Kegawatdaruratan pada
Kegawatan Jantung
Team :
Askep
Kegawatdaruratan Konsep Askep
02 Syok Kardiogenik
pada Kegawatan
Jantung
Askep pada
03 Kegawatan Jantung
01
Konsep Askep
Infark Miokard
Akut (IMA)
Konsep Dasar Penyakit Infark
Miokard Akut (IMA)
Pengerti
an Miokard Akut oleh orang awam disebut serangan jantung, yaitu penyempitan atau penyumbatan
Infark
pembuluh darah koroner sehingga aliran darah dari otot jantung tidak cukup sehingga menyebabkan otot
jantung mati mendadak (Rendi dan Margareth, 2012)
Etiologi
Faktor Penyabab : Faktor Predisposisi :
1. Suplai oksigen ke miokard berkurang 1. Faktor risiko yang dapat diubah : Mayor (merokok,
hipertensi, obesitas, hiperlipidemia, dll) Minor (stress)
2. Curah jantung meningkat
2. Faktor risiko yang tidak dapat diubah :
3. Kebutuhan oksigen meningkat
Hereditas/keturunan, usia > 40 tahun, ras dan sex
Manifestasi Klinis
1. Lokasi pada substernal, rerostenal, dan precordial
2. Nyeri
3. Abdominal pada pemeriksaan enzim jantung dan EKG
Klasifikasi
1. Berdasarkan lapisan otot yang terkena : IMA transmural dan
IMA non transmural/subendocardial infark)
2. Berdasarkan tempat oklusi pada pembuluh darah: IMA
anterior, IMA posterior, IMA inferior
3. Berdasarkan EKG 12 sadapan : STEMI, NSTEMI, UAP
4. Berdasarkan patofisiologi dan mekanisme terjadinya : IMA tipe
1, IMA tipe 2, IMA tipe 3, IMA tipe 4, IMA tipe 5
Patofisologi
LDL berlebihan akan Memicu terjadinya adhesi Monosit berubah
terakumulasi di subintima monosit pada endothelium menjadi makrofag
dan mengalami oksidasi & subintima
04 05 06 07
Aneurisma Trombus mural perikarditis Perluasan infark
ventrikel kiri dan iskemia pasca
infark, aritemia
Pemeriksaan
penunjang
1. EKG
2. Tes darah
3. Pemeriksaan enzim jantung
4. Coronary angiography
5. Pemeriksaan lain (elektrolit, sel darah putih, kecemapatan sedimentasi,
kimia, GDA, kolesterol, foto dada, ekokardiogram, pemeriksaan pencitraan
nuklir, dan pencitraan darah jantung
Penatalaksanaan
medis
1. Vasodilatator
2. Antikoagulan
3. Trombolitik
4. analgetik
Konsep Askep Infark Miokard Akut
Pengkaji (IMA)
ansurvey
Primary
1. Airway (sumbatan atau penumpukan secret; wheezing atau krekles; kepatenan jalan napas)
2. Breathing (sesak dg beraktivitas ringan atau istirahat; RR > 24x/mnt, irama irregular dangkal; ronchi,
kreakles; ekspansi dada tidak penuh; penggunaan otot bantu napas)
3. Circulation (nadi lemah, tidak teratur; takikardi; TD meningkat/menurun; edema; gelisah; akral dingin;
kulit pucat/sianosis; output urine menurun)
4. Disability
5. Eksposure
Etiologi
1. Infark miokardium : Jantung yang rusak yang tidak dapat memompa darah dan curah jantung tiba-tiba
menurun
2. Aritmia ventrikel yang mematikan : Pasien dengan takikardia terus-menerus akan dengan cepat
menjadi tidak stabil
3. Gagal jantung stadium akhir : jaringan parut di miokardium akibat serangan jantung sebelumnya,
dilatasi ventrikel, dan iskemia miokardium, kerusakan otot jantung dan garak dinding menjadi tidak
terkoordinasi
patofisiologi
Manifestasi klinis
01 02 03
Takikardia Kulit pucat dan Berkeringat
dingin
04 05
Sianosis pada bibir Peningkatan CVP
dan bantalan kuku dan PWCP
klasifika Pemeriksaan
1. si
Tahap I, syok terkompensasi Penunjang
1. EKG
(non-progresif)
2. Rontgen dada
2. Tahap II, tahap ptogresif
3. Kateterisasi jantung
3. Tahap III, refrakter (irreversible)
4. Enzim jantung
komplik 5. Hitung darah lengkap
6. ekokardiografi
1. asi
Henti jantung paru
2. Disritmia Penatalaksanaan
3. Gagal multisistem organ 1. Katekolamin
