Disusun Oleh :
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. Latar Belakang
Pola penerapan hidup bersih dan sehat merupakan bentuk dari perilaku berdasarkan
kesadaran sebagai wujud dari pembelajaran agar individu bisa menolong diri sendiri baik pada
masalah kesehatan ataupun ikut serta dalam mewujudkan masyarakat yang sehat di
lingkungannya. Program penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan bentuk
dari upaya untuk memberikan pelajaran berupa pengalaman pada tiap individu, anggota
keluarga, sekumpulan, maupun pada masyarakat umum.
Pelajaran dapat melalui media komunikasi, pemberian berita, serta adanya pendidikan
agar terjadinya peningkatan pada pengetahuan, perubahan sikap, dan perilaku melalui metode
pendekatan dari pimpinan, membina suasana, dan juga melakukan gerakan memampukan diri
pada kelompok masyarakat. Kondisi ini sebagai salah satu wujud pencerminan yang berguna
untuk membantu masyarakat dalam mengenali dan mengetahui serta mengatasi masalah yang
terjadi pada individu dalam tatanan rumah tangga. Tujuannya tidak lain adalah agar terbentuknya
masyarakat yang menerapkan cara kebiasaan hidup yang sehat pada kesehariannya yang
merupakan upaya dalam meningkatkan derajat kesehatannya pada tatanan rumah tangga atau
lingkungan masyarakat (Kemenkes RI, 2011).
Hingga saat ini perilaku hidup sehat menjadi satu perhatian khusus terutama bagi
pemerintah. Hal ini karena PHBS dijadikan sebagai tolak ukur dalam pencapaian untuk
meningkatkan cakupan kesehatan pada program Sustainable Development Goals (SDGs) tahun
2015- 2030. PHBS dalam SDGs merupakan salah satu bentuk upaya pencegahan yang
menimbulkan dampak jangka pendek di dalam peningkatan kesehatan pada tiga tempat antara
lain, pada lingkup anggota keluarga, masyarakat umum, serta sekolah (Kemenkes RI, 2015).
Kedua adalah faktor pemungkin (enabling factor) yang merupakan pemicu adanya suatu
perilaku yang memungkinkan suatu tindakan agar terlaksana. Faktor ini meliputi tersedianya alat
atau fasilitas kesehatan bagi rumah tangga, misalnya air bersih, rumah sehat yang bertambah
jumlahnya, tempat untuk pembuangan sampah, tersedianya jamban pada tiap rumah.
Ketiga yaitu faktor penguat (reinforcing factor), dimana faktor ini merupakan perwujudan
yang dimunculkan dalam bentuk sikap seseorang atau petugas, perilaku petugas kesehatan,
maupun tokoh agama dan tokoh masyarakat. Pihak-pihak tersebut dijadikan tokoh panutan bagi
masyarakat dalam melakukan suatu tindakan pada lingkungan masyarakat. Contohnya, ada
seorang kader kesehatan yang sedang memberikan penyuluhan atau informasi mengenai PHBS
pada masyarakat sekitar. Tindakan ini biasanya akan menjadi sebuah penguat atau pendorong
bagi masyarakat untuk melakukan kebiasaan pola hidup sehat.
