Anda di halaman 1dari 194

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI

KEHAMILAN TERHADAP PEMELIHARAAN TEKANAN

DARAH IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS LEUWILIANG KABUPATEN

BOGOR TAHUN 2020

KARYA TULIS ILMIAH

DISUSUN OLEH :

PINGKY ALICIA SIMBOLON

NIM 201711122

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIJAYA HUSADA BOGOR

TAHUN 2020
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI

KEHAMILAN TERHADAP PEMELIHARAAN TEKANAN

DARAH IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS LEUWILIANG KABUPATEN

BOGOR TAHUN 2020

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Ahli Madya Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wijaya Husada

DISUSUN OLEH :

PINGKY ALICIA SIMBOLON

NIM 201711122

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIJAYA HUSADA BOGOR

TAHUN 2020

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

“Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri dan semua sumber

pustaka yang menjadi rujukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah

saya nyatakan dengan benar. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa Karya

Tulis Ilmiah ini merupakan hasil plagiat / pemalsuan / penyuapan / pertukangan

maka saya siap menerima sanksi yang berlaku di Program Studi Diploma III

Keperawatan STIKes Wijaya Husada Bogor dengan segala risiko yang harus saya

tanggung”.

Nama : Pingky Alicia Simbolon

Nim : 201711122

Tanggal : Rabu, 23 September 2020

Tanda Tangan :
Materai

6000

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI

KEHAMILAN TERHADAP PEMELIHARAAN TEKANAN

DARAH IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS LEUWILIANG KABUPATEN

BOGOR TAHUN 2020

Penyusun : Pingky Alicia Simbolon

Nim : 201711122

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji

Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma III Keperawatan STIKes Wijaya

Husada Bogor

Bogor, 23 September 2020

Dosen Pembimbing

(Ns. Tisna Yanti, S.Kep M.Kes)

iii
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI

KEHAMILAN TERHADAP PEMELIHARAAN TEKANAN

DARAH IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS LEUWILIANG KABUPATEN

BOGOR TAHUN 2020

Penyusun : Pingky Alicia Simbolon

Nim : 201711122

Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan dan disahkan oleh Tim Penguji Sidang

Karya Tulis Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Wijaya Husada

Program Studi Diploma III Keperawatan

Bogor, 23 September 2020

Mengetahui,

Penguji I Penguji II

(Ns. Nining Fitrianingsih, S.Kep, M.Kes) (Ns. Tisna Yanti, S.Kep, M.Kes)

Ketua STIKes Wijaya Husada Bogor

(dr. Pridady, Sp.PD-KGEH)

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas
Nama : Pingky Alicia Simbolon
Tempat, Tanggal lahir : Bogor, 04 September 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Suku Bangsa : Batak, Indonesia
Alamat : Kp. Paku RT 04 RW 04 Desa Sadeng
Kec. Leuwisadeng Kab. Bogor

Riwayat Pendidikan
a. 2004-2005 : TK Sukma Sejahtera, Bogor
b. 2005-2011 : SDN 01 Leuwiliang, Bogor
c. 2011-2014 : SMPN 01 Leuwiliang, Bogor
d. 2014-2017 : SMAN 01 Leuwiliang, Bogor
e. 2017-2020 : STIKes Wijaya Husada Bogor

v
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI KEHAMILAN TERHADAP
PEMELIHARAAN TEKANAN DARAH IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR TAHUN 2020

