HALUSINASI
BAB I
PENDAHULUAN
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizofrenia selalu di ikuti dengan
gangguan Persepsi : halusinasi. Terjadinya halusinasi di sebabkan dari klien menarik
diri terhadap lingkungan sosialnya, sehingga klien hanyut dengan kesendirian dan
halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK): halusinasi. TAK adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu
gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan Persepsi.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi : halusinasi merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghidungan. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang di derita klien diantaranya dapat
menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah
satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang
bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang
dialaminya.
Pasien yang mengalami halusinasi dapat dilakukan dengan terapi aktivitas
kelompok stimulasi persepsi halusinasi. Atas dasar tersebut, maka kami menganggap
dengan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan Persepsi dapat
tertolong dalam hal sosialisasinya dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang
mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari
halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerja sama dan tidak mengganggu
anggota kelompok yang lain.
Dari observasi kami di ruang mawar RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat lawang
sebagian besar pasien menderita halusinasi, oleh karena itu perlu diasakan Terapi
Aktivitas Kelompok tentang halusinasi.
1.2 Tujuan
Tujuan umum TAK Stimulasi Persepsi : Halusinasi
1.3 Manfaat
a. Manfaat umum
1. Meningkatkan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui komunikasi
dan umpan balik dengan atau dari orang lain.
2. Melakukan sosialisasi.
3. Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.
b. Manfaat khusus
1. Meningkatkan identitas diri.
2. Menyalurkan emosi secara konstruktif.
3. Meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal atau sosial.
c. Manfaat rehabilitasi
1. Meningkatkan keterampilan ekspresi diri.
2. Meningkatkan keterampilan sosial.
3. Meningkatkan kemampuan empati.
4. Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Halusinasi
Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah oleh panca indra tanpa adanya
rangsangan ( stimulus) eksternal ( Cook & Fontain, Essentials of Mental Health
Nursing 1987)
2.2 Klasifikasi Halusinasi
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan
karakteristik tertentu diantaranya:
1. Halusinasi pendengaran
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, terutama suara-suara
orang, biasnya klien mendengar suara orang yang sedang menbicarakan
apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan
sesuatu.
2. Halusinasi penglihatan
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk
pancaran cahaya, gambaran geometric, gambar, kartun dan/atau
panorama yang luas dan kompleks, penglihatan bisa menyenangkan dan
menakutkan.
3. Halusinasi Penghidu
Karakterstik ditandai dengan adanya bau busuk amis, dan bau yang
menjijikan seperti: darah, urin atau feses. Kadang-kadang terhirup bau
harum. Biasanya berhubungan dengn stroke, tumor, kejang dan
dimensia.
4. Halusinasi Peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa
stimulus yang terlihat. Contoh : merasakan sensasi listrik dating dari
tanah, benda mati atau orang lain.
5. Halusinasi Pengecap
Karakteristik ditandai dengan merasakan suatu yang busuk, amis dan
menjijikan
6. Halusinasi Sinestetik
Karakteristik ditandai dengam merasakan fungsi tubuh seperti darah
mengalir melalui vena atau arteri, makan dicerna atau pembentukan
urine.
Klien yang mengikuti TAK stimulasi persepsi adalah klien dengan halusinasi,
isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah.
3. Evalusi
4. Terminasi/penutup
Kriteria Evaluasi
4. Persiapan
a. Analisa situasi
1) Waktu Pelaksanaan
Alokasi Waktu : Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
Permainan (15 menit)
Ekpress feeling (15 menit)
Penutup (5 menit)
2) Jumlah Perawat
Mahasiswa Stikes Dian Husada : 5 Orang
Perawat Ruangan : 1 Orang
3) Uraian Tugas
1. Leader
Tugas:
a. Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.
b. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
c. Membuka acara
d. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
e. Memimpin diskusi kelompok
f. Menutup acara diskusi.
2. Co Leader
Tugas:
a. Mendampingi Leader
b. Mengambil alih posisi Leader jika Leader blocking
c. Menyerahkan kembali posisi kepada leader
3. Fasilitator
Tugas:
a. Ikut serta dalam kegiatan kelompok
b. Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannya terapi
4. Observer
Tugas
a. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).
b. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan.
5. Operator
Bertugas mengoperasikan alat.
