR PREDISPOSISI

1. Riwayat Gangguan Jiwa Di masa Lalu


Klien masuk rumah sakit jiwa lawang yang
pertama di ruang Cendrawasih, selama 1 bulan, ke 2 di
ruang Cucakrowo selama 3 bulan dan yang terakhir di
ruang Camar.

2. Pengobatan Sebelumnya
 Klien mengatakan sudah 3x masuk RSJ
Radjiman Widiodiningrat Lawang. Pengobatan
sebelumnya berhasil namun klien kambuh lagi karena
klien tidak minum obat dan kontrol.
3. Penyakit Fisik
Klien mengatakan tidak pernah mengalami
sakit yang lama dan parah. saat diobservasi tidak ada
luka di badan klien.
4. Riwayat Napza
Klien mengatakan sebelumnya klien tidak pernah
menggunakan obat-obatan seperti narkoba, psikotropika dan
tidak pernah mengkonsumsi alkohol tapi merokok berlebih.

5. Riwayat Trauma
Klien mengalami penganiayaan fisik yang dilakukan oleh
ayahnya, klien di rantai oleh keluarga selama 3 tahun karena
klien sering marah – marah kalau meminta uang dan tidak di
kasih, klien mengatakan jika marah, membanting Hp dan
memecah kaca.

6. Pengalaman Masa Lalu Yang Tidak Menyenangkan


Menurut Klien : mengatakan pernah mengalami hal-hal yang
tidak menyenangkan di masa lalu yaitu :
Klien putus sekolah saat kelas 2 SMP karena klien tidak
mengerjakan PR
Klien di tinggal pacarnya meninggal karena kecelakaan.
7. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan dalam keluarga klien tidak ada yang
mengalami penyakit jiwa seperti klien

Diagnosa keperawatan :
- Ketidak patuhan regiment terapeutik
- koping keluarga tidak efektif
- respon pasca trauma
- RPK
PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum: cukup, kooperatif, tenang, pakain rapi.

2. Tanda-tanda Vital
TD : 100/60 mmHg,
Nadi : 80 x/menit,
Suhu : 36,1 ºC.
RR : 20 x/menit.
3. Keluhan Fisik
Klien mengatakan keluha fisik.
Diagnosa Keperawatan: -
 Pola Asuh
Klien mengatakan di rumah tinggal
bersama ibu dan adiknya ayahnya mudah marah-
marah.

 Komunikasi
Klien mengatakan kalau ada masalah sering
di pendam sendiri dan tidak mau bercerita pada
siapapun keluarga cenderung mengucilkan klien

 Pengambilan Keputusan
Klien mengatakan saat ada masalah ayah
klien yang mengambil keputusan
Diagnosa kep: koping keluarga in efektif
Hubungan Sosial
1. Orang Berarti atau Terdekat
Klien mengatakan klien paling dekat dengan ibunya.

2. Peran Serta Dalam Kegiatan Kelompok


Klien mengatakan tidak pernah ikut kegiatan di
masyarakat, seperti karang taruna, pengajian dan arisan.

3. Hambatan Berhubungan Dengan Orang Lain


Klien mengatakan dirumah klien jarang keluar
rumah. Malas bergaul dengan orang lain, Saat di
ruangan klien mengatakan teman yang di ajak
mengobrol sering tidak nyambung, sehingga klien
berbicara seperlunya saja lebuh senang sendirian saja

Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial


STATUS MENTAL
1. Penampilan

 Saat pengkajian : Penampilan klien rapi menggunakan


seragam yang di sediakan RSJ, bisa memakai pakaian seperti
biasanya, rambut rapi mandi sehari 2 kali pakai sabun dan
gosok gigi, gatal – gatal (-).
Diagnosa Keperawatan :
2. Pembicaraan

 Saat pengkajian : Klien bisa berbicara sesuai pada umumnya,


tidak lambat, tidak cepat, tidak keras dengan intonasi yang
sedang.
Diagnosa Keperawatan : -
Lanjutan..,
3. Aktivitas Motorik atau Psikomotor
 Saat pengkajian : Klien banyak tidur, pemalas, tidak
mau melakukan kegiatan ruangan, sering mondar
mandir, .

Diagnosa Keperawatan : Resiko Cidera


Afek dan Emosi
Afek :
 Saat pengkajian : kadang – kadang saat di ajak ngobrol,
klien meninggalkan perawat. klien bisa menjawab
pertanyaan perawat dengan benar dan lancar, ekspresi
wajah datar.

