Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)

Disusun Oleh :

Kelompok 1 Mahasiswa Profesi Ners Angkatan XV

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok bahasan : Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)


Hari/ tanggal : Kamis / 14 Juli 2022
Pukul : 15.30 wita
Sasaran : Masyarakat Desa Tanah Putih
Tempat : Kantor Desa Tanah Putih

A. Latar Belakang
Pola penerapan hidup bersih dan sehat merupakan bentuk dari perilaku berdasarkan
kesadaran sebagai wujud dari pembelajaran agar individu bisa menolong diri sendiri baik pada
masalah kesehatan ataupun ikut serta dalam mewujudkan masyarakat yang sehat di
lingkungannya. Program penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan bentuk
dari upaya untuk memberikan pelajaran berupa pengalaman pada tiap individu, anggota
keluarga, sekumpulan, maupun pada masyarakat umum.
Pelajaran dapat melalui media komunikasi, pemberian berita, serta adanya pendidikan
agar terjadinya peningkatan pada pengetahuan, perubahan sikap, dan perilaku melalui metode
pendekatan dari pimpinan, membina suasana, dan juga melakukan gerakan memampukan diri
pada kelompok masyarakat. Kondisi ini sebagai salah satu wujud pencerminan yang berguna
untuk membantu masyarakat dalam mengenali dan mengetahui serta mengatasi masalah yang
terjadi pada individu dalam tatanan rumah tangga. Tujuannya tidak lain adalah agar terbentuknya
masyarakat yang menerapkan cara kebiasaan hidup yang sehat pada kesehariannya yang
merupakan upaya dalam meningkatkan derajat kesehatannya pada tatanan rumah tangga atau
lingkungan masyarakat (Kemenkes RI, 2011).
Hingga saat ini perilaku hidup sehat menjadi satu perhatian khusus terutama bagi
pemerintah. Hal ini karena PHBS dijadikan sebagai tolak ukur dalam pencapaian untuk
meningkatkan cakupan kesehatan pada program Sustainable Development Goals (SDGs) tahun
2015- 2030. PHBS dalam SDGs merupakan salah satu bentuk upaya pencegahan yang
menimbulkan dampak jangka pendek di dalam peningkatan kesehatan pada tiga tempat antara
lain, pada lingkup anggota keluarga, masyarakat umum, serta sekolah (Kemenkes RI, 2015).
Kedua adalah faktor pemungkin (enabling factor) yang merupakan pemicu adanya suatu
perilaku yang memungkinkan suatu tindakan agar terlaksana. Faktor ini meliputi tersedianya alat
atau fasilitas kesehatan bagi rumah tangga, misalnya air bersih, rumah sehat yang bertambah
jumlahnya, tempat untuk pembuangan sampah, tersedianya jamban pada tiap rumah.
Ketiga yaitu faktor penguat (reinforcing factor), dimana faktor ini merupakan perwujudan
yang dimunculkan dalam bentuk sikap seseorang atau petugas, perilaku petugas kesehatan,
maupun tokoh agama dan tokoh masyarakat. Pihak-pihak tersebut dijadikan tokoh panutan bagi
masyarakat dalam melakukan suatu tindakan pada lingkungan masyarakat. Contohnya, ada
seorang kader kesehatan yang sedang memberikan penyuluhan atau informasi mengenai PHBS
pada masyarakat sekitar. Tindakan ini biasanya akan menjadi sebuah penguat atau pendorong
bagi masyarakat untuk melakukan kebiasaan pola hidup sehat.
Penerapan dari perilaku di tingkat rumah tangga merupakan bentuk pemberdayaan semua
anggota keluarga agar mereka mengetahui, mau, dan dapat menerapkan PHBS pada kehidupan
sehari-hari. Anggota keluarga juga diharapkan ikut berperan aktif didalam gerakan kesehatan
pada lingkungan masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui kegiatan promosi
kesehatan yang terintegrasi. Upaya tersebut bertujuan agar PHBS dapat tercapai dan nantinya
diharapkan masyarakat akan lebih paham mengenai masalah kesehatan yang terjadi pada
individu dan di lingkungan masyarakat (Kemenkes RI, 2011).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit diharapkan masyarakat dapat
mengetahui tentang materi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

2. Tujuan khusus
setelah diberikan penyuluhan kesehatan, diharapkan masyarakat mampu :
1) MengetahuiPengertian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
2) Mengetahui Manfaat PHBS
3) Mengetahui Indikator PHBS
4) Mengetahui Indikator Keluarga Sehat Menurut Kemenkes RI
5) Mengetahui Gambaran PHBS
C. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
2. Sasaran/target: Masyarakat Desa Tanah Putih Kec. Botupingge Kab. Bone Bolango
3. Metode: ceramah
4. Media dan alat: leaflet, power point
5. Waktu dan tempat: Kamis 14 Juli 2022 / Kantor Desa Tanah Putih
D. Kegiatan penyuluhan

No Waktu Kegiatanpenyuluhan Kegiatanpeserta


1 5 menit Pembukaan
 Memberi salam  Menjawab salam
 Perkenalan  Mendengarkan dan memperhatikan
 Menjelaskan materi yang disampaikan
Tujuanpenyuluhan
 Menyebutkan materi/ pokok
bahasan yang akan
disampaikan
2 30 menit Pelaksanaan: Menyimakdanmemperhatikan
1. Menjelaskan materi
penyuluhan secara
berurutan dan tratur.
Materi :
1) Mengetahuipengertian
PHBS
2) Mengetahui Manfaat PHBS
3) Mengetahui Indikator
PHBS
4) Mengetahui Indikator
Keluarga Sehat Menurut
Kemenkes RI
5) Mengetahui Gambaran
PHBS

3 10 menit Evaluasi :
Memintamasyarakatmenjelaska  Masyarakat bertanya mengenai
n/ masalah yang belum dipahami
menyebutkankembalitentang :  Menjawab pertanyaan
1) Menyebutkanpengertian
PHBS
2) MenyebutkanManfaat
PHBS
3) MenyebutkanIndikator
PHBS
4) Menyebutkan Indikator
Keluarga Sehat Menurut
Kemenkes RI
5) Menyebutkan Gambaran
PHBS
4 5 menit Penutup :
Mengakhiripertemuandenganm Menjawab salam
engucapkanterimakasihdan
mengucapkan salam

E. Setting Tempat
A
D
B
E

C X X X C

X X X C
C
C C C

Ket:
A: pemateri
B :observer
C: fasilitator
D: ci akademik
E: ci klinik

F. Pengorganisasian
1. Pemateri : Isbat
2. Moderator : Sri Safitri Yahya
3. Fasilitator :
Regina Julia Gobel
Nova Ascinda Putri Yanto
Adeleida Paramitha Cahyo
Sitty Nurcahyani B. Hinta
Maylien Hasan
Sitti J. Paramata
Arlisa Wulandari Usman
Seslia Afriani Ipango
Riswanto Ismail
Adriani Yusuf
Meysin Adam
Dinda Frayda Umar
Apriyanto Dai
Sartika Laudengi
Fatma Bakari
Feby Soraya Lasanuddin
Firmansyah Adipu
Lina Andriyani
4. Observer : Pratiwi S. Djibran
LAMPIRAN MATERIPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

A. PENGERTIAN

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan orientasi hidup sehat

dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat, yang bertujuan untuk meningkatkan,

memelihara, dan melindungi kesehatannya baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang dilakukan atas

kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang

kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatankegiatan kesehatan dimasyarakat (Maryunani A,

2013).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan  pengalaman

pengalaman belajar belajar atau menciptakan menciptakan suatu kondisi kondisi bagi

perorangan, perorangan, keluarga, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka

jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan  perilaku,  perilaku, melalui melalui pendekatan pendekatan

pimpinan pimpinan (advokasi), bina suasana ( social  social support  support ) dan

pemberdayaan masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat

mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-masing, agar dapat

menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan menigkatkan

kesehatan (Maryunani A, 2013).