2. Inayatul
3. Supraptiningsih
4. Parmini
5. Maria
6) Setting tempat
observ
er
LEADER
CO
PASIEN
LEADER
FASILITAR
PASIEN
OR
FASILITAR
PASIEN
OR
PASIEN PASIEN
FASILITAR
OR
Keterangan gambar :
Leader : 1
Co leader : 1
Fasilitator : 2
Pasien : 5
Observer : 1
PELAKSANAAN
Alat
1. Spidol
2. Papan tulis / whiteboard/fliipchart
Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/stimulasi
Langkah kegiatan
1 Persiapan
a) Memilih pasien sesuai dengan indikasi yaitu pasien dengan
perubahan sensori persepsi: halusinasi.
b) Membuat kontrak dengan pasien
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada pasien.
2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
3. Menanyakan nama dan nama panggilan klien
( pakai papan nama)
b) Evaluasi validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c) Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan,
yaitu mengenal suara-suara yang didengar.
2. Terapis menjelaskan aturan main sebagai berikut
Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok.
Harus minta izin ke terapis.
Lama kegiatan 25 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir.
3. Sesi kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu
mengenal suara-suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya,
waktu terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan klien pada saat
terjadi.
b. Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan
terjadinya, situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien pada
saat terjadi halusinasi. Mulai dari klien yang sebelah kanan, secara
berurutan sampai semua klien mendapat giliran. Hasilnya ditulis di
whiteboard.
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien
dari suara yang didengar
4. Sesi terminasi
a. Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindakan
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan
perasaanya jika terjadi halusinasi.
c. Kontrak waktu yang akan datang.
Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol
halusinasi.
Menyepakati waktu dan tempat.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya Sesi kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi persepsi halusinasi.Sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengenal isi
halusinasi, waktu terjadinya halusinasi, situasi terjadinya halusinasi, dan perasaan saat
terjdi halusinasi.Formulir yang dievaluasi
Sesi I TAK
Stimulasi Persepsi (Halusinasi)
Kemampuan Personal/Halusinasi
Menyebut
Menyebutkan Menyebut
Nama Menyebut Isi Situasi
No Waktu terjadi Perasaan saat
Klien Halusinasi Halusinasi
Halusinasi berhalusinasi
Muncul
1
2
3
4
5
6
7
8
Petunjuk:
a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
b. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi; isi, waktu,
situasi dan perasaan saat halusinasi muncul. Beri tanda √ jika klien mampu dan
berikan tanda X jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokomentasikan kemampuan yang dimiliki klien sat TAK pada catatan pres
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi
Sesi 1. Klien mampu menyebutkan isi halusinasi ( menyuruh mukul ), waktu (
pukul 9 malam ),situasi (jika sedang sendiri), perasaaan (kesal dan geram).
Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada
perawat.
Sesi 2:
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemapuan menghardik halusinasi
NO Askep yang dinilai Nama klien
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilain kemampuan menyebutkan: cara yang bisa
digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifannya,cara mengahrdik
halusinasi, dan menperagakannya. Beri tanda (V) jika klien mampu dan
tanda (x) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: sesi 2
klien mampu memperagakan cara mengahardik halusinasi. Anjurkan klien
menggunakannya jika halusinasi muncul, khusus pada malam hari (buat jadwal).
Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah
munculnya halusinasi.
2. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya
halusinasi.
Setting
1. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
Alat
1. Jadwal kegiatan harian
2. Pulpen
3. Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart
Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/stimulasi dan latihan
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 2.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salm dari terapis kepada klien.
2. Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1. Terapis menayakan keadaan klien saat ini.
2. Terapis menyakan cara mengontrol halusinasiyang sudah dipelajari.
3. Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik
halusinasi.
c. Kontak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah terjadinya
halusinasi dengan melakukan kegiatan.
2. Menjelkaskan aturan main berikut.
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta ijin kepada terapis.
Lama kegiatan 45 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Sesi kerja
a. Terapis menjelaskan cara kedua, yaitu melakukan kegiatan
sehari-hari. Jelaskan bahwa melakukan kegiatan yang teratur akan
mencegah munculnya halusinasi.
b. Terapis meminta kepada setiap klien menyampaikan kegiatan
yang biasa dilakukan sehari-hari dan tulis di whiteboard
c. Terapis meberikan jadwal kegiatan harian. Terapis menulis
formulir yang sama di whiteboard.
d. Terapis membimbing satu persatu klien untuk membuat jadwal
kegiatan harian, dari bangun sampai tidur malam. Klien
menggunakan formulir, terapis menggunakan whiteboard.
e. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
f. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang
sudah selesai membuat jadwal dan memperagakan kegiatan.
