Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN JAMINAN MUTU KESEHATAN

DOSEN PENGAMPU:
Nurmaines Adhyka, SKM, MARS
Poin yang akan di bahas

1. Budaya keselamatan pasien ( patient safety)


2. (enam) 6 sasaran keselamatan pasien menuju keselamatan pasien (patient safety)
di RS
3. Insiden keselamatan pasien di RS
4. Monitoring dan evaluasi IKP
5. Upaya peningkatan mutu
6. Program mutu rumah sakit
Nama anggota kelompok 1
100%
• Yolanda putri wulandani
• Tara hafizah R

80%
• Franando catlin
• M. hanif

40%
• Rena yulita
• Dini safitri

20%
Melisa putri mardatilah
BUDAYA KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)

 Keselamatan pasien merupakan prinsip dasar dalam pelayanan


kesehatan.
 Menurut Depkes RI (2008) Keselamatan pasien (patient safety) rumah
sakit merupakan suatu sistem dimana rumah sakit mampu memberikan
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi:
• assessmen risiko,
• identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
• pelaporan dan analisis insiden,
• kemampuan belajar dari insiden
• tindaklanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko
 budaya keselamatan pasien yaitu suatu jalan untuk menciptakan program
keselamatan dengan cara focus pada pelaksanaan programnya sehingga
dapat menghasilkan keselamatan pasien.
 Tujuan dari keselamatan pasien yaitu menurunnya KTD yang merupakan
bagian dari insiden keselamatan pasien.
 Budaya keselamatan terdiri dari empat komponen (subculture) :
• Informed culture
• Reporting culture
• Just culture
• Learning culture
6 Sasaran Keselamatan Pasien Menuju Keselamatan Pasien
(Patient Safety) di RS

SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN


Standar SKP I Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki/
meningkatkan ketelitian identifikasi pasien.

Elemen Penilaian Sasaran I :


a.) Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
b.) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah atau produk darah.
c.) Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
pemeriksaan klinis.
d.) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur.
SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF
Standar SKP II Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektifitas
komunikasi antar para pemberi pelayanan

Elemen Penilaian Sasaran II :


a) Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan
secara lengkap oleh penerima perintah.
b) Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan dibacakan
secara lengkap oleh penerima pperintah.
c) Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang menyampaikan
hasil ppemeriksaan.
d) Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi lisan
atau melalui telepon secara konsisten.
SASARAN III : PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH ALERT)
Standar SKP III Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan
obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert)

Elemen Penilaian Sasaran III :


a) Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi, menetapkan
lokasi, pemberian label dan penyimpanan elektrolit konsentrat.
b) Implementasi kebijakan dan prosedur.
c) Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara klinis
dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang kurang hati-hati di area tersebut sesuai
kebijakan.
SASARAN IV : KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-PASIEN OPERASI
Standar SKP IV Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat-lokasi,
tepat-prosedur dan tepat-pasien.
Elemen Penilaian Sasaran IV :
a) Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk identifikasi lokasi
operasi dan melibatkan pasien didalam proses penandaan.
b) Rumah sakit menggunakan suatu cheklist atau proses lain untuk memverifikasi saat pre operasi
tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien dan semua dokumen serta peralatan yang
diperlukan tersedia, tepat dan fungsional.
c) Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur sebelum “incisi/time out”tepat
sebelum dimulainya suatu prosedur tindakan ppembedahan.
d) Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung suatu proses yang seragam untuk
memastikan tepat lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien, termasuk prosedur medis dan dental
yang dilaksanakan di luar kamar operasi.
SASARAN V : PENGURANGAN RESIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
Standar SKP V Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi resiko infeksi
yang terkait pelayanan kesehatan.

Elemen Penilaian Sasaran V :


a) Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang diterbitkan
dan sudah diterima secara umum (a.l dari WHO Guidelines on Patient Safety.
b) Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif.
c) Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan secara
berkelanjutan resiko dari infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
SASARAN VI : PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH
Standar SKP VI Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi resiko pasien
dari cidera karena jatuh.

Elemen Penilaian Sasaran VI :


a) Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap resiko jatuh dan
melakukan asesmen ulang bila pasien diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan
dan lain-lain.
b) Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi mereka yang pada hasil
asesmen dianggap beresiko jatuh.
c) Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan, pengurangan cedera akibat jatuh dan
dampak dari kejadian yang tidak diharapkan.
d) Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan berkelanjutan
resiko pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit.
Sasaran keselamatan pasien ini merupakan syarat untuk diterapkan di

semua rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit.

Tujuan dari Sasaran keselamatan pasien adalah mendorong perbaikan

spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang

bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi

dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini.


Insiden Keselamatan Pasien di RS
• Setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan harm (penyakit , cedera, cacat,
kematian dan lain lain) yang tidak seharusnya terjadi.
• Jenis-jenis insiden:
1. Kondisi Potensial Cedera (KPC)
Kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden
Contohnya seperti: kerusakan alat ventilator, DC shock, Tensi meter

2. Kejadian Tidak Cedera (KTC)


Insiden yang sudah terpapar kepasien, tetapi tidak timbul cedera
Contohnya seperti: pesien minum paracetamol dan tidak ada reaksi apapun tetapi dokter tidak
meresepkan paracetamol.
Insiden Keselamatan Pasien di RS
3. Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
Terjadinya insiden yang belum sampai terpapar kepasien
Contohnya seperti: salah indentitas pasien namun diketahiu sebelum dilakukan tindakan

4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)


Insiden yang mengakibatkan cidera pada pasien
Contohnya seperti: Tertusuk jarum. Pasien jatuh

5. Kejadian Sentinel
Suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang seriud
Contohnya seperti: salah sisi operasi
Monitoring dan evaluasi IKP
• Kegiatan Monitoring dan Evaluasi atau yang sering dikenal dengan
istilah monev mencakup mulai dari proses pengumpulan data realisasi
program/kegiatan, pelaporan kegiatan, hingga penilaian dan evaluasi capaian
kinerja. Terhadap insiden Keselamatan Pasien (IKP)/Patient Safety Incident disetiap
kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
harm (penyakit, cedera, cacat, kematian dan lainlain) yang tidak seharusnya terjadi.
Upaya peningkatan mutu

upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai keseluruhan upaya dan
kegiatan dalam memantau dan menilai mutu pelayanan kesehatan,memecahkan masalah-
masalah yang ada dan mencari jalan keluarnya,sehingga mutu pelayanan kesehatan diharapkan
akan lebih baik
Di rumah sakit upaya peningkatan mutu pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
asuhan atau pelayanan sebaik-baiknya kepada pasien. Upaya peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit akan sangat efektif jika upaya peningkatan mutu menjadi tujuan sehari-hari dari
setiap unsur di RS termasuk pimpinan, pelaksana pelayanan langsung dan staf penunjang.
Program Mutu Rumah Sakit

1) Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


2) Penundaan Operasi Elektif
3) Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Laboratorium
4) Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional RS Provider BPJS
5) Kepatuhan terhadap Alur Klinis (Clinical Pathway
6) Kecepatan Respons terhadap Komplain
7) Kepuasan Pasien dan Keluarga
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai