Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN PEREKAMAN EKG

NAMA MAHASISWA : Revaldi D.P TANGGAL : 18 Maret 2022


NIM : G3A021141 TEMPAT : RSUD KENDAL
1. IDENTITAS PASIEN : Tn.S (60Thn)
2. DIAGNOSA MEDIS : STEMI
3. DASAR PEMIKIRAN :
STEMI merupakan suatu kondisi dimana pembuluh darah koroner tertentu
tersumbat total sehingga aliran darahnya benar-benar terhenti, otot jantung yang
diperdarahi tidak dapat nutrisi dan oksigen secara adekuat yang pada akhirnya
memicu terjadinya necrosis miocardium. Infark miokard akut (IMA) merupakan
salah satu diagnosa rawat inap tersering di Negara maju. IMA dengan elevasi ST
(STEMI) merupakan bagian dari spektrum koroner akut yang terdiri atas angka
pektoris yang tidak stabil. IMA tanpa elevasi ST dan IMA dengan elevasi STEMI
umumnya secara mendadak setelah oklusi trombus pada plak arterosklerosis yang
sudah ada sebelumnya (Sudarjo, 2006). Infark miokard merupakan akibat dari iskemia
yang berlangsung lebih dari 30-45 menit yang menyebabkan kerusakan selular yang
irreversible dan kematian otot atau nekrosis pada bagian miokardium (Price &Wilson,
2006). Pemantauan jantung menggunakan EKG ( elektrokardiogram ) sangat
diperlukan guna mengetahui perluasan iskeminya apakah sudah melebar atau belum
dan untuk mengetahui fungsi jantung
4. ANALISA SINTESA
Pembuluh darah koroner tersumbat

Kerusakan selular yang irreversible

Kematian otot atau nekrosis pada bagian miokardium

Berpengaruh terhadap kelistrikan jantung

Dapat terbaca dengan EKG


5. TINDAKAN KEERAWATAN
Melakukan perekaman EKG
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung
7. DATA FOKUS
Pasien mengatakan nyeri dada ampeg dirasakan hilang timbul sejak 2 minggu
sebelum masuk rumah sakit, bertambah bila beraktifitas. Nyeri dirasakan meningkat
dan menetap dengan durasi 5-15 menit. Kemudian 2 hari sebelum masuk rumah sakit,
nyeri dada dirasakan dengan durasi lebih dari 20 menit, berkurang bila istirahat.
Pasien juga mengeluh sesak napas yang bertambah saat beraktifitas. T: 130/92 mmHg,
HR: 109 x/ menit, RR: 32 x/ menit,S: 36°C, tidak ditemukan bunyi jantung tambahan,
irama jantung cepat, tidak teratur, kuat, status mental: compos mentis, GCS: E4M6V5
8. PRINSIP – PRINSIP TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Bersih
Rasional: perekaman EKG bukan merupakan tindakan invasif
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
Rasional: mendapatkan hasil perekaman EKG yang akurat untuk membantu
penegakan diagnosa.
c. Atur posisi pasien: posisi pasien supinasi (terlentang) diatas tempat tidur
dapasien tidak diperbolehkan menyentuh besi pada tempat tidur maupun
benda logam lainnya.
Rasional: mempermudah perekaman sandapan elektroda dan mencegah
ketidakakuratan hasil perekaman.
d. Dada diberi jelly sesuai lokasi
Rasional: sebagai media perekaman EKG
e. Nyalakan mesin EKG
Rasional: rekaman EKG dapat muncul
9. TUJUAN TINDAKAN
Memperoleh rekaman aktifitas listrik jantung dengan tujuan untuk
mengetahui kelainan-kelainan irama jantung (aritmia), kelainan-kelainan
miokardium (infark, hipertrophy atrial dan ventrikel),adanya pengaruh atau
efek obat-obat jantung, adanya gangguan elektrolit, adanya gangguan
perikarditis, mengidentifikasi gangguan ritme dan konduksi jantung serta
pembesaran rongga jantung.
10. BAHAYA YANG DAPAT TERJADI
Jika pemasangan EKG tidak tepat dan benar, akan mendapatkan hasil
interpretasi rekam jantung yang salah dalam menegakkan diagnosa.
Antisipasi: pemasangan elektroda-elektroda pada EKG harus tepat. Selain itu,
harus memperhatikan prinsip-prinsip pemasangan EKG sesuai dengan SOP
yang ada.
11. EVALUASI
Didapatkan hasil perekaman EKG yang akurat sehingga dapat digunakan
untuk membantu penegakan diagnosa pasien.

Anda mungkin juga menyukai