4. Sesi terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menyakan perasaan klien setelah selesai menyusun
jadwal kegiatan dan memperagakannya.
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan dua cara mengontrol
halusinasi, yaitu menghardik dan melakukan kegiatan.
c. Kontrak yang akan dating
1. Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK
berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap.
2. Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.
Sesi 3: TAK
Stimulasi persepsi halusinasi
Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan
No Askep yang dinilai Nama klien
1. Menyebutkan kegiatan
yang bisa dilakukan
2. Memperagakan kegiatan
yang biasa dilakukan
3. Menyusun jadwal kegiatan
harian
4. Menyebutkan dua cara
mengontrol halusinasi
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan
yang biasa dilakukan, memperagakan salah satu kegiatan, menyusun jadwal
kegiatan harian, dan menyebutkan dua cara mencegah halusinasi. Beri tanda
(v) jika klien mampu dan tanda (x) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi:
halusinasi sesi 3. Klien mampu memperagakan kegiatan dan menyusun jadwal.
Anjurkan klien melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi.
Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakp dengan orang lain untuk
mencegah munculnya halusinasi.
2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi.
Setting
1. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruang nyaman dan tenang.
Alat
1. Spidol dan whiteboard/papan tulis/flipchart.
2. Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen.
Metode
1. Diskusi kelompok
2. Bermain teman/ stimulasi
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi.
b. Terapis mebuat kontrak dengan klien 3
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salm kepada terapis kepada klien
2. Klien dan terapis pakai papn nama.
b. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menayakan pengalaman klien setelah merapkan dua cara yang telah
dipelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah)
untuk mencegah halusinasi
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap.
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut.
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta ijin kepada terapis.
Lama kegiatan 45 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Sesi kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mengontrol dan mencegah halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bisa
diajak bercakap-cakap.
c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa
dan bisa dilakukan.
d. Terpis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul
”suster, ada suara di telinga, saya mau ngobrol saja dengan suster” atau
“suster saya mau ngobrol tentang kapan saya boleh pulang”.
e. Terapis meminta klien untuk meperagakan percakapan dengan orang lain
disebelahnya.
f. Berikan pujian ats keberhasilan klien.
g. Ulangi E dan F sampai semua klien mendapat giliran.
4. Sesi terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menayakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih.
3. Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi,
yaitu menghardik, melakukan harian dan bercakap-cakap.
Sesi 4: TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi
No Askep yang dinilai Nama klien
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan yang biasa
diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal percakapan, dan
menyebutkan dtiga cara mencegah halusinasi. Beri tanda (v) jika klien
mampu dan tanda (x) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi:
halusinasi sesi 4. Klien belum mampu secara lancer bercakap-cakap dengan orang
lain. Anjurkan klien bercakap-cakap dengan perawat dank lien lain di ruang rawat.
Petunjuk
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima benar
cara minum obat, keuntungan minum obat dan akibat tidak patuh minum obat,
beri tanda (v) jika klien mampu dan tanda (x) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses keperawatan
tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 5, TAK setimulasi persepsi halusinasi. Klien
mampu menyebutkan lima benar minum obat, manfaat minum obat dan akibat tidak
patuh minum obat ( kambuh). Anjurkan klien minum obat dengan cara yang benar.
BAB IV
EVALUASI DOKUMENTASI
Sesi I TAK
Stimulasi Persepsi : Halusinasi
Kemampuan Mengenal Halusinasi
Menyebut Menyebut
Menyebutkan
Nama Menyebut Isi Situasi Perasaan
No. Waktu terjadi
Klien Halusinasi Halusinasi saat
Halusinasi
Muncul berhalusinasi
1. E √ √ √ √
2. I √ √ √ √
3. M √ √ √ √
4. P √ √ √ √
5. S √ √ √ √
Dokumentasi :
1. E : Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi : halusinasi Sesi 1. Klien mampu
menyebutkan isi ( menyuruh tertawa), waktu (siang hari), situasi (jika sedang
sendiri), perasaan (senang dan mendengarkan). Anjurkan klien mengidentifikasi
halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.
2. I : Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi : halusinasi Sesi 1. Klien mampu
menyebutkan isi ( menyuruh pergi), waktu (pagi, siang dan malam hari), situasi
(jika sedang sendiri), perasaan (menuruti apa yang di dengarkan). Anjurkan
klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada
perawat.
3. M : Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi : halusinasi Sesi 1. Klien mampu
menyebutkan isi (ada yang kangen kamu), waktu (pagi, siang, malam hari),
situasi (jika sedang sendiri), perasaan (diam saja, di tinggal tidur). Anjurkan
klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada
perawat.
