Anda di halaman 1dari 6

1

2NAMA : SHINTYA RAHAYU


3NIM : P07220420027
4PRODI : NERS REGULER
5
6
7 WOC KEBUTUHAN MAKAN DAN MINUM
8

PENGERTIAN :
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan Pemenuhan kebutuhan Nutrisi
untuk proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan merupakan proses pemasukan dan
energi didapatkan dari berbagai nutrisi, pengolahan zat makanan oleh tubuh yang Fisiologis pencernaan
seperti: karbohidrat, protein, lemak, air, bertujuan menghasilkan energi dan
vitamin, dan mineral (A. P. Potter & Perry, digunakan dalam aktivitas tubuh
2010).

mencerna absorpsi metabolisme ekskresi

mekanik kimiawi Penyerapan makanan Anabolisme dan katabolisme Rektum, ginjal, paru,
oleh kapier usus halus keringat

Mengunyah, Mengubah
menelan, makanan
mencampu dan dengan
menggerakan bantuan
makanan enzim

Faktor yang memengaruhi

ekonomi Kebiasaan/ diit Penyakit saluran


cerna
9
-pendapatan rendah - Tidak mencuci makanan - kurang aktivitas fisik - tumor gaster
-finansial tidak - tidak mencuci tangan - kelebihan konsumsi - apendisitis
mencukupi sebelum makan gula - hernia
- konsumsi air mentah - sering mengemil - dll
Ketidakmampuan
menyediakan bahan Bahan makanan dan Terapi pembedahan :
pokok makanan air tercemar bakteri, Kadar gula meningkat laparatomi
virus dan parasit dalam tubuh
> 200 mg/dl
Kebutuhan nutrisi Pembiusan
Gula di rubah menjadi
tidak terpenuhi Infeksi saluran cerna energi
Resistensi
insulin Kelumpuhan peristaltik
Terus menerus Peningkatan glikogenesis usus 12-24 jam pasca
peristaltik usus operasi
Gula darah tidak
 Penurunan BB 10% Defekasi >3 kali lipogenesis bisa masuk ke Peristaltik usus < 5
dibawah rentang idela dalam 24 jam dalam sel kali/menit
 Lila < 23.5
 Body fat < 13% Berat badan Mudah Lipolisis ,
 Pendek D.0020 DIARE meningkat Lelah dan lesu Tidak ada flatus,
lapar glukoneogenesi
 IMT < 18 mual
 Hemoglobin <10 g/dl
 Albumin <3 g/dl Kehilangan cairan IMT > 25 kg/m2 D.0027
 Eritosit < 4 juta /mcl dan elektrolit D.0021 DISFUNGSI
KETIDAKSEIMBAN Diabetes melitus
 Trombosit < 150.000 MOTILITAS
GAN GLUKOSA
 Nafsu makan GASTROINTESTINAL
D.0018 BERAT DARAH
menurun D.0037 RESIKO BADAN LEBIH
 Terlihat kurus KETIDAKSEIMBANGAN
 Rambut kusam dan ELEKTROLIT
rontok
IMT > 30 kg/m2
 Lesu dan lemas
 Asupan harian kurang
kalori dan protein
 Tidak mengkonsumsi D.0018 OBESITAS
buah dan sayur

