Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENTINGNYA

MELAKSANAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN


SEHAT (PHBS)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :


Franando Catlin 2010070160005
Yolanda Putri Wulandani 2010070160007
Sevia Etika ambarsari 2010070160008
Putri Ariesta Utami 2010070160021

PUSKESMAS PAUH KOTA PADANG


PROVINSI SUMATERA BARAT
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Pentingnya Melaksanakan Perilaku Hidup


Bersih dan Sehat (PHBS)
Sasaran : Masyarakat diwilayah kerja puskesmas
pauh yang ber-PHBS rendah
Hari/Tanggal : Sabtu, 07 Oktober 2023
Jam : 09.30 – 10.00 WIB
Tempat : Wilayah kerja puskesmas pauh
Waktu : 30 Menit

A. Latar Belakang
Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan dapat dipelajari.
Perilaku kesehatan merupakan suatu respon seseorang terhadap rangsangan terhadap suatu
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan (Mubarak, 2007). Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dilakukan atas kesadaran
seseorang sehingga anggota keluarga atau keluarga tersebut dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes
RI, 2011).
Perilaku hidup bersih dan sehat di Indonesia saat ini masih rendah, hal ini terkait dengan
berbagai permasalahan kesehatan atau penyebaran penyakit berbasis lingkungan yang secara
epidemiologis masih tinggi di Indonesia (Trusilowati, Hanifah, 2007). Data Departemen
Kesehatan menyebutkan sebanyak 30 ribu desa di 440 kabupaten di Indonesia memiliki sanitasi
lingkungan yang buruk. Masih banyak kabupaten yang masyarakatnya belum berperilaku hidup
sehat, sehingga angka kesakitan masyarakat sangat tinggi terutama diare, deman berdarah,
tipoid dan kolera (Tim Teknis Pembangunan Sanitasi, 2009).
Berdasarkan Kemenkes RI tahun 2018, Program pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat yang dicanangkan pemerintah sudah berjalan 15 tahun, tetapi keberhasilannya masih jauh
dari harapan. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa pencapaian PHBS
rumah tangga sebesar 32,3% sedangkan pada pada Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa
68,74%. Jika di lihat dari data tersebut menunjukkan bahwa capaian PHBS tatanan rumah
tangga mengalami peningkatan, namun belum sesuai dengan target yang telah di tetapkan oleh
pemerintah (Rukaiyah, 2022).
Provinsi Sumatera Barat merupakan Provinsi dengan cakupan sanitasi terendah setelah
Provinsi Lampung secara trend persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi
layak selama 2014-2018 adalah sebanyak 42,34% pada 2014, sebanyak 45,02% pada 2015,
sebanyak 53,24% pada 2016, sebanyak 52,77% pada 2017, sebanyak 56,85% pada 2018.
Walaupun terlihat trend peningkatan setiap tahunnya namun peningkatan yang terjadi masih
belum signifikan. Berdasarkan data Riskesdas pada tahun 2018, Provinsi Sumatera Barat
menempati urutan ketiga setelah Provinsi Papua dan Kalimantan Tengah terkait proporsi
perilaku buang air besar sembarangan (BABS) sebesar 23%. Jika di konversikan angka 23%itu
dengan jumlah penduduk Sumatera Barat 5,48 juta jiwa, maka 1 juta lebih masyarakat Sumatera
Barat masih buang air sembarangan serta dirumah tangga belum memiliki akses jamban
(Riskesdas, 2019).
Berdasarkan hasil survey dan pembinaan PHBS pada 23 puskesmas yang ada di Kota
Padang dengan jumlah KK yang dibina pada tahun 2019 sebanyak 136.170 rumah tangga yang
di survey dari 210.348 sasaran KK di Kota Padang, maka di peroleh gambaran rumah tangga
yang di survey ber- PHBS sebanyak 72.647 dengan persentase 53,35% pada tahun 2020
sebanyak 5.190 rumah tangga yang di survey dari 13.063 sasaran KK di Kota Padang, maka di
peroleh gambaran rumah tangga yang di survey ber- PHBS sebanyak 3.303 dengan persentase
63,7%, pada tahun 2021 sebanyak 5.190 rumah tangga yang di survey dari 13.063 sasaran KK
di Kota Padang, maka di peroleh gambaran rumah tangga yang di survey ber- PHBS sebanyak
3.303 dengan persentase 63,7%, . sedangkan persentase Puskesmas yang ber-PHBS paling
rendah dari tahun 2019- 2021 berturut-turut yaitu Puskesmas Pauh sebanyak 30,6 % (Laporan
tahunan Dinkes Kota Padang, 2021).
B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Memberikan pengertian atau konsep yang ada tentang pentingnya melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan tentang Pentingnya Mlaksanakan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat diharapkan peserta dapat:
a. Mengerti dan memahami tentang pengertian PHBS
b. Mengerti dan Memahami tentang Tujuan Program PHBS
c. Mengerti dan memahami tentang Sasaran Program PHBS
d. Mengerti dan memahami tentang Manfaat PHBS Rumah Tangga
e. Mengerti dan memahami tentang Indikator PHBS Rumah Tangga

