(SAP)
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan
siswa/i agar hidup bersih dan sehat, serta diharapkan kepada siswa/i mampu berperan
aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setiap siswa/i dan guru di
lingkungan sekolah.
B. METODE PENYAMPAIAN
Ceramah, tanya jawab / Diskusi
C. MEDIA
1. Laptop
2. LCD / Power Point
D. STRATEGI PELAKSANAAN
E. EVALUASI
Diharapkan Seluruh guru dan Siswa/i dapat mengerti mengenai Perilaku Hidup Bersih
Dan Sehat dapat menerapkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat dalam kehidupan sehari-
hari di sekolah seperti senam sehat, kantin sehat, kegiatan senam bersama dll.
Infokus
Sasaran Penyuluhan
Sasaran Penyuluhan
Sasaran Penyuluhan
MATERI
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Di Sekolah
B. Bidang PHBS
Bidang PHBS (Depkes RI, 2001) yaitu:
1. Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir
dan sabun, mandi minimal 2 kali sehari.
2. Bidang Gizi, seperti makan buah dan sayur tiap hari, mengkonsumsi garam
beryodium, menimbang berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) setiap 6 bulan.
3. Bidang Kesehatan lingkungan, seperti membuang sampah pada tempatnya,
menggunakan jamban, memberantas jentik.
C. Pengembangan PHBS
Menyadari bahwa prilaku adalah sesuatu yang rumit, prilaku tidak hanya
menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga
dimensi ekonomi, yaitu hal-hal yang mendukung prilaku. Maka promosi kesehatan dan
PHBS diharapkan dapat melaksanakan strategi yang bersifat paripurna (Komprehensif).
Ksususnya dalam menciptakan prilaku baru. Kebijakan nasional promosi kesehatan telah
menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS (Dinas Kesehatan Kota
Surabaya, 2009).
1. Gerakan Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan
berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran
agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek
knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude) dan dari mau menjadi mampu
melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice).
Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok
masyarakat. Bila sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampu melaksanakan,
boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang
bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yang seringkali dipraktikkan
adalah dengan mengajaknya ke dalam proses pengorganisasian masyarakat
(community organization) atau pembangunan masyarakat (community development).
Untuk itu sejumlah individu yang telah mau, dihimpun dalam suatu kelompok untuk
bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini pun
masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari
dermawan).
Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS dengan
program kesehatan yang didukungnya. Hal-hal yang akan diberikan kepada
masyarakat oleh program kesehatan sebagai bantuan, hendaknya disampaikan pada
fase ini, bukan sebelumnya. Bantuan itu hendaknya juga sesuai dengan apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
2. Bina Suasana
Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong
individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan.
Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial
dimana pun ia berada (keluarga di rumah, orang-orang yang menjadi panutan atau
idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui
atau mendukung perilaku tersebut.
Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat,
khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu
dilakukan bina suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam bina suasana, yaitu:
a. Pendekatan Individu
b. Pendekatan Kelompok
c. Pendekatan Masyarakat Umum
3. Advokasi
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stake holders). Pihak-pihak
yang terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai
penentu kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa
tokoh-tokoh masyarakat informal, seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, yang
umumnya dapat berperan sebagai penentu ”kebijakan” (tidak tertulis) dibidangnya
dan atau sebagai penyandang dana non pemerintah. Perlu disadari bahwa komitmen
dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu
singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu:
a. Mengetahui atau menyadari adanya masalah
b. Tertarik untuk ikut mengatasi masalah
c. Peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif
pemecahan masalah
d. Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif
pemecahan masalah
e. Memutuskan tindak lanjut kesepakatan.
Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat, dan tepat.
Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu:
a. Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi
b. Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah
c. Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah
d. Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based
e. Dikemas secara menarik dan jelas
f. Sesuai dengan waktu yang tersedia.
Pengelolaan sampah sangat besar sekali manfaatnya bagi diri kita sendiri, orang lain,
maupun bagi lingkungan sekitar kita (Kartiadi, 2009), diantaranya:
a. Menghemat sumber daya alam
b. Menghemat energi
c. Mengurangi uang belanja
d. Menghemat lahan tempat pembuangan akhir (TPA)
e. Meminimalkan lingkungan jentik di sekolah.
4. Mengikuti kegiatan olahraga di sekolah
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk
memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak
(meningkatkan kualitas hidup). Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang
terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan
ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
Kebugaran jasmani sangat penting dalam menunjang aktivitas kehidupan
sehari-hari, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang berbeda-beda sesuai
dengan tugas atau profesi masing-masing. Kebugaran jasmani terdiri dari komponen-
komponen yang dikelompokkan menjadi kelompok yang berhubungan dengan
kesehatan (Health Related Physical Fitness) dan kelompok yang berhubungan
dengan ketrampilan (Skill Related Physical Fitness).
Alasan mengikuti kegiatan olahraga di sekolah adalah untuk memelihara
kesehatan fisik dan mental agar tetap sehat dan tidak mudah sakit. Selain itu juga
untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik. Manfaat olahraga antara lain:
a. Terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekanan darah
tinggi, kencing manis
b. Berat badan terkendali
c. Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat
d. Bentuk tubuh menjadi ideal dan proporsional
e. Lebih percaya diri
f. Lebih bertenaga dan bugar
g. Keadaan kesehatan menjadi lebih baik
6. Jamban
amban yang digunakan oleh siswa dan guru adalah jamban yang memenuhi
syarat kesehatan (leher angsa dengan septictank, cemplung tertutup) dan terjaga
kebersihannya. Jamban yang sehat adalah yang tidak mencemari sumber air minum,
tidak berbau kotoran, tidak dijamah oleh hewan, tidak mencemari tanah disekitarnya,
mudah dibersihkan dan aman digunakan, terpisah antara laki-laki dan perempuan.