4. Stroke 2. Adrenalin, nonadrenalin, dan isoproterenol
5. Tromboemboli 3. Dopamine
4. Dobutamine
5. Mechanical circulatory support
Konsep Askep Syok Kardiogenik
Pengkaji
ansurvey
Primary
1. Airway (penilaian akan kepatenan jalan napas)
2. Breathing (frekunsi napas, palpasi pengembangan paru, kaji suara napas tambahan)
3. Circulation (pengkajian volume darah dan cardiac output serta perdarahan)
4. Disability
5. Eksposure
Secondary survey (AMPLE, TTV, Pemeriksaan fisik, tersier
Diagnosa
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d benda asing dalam jalan napas
2. Pola napas tidak efektif b/d penurunan energi
3. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi perfusi
4. Penurunan curah jantung b/d perubahan afterload
5. Perfusi perifer tidak efektif b/d penuruan aliran arteri/vena
6. Hipervolemia b/d gangguan mekanisme regulasi
7. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (iskemik)
Interven
Diagnosa si SLKI SIKI
Bersihan jalan napas Bersihan jalan napas Manajemen jalan napas
tidak efektif
Pola napas tidak efektif Pola napas tidak efektif Pemantauan respirasi, manajemen jalan napas
Gangguan pertukaran gas Pertukaran gas Pemantauan respirasi, terapi oksigen
Penurunan curah jantung Curah jantung Perawatan jantung,
Perfusi perifer tidak efektif Perfusi perifer Perawatan sirkulasi
Hipervolemia Keseimbangan cairan Manajemen hipervolemia
Nyeri akut Tingkat nyeri Manajemen nyeri, pemberian analgesik
03
Askep pada
Kegawatan Jantung
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN DENGAN
STEMI
IDENTITAS PASIEN INITIAL SURVEY : WARNA TRIASE
Diagnosa Keperawatan :
Diagnosa Keperawatan :
1. Nyeri akut
2. Risiko penurunan
curah jantung
Circulation
Evaluasi
S : Pasien mengatakan nyeri dada, nyeri dirasakan
Intervensi / Implementasi mulai dada, ulu hati, tembus ke punggung dan
• Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, menjalar ke bahu sampai lengan kiri
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas P : Nyeri dirasakan memberat ketika beraktivitas
nyeri Q : Nyeri dirasakan seperti tertimpa benda berat
• Memberikan teknik nonfarmakologis R : Nyeri dirasakan mulai dada, ulu hati, tembus ke
• Kolaborasi pemberian dosis dan jenis punggung dan menjalar ke bahu sampai lengan
analgesic kanan, kiri
• Memposisikan pasien semi fowler/fowler S : Skala nyeri 6
• Mengidentifikasi tanda/gejala primer T : Nyeri berlangsung ± 30 menit
penurunan curah jantung O : Pasien dalam posisi semi fowler, TD : 150/100
• Memonitor tekanan darah mmHg, terpasang O2 4 lpm, nilai CKMB massa >
• Memberikan oksigen 40.000 IU/ML, kolaborasi pemberian acetosal,
• Memonitor EKG 12 sadapan captropil, simvastatin, ISDN, bolus heparin, drip
• Melakukan tindakan kolaboratif heparin
pemberian antiaritmia, jika perlu A : Nyeri akut
Risiko Penurunan curah jantung
P : Lanjutkan intervensi
Disability
GCS : E4V5M6 : 15
Reflex fisiologis : reflex pupil +/+
Reflex patologis : Tidak ada
Kekuatan Otot :
Pemeriksaan Laboraorium
Natrium 135 mmol/L (rendah), Kalium 3.4 mmol/L (rendah), PO2
196 mmHg (tinggi), TCO2 23.5 mmol/L (rendah)
Terapi Dokter
1. Acetosal 160 mg
2. Clopidogrel 300mg
3. Captopril 3 x12,5 mg
4. Diazepam 3 x 5 mg
5. Simuastatin 1 x 20 mg
6. ISDN 3 x 5 mg
7. Bolus heparine 1000 unit/1L
8. Drip heparin 840 unit/ jam
9. IVFD NaCl 0,9 % 8 tpm
10. Oksigen (nasal kanul 4lpm)
A Picture is Worth
a Thousand Words
Thanks!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon
and infographics & images by Freepik