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Pentingnya Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah masyarakat diwilayah kerja puskesmas pauh yang ber-
PHBS rendah.
3. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah:
a. Kelompok Besar
b. Ceramah
4. Media dan alat
a. Laptop
b. Leaflet
5. Waktu dan tempat
Hari/ Tanggal : Sabtu, 07 Oktober 2023
Jam : 09.30 – 10.00
Tempat : Wilayah kerja puskesmas pauh

6. Setting Tempat
Setting tempat pelaksanaan penyuluhan adalah sebagai berikut.

Penyuluh

Audien Audien Audien

Audien Audien Audien


7. Proses Kegiatan

No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu


1 Pembukaan 5 menit
 Mengucapkan salam Menjawab salam
 Memperkenalkan diri Memperhatikan
 Melakukan kontrak waktu dan Menyepakati kontrak
bahasa yang akan digunakan Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan dan topik
2 Pelaksanaan 15
 Menggali pengetahuan peserta Memberikan pendapat menit
tentang pentingnya melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat
Mendengarkan
(PHBS) Mendengarkan
 Memberikan reinforcement positif
 Menjelaskan tentang pengertian
PHBS, tujuan program PHBS,
sasaran program PHBS, manfaat
Memberikan pendapat
PHBS rumah tangga, indikator
PHBS rumah tangga.
 Mengobservasi respon peserta
selama kegiatan berlangsung
 Memberikan kesempatan peserta untuk
bertanya ulang materi yang belum jelas
3 Penutup 10
 Evaluasi materi yang diberikan Memberikan pertanyaan menit
 Tanya jawab dan menjawab pertanyaan
 Memberikan saran Memperhatikan
Menjawab salam
 Mengucapkan salam
MATERI PENYULUHAN PENTINGNYA
MELAKSANAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
(PHBS)

A. Pengertian PHBS
Kebijakan Indonesia Sehat mempertimbangkan tiga pilar utama ialah lingkungan sehat,
perilaku sehat dan pelayanan kesehatan bermutu adil dan merata. Untuk menyokong pencapaian
visi Indonesia Sehat sudah ditetapkan Cara Kesehatan Nasional (SKN) dengan Keputusan Menteri
Kesehatan No.131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu subsistem dari SKN ialah subsistem
Pemberdayaan Masyarakat. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan (Promkes) untuk menyokong
upaya peningkatan perilaku sehat ditetapkan visi nasional Promkes layak Keputusan Menteri
Kesehatan RI. No.1193/MENKES/SK/X/2004 ialah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010 (PHBS
2010).
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan semua perilaku kesehatan yang
dijalankan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga bisa membantu dirinya sendiri
di bidang kesehatan, dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Dalam
PHBS juga dijalankan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melewati
pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat
(empowerment).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang patut dilakukan oleh tiap
individu/keluarga/kategori betul-betul banyak, dimulai dari bangun tidur hingga dengan tidur
kembali. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yakni sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang mewujudkan individu/keluarga/kategori bisa menolong
dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat (Shalahuddin et al.,2018).

B. Tujuan Program PHBS


Tujuan utama dari gerakan PHBS yakni meningkatkan mutu kesehatan melewati proses
penyadartahuan yang menjadi permulaan dari kontribusi individu-individu dalam menjalani
perilaku kehidupan sehari-hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang paling utama yakni
terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan kesadaran untuk
menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan memenuhi standar kesehatan (kemkes,
2016).
C. Sasaran Program PHBS
Terdapat 3 kelompok besar sasaran pembinaan PHBS, yaitu sasaran primer, sasaran
sekunder dan sasaran tersier.
a) Sasaran Primer : Karena di masing masing tatanan dijumpai masyarakat (merupakan
masyarakat tatanan yang bersangkutan), karenanya di masing masing tatanan juga terdapat
beragam peran. Dengan demikian di masing masing tatanan dapat dijumpai 3 (tiga)
kelompok besar sasaran pembinaan PHBS, merupakan sasaran primer, sasaran sekunder
dan sasaran tersier. Sasaran primer berupa sasaran lantas, merupakan individu member
masyarakat, kelompok-kelompok dalam masyarakat dan masyarakat secara keseluruhan,
yang diinginkan untuk mempraktekkan PHBS.
b) Sasaran Sekunder merupakan mereka yang memiliki akibat terhadap sasaran primer dalam
pengambilan keputusannya untuk mempraktekkan PHBS. Termasuk di sini merupakan para
pemuka masyarakat atau tokoh masyarakat, yang lazimnya menjadi panutan sasaran primer.
Terdapat beragam jenis tokoh masyarakat, seperti contohnya tokoh atau pemuka adat, tokoh
atau pemuka agama, tokoh politik, tokoh pertanian, tokoh pendidikan, tokoh bisnis, tokoh
pemuda, tokoh remaja, tokoh wanita, tokoh kesehatan dan lain-lain. Pemuka atau tokoh
merupakan seseorang yang memiliki kelebihan di antara orang orang lain dalam suatu
kelompok atau dalam masyarakat. Dia akan menjadi panutan bagi kelompoknya atau bagi
masyarakat sebab ia merupakan figur yang nampak.
c) Sasaran Tersier merupakan mereka yang berada dalam posisi pengambilan keputusan
formal, sehingga dapat memberikan dukungan, baik berupa kebijakan/tata tertib dan atau
sumber kekuatan dalam progres pembinaan PHBS terhadap sasaran primer. Mereka sering
juga disebut sebagai tokoh masyarakat formal, merupakan orang yang memiliki posisi
memastikan dalam struktur formal di masyarakatnya (disebut juga penentu kebijakan).
Dengan posisinya itu, mereka juga memiliki kemampuan untuk merubah metode poin dan
norma masyarakat lewat pelegalan kebijakan/ tata tertib, di samping menyediakan sarana
yang dibutuhkan (Krakatau Medika, n.d.)

