POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
PRODI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG TAHUN 2022 RESUME MANAJEMEN KESELAMATAN PASIEN
A. Definisi Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien di definisikan sebagai suatu sistem dimana Rumah Sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Basabih, 2017).
B. Prinsip-Prinsip Keselamatan Pasien
Tujuh prinsip menuju keselamatan pasien rumah sakit untuk mencegah peningkatan insiden terkait patient safety yang termuat dalam Siregar (2016) antara lain: 1. kesadaran (awareness) tentang nilai keselamatan pasien rumah sakit 2. komitmen memberikan pelayanan yang berorientasi patient safety 3. kemampuan mengidentifikasi faktor risiko penyebab insiden terkait patient safety 4. kepatuhan pelaporan insiden terkait patient safety. 5. kemampuan berkomunikasi yang efektif tentang faktor risiko insiden terkait patient safety 6. kemampuan mengidentifikasi akar penyebab masalah terkait patient safety 7. kemampuan memanfaatkan informasi tentang kejadian yang terjadi untuk mencegah kejadian berulang
C. Enam sasaran Keselamatan Pasien
Selain standar keselamatan, ada lagi yang menjadi poin penting dalam pelaksanaan keselamatan pasien yaitu sasaran keselamat pasien atau Patient Safety Goals. Sasaran keselamatan pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit yang diakreditasi oleh komisi akreditasi rumah sakit. Penyusunan sasaran ini mengacu kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety (2007) yang digunakan juga oleh komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI (KKPRSI), dan Joint Commission International (JCI). Menurut Joint Commission International (2013) terdapat enam sasaran keselamatan pasien yaitu: 1. Sasaran I : Ketepatan Indentifikasi Pasien Kesalahan identifikasi pasien bisa terjadi pada pasien yang dalam keadaan terbius/tersedasi, mengalami disorientasi, tidak sadar, bertukar tempat tidur/kamar/ lokasi di rumah sakit, adanya kelainan sensori, atau akibat situasi lain. Maksud sasaran ini adalah untuk melakukan dua kali pengecekan yaitu: pertama, untuk identifikasi pasien sebagai individu yang akan menerima pelayanan atau pengobatan; dan kedua, untuk kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut. Kebijakan atau prosedur tersebut memerlukan sedikitnya dua cara untuk mengidentifikasi seorang pasien seperti nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir, gelang identitas pasien dengan bar-code, dan lain. 2. Sasaran II : Peningkatan Komunikasi yang Efektif Komunikasi yang dilakukan secara efektif, akurat, tepat waktu, lengkap, jelas, dan yang mudah dipahami oleh pasien akan mengurangi kesalahan dan dapat meningkatkan keselamatan pasien. Elemen penilaian pada sasaran yang kedua ini terdiri dari beberapa hal sebagai berikut: a. Melakukan kegiatan “READ BACK‟ pada saat menerima permintaan secara lisan atau menerima intruksi lewat telepon dan pasang stiker ‟SIGN HERE‟ sebagai pengingat dokter harus tanda tangan. b. Menggunakan metode komunikasi yang tepat yaitu SBAR saat melaporkan keadaan pasien kritis, melaksanakan serah terima pasien antara shift (hand off) dan melaksanakan serah terima pasien antar ruangan dengan menggunakan singkatan yang telah ditentukan oleh manajemen. 3. Sasaran III : Peningkatan Keamanan Obat yang perlu Diwaspadai (High-Alert) Elemen yang merupakan standar penilaian sasaran ketiga adalah sebagai berikut: a. Melakukan sosialisasi dan mewaspadai obat Look Like dan Sound Alike (LASA) atau Nama Obat Rupa Mirip (NORUM) b. Menerapkan kegiatan DOUBLE CHECK dan COUNTER SIGN setiap distribusi obat dan pemberian obat pada masing-masing instansi pelayanan. c. Menerapkan agar Obat yang tergolong HIGH ALERT berada di tempat yang aman dan diperlakukan dengan perlakuan khusus d. Menjalankan Prinsip delapan Benar dalam pelaksanaan pendelegasian Obat (Benar Instruksi Medikasi, Pasien, Obat, Masa Berlaku Obat, Dosis, Waktu, Cara, dan Dokumentasi). 4. Sasaran IV : Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur,Tepat-Pasien Operasi Elemen yang menjadi penilaian pada sasaran keempat ini adalah memberi tanda spidol skin marker pada sisi operasi (Surgical Site Marking) yang tepat dengan cara yang jelas dimengerti dan melibatkan pasien dalam hal ini (Informed Consent). Proses verifikasi praoperatif ditujukan untuk memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar; memastikan bahwa semua dokumen, foto (imaging), hasil pemeriksaan yang relevan tersedia dan diberi label dengan baik serta dipampang dan melakukan verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implant-implant yang dibutuhkan. Rumah sakit menetapkan bagaimana proses itu didokumentasikan secara ringkas, misalnya menggunakan checklist dan sebagainya 5. Sasaran V : Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan Elemen yang menjadi penilaian sasaran kelima adalah sebagai berikut. a. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman Five Moment Hand Hygiene dan digunakan dalam tatanan kesehatan untuk pelayanan ke pasien. b. Menggunakan Hand rub di ruang perawatan dan melakukan pelatihan cuci tangan efektif. c. Memberikan tanggal dengan menggunakan spidol atau tinta yang jelas setiap melakukan prosedur invasif (infuse, dower cateter, CVC, WSD, dan lain-lain) 6. Sasaran VI : Pengurangan Resiko Pasien Jatuh. Elemen yang menjadi penilaian sasaran VI adalah sebagai berikut. a. Melakukan pengkajian risiko jatuh pada pasien yang dirawat di rumah sakit. b. Melakukan tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko jatuh. c. Memberikan tanda bila pasien berisiko jatuh dengan gelang warna kuning dan kode jatuh yang telah ditetapkan oleh manajemen.
D. Standar Keselamatan Pasien
Pentingnya akan keselamatan pasien dirumah sakit, maka dibuatlah standar keselamatan pasien dirumah sakit. Standar keselamatan pasien dirumah sakit ini akan menjadi acuan setiap asuhan yang akan diberikan kepada pasien. Menurut Kemenkes RI (2015), standar keselamatan pasien terdiri dari tujuh standar, yaitu : 1. Hak pasien Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya kejadian tak diharapkan. 2. Mendidik pasien dan keluarga Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung pasien dalam asuhan pasien. Keselamatan pasien dalam pemberian pelayanan dapat di tingkatkan dengan keterlibatan pasien yang merupakan patner dalam proses pelayanan.Karena itu di rumah sakit harus ada sistem dan mekanisme mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. 3. Keselamatan pasien daam kesinambungan pelayanan Rumah sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan. 4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien Kriteria: a. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perencanaan yang baik, mengacu pada visi, misi, dan tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat dan faktor-faktor lain yang berpotensi resiko bagi pasien sesuai dengan ” langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit” b. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja antara lain yang terkait dengan : pelaporan insiden, akreditasi, menejemen resiko, utilisasi, mutu pelayanan, keuangan. c. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua KTD/KNC, dan secara proaktif melakukan evaluasi suatu proses kasus resikotinggi. d. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis untuk menentukan perubahan sistem yang di perlukan, agar kinerja dan keselamatan pasien terjamin. 5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien a. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan ”7 langkah menuju keselamatan pasien rumahsakit”. b. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangiKTD/KNC. c. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatanpasien. d. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji dan meningkatkan kinerja rumah rakit serta meningkatkan keselamatanpasien. e. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan kinerja Rumah Sakit dan keselamatanpasien. 6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien a. Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaiatan jabatan dengan keselamatan pasien secarajelas. b. Rumah sakit menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan yangberkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayananpasien. 7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien. a. Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal daneksternal b. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu danakurat
SUMBER REFERENSI
Kemenkes RI. (2011) Permenkes RI No.1691/Menkes/VIII/2011 tentang Keselamatan
pasien Rumah Sakit, Jakarta
Joint Commission International (JCI), (2017) Standar Akreditasi Rumah Sakit : Enam Sasaran Keselamatan pasien Edisi ke-4, Jakarta
Titania, E. lisamanda. (2019). Peningkatan Program Patient Safety Berdasarkan 7 Prinsip
Rencana akumulasi yang dibuat sederhana: Bagaimana dan mengapa berinvestasi di bidang keuangan dengan membangun rencana akumulasi otomatis yang disesuaikan untuk memanfaatkan tujuan Anda