D.0019 DEFISIT
NUTRISI
10
L.03030 STATUS NUTRISI L.03021 L.03018 BERAT BADAN L.03022 KESTABILAN L.03023 MOTILITAS
KESEIMBANGAN KADAR GLUKOSA GASTROINTESTINAL
I.03119 MANAJEMEN ELEKTROLIT I.03097 MANAJEMEN
NUTRISI BERAT BADAN I.03097 MANAJEMEN I.03119 MANAJEMEN
I.03122 PEMANTAUAN HIPERGLIKEMIA NUTRISI
1. Identifikasi alergi dan ELEKTROLIT 1. Identifikasi kondisi
intoleransi makanan kesehatan 1. Identifkasi kemungkinan 1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi makanan yang 1. Identifikasi 2. Hitung BB ideal penyebab hiperglikemia 2. Identifikasi alergi dan
disukai kemungkinan 3. Hitun presentase 2. Monitor kadar glukosa intoleransi makanan
3. Identifikasi kebutuhan penyebab lemak darah, jika perlu 3. Identifikasi makanan yang
kalori dan jenis nutrient ketidakseimbangan 4. Jelaskan hubungan 3. Monitor tanda dan gejala disukai
4. Identifikasi perlunya elektrolit asupan makanan hiperglikemia (mis. poliuri, 4. Identifikasi kebutuhan
penggunaan selang 2. Monitor kadar dengan penambahan polidipsia, polivagia, kalori dan jenis nutrient
nasogastrik elektrolit serum BB kelemahan, malaise, 5. Identifikasi perlunya
5. Monitor asupan makanan 3. Monitor mual, muntah, 5. Anjurkan mencatat BB pandangan kabur, sakit penggunaan selang
6. Monitor berat badan dan diare setiap minggu kepala) nasogastrik
7. Monitor hasil pemeriksaan 4. Monitor kehilangan 6. Anjurkan mencatat 4. Monitor intake dan output 6. Monitor asupan makanan
laboratorium cairan, jika perlu asupan makan, cairan 7. Monitor berat badan
8. Lakukan oral hygiene 5. Atur interval waktu aktivitas fisik dan 5. Berikan asupan cairan oral 8. Monitor hasil
sebelum makan, jika perlu pemantauan sesuai perubahan BB 6. Konsultasi dengan medis pemeriksaan laboratorium
9. Fasilitasi menentukan dengan kondisi pasien jika tanda dan gejala 9. Lakukan oral hygiene
pedoman diet (mis. 6. Dokumentasikan hasil hiperglikemia tetap ada sebelum makan, jika perlu
Piramida makanan) pemantauan atau memburuk 10. Fasilitasi menentukan
10. Sajikan makanan secara 7. Jelaskan tujuan dan 7. Anjurkan olahraga saat pedoman diet (mis.
menarik dan suhu yang prosedur pemantauan kadar glukosa darah lebih Piramida makanan)
sesuai 8. Informasikan hasil dari 250 mg/dL 11. Sajikan makanan secara
11. Berikan makan tinggi serat pemantauan 8. Anjurkan monitor kadar menarik dan suhu yang
untuk mencegah konstipasi glukosa darah secara sesuai
12. Berikan makanan tinggi mandiri 12. Berikan makan tinggi
kalori dan tinggi protein 9. Anjurkan kepatuhan serat untuk mencegah
13. Berikan suplemen makanan, terhadap diet dan olahraga konstipasi
jika perlu 10. Ajarkan pengelolaan 13. Berikan makanan tinggi
14. Anjurkan posisi duduk, jika diabetes (mis. penggunaan kalori dan tinggi protein
mampu insulin, obat oral, monitor 14. Berikan suplemen
asupan cairan, penggantian makanan, jika perlu
karbohidrat, dan bantuan 15. Hentikan pemberian
professional kesehatan) makan melalui selang
11. Kolaborasi pemberian nasigastrik jika asupan
insulin, jika perlu oral dapat ditoleransi
11
12

PENGERTIAN : Pemenuhan kebutuhan cairan


Cairan tubuh adalah suspensi sel merupakan proses pemasukan dan
didalam tubuh mahluk hidup pengolahan cairan oleh tubuh yang
(manusia/hewan) yang terdiri dari bertujuan untuk menjaga kestabilan
elektrolit, cairan dan mineral. hemedinamik.

Keseimbangan cairan dan Keseimbangan asam basa


elektrolit

Kimiawi, biologis,
fisiologis
Distribusi cairan Komposisi cairan tubuh Pergerakan cairan Pengaturan cairan Pergerakan
tubuh tubuh tubuh elektolit

Elektrolit, mineral
CIS & CES Difusi, osmosis, Asupan cairan, Kation, anion
filtrasi, transport aktif haluaran aliran,
hormon

Faktor yang memengaruhi

Gaya hidup Konsumsi alkohol, penyakit


usia Temperatur trauma
kukubima, extrajoss, tubuh
lingkungan
krating
Olah raga stres
Konsumsi garam Diabetes melitus,
Lingkungan panas berlebihan (>1600 mg Kerusakan glomerulus infeksi,autoimun
neonatus sodium)
Suhu tubuh aldostern
meningkat dan ADH
berkeringat meningka Retensi cairan Penurunan GFR
Luka bakar perdarahan