D. Manfaat PHBS Rumah Tangga


Menggunakan PHBS di rumah tangga tentu akan menjadikan keluarga sehat dan sanggup
meminimalisir permasalahan kesehatan. Manfaat PHBS di rumah tangga antara lain, tiap-tiap
member keluarga sanggup meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah terkena penyakit, rumah
tangga sehat sanggup meningkatkan produktivitas member rumah tangga dan manfaat PHBS
rumah tangga selanjutnya yakni member keluarga terbiasa untuk menerapkan pola hidup sehat dan
anak bisa tumbuh sehat dan tercukupi nutrisi, memberdayakan member sebuah rumah tangga
untuk tahu, mau dan kapabel mengerjakan perilaku kehidupan yang bersih dan sehat serta
mempunyai peran yang aktif pada gerakan di tingkat masyarakat agar tercapainya rumah tangga
yang sehat.

E. Indikator PHBS Rumah Tangga


Terdapat sebagian indikator PHBS pada tahapan rumah tangga yang bisa dihasilkan acuan
untuk mengenali keberhasilan dari praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tahapan rumah
tangga. Berikut ini 10 indikator PHBS pada tahapan rumah tangga :
1. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga kesehatan baik itu dokter, bidan
ataupun paramedis memiliki standar dalam penggunaan peralatan yang bersih, steril dan
juga aman. Langkah tersebut dapat mencegah infeksi dan bahaya lain yang beresiko bagi
keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.
2. Pemberian ASI eksklusif
Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga 6 bulan menjadi bagian
penting dari indikator keberhasilan praktek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tingkat
rumah tangga.
3. Menimbang bayi dan balita secara berkala
Praktek tersebut dapat memudahkan pemantauan pertumbuhan bayi Penimbangan dapat
dilakukan di Posyandu sejak bayi berusia 1 bulan hingga 5 tahun. Posyandu dapat menjadi
tempat memantau pertumbuhan anak dan menyediakan kelengkapan imunisasi.
Penimbangan secara teratur juga dapat memudahkan deteksi dini kasus gizi buruk.
4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan kebersihan diri sekaligus langkah
pencegahan penularan berbagai jenis penyakit berkat tangan yang bersih dan bebas dari
kuman.
5. Menggunakan air bersih
Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani hidup sehat.
6. Menggunakan jamban sehat
Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang berkaitan dengan unit pembuangan
kotoran dan air untuk keperluan pembersihan.
7. Memberantas jentik nyamuk
Nyamuk merupakan vektor berbagai jenis penyakit dan memutus siklus hidup makhluk
tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan berbagai penyakit.
8. Konsumsi buah dan sayur
Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral serta serat yang
dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun aktivitas bekerja yang melibatkan
gerakan dan keluarnya tenaga.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah kesehatan bagi perokok
pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak merokok di dalam rumah dapat
menghindarkan keluarga dari berbagai masalah kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Fajaruddin Natsir, M., Lingkungan, J. K., & Kesehatan, F. (2019). PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT (PHBS) PADA TATANAN RUMAH TANGGA MASYARAKAT DESA
PARANG BADDO Clean and Healthy Life Behavior at Household on Parang Baddo
Village (Vol. 1).
kemkes. (2016). PHBS. Promkes.Kemkes.Go.Id.
https://promkes.kemkes.go.id/phbs#:~:text=Tujuan%20utama%20dari%20gerakan
%20PHBS,hari%20yang%20bersih %20dan%20sehat.
Krakatau Medika. (n.d.). Memahami 5 Tatanan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).Krakataumedika.Com.
Rosidin, U., Sumarna, U., & Eriyani, T. (2019). Determinan Pelaksanaan PHBS Rumah Tangga di
Desa Jayaraga Tarogong Kidul Kabupaten Garut. Jurnal Keperawatan BSI, VII(1).
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Shalahuddin, I., Rosidin, U., Nurhakim, F., Fakultas, D., Unpad, K., & Garut, K. (2018).
Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan tentang PHBS Tatanan Rumah Tangga.
PENUTUP
Demikian SAP ini yang penulis buat, semoga dapat dilaksanakan sesuai rencana

Padang, Maret 2023

(Kelompok)

Disetujui Oleh :
Kepala Puskesmas

(............................)

Anda mungkin juga menyukai