Penerapan dari perilaku di tingkat rumah tangga merupakan bentuk pemberdayaan semua
anggota keluarga agar mereka mengetahui, mau, dan dapat menerapkan PHBS pada kehidupan
sehari-hari. Anggota keluarga juga diharapkan ikut berperan aktif didalam gerakan kesehatan
pada lingkungan masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui kegiatan promosi
kesehatan yang terintegrasi. Upaya tersebut bertujuan agar PHBS dapat tercapai dan nantinya
diharapkan masyarakat akan lebih paham mengenai masalah kesehatan yang terjadi pada
individu dan di lingkungan masyarakat (Kemenkes RI, 2011).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit diharapkan masyarakat dapat
mengetahui tentang materi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
2. Tujuan khusus
setelah diberikan penyuluhan kesehatan, diharapkan masyarakat mampu :
1) MengetahuiPengertian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
2) Mengetahui Manfaat PHBS
3) Mengetahui Indikator PHBS
4) Mengetahui Indikator Keluarga Sehat Menurut Kemenkes RI
5) Mengetahui Gambaran PHBS
C. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
2. Sasaran/target: Masyarakat Desa Tanah Putih Kec. Botupingge Kab. Bone Bolango
3. Metode: ceramah
4. Media dan alat: leaflet, power point
5. Waktu dan tempat: Kamis 14 Juli 2022 / Kantor Desa Tanah Putih
D. Kegiatan penyuluhan
3 10 menit Evaluasi :
Memintamasyarakatmenjelaska Masyarakat bertanya mengenai
n/ masalah yang belum dipahami
menyebutkankembalitentang : Menjawab pertanyaan
1) Menyebutkanpengertian
PHBS
2) MenyebutkanManfaat
PHBS
3) MenyebutkanIndikator
PHBS
4) Menyebutkan Indikator
Keluarga Sehat Menurut
Kemenkes RI
5) Menyebutkan Gambaran
PHBS
4 5 menit Penutup :
Mengakhiripertemuandenganm Menjawab salam
engucapkanterimakasihdan
mengucapkan salam
E. Setting Tempat
A
D
B
E
C X X X C
X X X C
C
C C C
Ket:
A: pemateri
B :observer
C: fasilitator
D: ci akademik
E: ci klinik
F. Pengorganisasian
1. Pemateri : Isbat
2. Moderator : Sri Safitri Yahya
3. Fasilitator :
Regina Julia Gobel
Nova Ascinda Putri Yanto
Adeleida Paramitha Cahyo
Sitty Nurcahyani B. Hinta
Maylien Hasan
Sitti J. Paramata
Arlisa Wulandari Usman
Seslia Afriani Ipango
Riswanto Ismail
Adriani Yusuf
Meysin Adam
Dinda Frayda Umar
Apriyanto Dai
Sartika Laudengi
Fatma Bakari
Feby Soraya Lasanuddin
Firmansyah Adipu
Lina Andriyani
4. Observer : Pratiwi S. Djibran
LAMPIRAN MATERIPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
A. PENGERTIAN
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan orientasi hidup sehat
dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat, yang bertujuan untuk meningkatkan,
memelihara, dan melindungi kesehatannya baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang dilakukan atas
kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
2013).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman
pengalaman belajar belajar atau menciptakan menciptakan suatu kondisi kondisi bagi
pimpinan pimpinan (advokasi), bina suasana ( social social support support ) dan
mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-masing, agar dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan menigkatkan
B. MANFAAT PHBS
Manfaat PHBS secara umum adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar mau
dan mampu menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut menjadi penting untuk
dilakukan agar masyarakat sadar dan dapat mencegah serta mengantisipasi atau
menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang mungkin muncul. Selain itu, dengan
menerapkan dan mempraktikan PHBS diharapkan masyarakat mampu menciptakan
lingkungan yang sehat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Dalam
implementasinya, kebermanfaatan PHBS ini dapat diterapkan di berbagai area, seperti
sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan masyarakat. Berikut adalah penjelasan mengenai
kebermanfaatan PHBS pada area-area tersebut:
1. Sekolah
PHBS merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan masyarakat di
lingkungan sekolah untuk mau menerapkan dan mempraktiKkan pola PHBS dalam
rangka menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat. Manfaat menerapkan
PHBS di sekolah mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat sehingga dapat
mendukung kelancaran proses belajar mengajar para siswa, guru serta masyarakat di
sekitar lingkungan sekolah tersebut.
2. Tempat Kerja
PHBS adalah kegiatan untuk memberdayakan para pekerja agar tahu dan mampu
mempraktikkan PHBS dan berperan dalam menciptakan tempat kerja yang bersih dan
sehat. Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan pola PHBS di tempat kerja yaitu, para
pekerja mampu menjaga dan meningkatkan kesehatannya sehingga tidak mudah sakit,
serta meningkatkan citra tempat kerja yang positif, sehingga mendukung peningkatan
semangat dan produktivitas kerja.
3. Keluarga, Rumah tangga atau tempat tinggal lainnya seperti panti/LKSA dan tempat
pengasuhan anak lain
PHBS dapat menciptakan keluarga yang sehat dan mampu mencegah atau
meminimalisir munculnya permasalahan kesehatan. Manfaat menerapkan dan
mempraktikan PHBS di rumah tangga termasuk di tempat pengasuhan anak lainnya
antara lain, setiap anggota keluarga tidak mudah terkena penyakit, dapat meningkatkan
kesejahteraan dikarenakan produktifitas anggota keluarga juga meningkat. Selain itu,
dengan menerapkan PHBS secara konsisten akan menciptakan budaya hidup bersih dan
sehat dalam keluarga. Selain itu seluruh anggota keluarga dapat tumbuh dan berkembang
dengan sehat dan tercukupi asupan gizi.
4. Masyarakat
PHBS merupakan upaya masyarakat untuk menerapkan serta mempraktikkan pola
hidup bersih dan sehat dalam rangka menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Penerapan PHBS ini diharapkan dapat mencegah, meminimalisir munculnya serta
penyebaran penyakit. Selain itu masyarakat mampu memanfaatkan pelayanan fasilitas
kesehatan dan mengembangkan kesehatan yang bersumber dari masyarakat.
C. INDIKATOR PHBS
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan yang dimaksud disini adalah dokter, bidan dan tenaga
paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada kelompok masyarakat yang masih
mengandalkan tenaga non medis untuk membantu persalinan, seperti dukun bayi
(paraji). Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril, penanganan oleh
dukun bayi (paraji) inipun dikhawatirkan berisiko.
2. Memberi bayi ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif
Seorang ibu perlu memberikan ASI Eksklusif pada bayi, yaitu pemberian ASI
tanpa makanan dan minuman tambahan lain, sejak kelahiran hingga usia enam bulan.
3. Menimbang bayi dan anak sampai dengan usia 6 tahun secara rutin setiap bulan
Penimbangan bayi dan balita setiap bulan dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhan balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu
(Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun. Setelah dilakukan
penimbangan, catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari catatan KMS
dapat diketahui dan dipantau perkembangan dari bayi dan balita tersebut.
4. Menggunakan Air Bersih
Menggunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak, mandi,
hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak mengandung
kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.
5. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan benar
Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat menghilangkan
berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan
bersih dan terbebasas dari kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan
melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan hewan,
setelah buang air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum menyusui
bayi. Pada situasi berkembangnya virus korona seperti saat ini, cuci tangan
menggunakan sabun dengan air mengalir adalah keharusan. Mencuci tangan harus
memperhatikan aturan dengan membersihkan seluruh bagian dari tangan.
Selain itu, program KB juga dapat menurunkan risiko kematian ibu dan bayi serta
mencegah kehamilan yang tidak direncanakan, sehingga dapat menjaga kesejahteraan
keluarga.
Fasilitas kesehatan yang memadai akan mendukung proses persalinan yang aman
dan minim risiko komplikasi kehamilan. Setelah melahirkan, ibu juga akan memiliki
tempat untuk memeriksa kesehatannya dan bayinya secara berkala. Dengan begitu,
keselamatan serta kesehatan ibu dan anak jadi lebih terjamin.
Keunggulan air susu ibu (ASI) sebagai sumber nutrisi bayi memang sudah tidak
diragukan lagi. ASI dapat melindungi bayi dari beragam penyakit serta mendukung
perkembangan tubuh dan otaknya secara optimal, sehingga ia tumbuh menjadi anak
yang sehat dan cerdas. Itulah sebabnya pemberian ASI eksklusif sangat berperan besar
untuk membentuk keluarga sehat.
Berat badan bayi perlu ditimbang setiap bulannya, sejak lahir sampai usia 5 tahun.
Hal ini penting untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak selalu baik,
serta mendeteksi secara dini bilamana terdapat gangguan pada pertumbuhannya.
Maka dari itu, bila terdapat anggota keluarga yang mengalami gejala tuberkulosis,
seperti batuk lebih dari 3 minggu, batuk darah, sesak napas, keringat dingin, dan
penurunan berat badan drastis, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.
Oleh karena itu, bila ada anggota keluarga yang memiliki tanda-tanda gangguan
jiwa, seperti perubahan emosi atau perilaku, temani dan bujuk dia untuk segera berobat
ke psikiater guna mendapatkan penanganan yang tepat.
Sudah kita ketahui bersama bahwa asap rokok mengandung banyak zat beracun bagi
tubuh. Meskipun hanya satu orang yang merokok di rumah, asapnya bisa dihirup
anggota keluarga lain dan membuat mereka menjadi perokok pasif.
Perlu Anda pahami bahwa menjadi perokok pasif sama berbahayanya dengan menjadi
perokok aktif. Jadi, jika di keluarga Anda ada yang merokok, jangan putus asa untuk
membujuk dan membantunya agar bisa berhenti. Jika tidak bisa, ingatkan dia untuk
merokok di luar rumah
Memiliki akses sanitasi layak dan jamban sehat juga termasuk indikator penting
dalam mewujudkan keluarga sehat. Untuk itu, setiap anggota keluarga diharuskan selalu
buang air besar dan buang air kecil di jamban atau toilet. Selain membuat lingkungan
bersih dan tidak berbau, langkah ini juga dapat membantu mencegah penyakit infeksi.
