Anda di halaman 1dari 38

Asuhan Keperawatan dengan diagnosa

CVDNH pada Ny. N di ruang perawatan


Kemuning

Oleh : Sari Sunarti, S.Kep., Ns


PENDAHALUAN
A. LATAR BELAKANG
Pola hidup sehat mempunyai peranan yang penting untuk meningkatkan
dan mempertahankan derajat kesehatan di masyarakat. Gaya hidup yang
kurang sehat dapat saja dipengaruhi oleh peningkatan kemakmuran dan
kemajuan teknologi yang mengakibatkan perburukan pola hidup
masyarakat serta menjadi salah satu penyebab terjadinya penyakit
degeneratif yaitu jantung, hipertensi, diabetes melitus, gagal ginjal,
hepatitis dan stroke (Indrawati Lili, Wening Sari, 2016). Stroke sebagai salah
satu penyakit degeneratif didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak
yang terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat
(dalam beberapa jam) dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun
global yang berlangsung lebih dari 24 jam, disebabkan oleh terhambatnya
aliran darah ke otak karena perdarahan (stroke hemoragik) ataupun
sumbatan (stroke iskemik)
B. TUJUAN
1.Tujuan umum
Untuk menggambarkan asuhan keperawatan klien dengan CVDNH di RS
Mitra Keluarga Bekasi.

2. Tujuan khusus
a.Mengkaji klien dengan CVDNH di RS Mitra Keluarga Bekasi
b.Menegakkan diagnosa keperawatan klien CVDNH di RS Mitra Keluarga
Bekasi.
c.Menyusun perencanaan keperawatan klien dengan CVDNH di RS Mitra
Keluarga Bekasi.
d.Melaksanakan tindakan keperawatan klien denganCVDNH di RS Mitra
Keluarga Bekasi
e.Mengevaluasi asuhan keperawatan klien dengan CVDNH di RS Mitra
Keluarga Bekasi.
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Stroke non hemoragik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti
(Nurarif Huda, 2016).

Stroke non hemoragik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan


jaringan otak yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga
mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak. Stroke
nonhemoragik dapat disebabkan oleh trombosis dan emboli, sekitar 80-85%
menderita penyakit stroke non-hemoragik dan 20% persen sisanya adalah
stroke hemoragik yang dapat disebabkan oleh pendarahan
intraserebrumhipertensi dan perdarahan subarachnoid (Wilson & Price,
2016)
B. ETIOLOGI
1. Tersumbatnya pembuluh darah otak sebagian atau
keseluruhan akibat aterosklerosis, jaringan otak, thrombosis
otak, aterosklerosis dan emboli serebral. (Pudiastuti, 2011).

2. Penyumbatan pembuluh darah timbul akibat pembentukan


plak sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah yang
dikarenakan oleh penyakit jantung, diabetes, obesitas,
kolesterol, merokok, stress, gaya hidup, rusak atau
hancurnya neuron motorik atas(upper motor neuron) dan
hipertensi.
C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Nurarif Huda, 2016), manifestasi klinis stroke sebagai berikut:
1. Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separuh badan
2. Tiba-tiba hilang rasa peka
3. Bicara pelo
4. Gangguan bicara dan bahasa
5. Gangguan penglihatan
6. Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai
7. Gangguan daya ingat
8. Nyeri kepala hebat
9. Vertigo
10. Kesadaran menurun
11. Proses kencing terganggu
12. Gangguan fungsi otak
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Radaningtyas, 2018 :
1. Angiografi serebraL : melihat perdarahan, obstruktif arteri, oklusi / nuptur.
2. Elektro encefalography : Mengidentifikasi berdasarkan gelombang otak memperlihatkan daerah
lesi yang spesifik.
3. Sinar x tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang berlawan
dari masa yang luas, klasifikasi karotis interna terdapat pada trobus serebral. Klasifikasi persial
dinding, aneurisma pada pendarahan sub arachnoid.
4. Ultrasonography Doppler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah system arterI
karotis /alioran darah /muncul plaque / arterosklerosis.
5. CT-Scan : Memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia, dan adanya infark.
6. Magnetic Resonance Imagine (MRI) : Menunjukan adanya tekanan anormal dan biasanya ada
thrombosis, emboli, dan TIA, tekanan meningkat dan cairan mengandung darah menunjukan,
hemoragi sub arachnois / perdarahan intakranial.
7. Pemeriksaan foto thorax : Dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah terdapat
pembesaran vertrikel kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi kronis pada penderita
stroke, menggambarkn perubahan kelenjar lempeng pineal daerah berlawanan dari massa yang
meluas.
E. Pemeriksaan laboratorium
1. Fungsi lumbal: tekanan normal biasanya ada
thrombosis, emboli dan TIA. Sedangkan tekanan yang
meningkat dan cairan yang mengandung darah
menunjukan adanya perdarahan subarachnoid atau
intracranial. Kadar protein total meninggal pada kasus
thrombosis sehubungan dengan proses inflamasi.
2. Pemeriksaan darah rutin.
3. Pemeriksaan kimia darah: hiperglikemia.
Pengkajian Fokus

