Anda di halaman 1dari 33

Asuhan Keperawatan

Kegawatdaruratan pada
Kegawatan Jantung
Team :

Ni Made Tariani (P07120216018)


Putu Indah Permata Sari (P07120216019)
Ni Putu Novia Hardiyanti (P07120216020)
Ni Wayan Mujani (P07120216021)
Ni Putu Nur Adiana Dewi (P07120216022)
Table of Contents
01 Konsep Askep IMA

Askep
Kegawatdaruratan Konsep Askep
02 Syok Kardiogenik
pada Kegawatan
Jantung
Askep pada
03 Kegawatan Jantung
01
Konsep Askep
Infark Miokard
Akut (IMA)
Konsep Dasar Penyakit Infark
Miokard Akut (IMA)
Pengerti
an Miokard Akut oleh orang awam disebut serangan jantung, yaitu penyempitan atau penyumbatan
Infark
pembuluh darah koroner sehingga aliran darah dari otot jantung tidak cukup sehingga menyebabkan otot
jantung mati mendadak (Rendi dan Margareth, 2012)

Etiologi
Faktor Penyabab : Faktor Predisposisi :
1. Suplai oksigen ke miokard berkurang 1. Faktor risiko yang dapat diubah : Mayor (merokok,
hipertensi, obesitas, hiperlipidemia, dll) Minor (stress)
2. Curah jantung meningkat
2. Faktor risiko yang tidak dapat diubah :
3. Kebutuhan oksigen meningkat
Hereditas/keturunan, usia > 40 tahun, ras dan sex
Manifestasi Klinis
1. Lokasi pada substernal, rerostenal, dan precordial
2. Nyeri
3. Abdominal pada pemeriksaan enzim jantung dan EKG

Klasifikasi
1. Berdasarkan lapisan otot yang terkena : IMA transmural dan
IMA non transmural/subendocardial infark)
2. Berdasarkan tempat oklusi pada pembuluh darah: IMA
anterior, IMA posterior, IMA inferior
3. Berdasarkan EKG 12 sadapan : STEMI, NSTEMI, UAP
4. Berdasarkan patofisiologi dan mekanisme terjadinya : IMA tipe
1, IMA tipe 2, IMA tipe 3, IMA tipe 4, IMA tipe 5
Patofisologi
LDL berlebihan akan Memicu terjadinya adhesi Monosit berubah
terakumulasi di subintima monosit pada endothelium menjadi makrofag
dan mengalami oksidasi & subintima

Tahap awal proses Gabungan LDL teroksidasi dan Makrofag menarik


aterosklerosis makrofag disebut foam cell LDL teroksidasi

Terjadi peningkatan produksi


matriks ekstraseluler dan proses
fibrosis di otot polos

Terjadinya penebalan di tunika


media hingga tunika adventisia
Komplikasi IMA
01 02 03
Disfungsi otot Defek septum Ruptura miokard
jantung ventrikel

04 05 06 07
Aneurisma Trombus mural perikarditis Perluasan infark
ventrikel kiri dan iskemia pasca
infark, aritemia
Pemeriksaan
penunjang
1. EKG
2. Tes darah
3. Pemeriksaan enzim jantung
4. Coronary angiography
5. Pemeriksaan lain (elektrolit, sel darah putih, kecemapatan sedimentasi,
kimia, GDA, kolesterol, foto dada, ekokardiogram, pemeriksaan pencitraan
nuklir, dan pencitraan darah jantung
Penatalaksanaan
medis
1. Vasodilatator
2. Antikoagulan
3. Trombolitik
4. analgetik
Konsep Askep Infark Miokard Akut
Pengkaji (IMA)
ansurvey
Primary
1. Airway (sumbatan atau penumpukan secret; wheezing atau krekles; kepatenan jalan napas)
2. Breathing (sesak dg beraktivitas ringan atau istirahat; RR > 24x/mnt, irama irregular dangkal; ronchi,
kreakles; ekspansi dada tidak penuh; penggunaan otot bantu napas)
3. Circulation (nadi lemah, tidak teratur; takikardi; TD meningkat/menurun; edema; gelisah; akral dingin;
kulit pucat/sianosis; output urine menurun)
4. Disability
5. Eksposure

Secondary survey (AMPLE, TTV, Pemeriksaan fisik, tersier


Diagnosa
1. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (iskemik)
2. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi perfusi
3. Pola napas tidak efektif b/d penurunan energi
4. Hipervolemia b/d gangguan mekanisme regulasi
5. Risiko penurunan curah jantung d/d faktor risiko perubahan kontraktilitas
6. Risiko perfusi miokard tidak efektif d/d faktor risiko hipoksia
Interven
si Diagnosa SLKI SIKI
Nyeri akut Tingkat nyeri Manajemen nyeri, pemberian analgesik
Gangguan pertukaran gas Pertukaran gas Pemantauan respirasi, terapi oksigen
Pola napas tidak efektif Pola napas Pemantauan respirasi, manajemen jalan napas
hipervolemia Keseimbangan cairan Manajemen hypervolemia
Risiko penurunan curah Curah jantung Perawatan jantung
jantung
Risiko perfusi miokard Perfusi miokard Manajemen aritmia, perawatan jantung
tidak efektif
02

Konsep Askep Syok


Kardiogenik
Konsep Dasar Penyakit Syok
Pengerti
an
Kardiogenik
Syok kardiogenik adalah ketidakmampuan jantung mengalirkan cukup darah ke jaringan untuk
memenuhi kebutuhan metabolism, akibat dari gangguan fungsi pompa jantung (Aspiani, 2015).