Diagnosa Keperawatan : -
Emosi :
 Saat pengkajian : klien kadang – kadang bicara sendiri,
tertawa sendiri, emosi saat ditanyakan keinginan pulang,
tidak memperdulikan lingkungan sekitar. Saat ditanya
temannya yang mengajak bicara klien diam.
Interaksi Selama Wawancara
 Klien kooperatif tetapi kadang-kadang meninggalkan perawat saat
ngobrol, bisa menjawab semua pertanyaan perawat. Klien sering
tiduran.

Persepsi Sensorik
 Klien mengatakan mendengar suara-suara tanpa wujud, yang
menyuruh marah – marah, suara muncul pada siang hari di saat
klien sendiri, frekuensi sehari kadang 3 kali, Reaksi klien adalah
marah - marah, bicara sendiri.
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran
Proses Pikir
1. Arus pikir
Klien berbicara sesuai pada umumnya, tidak lambat,
tidak cepat dengan intonasi sedang dan bisa di mengerti.
Dibuktikan dengan klien mampu menjawab pertanyaan
dengan benar. (koheren)
Diagnosa Keperawatan : -
2. Isi pikir
Klien merasa tidak enak berkumpul dengan orang
lain. Klien lebih nyaman sendiri.
Diagnosa Keperawatan : Gangguan proses pikir
3. Bentuk pikir
Pembicaraan klien sesuai dengan kenyataan.
Dibuktikan dengan pasien mengatakan masuk RSJ karena
sering marah – marah.
Diagnosa Keperawatan : -
Kesadaran
Secara kuantitatif : Composmentis, GCS 4-5-6, di
buktikan dengan klien mampu kontak mata dan
menjawab pertanyaan perawat.
Secara kualitatif : kesadaran berubah pada relasi
dibuktikan dengan lebih senang menyendiri sehingga
halusinasi sering muncul.
 Diagnosa Keperawatan : Gangguan proses pikir
1. Waktu
Orientasi
Klien mengatakan sekarang bulan okt 2017.
2. Tempat
Klien mengatakan sekarang klien berada di ruang
mawar, di Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang.
3. Orang
Klien dapat menyebutkan nama perawat yaitu p
kalimi
 Memori
Klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka
panjang terbukti klien mampu mengingat umurnya yaitu 25
dan klien juga bisa mengaji/membaca doa ( ayat kursi dan doa
sebelum makan). Klien tidak mengalami gangguan daya ingat
jangka pendek terbukti dengan klien mampu menceritakan
kalau dia cuci tangan sebelum makan. Klien tidak mengalami
gangguan daya ingat saat ini terbukti klien mampu
menceritakan kalau tadi pagi klien makan pagi dengan menu
ayam.
Diagnosa Keperawatan : -

Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


Saat diajak wawancara klien mampu berkonsentrasi dan
mampu melakukan perhitungan sederhana, terbukti saat
diberi pertanyaan klien 50-5 klien menjawab 45, 1 minggu ada
7 hari, klien mampu menjawab dengan tepat.
Diagnosa Keperawatan : -
 Kemampuan Penilaian
saat halusinasi muncul yang dialkukan mengontrol
atau mengikuti klien menjawab akan mengontrol
halusinasi (menghardik)
Diagnosa Keperawatan : -

 Daya tilik diri


Klien mengatakan bahwa dia tidak sakit jiwa.
Diagnosa Keperawatan : Gangguan proses pikir
 MEKANISME KOPING

 Mekanisme koping klien tidak bagus ( maladaptif ) terbukti jika


ada masalah klien tidak pernah bercerita dengan siapapun, lebih
banyak sendiri, jika marah – marah bisa memecahkan kaca,
masalah tidak selesai.
Diagnosa Keperawatan: Koping individu tidak efektif.

 MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Klien mengatakan dirumah klien jarang keluar rumah dan
kurang mampu beradaptasi dengan lingkungannya.

 PENGETAHUAN KLIEN
Klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan
pengetahuan yang kurang tentang penyakitnya saat ini
Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan tentang
penyakit yang di derita.
ASPEK MEDIS

1. Pengobatan
 Chlorpromazine 3x100 mg 1 1 1
 Haloperidol 3x5 mg 1 1 1

Anda mungkin juga menyukai