4. P : Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi : halusinasi Sesi 1. Klien mampu
menyebutkan isi ( disuruh memukul ), waktu (siang hari), situasi (jika sedang
sendiri), perasaan (diam saja dan mendengarkan). Anjurkan klien
mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.
5. S : Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi : halusinasi Sesi 1. Klien mampu
menyebutkan isi ( mendengar suara mama, menyuruh pulang), waktu (malam
hari), situasi (jika sedang sendiri), perasaan (senang). Anjurkan klien
mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.
Sesi 2:
Stimulasi persepsi: halusinasi
3. Menyebutkan cara √ √ √ √ √
mengatasi halusinasi dengan
menghardik
4. Memperagakan menghardik √ √ √ √ √
halusinasi
Dokumentasi
1. E : Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: sesi 2, cara yang di gunakan
klien untuk mengatasi halusinasi adalah di tinggal tidur, efektifitas cara
klien bisa bicara dengan jelas dan tepat. Mampu mengatasi halusinasi
dengan menghardik dan klien mampu memperagakan cara menghardik
halusinasi. Anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi uncul,
khusus pada malam hari (buat jadwal).
2. I : Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: sesi 2, cara yang di gunakan
klien untuk mengatasi halusinasi adalah menyapu lantai, efektifitas cara
klien bisa bicara dengan jelas dan tepat. Mampu mengatasi halusinasi
dengan menghardik dan klien mampu memperagakan cara menghardik
halusinasi. Anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi uncul,
khusus pada malam hari (buat jadwal).
3. M : Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: sesi 2, cara yang di
gunakan klien untuk mengatasi halusinasi adalah tidak menghiraukan dan
di tinggal tidur, efektifitas cara klien bisa bicara dengan jelas dan tepat.
Mampu mengatasi halusinasi dengan menghardik dan klien mampu
memperagakan cara menghardik halusinasi. Anjurkan klien
menggunakannya jika halusinasi uncul, khusus pada malam hari (buat
jadwal).
4. P : Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: sesi 2, cara yang di gunakan
klien untuk mengatasi halusinasi adalah berbincang – bincang dengan
teman - temannya, efektifitas cara klien bisa bicara dengan jelas dan
tepat. Mampu mengatasi halusinasi dengan menghardik dan klien mampu
memperagakan cara menghardik halusinasi. Anjurkan klien
menggunakannya jika halusinasi muncul, khusus pada malam hari (buat
jadwal).
5. S : Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: sesi 2, cara yang di gunakan
klien untuk mengatasi halusinasi adalah melakukan akfititas ( menyapu
dan mencuci piring), efektifitas cara klien bisa bicara dengan jelas dan
tepat. Mampu mengatasi halusinasi dengan menghardik dan klien mampu
memperagakan cara menghardik halusinasi. Anjurkan klien
menggunakannya jika halusinasi uncul, khusus pada malam hari (buat
jadwal).
Sesi 3: TAK
Stimulasi persepsi halusinasi
Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan
N Askep yang Nama klien
o dinilai E I M P S
1. Menyebutkan √ √ √ √ √
kegiatan yang bisa
dilakukan
2. Memperagakan √ √ √ √ √
kegiatan yang biasa
dilakukan
3. Menyusun jadwal √ √ √ √ √
kegiatan harian
4. Menyebutkan dua √ √ √ √ √
cara mengontrol
halusinasi
Dokumentasi
1. E : Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi 3. Klien mampu
menyebutkan kegiatan yang biasa di lakukan seperti mandi, makan & minum
obat, mencuci piring dan mencuci baju. Mampu memperagakan kegiatan dan
menyusun jadwal. Mampu menyebutkan 2 cara mengontrol halusinasi yaitu
menghardik dan menyusun jadwal kegiatan. Anjurkan klien melakukan
kegiatan untuk mencegah halusinasi.
2. I : Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi 3. Klien mampu
menyebutkan kegiatan yang biasa di lakukan seperti sarapan pagi, mandi,
makan & minum obat, sarapan sore dan sholat. Mampu memperagakan
kegiatan dan menyusun jadwal. Mampu menyebutkan 2 cara mengontrol
halusinasi yaitu menghardik dan menyusun jadwal kegiatan. Anjurkan klien
melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi.