Etiologi
1. Infark miokardium : Jantung yang rusak yang tidak dapat memompa darah dan curah jantung tiba-tiba
menurun
2. Aritmia ventrikel yang mematikan : Pasien dengan takikardia terus-menerus akan dengan cepat
menjadi tidak stabil
3. Gagal jantung stadium akhir : jaringan parut di miokardium akibat serangan jantung sebelumnya,
dilatasi ventrikel, dan iskemia miokardium, kerusakan otot jantung dan garak dinding menjadi tidak
terkoordinasi
patofisiologi
Manifestasi klinis
01 02 03
Takikardia Kulit pucat dan Berkeringat
dingin

04 05
Sianosis pada bibir Peningkatan CVP
dan bantalan kuku dan PWCP
klasifika Pemeriksaan
1. si
Tahap I, syok terkompensasi Penunjang
1. EKG
(non-progresif)
2. Rontgen dada
2. Tahap II, tahap ptogresif
3. Kateterisasi jantung
3. Tahap III, refrakter (irreversible)
4. Enzim jantung
komplik 5. Hitung darah lengkap
6. ekokardiografi
1. asi
Henti jantung paru
2. Disritmia Penatalaksanaan
3. Gagal multisistem organ 1. Katekolamin
4. Stroke 2. Adrenalin, nonadrenalin, dan isoproterenol
5. Tromboemboli 3. Dopamine
4. Dobutamine
5. Mechanical circulatory support
Konsep Askep Syok Kardiogenik
Pengkaji
ansurvey
Primary
1. Airway (penilaian akan kepatenan jalan napas)
2. Breathing (frekunsi napas, palpasi pengembangan paru, kaji suara napas tambahan)
3. Circulation (pengkajian volume darah dan cardiac output serta perdarahan)
4. Disability
5. Eksposure
Secondary survey (AMPLE, TTV, Pemeriksaan fisik, tersier
Diagnosa
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d benda asing dalam jalan napas
2. Pola napas tidak efektif b/d penurunan energi
3. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi perfusi
4. Penurunan curah jantung b/d perubahan afterload
5. Perfusi perifer tidak efektif b/d penuruan aliran arteri/vena
6. Hipervolemia b/d gangguan mekanisme regulasi
7. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (iskemik)
Interven
Diagnosa si SLKI SIKI
Bersihan jalan napas Bersihan jalan napas Manajemen jalan napas
tidak efektif
Pola napas tidak efektif Pola napas tidak efektif Pemantauan respirasi, manajemen jalan napas
Gangguan pertukaran gas Pertukaran gas Pemantauan respirasi, terapi oksigen
Penurunan curah jantung Curah jantung Perawatan jantung,
Perfusi perifer tidak efektif Perfusi perifer Perawatan sirkulasi
Hipervolemia Keseimbangan cairan Manajemen hipervolemia
Nyeri akut Tingkat nyeri Manajemen nyeri, pemberian analgesik
03

Askep pada
Kegawatan Jantung
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN DENGAN
STEMI
IDENTITAS PASIEN INITIAL SURVEY : WARNA TRIASE

Nama : Tn. H A (alertness) :√ P1 : √


Umur : 55 th V (verbal) :- P2 : -
Jenis Kelamin : Laki-laki P (pain) :- P3 : -
Tanggal Masuk RS : 16 Juli 2020 U (unserpons) :- P4 : -
Alasan Masuk : P5 : -
Pasien mengeluh nyeri, dirasakan
mulai dada, ulu hati tembus ke
punggung dan menjalar ke bahu
sampai ke lengan kiri kanan
Diagnosa Medis :
STEMI anterior
SURVEY PRIMER &
AIRWAY RESUSITASI
Keadaan jalan nafas
Tingkat kesadaran : Compos mentis
Pernafasan : Ada, RR : 26 x /menit
Upaya bernafas : Ada
Bunyi nafas : Vesikuler
Hembusan nafas : Ada
Tidak ada benda asing di jalan nafas, tidak ada sputum, tidak ada secret

TIDAK MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN


Breathing
Jenis Pernafasan : Tachipnea
Frekwensi Pernafasan : RR : 26x/menit
Retraksi Otot bantu nafas : Tidak ada retraksi otot bantu nafas
Kelainan dinding thoraks : Tidak ada
Bunyi nafas : Vesikuler
Hembusan nafas : Ada
Pergerakan dada simetris, tidak ada perlukaan, tidak ada jejas trauma

Diagnosa Keperawatan :