B. MANFAAT PHBS
Manfaat PHBS secara umum adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar mau
dan mampu menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut menjadi penting untuk
dilakukan agar masyarakat sadar dan dapat mencegah serta mengantisipasi atau
menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang mungkin muncul. Selain itu, dengan
menerapkan dan mempraktikan PHBS diharapkan masyarakat mampu menciptakan
lingkungan yang sehat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Dalam
implementasinya, kebermanfaatan PHBS ini dapat diterapkan di berbagai area, seperti
sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan masyarakat. Berikut adalah penjelasan mengenai
kebermanfaatan PHBS pada area-area tersebut:
1. Sekolah
PHBS merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan masyarakat di
lingkungan sekolah untuk mau menerapkan dan mempraktiKkan pola PHBS dalam
rangka menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat. Manfaat menerapkan
PHBS di sekolah mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat sehingga dapat
mendukung kelancaran proses belajar mengajar para siswa, guru serta masyarakat di
sekitar lingkungan sekolah tersebut.
2. Tempat Kerja
PHBS adalah kegiatan untuk memberdayakan para pekerja agar tahu dan mampu
mempraktikkan PHBS dan berperan dalam menciptakan tempat kerja yang bersih dan
sehat. Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan pola PHBS di tempat kerja yaitu, para
pekerja mampu menjaga dan meningkatkan kesehatannya sehingga tidak mudah sakit,
serta meningkatkan citra tempat kerja yang positif, sehingga mendukung peningkatan
semangat dan produktivitas kerja.
3. Keluarga, Rumah tangga atau tempat tinggal lainnya seperti panti/LKSA dan tempat
pengasuhan anak lain
PHBS dapat menciptakan keluarga yang sehat dan mampu mencegah atau
meminimalisir munculnya permasalahan kesehatan. Manfaat menerapkan dan
mempraktikan PHBS di rumah tangga termasuk di tempat pengasuhan anak lainnya
antara lain, setiap anggota keluarga tidak mudah terkena penyakit, dapat meningkatkan
kesejahteraan dikarenakan produktifitas anggota keluarga juga meningkat. Selain itu,
dengan menerapkan PHBS secara konsisten akan menciptakan budaya hidup bersih dan
sehat dalam keluarga. Selain itu seluruh anggota keluarga dapat tumbuh dan berkembang
dengan sehat dan tercukupi asupan gizi.
4. Masyarakat
PHBS merupakan upaya masyarakat untuk menerapkan serta mempraktikkan pola
hidup bersih dan sehat dalam rangka menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Penerapan PHBS ini diharapkan dapat mencegah, meminimalisir munculnya serta
penyebaran penyakit. Selain itu masyarakat mampu memanfaatkan pelayanan fasilitas
kesehatan dan mengembangkan kesehatan yang bersumber dari masyarakat.

C. INDIKATOR PHBS
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan yang dimaksud disini adalah dokter, bidan dan tenaga
paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada kelompok masyarakat yang masih
mengandalkan tenaga non medis untuk membantu persalinan, seperti dukun bayi
(paraji). Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril, penanganan oleh
dukun bayi (paraji) inipun dikhawatirkan berisiko.
2. Memberi bayi ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif
Seorang ibu perlu memberikan ASI Eksklusif pada bayi, yaitu pemberian ASI
tanpa makanan dan minuman tambahan lain, sejak kelahiran hingga usia enam bulan.
3. Menimbang bayi dan anak sampai dengan usia 6 tahun secara rutin setiap bulan
Penimbangan bayi dan balita setiap bulan dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhan balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu
(Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun. Setelah dilakukan
penimbangan, catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari catatan KMS
dapat diketahui dan dipantau perkembangan dari bayi dan balita tersebut.
4. Menggunakan Air Bersih
Menggunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak, mandi,
hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak mengandung
kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.
5. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan benar
Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat menghilangkan
berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan
bersih dan terbebasas dari kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan
melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan hewan,
setelah buang air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum menyusui
bayi. Pada situasi berkembangnya virus korona seperti saat ini, cuci tangan
menggunakan sabun dengan air mengalir adalah keharusan. Mencuci tangan harus
memperhatikan aturan dengan membersihkan seluruh bagian dari tangan.

6. Gunakan Jamban Sehat


Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau
tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan
air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak
mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh hewan seperti
serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman
digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara
yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih yang memadai.
7. Memberantas jentik nyamuk di rumah sekali seminggu secara rutin
Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB
adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah,
seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, talang air, dan media
penyimpanan lainnya yang menampung air. Kegiatan ini dianjurkan dilakukan secara
teratur setiap minggu dan konsisten. Selain itu juga perlu dilakukan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup) dan
melakukan fogging di tempat-tempat yang dimungkinkan adanya jentik nyamuk
secara berkala.
8. Makan makanan yang sehat dan bergizi
Dianjurkan agar keluarga mengkonsumsi jenis makanan yang bersih dan sehat
seperti mengandung banyak vitamin, serat, mineral dan zat-zat yang dibutuhkan oleh
tubuh serta bermanfaat bagi kesehatan.
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Melakukan aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan lain yang
mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental,
dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Jenis
aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yakni olahraga
ringan, jalan kaki, jogging, berkebun, dan lain-lainnya.
10. . Tidak merokok
Hindari merokok asap rokok dapat mencemari kualitas udara yang dihirup. Di
dalam satu puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia
berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO) (Promkes,
2013).

D. Indikator Keluarga Sehat Menurut Kemenkes RI


1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)

Tidak semata membatasi jumlah anak dalam keluarga, program KB juga


bertujuan untuk memastikan bahwa setiap anak mendapat ASI yang cukup dan pola asuh
yang optimal sehingga bisa menjadi anak yang sehat dan cerdas.

Selain itu, program KB juga dapat menurunkan risiko kematian ibu dan bayi serta
mencegah kehamilan yang tidak direncanakan, sehingga dapat menjaga kesejahteraan
keluarga.

2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan

Fasilitas kesehatan yang memadai akan mendukung proses persalinan yang aman
dan minim risiko komplikasi kehamilan. Setelah melahirkan, ibu juga akan memiliki
tempat untuk memeriksa kesehatannya dan bayinya secara berkala. Dengan begitu,
keselamatan serta kesehatan ibu dan anak jadi lebih terjamin.

3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap


Imunisasi anak sangat penting dilakukan guna mencegah terjadinya penyakit
infeksi yang bisa berakibat fatal baginya, seperti polio, campak, dan difteri. Untuk
mendapatkan imunisasi wajib, Anda bisa membawa anak ke posyandu, puskesmas, atau
rumah sakit

4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif

Keunggulan air susu ibu (ASI) sebagai sumber nutrisi bayi memang sudah tidak
diragukan lagi. ASI dapat melindungi bayi dari beragam penyakit serta mendukung
perkembangan tubuh dan otaknya secara optimal, sehingga ia tumbuh menjadi anak
yang sehat dan cerdas. Itulah sebabnya pemberian ASI eksklusif sangat berperan besar
untuk membentuk keluarga sehat.

5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan

Berat badan bayi perlu ditimbang setiap bulannya, sejak lahir sampai usia 5 tahun.
Hal ini penting untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak selalu baik,
serta mendeteksi secara dini bilamana terdapat gangguan pada pertumbuhannya.

6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang dapat menurunkan kualitas


hidup seseorang dan keluarganya. Tuberkulosis yang tidak ditangani dengan benar
berisiko menyebabkan kerusakan paru-paru yang parah dan penularan ke orang-orang
terdekat.