Identitas Klien

Keluhan utama : Kelemahan, Pelo, Tidak


dapat berkomunikasi, penurunan
kesadaran

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat penyakit dahulu

Pemeriksaan Fisik
• Gejala : nafsu makan hilang,mual muntah selama fase
Makan dan akut, kehilangan sensasi pada lidah dan tenggorokan,
disfagia, adanya riwayat diabetes, peningkatan lemak
Cairan dalam darah
• Tanda : kesulitan menelan dan obesitas.

• Gejala : sakit kepala, kelemahan atau kesemutan,


hilangnya rangsang sensorik kontralateral pada
ekstremitas, pengelihatan menurun, gangguan rasa
Neurosensori pengecapan dan penciuman.
• Tanda : status mental atau tingkat kesadaran biasanya
terjadi koma pada tahap awal hemoragik, gangguan
fungsi kongnitif, pada wajah terjadi paralisis, afasia
Diagnosa Keperawatan
pada kasus stroke non hemoragik menurut Tim Pokja SDKI
DPP PPNI (2017)

1. Risiko perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan embolisme


2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
(iskemia).
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan.
4. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan ketidakmampuan
menghidu dan melihat.
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
neuromuskular.
INTERVENSI
1. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif dibuktikan dengan Embolisme(D.0017).
a. Manajemen Peningkatan tekanan intrakranial (I.06194)
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (iskemia)
(D.0077).
a. Manajemen Nyeri I.08238)
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
(D.0019)
b. Manajemen Nutrisi (I.03119)
4. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan ketidakmampuan
menghidu dan melihat (D.0085).
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular
(D.0054).
a. Dukungan Mobilisasi (I.05173)
•PATOFLOW...
Tinjauan Kasus
A. PENGKAJIAN 2. Pengantar
1. Identitas Pasien Nama : Tn ‘F’
Pengkajian dilakukan pada tanggal Alamat : Jalan cempaka no.30
12 oktober 2021 jam 21.30 : jati bening
Nama/inisial : Ny ‘N’ Hubungan : Anak
Umur : 65 Tahun 3. Data Medik
Agama : Islam
a. Dikirim oleh : UGD
Alamat : Jalan cempaka no.30
Jati Bening b Diagnosa medic : Susp CVDNH,
Hipertensi
Pendidikan : SMA
c. Dokter DPJP : dr. Bastian
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No Rekam Medis : 231036
Ruang/kamar : K/437.2
1. Keluhan Masuk RS
Pasien Baru dari UGD dengan keluhan pusing,lemas,bagian tubuh sisi kanan sulit di
gerakkan sejak sore sebelum masuk RS. Sejak satu minggu ini pasien tidak nafsu
makan,mual ada hilang timbul,menelan tidak nyaman.Anak pasien mengatakan
sore sebelum ke Rs bicara sulit dan pelo, pasien lemas tiba-tiba pengen jatuh,pasien
ada riwayat hipertensi sejak 15 tahun ini,minum amlodipine 1x10 mg tetapi tidak
rutin,suami dan ayah pasien ada riwayat hipertensi dan stroke. kesadaran : CM GCS
; Eye =4, Motorik=6, Verbal=5, TD 158/82 mmHg, nadi 77x/menit, Suhu 36,2 , Pernafasan
20x/menit, BB 52 kg, saturasi 98 %.
2. Riwayat Penyakit saat ini
Riwayat hipertensi sejak 15 tahun dengan amlodipine 1x10mg tetapi tidak rutin di
minum.
3. Riwayat penyakit keluarga
Ayah dan suami pasien ada riwayat hipertens.
4. Riwayat Alergi : Tidak ada alergi
PEMERIKSAAN FISIK
1. Neurologi
a. Penglihatan : Tidak ada kelainan, Reflek cahaya : Ada,
Menggunakan kacamata baca
b. Pendengaran : Tidak ada kelainan , tidak menggunakan alat
bantu pendengaran
c. Bicara(artikulasi) : jelas
d. Sensorik : Tidak ada kelainan
e. Motorik : Hemiparese
f. kekuatan otot :
5 3

5 3
2. Respirasi
a. Pola nafas : Normal
b. Suara nafas : Vesikuler
c. irama nafas : Teratur
d. batuk : Tidak
3. Kardiovaskuler
a. Denyut nadi : teratur
b. Sirkulasi : Akral hangat,waktu pengisian kapiler <2detik
c. Pulpasi :kuat
4. Gastrointestinal
a. Mukosa mulut kering
b. Nafsu Makan : kurang,frekuensi makan 2-3x/hr porsi sedikit
c. Abdomel : supel
5. Pola eliminasi
BAB : normal,frekuensi 1x/hari konsistensi bias
BAK : normal,frekuensi >7x/hari, saat ini Terpasang folley
chateter
6. Reproduksi : Menopouse

Program Pemeriksaan Penunjang : tanggal 12 oktober 2021


1. MSCT Kepala : Atrofi senilis, Infrak sinistra
2. Thorax : Tak tampak kelainan radiologis pada jantung dan paru
3. EKG : Normal sinus rhythm
Hasil pemeriksaan Program Terapi
laboratorium 12 oktober 2021 1. Clopidogrel 1x75mg (oral)
1. HB =12.1 2. Atorvastatin 1x20mg (oral)
2. LEUKOSIT =11.660 3. Citicolin 2x500 mg (iv)
3. HEMATOKRIT = 34 4. Infus RL 500 cc/12 jam
4. TROMBOSIT = 306.000 5. Lansoprazole 40 mg extra
5. SGPT =10 (iv)
6. Oksigen nasal 3liter/menit
6. UREUM =33
7. CREATININ =0.9
8. GDS =141
9. NATRIUM =139
10. KALIUM = 3.64
DIAGNOSIS
1. Resiko Perfusi serebral tidak efektif b/d Hipertensi
Data sujektif :
pasien mengatakan pusing,lemas,bagian sisi tubuh sebelah kanan susah di gerakkan
sejak sore sebelum masuk rumah sakit, anak pasien mengatakan sore sebelum
masuk rumah sulit bicara dan pelo,memiliki ada riwayat hipertensi sejak 15
tahun,minum amlodipine 1x10mg tidak rutin.
Data Objektif :
Kesadaran CM, GCS=15, TD 158/82 mmHg, nadi 82x/menit, suhu 36,2, pernafasan
20x/menit. Hasil MSCT kepala Atrofi senilis
2. Gangguan mobilitas fisik b/d kelemahan anggota gerak
Data subjektif :
Pasien mengatakan lemas,bagian tubuh sisi kanan susah di gerakan,anak pasien
mengatakan ada lemas dan tiba-tiba pengen jatuh sebelum masuk Rs.
Data objekif :
Pasien mengatakan lemah,kekuatan otot(kiri atas 5,kiri bawah 5,kanan atas 3,kanan
bawah 3),pemenuhan ADL di bantu oleh suster dan keluarga.
3. Defisit nutrisi b/d Gangguan menelan
Data subjektif :
Pasien mengatakan sejak satu minggu nafsu makan
berkurang,frekuensi 2-3x/hari porsi sedikit,mual ada
hilang timbul,menelan makanan tidak nyaman
Data objektif :
Pasien menghabiskan hanya setengah potong roti yg
di berikan dalam waktu lama di dampingi anak pasien
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Resiko Perfusi serebral tidak efektif b/d hipertensi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 72
jam di harapkan perfusi serebral dapat adekuat/meningkat
dengan kriteria hasil :
a. Tingkat kesadaran meningkat (CM)
b. TTV dalam batas normal (TD sistol <130 diastol <85 mmHg,
S 36,5-37,5, RR18-24, N 60-100 saturasi 96-100%)
c. GCS normal= 15 E4V5M6
INTERVENSI KEPERAWATAN :
1. Observasi keadaan umum dan TTV/shift
2. Monitor keadaan pupil dan ukurannya tiap shift
3. Berikan posisi semi fowler
4. Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan
yang tenang
5. Pertahankan suhu tubuh normal
6. Monitor intake dan output cairan
7. Berikan therapi O2 nasal 3LPM sesuai program medis
8. Berikan therapi citocolin 500 mg sesuai PM
9. Berikan therapi CPG 75mg sesuai PM
2. Gangguan mobilitas fisik b/d kelemahan anggota gerak
Tujuan: setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 72 jam di harapkan
mobilitas fisik meningkat dengan kriteria hasil :
a. Pergerakan ekstremitas meningkat
b. Kekuatan otot meningkat
c. Rentang gerak (ROM) meningkat
d. Kelemahan fisik menurun

INTERVENSI KEPERAWATAN :
e. Identifikasi adanya keluhan nyeri/fisik lainny
f. Identifikasi kemampuan dalam melakukan pergerakan
g. Monitor keadaan umum selama melakukan mobilisasi
h. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
i. Anjurkan untuk melakukan pergerakan secara perlahan
j. Ajarkan mobilisasi sederhana yang bisa dilakukan seperti duduk di tempat tidur,
miring kanan kiri dan latihan rentang gerak (ROM)
3. Defisit nutrisi b/d gangguan menelan
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 72 jam di
harapkan status nutrisi adekuat/membaik dengan kriteria hasil :
a. Porsi makan di habiskan/meningkat
b. Frekuensi makan membaik
c. Nafsu makan membaik
d. Membran mukosa membaik/lembab

INTERVENSI KEPERAWATAN :
e. Monitor asupan makanan
f. Berikan makanan ketika masih hangat
g. Identifikasi makanan yang di sukai
h. Identifikasi alergi makanan
i. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit yang tepat
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1. Resiko perfusi serebral b/d Hipertensi
12 Oktober 2021
21.30 : Memberikan therapi oksigen nasal 3LPM
21.40 : Mengobservasi KU sakit sedang,kesadaran CM, GCS=15 (E4,V5,M6) TD 158/82,N 77,S
36,2, RR 20,Saturasi 98%
21.45 : Memonitor keadaan pupil dan ukuran Hasil : kiri +2 kanan+2,reaksi
positif
22.00 : Memberikan therapi citicolin 500 mg IV, CPG 75mg dan Atorvastatin20mg sesuai
PM
13 Oktober 2021
05.00 : Memberikan posisi nyaman pasien semi fowler,menganjurkan pasien bedrest
total,menciptakan lingkungan yang nyaman
06.00 : Memonitor intake dan output pasien : intake(Infus 350cc +minum 250 cc)=600,urine
DC400cc+IWL(194)=594balance +6
2. Gangguan mobilitas fisik
12 Oktober 2021
21.50 : Mmengidentifikasi adanya keluhan nyeri/fisik lainnya, pasien
mengatakan tidak ada nyeri di area lain
13 Oktober 2021
05.10 : Mengidentifikasi kemampuan dalam melakukan pergerakan,
pasien mampu melakukan gerakan mengangkat ekstremitas kanan
atas dan bawah
05.15 : Memonitor KU selama melakukan mobilisasi, pasien tampak sakit
sedang
05.17 : Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
pergerakan, Keluarga mampu mengikuti gerakan ROM dengan
benar.
06. 15 : Mengajarkan mobilisasi sederhana yg bisa dilakukan seperti
duduk di tempat tidur, miring kanan kiri. Pasien mampu miring
kanan kiri dan tampak nyaman duduk di tempat tidur
3. Defisit nutrisi
13 Oktober 2021
05.30 : Mengidentifikasi makanan yang di sukai, Pasien ingin
makan bubur ayam
05.32 : Memberikan makanan ketika masih hangat, pasien
segera makan sarapan pagi yg di berikan
05.45 : Memonitor asupan makanan, pasien menghabiskan 1/2
porsi yg di berikan.
05.47 : Mengidentifikasi alergi makanan, pasien tidak ada alergi
makanan
EVALUASI
Tanggal 13 oktober 2021
1. Resiko perfusi serebral tidak efektif b/d hipertensi
S : Pasien mengatakan pusing berkurang ,lebih nyaman
O: kesadaran CM,GCS 15, TD 150/90 mmHg Nadi 90x/mnt Suhu 36,6
RR 18x/mnt saturasi 98 % dengan O2 nasal 3LPM
A: Masalah resiko perfusi serebral tidak efektif belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital/shift
2. Berikan therapi citocolin 2x 500 mg sesuai PM
3. Berikan therapi CPG 1x75 mg sesuai PM
2. Gangguan mobilitas fisik b/d kelemahan anggota gerak
S : Pasien mengatakan kedua ekstremitas kanan masih lemas
O: Aktifitas klien di bantu oleh keluarga dan perawat,pasien
masih mobilisasi di tempat tidur
A: Masalah gangguan mobilitas fisik belum teratasi
P: Intervensi di lanjutkan
1. Identifikasi kemampuan dalam melakukan pergerakan
2. Anjurkan untuk melakukan pergerakan secara perlahan
3. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
3. Diagnosa defisit nutrisi b/d gangguan menelan
S: Pasien mengatakan mual tidak ada,nafsu makan
masih kurang
O: Pasien mau makan 1/2 porsi bubur yang di berikan
A: Masalah defisit nutrisi belum terpenuhi
P: intervensi di lanjutkan
1. Monitor asupan makanan
2. berikan makanan ketika masih hangat
PEMBAHASAN
Pada tahap ini di temukan adany kesamaan yaitu dalam
tinjauan pustaka disebutkan bahwa manisfestasi klinis
terjadinya store non hemoragik atau CVDNH Tiba-tiba
mengalami kelemahan atau kelumpuhan separuh
badan,pusing/vertigo,bicara pelo,gangguan bicara atau
bahasa,gangguan penglihatan,mulut mencong atau tidak
simetris ketika menyeringai,gangguan daya ingat,kesadaran
menurun,proses kencing terganggu,gagguan fungsi
otak.Kenyataannya pasien mengalami kelemahan separuh
badan,pusing,bicara sempat pelo sebelum ke rs.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pada kasus stroke non hemoragik/cvdnh sesuai teori: Risiko
perfusi serebral tidak efektif dibuktikan dengan embolisme,Nyeri
akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (iskemia),
Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan
makanan, Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan
ketidakmampuan menghidu dan melihat,gangguan mobilitas
fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular.