Perlu Anda ketahui bahwa program keluarga sehat juga merupakan bagian dari
program puskesmas. Jadi Anda bisa meminta bantuan dokter puskesmas wilayah Anda
jika mengalami kesulitan dalam memenuhi indikator-indikator di atas.
E. GAMBARAN PHBS
1. Mandi
Perilaku mandi menggunakan sabun mandi dan air bersih dilakukan minimal 2x
sehari pada pagi dan sore hari yang bertujuan untuk :
2. Mencuci rambut
3. Membersihkan hidung
Perilaku membersihkan lubang hidung perlu dilakukan pada setiap kali mandi
guna membuang kotoran yang ada dan melancarkan jalan udara untuk bernafas.
4. Membersihkan telinga
Sama halnya dengan hidung, telinga juga harus di bersihkan saat mandi.
Bersihkan bagian daun telinga ataupun luar telinga. Hindari mengorek telinga
terutama dengan mengunakan benda-benda yang tidak aman dan tajam seperti
penjepet rambut. Jika ada kotoran yang mengeras, minta banduan dokter untuk
membersihkannya.
Batasi penggunaan headset untuk mendengar musik. Berilah waktu telinga Anda
untuk beristirahat. Anda dapat mengikuti aturan 60/60 saat mendengarkan musik
melalui headset. Artinya, batas volume musik Anda adalah tidak lebih dari 60 persen
dan Anda menggunakannya tidak lebih dari 60 menit sehari.
5. Gosok gigi
6. Kesehatan mata
Perilaku membersihkan mata adalah salah satu upaya menjaga kesehatan mata.
Salah satu cara menjaga kesehatan mata adalah memperhatikan intensitas cahaya
pada saat membaca. Intensitas cahaya harus cukup terang, jarak pembaca dengan
buku sepanjang penggaris (30 cm), yang dibaca tidak boleh bergerak/bergoyang.
Perilaku mencuci tangan dilakukan untuk menjaga kebersihan tangan dari kotoran
dan kuman yang dapat menyebabkan penyakit.
Kotoran dan bakteri yang menempel pada tangan dapat menyebabkan bebagai
macam penyakit seperti penyakit diare, kecacingan, dan infeksi saluran pernafasan
akut (ISPA), kurang gizi, dll. 7. Mencuci tangan pakai sabun
Tangan yang kotor menjadi salah satu media penyebaran penyakit. Cuci tangan
pakai sabun di waktu-waktu penting dapat mengurangi resiko terkena penyakit diare
sebanyak 42-48% dan secara signifikan dapat mengurangi penyakit pernafasan akut
termasuk mencegah terjakit Virus Corona.
�Sebelum makan.
�Setelah BAK/BAB.
�Setelah bermain.
8. Memotong kuku
Perilaku memotong dan membersihkan kuku dilakukan minimal 1x seminggu
dengan tujuan untuk:
�Mencegah penyakit yang dapat ditularkan melalui sisa kotoran yang terselip pada
kuku dan jari jemari tangan.
�Mencegah luka akibat garukan kuku. Perlu diperhatikan bahwa tidak boleh
mengorek hidung dengan jari/ kuku tangan yang kotor, tidak memasukkan jari ke
mulut atau menggigiti kuku.
Anak-anak terkadang saat bermain tidak meggunakan alas kaki. Penggunaan alas
kaki perlu dilakukan agar:
Gizi seimbang adalah nutrisi dan zat gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan
tubuh, tidak berlebihan juga tidak kekurangan. Makanan gizi seimbang adalah
mengkonsumsi makanan yang mengandung nutrisi dan gizi disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh dengan tetap memperhatikan berbagai prinsip seperti keberagaman
jenis makanan, aktifitas tubuh, berat badan ideal serta faktor usi. Fungsi dari makanan
dalam piramida makanan meliputi:
1. Zat tenaga. Tenaga diperlukan manusia untuk melakukan berbagai kegiatan sehari-
hari. Zat tenaga dihasilkan dari : karbohidrat, lemak dan protein.
2. Zat Pembangun. Zat pembangun diperlukan untuk membangun dan mengganti sel-
sel atau jaringan didalam tubuh yang telah rusak. Zat pembangun dihasilkan dari
protein.
3. Zat Pengatur. Zat pengatur diperlukan untuk mengatur berbagai proses kimia
dalam proses pencernaan makanan.