Pola napas tidak


efektif
Breathing
Intervensi / Implementasi
• Memposisikan semi fowler atau fowler
• Memonitor bunyi napas tambabahan Evaluasi
• Memonitor frekuensi, irama, kedalaman, S : Pasien mengatakan sesak
dan upaya napas O : Pasien dalam posisi semi fowler, terpasang infus 8
• Memonitor pola napas tpm di tangan kanan, tidak ada bunyi napas
• Memonitor saturasi oksigen tambahan, RR : 26 x/mnt, takipnea, SPO2 96%,
• Berikan oksigen, bila perlu tampak menggunakan nasal kanul 4 lpm
A : Pola napas tidak efektif
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor bunyi napas tambahan
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
upaya napas
- Monitor pola napas
- Monitor saturasi oksigen
Circulation
Tingkat kesadaran : Compos mentis (E4V5M6)
Perdarahan (internal/eksternal) :Tidak ada perdarahan internal/ ekternal
Kapilari Refill : CRT < 2 detik
Tekanan darah : TD : 150/100 mmHg,
Nadi radial/carotis : Teraba
Akral perifer : Hangat
Pasien mengeluh nyeri dirasakan mulai dada, ulu hati tembus ke punggung dan menjalar ke
bahu sampai ke lengan kiri

Diagnosa Keperawatan :
1. Nyeri akut
2. Risiko penurunan
curah jantung
Circulation
Evaluasi
S : Pasien mengatakan nyeri dada, nyeri dirasakan
Intervensi / Implementasi mulai dada, ulu hati, tembus ke punggung dan
• Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, menjalar ke bahu sampai lengan kiri
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas P : Nyeri dirasakan memberat ketika beraktivitas
nyeri Q : Nyeri dirasakan seperti tertimpa benda berat
• Memberikan teknik nonfarmakologis R : Nyeri dirasakan mulai dada, ulu hati, tembus ke
• Kolaborasi pemberian dosis dan jenis punggung dan menjalar ke bahu sampai lengan
analgesic kanan, kiri
• Memposisikan pasien semi fowler/fowler S : Skala nyeri 6
• Mengidentifikasi tanda/gejala primer T : Nyeri berlangsung ± 30 menit
penurunan curah jantung O : Pasien dalam posisi semi fowler, TD : 150/100
• Memonitor tekanan darah mmHg, terpasang O2 4 lpm, nilai CKMB massa >
• Memberikan oksigen 40.000 IU/ML, kolaborasi pemberian acetosal,
• Memonitor EKG 12 sadapan captropil, simvastatin, ISDN, bolus heparin, drip
• Melakukan tindakan kolaboratif heparin
pemberian antiaritmia, jika perlu A : Nyeri akut
Risiko Penurunan curah jantung
P : Lanjutkan intervensi
Disability

GCS : E4V5M6 : 15
Reflex fisiologis : reflex pupil +/+
Reflex patologis : Tidak ada
Kekuatan Otot :

TIDAK MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN


PENGKAJIAN SEKUNDER
Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)
Pasien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit satu tahun yang lalu dikarenakan menderita demam
berdarah. Pasien juga memiliki riwayat sakit penyakit hipertensi.

RKS (Riwayat Kesehatan Sekarang)


Pasien datang ke IGD RSUD Klungkung pukul 08.00 WITA
dengan keluhan nyeri dada, nyeri dirasakan mulai dada, ulu hati
tembus ke punggung dan menjalar ke bahu sampai ke lengan kiri
kanan. Nyeri dirasakan sejak pukul 05.00 WITA. Nyeri biasanya
muncul tiba – tiba, dada terasa berat atau panas dan sesak saat
bernafas. Nyeri terasa memberat saat beraktivitas.

RKK : Hipertensi dan DM


PENGKAJIAN SEKUNDER
Head To Toe

1. Kepala : Dalam batas normal


2. Leher : Dalam batas normal
3. Dada/ Thoraks : Terdengar suara tambahan jantung S3
4. Abdomen : Dalam batas normal
5. Pelvis : Dalam batas normal
6. Perinium dan rectum : Dalam batas normal
7. Genetalia : Dalam batas normal
8. Ekstremitas : Dalam batas normal
9. Neurologis : Dalam batas normal
PENGKAJIAN SEKUNDER
Hasil Laboratorium

Pemeriksaan Darah Lengkap


RDW 11% (rendah)

Pemeriksaan Kimia Klinik


SGOT 40 U/L (tinggi), SGPT 60 U/L (tinggi), CKMB massa >
40.000 IU/mL (tinggi)

Pemeriksaan Laboraorium
Natrium 135 mmol/L (rendah), Kalium 3.4 mmol/L (rendah), PO2
196 mmHg (tinggi), TCO2 23.5 mmol/L (rendah)
Terapi Dokter

1. Acetosal 160 mg
2. Clopidogrel 300mg
3. Captopril 3 x12,5 mg
4. Diazepam 3 x 5 mg
5. Simuastatin 1 x 20 mg
6. ISDN 3 x 5 mg
7. Bolus heparine 1000 unit/1L
8. Drip heparin 840 unit/ jam
9. IVFD NaCl 0,9 % 8 tpm
10. Oksigen (nasal kanul 4lpm)
A Picture is Worth
a Thousand Words
Thanks!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon
and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai