Anda di halaman 1dari 3

WEB OF CAUSATION GAGAL GINJAL KRONIK

V
Zat toksik vaskular infeksi

Reaksi antigen Aterio sklerosis Tertimbun di ginjal

Suplay darah ginjal turun

GFR turun

Gagal ginjal kronik

Sekresi protein Retensi NA Sekresi eritropitis menurun

Volume interstisial naik HB turun


Sindrom uremia

edema Suplay nutrisi dlm drah


Gangguan perpostemia turun
keseimbangan
asam basa Beban jantung naik
pruritis Oksihemoglobin turun
Produk asam Hipertrofi ventrikel kiri
lambung kerusakan integritas intoleransi aktifitas
kulit (D.0129) (D.0056)
Nausea vomitus COP turun
Bendungan atrium

gastritis
Tekanan vena pulmonalis Aliran darah ginjal Suplay O2 menurun
Mual muntah
Kapiler vena naik Retensi Na & H2O Metabolism anaerob
Defisit nutrisi
(D.0019)
Edema paru Gangguan pertukaran Asam laktat
Gas (D.0003)
Hipervolemia (D.0022)
Gangguan pertukaran gas Fatigue nyeri sendi
(D.0003)

Nyeri Kronis (D.0078)

Nanda, 2011
WEB OF CAUSATION GAGAL GINJAL KRONIK

Definisi:
Gagal ginjal merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel
pada suatu derajat dimana memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis 14 atau transplantasi
ginjal. Salah satu sindrom klinik yang terjadi pada gagal ginjal adalah uremia. Hal ini disebabkan karena
menurunnya fungsi ginjal (Rahman,dkk, 2013).

Gangguan Pertukaran Gas (D.0003) Hipervolemia (D.0022)


SLKI: Pertukaran Gas (L.01003) SLKI: Keseimbangan Cairan (L.03020)
SIKI : Pemantauan Respirasi (I.01014) SIKI : Manajemen hipervolemia (I.03114)
Terapi Oksigen (I.01026) 1. Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis.
1. Monitor frekuensi, irama,kedalaman, dan upaya Ortopnea, dispnea, edema, JVP/CVP meningkat,
nafas refleks hepatojugular positif, suara nafas tambahan)
2. Monitor pola nafas 2. Identifikasi penyebab hipervolemia (frekuensi
3. Auskultasi bunyi nafas jantung, TD, MAP, CVP,PAP,PCWP,CO,CI), jika
4. Monitor AGD tersedia
5. Monitor hasil x-ray thoraks 3. Monitor status hemodinamik
6. Berikan oksigen 4. Monitor intake dan output cairan
7. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi 5. Monitor tanda hemokonsentrasi
pasien 6. Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma
7. Ajarkan cara membatasi cairan
8. Kolaborasi pemberian diuretik
9. Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat
diuretik

Nyeri Kronis (D.0078) Defisit Nutrisi (D.0019)


SLKI: Tingkat nyeri menurun (L.08066) SLKI: Status nutrisi membaik (L.03033)
SIKI : Managemen nyeri (I.08238) SIKI : Managemen nutrisi (I.08119)
1. Identifikasi karakteristik, durasi, frekuensi,kualitas, 9. Identifikasi status nutrisi
dan intensitas nyeri 10. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
2. Identifikasi skala nyeri 11. Identifikasi makanan yang disukai
3. Identifikasi respons nyeri non verbal 12. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
13. Identifikasi perlunya penggunaan selang
4. Identifikasi faktor yang meperberat dan
nasogastrik
meringankan nyeri
14. Monitor asupan makanan
5. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi 15. Monitor berat badan
rasa nyeri 16. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
6. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri 17. Lakukan oral hygiene sebelum makan
7. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi 18. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
rasa nyeri sesuai
8. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu 19. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
20. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
21. Anjurkan posisi duduk jika mampu
22. Ajarkan diet yang diprogramkan
23. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan

Intoleransi Aktifitas (D.0056) Gangguan Integritas Kulit (D.0129)


SLKI: Toleransi Aktivitas (L.05047) SLKI: Integritas Kulit dan Jaringan (L.14125)
SIKI : Manajemen Energi (I.05178) SIKI : Perawatan integritas kulit (I.11353)
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang Perawatan luka (I.14564)
WEB OF CAUSATION GAGAL GINJAL KRONIK

mengakibatkan kelelahan 1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit


2. Monitor kelelahan fisik dan emosional 2. Monitor karakteristik luka
3. Monitor pola dan jam tidur 3. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama 4. Bersihkan jaringan nekrotik
melakukan aktivitas 5. Berikan salep yang sesuai kulit/lesi
5. Anjurkan tirah baring 6. Berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari
6. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap dan protein 1,25-1,5 g/kgBB/hari
7. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan 7. Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
gejala kelelahan tidak berkurang

DAFTAR PUSTAKA

Amin,Hardhi.(2011). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA (North American Nursing
Diagnosis Association) Jilid 1. Yogyakarta: MediAction Publishing.
PPNI.(2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPN.
PPNI.(2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPN.
PPNI.(2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPN.
Rahman dkk .(2013). Nuha Medika. Hubungan Antara Adekuasi Hemodialisis dan Kualitas Hidup Pasien di RSUD Ulin
Banjarmasin. Jurna Kesehatan. Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

Anda mungkin juga menyukai