Kehilangan cairan Retensi gram,


Gagal ginjal kronik
natrium dan cairan
Tubuh tidak bisa Peningkatan
13 Kehilangan Haluaran urin Peningkatan volume mengeluarkan cairan membran Kehiangan
prematur natrium dan menurun intravaskular permeabilitas darah secara
klorida
aktif
Ketidakadekuat Peningkatan tekanan Edema
an refleks bayi dehidrasi haus ekstremitas/anasarka
darah Aliran darah
menghisap Penurunan
kejaringan
Volume CIS & CES
tidak cukup
D.0037 RESIKO cairan tubuh
Bayi tidak meningkat Vasokontriksi Dispnea/ortopnea
KETIDAKSEIMBANGAN D.0023
mampu pembuluh darah D.0039
ELEKTROLIT HIPOVOLEMIA
melekat pada RESIKO SYOK
payudara ibu TD meningkat D.0022 HIPERVOLEMIA

Hipoksia, kekuragan
Iskemia ginjal volume cairan
Menyusui <8
kali dalam 24
jam

D.0029 MENYUSUI TIDAK


EFEKTIF

BB turun

Bilirubin serum
total >2 mg/dL

Membran mukosa
kuning, kulit kuning,
sklera kuning

D.0024 IKTERIK
NEONATUS
14 L.03020 KESEIMBANGAN CAIRAN
L.1514125 INTEGRITAS L.03032 TINGKAT SYOK
KULIT DAN JARINGAN L.03021
I. 03091 FOTOTERAPI KESEIMBANGAN 03114 MANAJEMEN HIPERVOLEMIA
I. 02068 RESIKO SYOK
NEONATUS ELEKTROLIT
1. Periksa tanda dan gejala hypervolemia
1. Monitor status
1. Monitor ikterik skelra I.03122 PEMANTAUAN 2. Identifikasi penyebab hypervolemia
kardiopulmonal
dan kulit ELEKTROLIT 3. Monitor status hemodinamik, tekanan
2. Monitor status
2. Identifikasi darah, MAP, CVP, PAP, PCWP, CO
oksigenasi
kebutuhan cairan 1. Identifikasi jika tersedia
3. Monitor status cairan
3. Monitor suhu tubuh kemungkinan 4. Monitor intaje dan output cairan
4. Monitor tingkat
4. Siapkan foto terapi penyebab 5. Monitor tanda hemokonsentrasi
kesadaran
5. Lepaskan pakaian ketidakseimbangan ( kadar Natrium, BUN, hematocrit,
5. Pasang jalur IV
bayi elektrolit berat jenis urine)
6. Pasang kateter urin
6. Gunakan linen 2. Monitor kadar 6. Monitor tanda peningkatan tekanan
7. Berikan oksigen
berwarna putih elektrolit serum onkotik plasma
8. Jelaskan tanda gejala
7. Ujur jarak 30 cm 3. Monitor mual, muntah, 7. Monitor kecepatan infus secara ketat
syook
8. Anjurkan ibu dan diare 8. Monitor efek samping diuretik
9. Anjurkan melaporkan
menyusui sekitar 30 4. Monitor kehilangan 9. Timbang berat bada setiap hari pada
tanda gejala syok
menit cairan, jika perlu waktu yang sama
10. Kolaborasi pemberian
9. Kolaborasi 5. Atur interval waktu 10. Batasi asupan cairan dan garam
tranfusi darah
pemeriksaan bilirubin pemantauan sesuai 11. Tinggikan kepala tempat tidur 30-40
11. Kolaborasi pemberian
dengan kondisi pasien derajat
anti inflamasi
6. Dokumentasikan hasil 12. Anjurkan melapor jika haluaran urine
pemantauan <0.5 ml/kg/jam dalam 6 jam
7. Jelaskan tujuan dan 13. Anjurkan melapor jika BB bertambah
prosedur pemantauan > 1 kg dalam sehari
8. Informasikan hasil 14. Ajarkan cara mengukur dan mencatat
pemantauan asupan dan haluaran cairan
15. Ajarkan cara membatasi cairan
16. Kolaborasi pemberian diuritik
17. Kolaborasi penggantian kehilangan
kalium akibat diuretic
18. Kolaborasi pemberian continuous
renal replacement therapy

Anda mungkin juga menyukai