Anda di halaman 1dari 1

OUTCOME : D Kebutuhan cairan dan KOMPOSISI CAIRAN

a. Mempertahnkan keseimbangan cairan 1. Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit. I elektrolit adalah suatu proses
b. Menunjukkkan adannya keseimbangan KOMPOSISI ELEKTROLIT
2. Risiko Ketidakseimbangan Cairan. A dinamik karena metabolisme 1. Cairan Intraseluler (CIS)
cairan seperti output adekuat, tekanan 3. Kesiapan Peningkatan 1. Elektrolit Intraseluler
G tubuh membutuhkan 2. Cairan Ekstraseluler (CES)
darah normal, membrane mukosa Keseimbangan Cairan. 2. Elektrolit Extraseluler
lembab, turgor kulit baik. N perubahan yang tetap dalam - Cairan intravaskuler (plasma) yaitu cairan
3. Non elektrolit
c. Secara verbal pasien mengatakan O berespon terhadap stressor di dalam sistem vaskuler.
penyebab kekurangan cairan S fisiologis dan lingkungan - Cairan intersitial yaitu cairan yang
dapat teratasi. terletak diantara sel.
A (juffie M 2016).
Keseimbangan cairan yaitu - Cairan transeluler adalah cairan sekresi
KOMPOSISI
K keseimbangan antara intake khusus seperti cairan serebrospinal, cairan
INTERVENSI : MANAJEMEN INTERVENSI : PEMANTAUAN intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
CAIRAN E dan output. Dimana
CAIRAN
Observasi
Observasi P pemakaian cairan pada orang
Monitor status hidrasi ( mis, frek nadi,
Monitor frekuensi dan kekuatan nadi E dewasa antara 1.500ml - a. Umur 1. Pemeriksaan laboratorium berupa
Monitor frekuensi nafas b. Diet
kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler, R 3.500ml/hari, biasanya pemeriksaan darah tapi lengkap, eletrolit
Monitor tekanan darah c. Stress
kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan A pengaturan cairan tubuh
Monitor berat badan , dan glukosa darah dapat dilakukan
darah)
Monitor waktu pengisian kapiler W dilakukan dengan mekanisme d. kondisi sakit
Monitor berat badan harian walaupun kadang tidak menunjukkan
Monitor elastisitas atau turgor kulit haus. e. Tindakan medis
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium A kelainan berarti.
Monitor jumlah, waktu dan berat jenis urine T f. Pengobatan
(mis. Hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis urin - Pemeriksaan elektrolit (natrium, kalium,
, BUN)
Monitor kadar albumin dan protein total A g. Pembedahan
Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. klorida, bikarbonat, dan pH) dilakukan
Monitor status hemodinamik ( Mis. MAP,
Osmolaritas serum, hematocrit, natrium, N DEFINISI setiap hari penting untuk menilai status
CVP, PCWP jika tersedia) cairan dan elektrolit pada pasien yang
kalium, BUN)
Terapeutik mendapat cairan intravena.
Identifikasi tanda-tanda hipovolemia
Catat intake output dan hitung balans cairan
Identifikasi tanda-tanda hypervolemia 9mis.
ETIOLOGI - Pemeriksaan hitung sel darah dan hematokrit
dalam 24 jam
Identifikasi factor resiko ketidakseimbangan menunjukkan hemokonsentrasi atau
Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
cairan KEBUTUHAN CAIRAN PEMERIKSAA hemodilusi. Hematokrit akibat volume
Berikan cairan intravena bila perlu
Kolaborasi DAN ELEKTROLIT N plasma yang berkurang, hemodilusi
Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu DIAGNOSTIK menunjukkan meningkatnya volume plasma
akibat pemberian cairan yang berlebihan.
GANGGUAN
- Pengukuran protein serum dengan rasio
1. Cairan
KESEIMBANGA albumin globulin. Menurunnya protein
Overdehidras N M serum akan menurunkan tekanan osmotik
i Dehidrasi kompartemen ekstraseluler yang
MENURUT USIA hal yang harus diperhatikan dalam memonitor pasien :
2. Elektrolit A menyebabkan edema dan berkurangnya
Hiponatremia 1. Denyut nadi dan tekanan darah. Tekanan nadi yang tinggi merupakan tanda volume cairan dan elektrolit.
Hipernatremi tingginya cardiac output akibat sirkulasi yang overload. Sebaliknya tekanan - Pemeriksaan ureum dan kreatinin dipakai
BERAT KEBUTUHAN CAIRAN nadi yang kurang menunjukkan kurangnya cardiac output akibat dari N
a untuk evaluasi fungsi ginjal sebagai
Hipokalemia
NO. UMUR BADAN (ML/24 JAM) rendahnya volume darah. Tekanan darah yang rendah, disertai nadi yang cepat I
(KG) parameter dalam terapi cairan dan elektrolit.
Hiperkalemia 1 3 Hari 3,0 250-300
dan lemah F
merupakan tanda adanya kolaps sirkulasi. 2. Pemeriksaan EEG dapat dilakukan
Hipokalsemia 2 1 Tahun 9,5 1.150-1.300 E
3 2 Tahun 11,8 1.350-1.500 2. Vena perifer. Vena perifer pada lengan biasanya kosong dalam 3-5 detik
S pada kejang demam yang tidak khas
3. Asam Basa setelah lengan diangkat, dan akan penuh kembali bila lengan diturunkan
asidosis
4 6 Tahun 20,0 1.600-1.800
T 3. Pemeriksaan foto kepala, CT-Scan,
5 10 tahun 28,7 2.000-2.500 kembali dalam waktu yang sama.
respiratorik 3. Berat badan yang berkurang 1 kilogram merupakan refleksi dari hilangnya A dan MRI
6 14 Tahun 45,0 2.200-2.700
asidosis metabolic 7 18 Tahun 54,0 2.200-2.700 1 liter cairan tubuh. Berat badan yang turun sampai 10% merupakan tanda
alkalosis 8 Dewasa 60,0 2.400-2.600 adanya dehidrasi berat. S
respiratorik 4. Tekanan vena sentral. Tekanan vena sentral yang normal menunjukan
I Pusing, kelemahan, keletihan, Sinkope,
volume sirkulasi darah yang adekuat. Pemasangan tekanan vena sentral
merupakan indikasi pada pasien penyakit jantung, usia tua, perdarahan hebat. Anoreksia, mual, muntah, haus,
Juffie, M. (2014). Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit pada Penyakit Saluran Cerna. Sari 5. Rasa haus. Dehidrasi ini terjadi akibat cairan ekstraseluler menjadi hipertonis K Kekacauan mental, Konstipasi dan
Pediatri, 6(1), 52-59. akibat kehilangan air atau infus NaCl
Leksana, E. (2015). Strategi terapi cairan pada dehidrasi. CDK-224, 42(1), 70-73. oliguria., Peningkatan nadi, suhu, Turgor
6. Intake dan output. Output urin 200/ml/jam menunjukkan pemberian L
Mubarak Wahit Iqbal , 2011, Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori dan cairan yang terlalu cepat, normal adalah 30-50ml/jam. Menurunnya urine kulit menurun.
Aplikasi dalam praktek, Jakarta : EGC
output menunjukkan volume darah yang menurun.
Indonesia, P. P. N. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI.
7. Kulit. Tes turgor kulit dilakukan pada daerah dada atau lengan atas

Anda mungkin juga menyukai