Pada pasien Ny ‘N’ hanya 3 diagnosa prioritas di antaranya :


Resiko perfusi serebral tidak efektif b/d Hipertensi, Gangguan
mobilitas fisik b/d kelemahan, Defisit nutrisi b/d gangguan
menelan
• Perencanaan :
• Untuk diagnosa Perfusi serebral penulis menggobservasi KU dan TTV
pasien,memberikan O2 nasal 3LPM dan memberikan posisi
semifowler.Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
Koll B,J 2019 yang berpendapat bahwa memberikan o2 nasal 3LPM
dengan tujuan untuk membantu pemenuhan oksigen dalam
tubuh.Posisi semifowler mampu memberikan penyempitan jalan
nafas dan memenuhi oksigen dalam darah terutama ke otak.
• Untuk mengatasi masalah diagnosa Gangguan mobilitas fisik penulis
mengkaji kemampuan pasien dalam mobilisasi,dan menganjurkan
untuk merubah posisi menurut Tamam Badrid,2020 dapatmenurunkan
resiko terjadinya iskemia jaringan akibat sirkulasi darah yang buruk
pada daerah yang tertekan, merubah posisi diharapkan tidak terjadi
komplikasi seperti dekubitus,konstipasi,dan kekakuan otot.
• Untuk mengatasi masalah defisit nutrisi penulis
menganjurkanpasien untuk makan ketika masih
hangat,mengidentifikasi makanan yang di sukai, bertujuan
meningkatkan nafsu makan dan frekuensi makan membaik.

• EVALUASI :
Akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap
asuhan yang di berikan. Evaluasi yang di lakukan oleh penulis
Diagnosa keperawatan Resiko perfusi serebral tidak efektif b/d
hipertensi,gangguan mobilitas fisk b/d kelemahan anggota
gerak,defisit nutrisi b/d gangguan menelan belum teratasi, hal ini
di karnakan belum tercapainya kriteria hasil yg diharapkan
sesuai intervensi.
KESIMPULAN
• CVDNH/Stroke non hemoragik di definisikan sebagai suatu
penyakit akibat tersumbatnya pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau
keseluruhan terhenti (Nurarif Huda, 2016).
• Stroke non hemoragik adalah tanda klinis disfungsi atau
kerusakan jaringan otak yang disebabkan kurangnya
aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan
darah dan oksigen di jaringan otak. Stroke nonhemoragik
dapat disebabkan oleh trombosis dan emboli.
SARAN
1. Untuk Perawat:
a. Dalam upaya memberikan asuhan keperawatan pada pasiendengan
CVDNH yang di berikan tepat, perawat harus benar-benar menguasai
konsep medis tentang CVD itu sendiri. Selain itu harus melakukan
pengkajian secara komprehensif agar asuhan keperawatan dapat
tercapai sesuai dengan masalah yang di temukan.
b. Perawat juga di harapkan dapat membantu pasien dan keluarga dalam
meningkatkan motivasi pasien untuk sembuh.
c. Meningkatkan kompetensi Perawat dengan sering mengikuti
seminar,pelatihan dan studi kasus terkait pasien CVD
2. Untuk RS :
Lebih meningkatkan jadwal pelatihan, dan studi kasus terkait pasien CVD
bertujuan agar perawat lebih menguasai konsep tentang CVD itu sendiri.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai