Anda di halaman 1dari 11

Makalah Pendidikan Kesehatan

Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah ( PHBS)

OLEH :
Heru Agus Purwono

14086318

Hendrik Fernando

14086317

Hatskal Triko Nugraha

14086317

PRODI PENDIDIKAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016

KATA PENGANTAR
Puji

syukur kami penjatkan

kehadirat

Allah

SWT,

yang

atas

rahmat-

Nya sehingga kamidapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat di Sekolah .
Penyusunan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah
pendidikan kesehatan. Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh
karena itu, pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggitingginya kepada yang terhormat bapak serta segenap jajarannya yang telah memberikan
kemudahan-kemudahan baik berupa moril maupun materil selama proses belajar mengajar di
Universitas Negri Padang
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada
kami. Kami menyadari tugas makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan
saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh kami. Akhir kata kami berharap
semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Padang,

November 2016

Tim Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu/kelompok dapat
menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat.PHBS disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa,
guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikan PHBS,
dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Menurut Depkes RI (1997), Tujuan
dari PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan kemampuan
masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran serta aktif masyarakat
termasuk

dunia

usaha

dalam

upaya

mewujudkan

derajat

kesehatan

yang

optimal. Munculnya sebagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10),
ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS
disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pedekatan usaha
kesehatan Sekolah (UKS).
Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, mulai dari Diare, DBD, flu burung,
atau pun flu babi yang akhir-akhir ini marak. Salah satu faktor yang mendukung PHBS
adalah kesehatan lingkungan. Dua istilah penting dalam kesehatan lingkungan yang harus
dipahami dan diinterpretasikan sama oleh seluruh tenaga kesehatan yang terlibat agar
kegiatan yang dilakukan dapat berhasil dengan baik.
B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan, maka rumusan masalah adalah:

1.

Apa pengertian PHBS di sekolah?

2.

Apa tujuan PHBS di sekolah?

3.

Apa manfaat PHBS di sekolah?

4.

Siapa sasaran PHBS?

5.

Bagaimana indikator PHBS?

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian PHBS di Sekolah


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan paradigma sehat
dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berorientasi sehat, bertujuan untuk
meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual,
maupun sosial. Selain itu juga program perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok,
keluarga, dengan membuka jalur komunikasi, informasi, dan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan perilaku sehingga masyarakat sadar, mau, dan mampu
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinan (advocacy),
bina suasana (social support), dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan
demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri terutama pada
tatanannya masing-masing (Depkes RI, 2002).
PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa guru dan masyarakat
lingkungan sekolah agar tau, mau dan mampu mempratikkan PHBS dan berperan aktif dalam
mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan sekumpuilan
perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan
sehat.

B. Tujuan PHBS di Sekolah


Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah mempunyai tujuan yakni :
1. Tujuan Umum
Memperdayakan setiap siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau
dan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS dan
berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan tentang PHBS bagi setipa siswa, guru dan masyarakat di
lingkungan sekolah berPHBS di sekolah.Memandirikan setiap siswa, guru dan masyarakat
lingkungan sekolah ber PHBS.
C. Manfaat PHBS di Sekolah
1. Manfaat bagi siswa

a. Meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit


b. Meningkatkan semangat belajar
c. Meningkatkan produktivitas belajar
d. Menurunkan angka absensi karena sakit
2. Manfaat bagi warga sekolah :
a. Meningkatkan semangat belajar siswa berdampak positif terhadap pencapaian target
dan tujuan
b. Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh orangtua
c. Meningkatnya citra sekolah yang positif
3. Manfaat bagi sekolah :
a. Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di sekolah
b. Adanya dukungan buku pedoman dan media promosi PHBS di sekolah
4. Manfaat bagi masyarakat :
a. Mempunyai lingkungan yang sehat
b. Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh sekolah
5. Manfaat bagi pemerintah, Provinsi/Kabupaten/Kota :
a. Sekolah
yang
sehat
menunjukkan
kinerja
dan
citra
pemerintah
provinsi/kabupaten/kota yang sehat
b. Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di
sekolah
D. Sasaran PHBS di Sekolah
Sasaran PHBS di institusi pendidikan adalah seluruh warga institusi pendidikan yang
terbagi dalam :
a. Sasaran Primer
Sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan di rubah perilakunya atau
murid dan guru yang bermasalah (individu/kelompok dalam institusi pendidikan yang
bermasalah).
b. Sasaran Sekunder
Sasaran yang mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan yang
bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru, orangtua murid, kader kesehatan sekolah,
tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sector terkait.
c. Sasaran Tersier
Merupakan sasaran yang diharapkan menjadi pembantu dalam ,mendukung
pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di institusi
pendidikan seperti, kepala desa, lurah, camat, kepala puskesmas, diknas, guru, tokoh
masyarakat dan orangtua murid.
E. Indikator PHBS
1. Di tempat Umum
a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun
b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
d. Olahraga yang teratur dan terukur

e. Memberantas jentik nyamuk


f. Tidak merokok di sekolah.
g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
h. Membuang sampah pada tempatnya
2. Di sekolah :
1. Memelihara Rambut Agar Bersih dan Rapih
Mencuci rambut secara teratur dan menyisirnya sehingga terlihat rapih.
Rambut yang bersih adalah rambut yang tidak kusam, tidak berbau, dan tidak
berkutu. Memeriksa kebersihan dan kerapihan rambut dapat dilakukan oleh dokter
kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.
2. Memakai Pakaian Bersih dan Rapih
Memakai baju yang tidak ada kotorannya, tidak berbau, dan rapih. Pakaian
yang bersih dan rapih diperoleh dengan mencuci baju setelah dipakai dan dirapikan
dengan disetrika. Memeriksa baju yang dipakai dapat dilakukan oleh dokter
kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.
3. Memelihara Kuku Agar Selalu Pendek dan Bersih
Memotong kuku sebatas ujung jari tangan

secara

teratur

dan

membersihkannya sehingga tidak hitam/kotor. Memeriksa kuku secra rutin dapat


dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.
4. Memakai Sepatu Bersih dan Rapih
Memakai sepatu yang tidak ada kotoran menempel pada sepatu, rapih
misalnya ditalikan bagi sepatu yang bertali. Sepatu bersih diperoleh bila sepatu
dibersihkan setiap kali sepatu kotor. Memeriksa sepatu yang dipakai siswa dapat
dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.
5. Berolahraga Teratur dan Terukur
Siswa/Guru/Masyarakat sekolah lainnya melakukan olahraga/aktivitas fisik
secara teratur minimal tiga kali seminggu selang sehari. Olahraga teratur dapat
memelihara kesehatan fisik dan mental serta meningkatkan kebugaran tubuh
sehingga tubuh tetap sehat dan tidak mudah jatuh sakit. Olahraga dapat dilakukan di
halaman secara bersama-sama, di ruangan olahraga khusus (bila tersedia), dan juga
di ruangan kerja bagi guru/ karayawan sekolah berupa senam ringan dikala istirahat
sejenak dari kesibukan kerja. Sekolah diharapkan membuat jadwal teratur untuk
berolahraga bersama serta menyediakan alat/sarana untuk berolahraga.
6. Tidak Merokok di Sekolah
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah tidak merokok di lingkungan sekolah.
Merokok berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang yang berada di sekitar
perokok. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan 4000 bahan kimia
berbahaya diantaranya: Nikotin (menyebabkan ketagihan dan kerusakan jantung
serta pembuluh darah); Tar (menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker) dan

CO (menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen sehingga


sel-sel tubuh akan mati). Tidak merokok di sekolah dapat menghindarkan anak
sekolah/guru/masyarkat sekolah dari kemungkinan terkena penyakit-penyakit
tersebut diatas. Sekolah diharapkan membuat peraturan dilarang merokok di
lingkungan sekolah. Siswa/guru/masyarakat sekolah bisa saling mengawasi diantara
mereka

untuk

tidak

merokok

di

lingkungan

sekolah

dan

diharapkan

mengembangkan kawasan tanpa rokok/kawasan bebas asap rokok.


7. Tidak Menggunakan NAPZA
Anak sekolah/guru/masyarkat sekolah tidak menggunakan NAPZA (Narkotika
Psikotropika Zat Adiktif). Penggunaan NAPZA membahayakan kesehatan fisik
maupun psikis pemakainya.
8. Memberantas Jentik Nyamuk
Upaya untuk memberantas jentik di lingkungan sekolah yang dibuktikan
dengan tidak ditemukan jentik nyamuk pada: tempat-tempat penampungan air, bak
mandi, gentong air, vas bunga, pot bunga/alas pot bunga, wadah pembuangan air
dispenser, wadah pembuangan air kulkas, dan barang-barang bekas/tempat yang bisa
menampung air yang ada di sekolah. Memberantas jentik di lingkungan sekolah
dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan: menguras
dan menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas, dan
menghindari gigitan nyamuk. Dengan lingkungan bebas jentik diharapkan dapat
mencegah terkena penyakit akibat gigitan nyamuk seperti demam berdarah,
cikungunya, malaria, dan kaki gajah. Sekolah diharapkan dapat membuat
pengaturan untuk melaksanakan PSN minimal satu minggu sekali.
9. Menggunakan Jamban yang Bersih dan Sehat
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan jamban/WC/kakus leher
angsa dengan tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan
akhir saat buang air besar dan buang air kecil. Menggunakan jamban yang bersih
setiap buang air kecil ataupun buang air besar dapat menjaga lingkungan di sekitar
sekolah menjadi bersih, sehat, dan tidak berbau. Disamping itu tidak mencemari
sumber air yang ada disekitar lingkungan sekolah serta menghindari datangnya lalat
atau serangga yang dapat menularkan penyakit seperti: diare, disentri, tipus,
kecacingan, dan penyakit lainnya. Sekolah diharapkan menyediakan jamban yang
memenuhi syarat kesehatan dalam jumlah yang cukup untuk seluruh siswa serta
terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan. Perbandingan jamban dengan
pemakai adalah 1:30 untuk laki-laki dan 1:20 untuk perempuan
10. Menggunakan Air Bersih

Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan air bersih untuk


kebutuhan sehari-hari di lingkungan sekolah. Sekolah diharapkan menyediakan
sumber air yang bisa berasal dari air sumur terlindung, air pompa, mata air
terlindung, penampungan air hujan, air ledeng, dan air dalam kemasan (sumber air
berasal dari smur pompa, sumur, mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari
tempat penampungan kotoran atau limbah/WC). Air diharapkan tersedia dalam
jumlah yang memenuhi kebutuhan dan tersedia setiap saat.
11. Mencuci Tangan dengan Air Mengalir dan Memakai Sabun
Sekolah/guru/masyarakat sekolah selalu mencuci tangan sebelum makan,
sesudah buang air besar/sesudah buang air kecil, sesudah beraktivitas, dan atau
setiap kali tangan kotor dengan memakai sabun dan air bersih yang mengalir. Air
bersih yang mengalir akan membuang kuman-kuman yang ada pada tangan yang
kotor, sedangkan sabun selain membersihkan kotoran juga dapat membunuh kuman
yang ada di tangan. Diharapkan tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman serta
dapat mencegah terjadinya penularan penyakit seperti: diare, disentri, kolera, tipus,
kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan flu burung.
12. Membuang Sampah ke Tempat Sampah yang Terpilah
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah membuang sampah ke tempat sampah
yang tersedia. Diharapkan tersedia tempat sampah yang terpilah antara sampah
organik, non-organik, dan sampah bahan berbahaya. Sampah selain kotor dan tidak
sedap dipandang juga mengandung berbagai kuman penyakit. Membiasakan
membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia akan sangat membantu anak
sekolah/guru/masyarakat sekolah terhindar dari berbagai kuman penyakit.
13. Mengkonsumsi jajanan sehat dan bersih di kantin
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah mengkonsumsi jajanan sehat dari
kantin/warung sekolah atau bekal yang dibawa dari rumah. Sebaiknya sekolah
menyediakan warung sekolah sehat dengan makanan yang mengandung gizi
seimbang dan bervariasi, sehingga membuat tubuh sehat dan kuat, angka absensi
anak sekolah menurun, dan proses belajar berjalan dengan baik.
14. Menimbang Berat Badan dan Mengukur Tinggi Badan Setiap Bulan
Siswa ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan setiap bulan agar
diketahui

tingkat

pertumbuhannya.

Hasil

penimbangan

dan

pengukuran

dibandingkan dengan standar berat badan dan tinggi badan sehingga diketahui
apakah pertumbuhan siswa normal atau tidak normal.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan, maka kesimpulannya adalah :
PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa guru dan masyarakat
lingkungan sekolah agar tau, mau dan mampu mempratikkan PHBS dan berperan aktif dalam
mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah mempunyai
tujuan yakni : Tujuan Umum,Tujuan Khusus. Manfaat PHBS di sekolah ( Manfaat bagi
siswa,Manfaat bagi warga sekolah,Manfaat bagi sekolah. Beberapa sasaran PHBS di sekolah
ialah : Sasaran sekunder,Sasaran Tersier, Sasaran Primer. Indikator PHBS :Di tempat umum,
Di sekolah

DAFTAR PUSTAKA
Sumber internet
http ://www.asho-aceh.org/artikel/Training%20module-HEALTH/PHBS.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl-muhammadma-72333babii.pdf
Sumijatun,et al.2005. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas.Jakarta : EGC
www.phbssekolah.com

Anda mungkin juga menyukai