Maka dari itu, bila terdapat anggota keluarga yang mengalami gejala tuberkulosis,
seperti batuk lebih dari 3 minggu, batuk darah, sesak napas, keringat dingin, dan
penurunan berat badan drastis, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.

7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur


Hipertensi adalah penyakit kronis yang sering terabaikan karena sering kali tidak
memiliki gejala. Meski begitu, dampak yang terjadi akibat hipertensi bisa fatal, mulai
dari serangan jantung hingga stroke. Hal ini tentu akan memengaruhi keadaan suatu
keluarga, apalagi jika terjadi pada kepala keluarganya.
Oleh karena itu, bila terdapat anggota keluarga yang menderita hipertensi,
ingatkan ia agar selalu menerapkan gaya hidup sehat, meminum obat secara teratur
sesuai rekomendasi dokter, serta melakukan kontrol teratur.

8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan


Gangguan jiwa tidak hanya dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya secara
signifikan, tapi juga keluarganya. Namun, sebenarnya penyakit ini dapat sembuh selama
ditangani dengan baik dan sedini mungkin.

Oleh karena itu, bila ada anggota keluarga yang memiliki tanda-tanda gangguan
jiwa, seperti perubahan emosi atau perilaku, temani dan bujuk dia untuk segera berobat
ke psikiater guna mendapatkan penanganan yang tepat.

9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok

Sudah kita ketahui bersama bahwa asap rokok mengandung banyak zat beracun bagi
tubuh. Meskipun hanya satu orang yang merokok di rumah, asapnya bisa dihirup
anggota keluarga lain dan membuat mereka menjadi perokok pasif.

Perlu Anda pahami bahwa menjadi perokok pasif sama berbahayanya dengan menjadi
perokok aktif. Jadi, jika di keluarga Anda ada yang merokok, jangan putus asa untuk
membujuk dan membantunya agar bisa berhenti. Jika tidak bisa, ingatkan dia untuk
merokok di luar rumah

10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Dengan menjadi anggota program JKN yang diselenggarakan oleh BPJS


Kesehatan, seluruh anggota keluarga bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai
kebutuhan, tanpa harus memikirkan biaya. Ini juga bisa menjaga keadaan finansial
keluarga

11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih


Sarana air bersih sangat penting untuk menjaga kesehatan keluarga dari berbagai
penyakit infeksi. Untuk mewujudkan hal ini, pastikan sumber air yang Anda pakai di
rumah tidak tergenang atau tercemar dengan berbagai kotoran maupun polutan.
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat

Memiliki akses sanitasi layak dan jamban sehat juga termasuk indikator penting
dalam mewujudkan keluarga sehat. Untuk itu, setiap anggota keluarga diharuskan selalu
buang air besar dan buang air kecil di jamban atau toilet. Selain membuat lingkungan
bersih dan tidak berbau, langkah ini juga dapat membantu mencegah penyakit infeksi.

Untuk mewujudkan keluarga sehat memang tidak mudah. Namun, pikirkanlah


efek jangka panjangnya. Dengan memenuhi indikator-indikator di atas, kualitas hidup
Anda dan keluarga akan terjaga, bahkan hingga generasi selanjutnya.

Perlu Anda ketahui bahwa program keluarga sehat juga merupakan bagian dari
program puskesmas. Jadi Anda bisa meminta bantuan dokter puskesmas wilayah Anda
jika mengalami kesulitan dalam memenuhi indikator-indikator di atas.

E. GAMBARAN PHBS

1. Mandi

Perilaku mandi menggunakan sabun mandi dan air bersih dilakukan minimal 2x
sehari pada pagi dan sore hari yang bertujuan untuk :

�Menjaga kebersihan kulit.

�Mencegah penyakit kulit/ gatal-gatal.

�Menghilangkan bau badan.

�Menghilangkan kuman dan virus.

