Anda di halaman 1dari 9

LITERATUR REVIEW

“Perbedaan Efektivitas Kompres Hangat dan Teppid Sponge untuk menurunkan


demam”

Oleh :
Shintya Rahayu P07220420027
Siska Elfrida P07220420028
Rizki Nurbaiti P07220420029
LATAR BELAKANG

Tubuh manusia dirancang sedemikian rupa untuk selalu mempertahankan suhu tubuhnya
di rentang nilai normal yaitu 36,5oC-37,5oC. Badan Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan jumlah kasus demam di seluruh Dunia mencapai 16 – 33 juta dengan 500 –
600 ribu kematian tiap tahunnya (Setyowati, 2013)

Penanganan demam dapat dilakukan dengan teknik non-farmakolgis (kompres hangat


dan tepid sponge) dan teknik farmakologis. Namun, Banyak ditemukan di lapangan
pelaksanaan kompres hanget ataupun water tepid sponge jarang dilakukan oleh perawat.
Perawat cenderung lebih sering memberikan antipiretik ketika anak mengalami hipertermi
(Arieswati, 2016).
LATAR BELAKANG

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan pengaruh kompres hangat dengan


kompres dingin terhadap penurunan suhu tubuh pada pasien anak karena 3 infeksi di BP
RSUD Djojonegoro Temanggung menunjukkan hasil bahwa water tepid sponge sangat efektif
dalam mengurangi suhu tubuh pada anakdengan hipertermia dan juga membantu dalam
mengurangi rasa sakit atau ketidaknyamanan (Suprapti, 2008)

Berdasarkan pemaparan di atas, kompres hangat dan teppid sponge sama-sama bisa
untuk menurunkan suhu tubuh, sehingga penelitian ini tertarik untuk mengetahui
perbandingan efektivitas kompres hangat dengan teppid sponge dalam menurunkan suhu
tubuh.
RUMUSAN MASALAH

P (Problem & Patient) : peningkatan suhu tubuh (demam)


I (Intervention) : kompres hangat
C (Comparations) : teppid sponge
O (Outcome) : penurunan suhu tubuh
Penelitian Sampel (karakteristik, Desain/Sele Intervensi Hasil Level Komentar reviewer (kekuatan
(Peneliti & ukuran, setting) ksi temuan/Kesimpulan Peneliti dan keterbatasan penelitian)
Waktu) responden peneliti an

Riska Hediya Populasi penelitian adalah Consekutif Kompres Hasil uji statistik IIb Kelebihn: Peneliti memaparkan
Putri, Yetty pasien seluruh anak di sampling hangat dan didapatkan nilai p- secara jelas mengenai hasil uji
Dwi Fara, ruang anak Rumah Sakit kompres value 0,009< 0,05 statistik perbandingan dari
Rusmala Bumi Waras Kota Bandar teppid maka dapat kedua intervensi, serta peneliti
Dewi, Lampung pada januari 2019. sponge disimpulkan dapat menjelaskan secara
Komalasari, Sampel penelitian adalah Pemberian tepid ilmiah hasil temuanya.
Riona Pasien demam sebanyak 30 sponge bath lebih Kelemahan :
Sanjaya, orang di ruang anak Rumah efektif dalam Tidak dijelaskan bagaimana cara
Hamid Sakit Bumi Waras Kota menurunkan suhu penliti memilih sample pada
Mukhlis(202 Bandar Lampung pada tubuh anak dengan populasi serta alur dari
0) januari 2019. demam dibandingkan penelitian.
Aryanti Populasi pada penelitian ini dengan kompres air Tidak dijelaskan kelemahan
Wardiyah, adalah semua anak yang hangat. Hasil uji penelitian, dimana hal itu bisa
Setiawati, mengalami demam dengan statistik didapatkan menjadi masukan bagi peneliti
Umi penyakit bronkopneumonia, nilai p-value 0,003< selanjutnya.
Romayati demam typhoid, dan DHF 0,05 maka dapat Tidak dijelaskan kriteria inklusi
dari bulan November disimpulkan ada dan eksklusi dari sample
sampai Desember yang perbedaan yang penelitin
dirawat di Ruang Alamanda signifikan pada
RSUD dr. Abdul Moeloek kelompok perlakuan
berjumlah 185 anak. Sampel yang diberi teppid
dalam penelitian ini adalah sponge dan kompres
anak yang mengalami hangat.
demam di ruang alamanda
penghitungan jumlah
sampel tidak dijelaskan,
didapatkan data sampel
sebanyak 30 pasien dengan
rincian 15 orang sebagai
kelompok kompres hangat
dan 15 orang sebagai
kelompok tepid sponge
Penelitian Sampel (karakteristik, Desain/Sele Intervensi Hasil Level Komentar reviewer (kekuatan
(Peneliti & ukuran, setting) ksi temuan/Kesimpulan Peneliti dan keterbatasan penelitian)
Waktu) responden peneliti an

