Anda di halaman 1dari 6

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DASAR

RESUME

ALGORITME PENANGANAN PASIEN DENGAN CARDIAC ARREST

Di Susun Oleh :
YULIA CANDRA LESTARI

NIM. 166070300111008

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

MALANG

2017
RESUME
PENANGANAN PASIEN DENGAN HENTI JANTUNG

1. Rantai Kelangsungan Hidup


Rantai kelangsungan hidup mengidentifikasi alur penanganan yang berbeda antara pasien
yang mengalami serangan jantung di rumah sakit dan yang mengalami serangan di luar
rumah sakit. Perawatan untuk pasien pasca serangan jantung akan di pusatkan di rumah
sakit. Pasien yang mengalami OHCA mengandalkan dukungan dari massyarakat.
Masyarakat yang tidak terlatih harus mengenali serangan, meminta bantuan, memulai
CPR serta defibrilasi hingga tim EMS datang dan mengambil alih untuk di bawa ke IGD.
Sebaliknya pasien yang mengalami HCA mengandalkan sistem pengawassan di RS untuk
mencegah serangan jantung..
2. Algoritme BLS Pada Pasien Dewasa
Cardiopulmonary rescucitation (CPR) merupakan tindakan utama yang harus segera
dilakukan pada pasien yang mengalami henti jantung. CPR terdiri dari kompresi dada dan
pemberian ventilasi dengan rasio 30:2. Penolong melakukan kompresi dada sebanyak 30 kali,
kemudian dilanjutkan dengan memberikan napas buatan sebanyak dua kali tiupan. Kecepatan
kompresi dada yang direkomendasikan adalah setidaknya 100 kali dalam satu menit. RJP
tidak boleh di interupsi. Saat pergantian penolong (bisa karena kelelahan), interupsi harus
diupayakan seminimal mungkin. Selain interupsi minimal, kecepatan kompresi dada minimal
100x/menit, hindari ventilasi berlebihan, kompresi-ventilasi 30:2, prinsip lain dalam RJP
adalah kedalaman yang cukup saat melakukan kompresi dada (sekitar 5 cm pada dewasa dan
3 cm pada anak), dan membiarkan dada mengalami complete recoil atau relaksasi secara
sempurna setiap kali kompresi dada.

3. Algoritme BLS pada anak


Bantuan hidup dasar pada anak merupakan hal yang harus dapat dikerjakan oleh setiap
tenaga kesehatan. Bantuan hidup dasar pada anak dilakukan dengan tekhnik C-A-B
(circulation-airwaybreathing) dengan kualitas resusitasi optimal (high quality CPR).
Diharapkan dengan resusitasi yang baik, sirkulasi pasien dapat normal kembali dan gangguan
neurologis pasca henti jantung dan napas dapat dihindari. Algoritma CPR pada anak dapat
dilihat pada gambar berikut ini. Untuk algoritma BLS pada anak dengan satu penolong
kompresi dilakukan 30:2 tetapi ketika penolong kedua datang dengan kompresi dan
pernafasan 15 : 2.

Anda mungkin juga menyukai