2. Mencuci rambut

Perilaku mencuci rambut dilakukan 2x seminggu menggunakan shampo dan air


bersih, bertujuan untuk membersihkan rambut dan kulit kepala dari kotoran dan
memberikan rasa segar.

3. Membersihkan hidung
Perilaku membersihkan lubang hidung perlu dilakukan pada setiap kali mandi
guna membuang kotoran yang ada dan melancarkan jalan udara untuk bernafas.

Namun demikian, saat situasi berjangkitnya virus korona, sebaiknya tidak


sembarangan menyentuh atau membersihkan hidung, mata, mulut dan menyentuh
muka dengan tangan yang tidak yakin bersih. Hal-hal tersebut akan mempermudah
masuknya virus ke dalam tubuh. Tutuplah mulut dan hidung dengan siku terlipat saat
batuk atau bersin.

4. Membersihkan telinga

Sama halnya dengan hidung, telinga juga harus di bersihkan saat mandi.
Bersihkan bagian daun telinga ataupun luar telinga. Hindari mengorek telinga
terutama dengan mengunakan benda-benda yang tidak aman dan tajam seperti
penjepet rambut. Jika ada kotoran yang mengeras, minta banduan dokter untuk
membersihkannya.

Batasi penggunaan headset untuk mendengar musik. Berilah waktu telinga Anda
untuk beristirahat. Anda dapat mengikuti aturan 60/60 saat mendengarkan musik
melalui headset. Artinya, batas volume musik Anda adalah tidak lebih dari 60 persen
dan Anda menggunakannya tidak lebih dari 60 menit sehari.

5. Gosok gigi

Perilaku menggosok gigi dilakukan minimal 2 x sehari dengan memakai pasta


gigi/odol yang dilakukan setelah makan dan sebelum tidur malam. Gosok gigi
(Depkes RI, 2007) bertujuan untuk:

�Menjaga kebersihan gigi dan mulut.

�Mencegah kerusakan pada gusi dan gigi.

�Mencegah bau mulut tidak sedap.

6. Kesehatan mata

Perilaku membersihkan mata adalah salah satu upaya menjaga kesehatan mata.
Salah satu cara menjaga kesehatan mata adalah memperhatikan intensitas cahaya
pada saat membaca. Intensitas cahaya harus cukup terang, jarak pembaca dengan
buku sepanjang penggaris (30 cm), yang dibaca tidak boleh bergerak/bergoyang.

7. Mencuci tangan pakai sabun

Perilaku mencuci tangan dilakukan untuk menjaga kebersihan tangan dari kotoran
dan kuman yang dapat menyebabkan penyakit.

Kotoran dan bakteri yang menempel pada tangan dapat menyebabkan bebagai
macam penyakit seperti penyakit diare, kecacingan, dan infeksi saluran pernafasan
akut (ISPA), kurang gizi, dll. 7. Mencuci tangan pakai sabun

Dalam diagram di samping, penyebaran kuman terpetakan, kuman dan bakteri


yang berasal dari kotoran hewan, manusia, sampah busuk, dll disebarkan melalui
berbagai cara yaitu lalat, debu, tangan, air, dll.

Tangan yang kotor menjadi salah satu media penyebaran penyakit. Cuci tangan
pakai sabun di waktu-waktu penting dapat mengurangi resiko terkena penyakit diare
sebanyak 42-48% dan secara signifikan dapat mengurangi penyakit pernafasan akut
termasuk mencegah terjakit Virus Corona.

Waktu penting yang wajib untuk mencuci tangan pakai sabun:

�Sebelum makan.

�Setelah BAK/BAB.

�Setelah bermain.

�Sebelum ibu menyusui.

�Sebelum menyiapkan makanan.

�Sebelum menyuapi makanan.

�Kapanpun setelah memegang suatu benda yang tidak diyakini kebersihannya.