Aryanti Populasi pada penelitian ini Purposive Kompres Hasil uji statistik III Kelebihn: Peneliti memaparkan
Wardiyah, adalah semua anak yang Sampling hangat dan didapatkan nilai p- secara jelas mengenai hasil uji
Setiawati, mengalami demam dengan kompres value 0,003< 0,05 statistik perbandingan dari
Umi penyakit bronkopneumonia, teppid maka dapat kedua intervensi, serta peneliti
Romayati demam typhoid, dan DHF sponge disimpulkan ada dapat menjelaskan secara
dari bulan November perbedaan yang ilmiah hasil
sampai Desember yang signifikan pada temuanya.Kelemahan : Tidak
dirawat di Ruang Alamanda kelompok perlakuan dijelaskan bagaimana cara
RSUD dr. Abdul Moeloek yang diberi teppid penliti memilih sample pada
berjumlah 185 anak. sponge dan kompres populasi serta alur dari
hangat. penelitian.Tidak dijelaskan
Sampel dalam penelitian ini kelemahan penelitian, dimana
adalah anak yang hal itu bisa menjadi masukan
mengalami demam di ruang bagi peneliti selanjutnya.Tidak
alamanda penghitungan dijelaskan kriteria inklusi dan
jumlah sampel tidak eksklusi dari sample penelitin
dijelaskan, didapatkan data Kelebihn: Peneliti memaparkan
sampel sebanyak 30 pasien secara jelas mengenai hasil uji
dengan rincian 15 orang statistik perbandingan dari
sebagai kelompok kompres kedua intervensi, serta peneliti
hangat dan 15 orang dapat menjelaskan secara
sebagai kelompok tepid ilmiah hasil
sponge temuanya.Kelemahan : Tidak
dijelaskan bagaimana cara
penliti memilih sample pada
populasi serta alur dari
penelitian.Tidak dijelaskan
kelemahan penelitian, dimana
hal itu bisa menjadi masukan
bagi peneliti selanjutnya.Tidak
dijelaskan kriteria inklusi dan
eksklusi dari sample penelitin
Penelitian Sampel (karakteristik, Desain/Sele Intervensi Hasil Level Komentar reviewer (kekuatan
(Peneliti & ukuran, setting) ksi temuan/Kesimpulan Peneliti dan keterbatasan penelitian)
Waktu) responden peneliti an

Aulya Kartini Populasi dalam penelitian consecutive Kompres Berdasarkan hasil III Kelebihn: Peneliti memaparkan
Dg Karra, ini adalah Klien anak yang Sampling hangat dan pengujian dengan secara jelas mengenai hasil uji
Muh. Aswar mengalami demam tipoid di kompres menggunakan statistik perbandingan dari
Anas, Muh. Ruang Rawat Inap teppid Univariate-General kedua intervensi, serta peneliti
Anwar Puskesmas Kampili sponge Linear Model dapat menjelaskan secara
Hafid, and Kecamatan Pallangga menunjukkan nilai ilmiah hasil temuanya.
Rosdiana Kabupaten Gowa p=0,03<0,05 Kelemahan :
Rahim menunjukan terdapat 1.Tidak dijelaskan bagaimana
Sampel dalam penelitian ini perbedaan antara cara penliti memilih sample
adalah anak usia 3 - 12 teknik kompres hangat pada populasi serta alur dari
tahun (prasekolah dan dengan teknik tapid penelitian.
tahun sekolah) yang dirawat sponge 2.Tidak dijelaskan kelemahan
di Ruang Rawat Inap penelitian, dimana hal itu bisa
Puskesmas Kampili yang menjadi masukan bagi peneliti
mengalami demam tifoid selanjutnya.
berdasarkan diagnosis 3.Tidak dijelaskan kriteria inklusi
medis (suhu; 37,20C - dan eksklusi dari sample
39,50C). ) dan yang telah penelitin
menerima terapi cairan dan
terapi antipiretik
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian
tepid sponge bath lebih efektif dalam menurunkan suhu tubuh anak dengan demam
dibandingkan dengan kompres air hangat. Hal ini disebabkan adanya seka tubuh pada teknik
tersebut akan mempercepat vasodilatasi pembuluh darah perifer di sekujur tubuh sehingga
evaporasi panas dari kulit ke lingkungan sekitar akan lebih cepat dibandingkan hasil yang
diberikan oleh kompres air hangat yang hanya mengandalkan reaksi dari stimulasi hipotalamus.
Jumlah luas waslap yang kontak dengan pembuluh darah perifer yang berbeda antara teknik
kompres air hangat dengan tepid sponge bath akan turut memberikan perbedaan hasil terhadap
penurunan suhu tubuh pada kelompok perlakuan tersebut
SARAN

Diharapkan dapat dibuatnya SOP yang jelas untuk tindakan tepid sponge baik di rumah sakit
atau puskesmas agar dapat diaplikasikan dengan baik. Serta, diharapkan petugas kesehatan
dapat memberikan pendidikan kesehatan dan demontrasi kepada keluarga pasien

Anda mungkin juga menyukai