3. M : Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi 3. Klien mampu
menyebutkan kegiatan yang biasa di lakukan seperti menyapu, mandi, ke
dapur, makan & minum obat, tidur. Mampu memperagakan kegiatan dan
menyusun jadwal. Mampu menyebutkan 2 cara mengontrol halusinasi yaitu
menghardik dan melakukan aktivitas. Anjurkan klien melakukan kegiatan
untuk mencegah halusinasi.
4. P : Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi 3. Klien mampu
menyebutkan kegiatan yang biasa di lakukan seperti mandi, menyapu,
minum obat, tidur. Mampu memperagakan kegiatan dan menyusun jadwal.
Mampu menyebutkan 2 cara mengontrol halusinasi yaitu menghardik dan
melakukan kegiatan. Anjurkan klien melakukan kegiatan untuk mencegah
halusinasi.
5. S : Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi 3. Klien mampu
menyebutkan kegiatan yang biasa di lakukan seperti mandi, menyapu,
mencuci baju, menjemur baju, makan & minum obat. Mampu
memperagakan kegiatan dan menyusun jadwal. Mampu menyebutkan 2 cara
mengontrol halusinasi yaitu menghardik dan menyusun jadwal kegiatan.
Anjurkan klien melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi.
Sesi 4: TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi
No Askep yang dinilai Nama klien
E I M P S
1. Menyebutkan orang yang bisa √ √ √ √ √
diajak bicara
2. Memperagakan percakapan √ √ √ √ √
Dokumentasi
1. E : Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi : halusinasi sesi 4. Klien mampu
secara lancar dan jelas bercakap-cakap dengan orang lain. Klien mampu
mrnyebutkan nama teman yang di ajak bicara yaitu manik dan maria, mampu
memperagakan percakapan yang dilakukan. Klien mampu menyebutkan 3
cara mengontrol halusinasi yaitu menghardik, bercakap – cakap dengan
teman, melakukan aktifitas. Anjurkan klien bercakap-cakap dengan perawat
dan klien lain di ruang rawat.
2. I : Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi : halusinasi sesi 4. Klien mampu
secara lancar bercakap-cakap dengan orang lain. Klien mampu mrnyebutkan
nama teman yang di ajak bicara yaitu semua teman yang ada di ruangan,
mampu memperagakan percakapan yang dilakukan. Klien mampu
menyebutkan 3 cara mengontrol halusinasi yaitu menghardik, bercakap –
cakap dengan teman, melakukan aktifitas. Anjurkan klien bercakap-cakap
dengan perawat dan klien lain di ruang rawat.
3. M : Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi : halusinasi sesi 4. Klien
mampu secara lancer bercakap-cakap dengan orang lain. Klien mampu
mrnyebutkan nama teman yang di ajak bicara yaitu suprapti, rupiani, dan
teman yang lain, mampu memperagakan percakapan yang dilakukan. Klien
mampu menyebutkan 3 cara mengontrol halusinasi yaitu menghardik,
bercakap – cakap dengan teman, melakukan aktifitas. Anjurkan klien
bercakap-cakap dengan perawat dan klien lain di ruang rawat.
4. P : Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi : halusinasi sesi 4. Klien mampu
secara lancar bercakap-cakap dengan orang lain. Klien belum mampu
mrnyebutkan nama teman yang di ajak bicara, mampu memperagakan
percakapan yang dilakukan. Klien mampu menyebutkan 3 cara mengontrol
halusinasi yaitu menghardik, melakukan aktifitas dan bercakap – cakap
dengan orang lain. Anjurkan klien bercakap-cakap dengan perawat dan klien
lain di ruang rawat.
5. S : Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi : halusinasi sesi 4. Klien mampu
secara lancar bercakap-cakap dengan orang lain. Klien mampu mrnyebutkan
nama teman yang di ajak bicara, mampu memperagakan percakapan yang
dilakukan. Klien mampu menyebutkan 3 cara mengontrol halusinasi yaitu
menghardik, bercakap – cakap dengan teman, melakukan aktifitas. Anjurkan
klien bercakap-cakap dengan perawat dan klien lain di ruang rawat.
Sesi 5: TAK
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi
No Nama klien Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan
5 cara minum keuntungan akibat tidak
obat minum obat patuh minum
obat
1. E √ √ √
2. I √ √ √
3. M √ √ √
4. P √ √ √
5 S √ √ √
Dokumentasi :
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.2 Saran
Keliat, Budi Anna, dkk. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN (Basic
Keliat, Budi Anna, dkk. 2009. Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta :
EGC
Keliat, Budi Anna, dkk. 2004. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktifitas Kelompok. Jakarta :
EGC
Stuart, Gail W & Laraian. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta EGC