8. Memotong kuku
Perilaku memotong dan membersihkan kuku dilakukan minimal 1x seminggu
dengan tujuan untuk:

�Mencegah penyakit yang dapat ditularkan melalui sisa kotoran yang terselip pada
kuku dan jari jemari tangan.

�Mencegah luka akibat garukan kuku. Perlu diperhatikan bahwa tidak boleh
mengorek hidung dengan jari/ kuku tangan yang kotor, tidak memasukkan jari ke
mulut atau menggigiti kuku.

9. Menggunakan alas kaki

Anak-anak terkadang saat bermain tidak meggunakan alas kaki. Penggunaan alas
kaki perlu dilakukan agar:

�Kaki tidak terluka atau tertusuk benda tajam.

�Mencegah penyakit, misalnya penyakit cacingan akibat menginjak kotoran.

10. Kebersihan pakaian

Pakaian anak-anak umumnya dapat dibedakan menjadi 3 jenis berdasar kegiatan


mereka, yaitu pakaian sekolah, pakaian bermain dan pakaian tidur. Pakaian harus
selalu bersih dan diganti setiap hari. Hal ini bertujuan agar kita terhindar dari penyakit
kulit yang disebabkan pakaian basah atau kotor. Pada saat banyak virus korona
begini, pakaian yang sudah digunakan dari luar sebaiknya langsung dicuci.

11. Makan makanan bergizi seimbang

Gizi seimbang adalah nutrisi dan zat gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan
tubuh, tidak berlebihan juga tidak kekurangan. Makanan gizi seimbang adalah
mengkonsumsi makanan yang mengandung nutrisi dan gizi disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh dengan tetap memperhatikan berbagai prinsip seperti keberagaman
jenis makanan, aktifitas tubuh, berat badan ideal serta faktor usi. Fungsi dari makanan
dalam piramida makanan meliputi:
1. Zat tenaga. Tenaga diperlukan manusia untuk melakukan berbagai kegiatan sehari-
hari. Zat tenaga dihasilkan dari : karbohidrat, lemak dan protein.

2. Zat Pembangun. Zat pembangun diperlukan untuk membangun dan mengganti sel-
sel atau jaringan didalam tubuh yang telah rusak. Zat pembangun dihasilkan dari
protein.

3. Zat Pengatur. Zat pengatur diperlukan untuk mengatur berbagai proses kimia
dalam proses pencernaan makanan.

Prinsip gizi seimbang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk


menyeimbangkan antara “zat gizi yang masuk dan zat gizi yang keluar” dengan
memantau berat badan secara berkala. Konsumsi proporsional keragaman 4 jenis
makanan ditunjukkan dengan prinsip piring makanku pada gambar berikut ini.
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi (2013) Kesehatan Masyarakat dan Teori Aplikasi.


Departemen Kesehatan RI, 2001. Buku Pedoman Pembinaan Program Perilaku HidupBersih
dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga. Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.Jakarta: Depkes
RI4.
 
H.L Blum. Teori derajat kesehatan. Jakarta: Rineka cipta. 20015.
 
Pratiwi Eka p. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Pada Tatanan Rumah
TanggaMasyarakat Using. Jawa Timur: Fakultas Kesehatan Masyarakat. 20056.
 
Departemen Kesehatan RI, 2007. Informasi Pengendalian Penyakit Menular danPenyehatan
Lingkungan. Jakarta: Depkes RI 20077.
 
Zuraida et al. Panduan pembinaan dan penilaian PHBS di rumah tangga memalui tim penggerak
PKK. Jakarta:Depkes RI.20118.
 
Departemen Kesehatan RI, 2014. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: Depkes RI20149.
 
Departemen Kesehatan RI, 2002. Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/KotaSehat.
Jakarta: Depkes RI10.
 
 Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, PT. Asdi Mahasatya,
Jakarta,2003.11.
 
Departemen Kesehatan RI, 2004. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
diKabupaten/Kota. Jakarta : Depkes RI

Anda mungkin juga menyukai