Pingky Alicia Simbolon2, Tisna Yanti 3


D III-Keperawatan

ABSTRAK

Angka Kematian Ibu (AKI) berdasarkan “Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health
Organization (WHO)” mencatat bahwa ”sekitar 830 wanita diseluruh dunia meninggal setiap
harinya akibat komplikasi yang terkait dengan kehamilan maupun persalinan dan sebanyak 99%
diantaranya terdapat pada negara berkembang”. Hipertensi kehamilan, salah satu komplikasi
dalam kehamilan, yang menjadi lima penyebab kematian ibu terbesar di Indonesia. Menurut
perincian secara matematis AKI (Angka Kematian Ibu) Kabupaten Bogor bahwa “ditahun 2017
kembali mengalami peningkatan menjadi 48,59 per 100.000 Kelahiran Hidup”. “Komplikasi
Hipertensi dalam kehamilan, menjadi penyebab kedua terbanyak kematian ibu hamil sebanyak
27,12%” berdasarkan Laporan Puskesmas di Kabupaten Bogor. Penanganan hipertensi
memerlukan intervensi yang teratur dan berkelanjutan serta waktu yang lama bahkan seumur
hidup. Intervensi mudah yang dapat dilakukan salah satunya melalui pendidikan kesehatan. Tujuan
riset ini diketahuinya “Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Kehamilan terhadap
Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang Kabupaten
Bogor Tahun 2020”.
Jenis riset yaitu Experiment atau percobaan, dengan desain riset Pre-Experimental
Designs yaitu Rancangan One-Group Pretest-Postest Design. Sampel riset sebesar 35 responden
ibu hamil usia kehamilan > 20 minggu digunakan teknik Purposive Sampling. Instrument
penelitian berupa angket. Analisa Univariat dan Bivariat dengan uji Prasyarat yang terbagi
menjadi “Uji Homogenitas, Uji Normalitas dan Uji Hipotesis”.
Hasil riset didapatkan jika hasil Uji Hipotesis Parametric T-Test yaitu 0,000. Maka P
value < 0,05 (Ho ditolak, Ha diterima) berarti “terdapat hubungan terhadap Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Tentang Hipertensi Kehamilan terhadap Pemeliharaan Tekanan darah Ibu hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang Kabupaten Bogor Tahun 2020”.
Peneliti berharap riset ini dapat memberikan gambaran dan acuan agar adanya
peningkatan pengetahuan dan pemahaman pada Ibu hamil dalam melakukan Pemeliharan Tekanan
darah Ibu hamil guna mencegah terjadinya hipertensi dalam Kehamilan.

Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Hipertensi dalam Kehamilan


Daftar Pustaka : 13 Buku (2010-2019), 5 Website, 1 Skripsi
Jumlah Halaman : 13 halaman, 3 tabel
1
Judul Penelitian
2
Mahasiswa Diploma III STIKes Wijaya Husada Bogor (Peneliti)
3
Dosen Pembimbing

THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION ON PREGNANCY HYPERTENSION ON BLOOD PRESSURE


MAINTENANCE FOR PREGNANT WOMEN IN THE WORK AREA OF THE LEUWILIANG
HEALTH CENTER, BOGOR REGENCY IN 2020

vi
Pingky Alicia Simbolon2, Tisna Yanti 3
D III-Keperawatan

ABSTRACT

The Maternal Mortality Rate (AKI) based on the "World Health Organization (WHO)"
notes that "approximately 830 women worldwide die every day from complications related to
pregnancy and childbirth and as many as 99% of them are in developing countries". Pregnancy
hypertension, one of the complications in pregnancy, is the five largest causes of maternal death
in Indonesia. According to the mathematical details of AKI (Maternal Mortality) Bogor Regency
that "in 2017 again increased to 48.59 per 100,000 Live Births". "Complications of Hypertension
in pregnancy, became the second most cause of death of pregnant women as much as 27.12%"
according to the Puskesmas Report in Bogor Regency. Treatment of hypertension requires regular
and continuous intervention and a long time even a lifetime. Easy interventions that can be done
one of them through health education. The purpose of this research is known "The Influence of
Health Education on Pregnancy Hypertension on The Maintenance of Blood Pressure of Pregnant
Women in the Working Area of Leuwiliang Health Center Bogor Regency in 2020".
This type of research is Experiment or experiment, with research design Pre-
Experimental Designs namely Design One-Group Pretest-Postest Design. A research sample of 35
respondents of pregnant women of > 20 weeks was used Purposive Sampling technique. Research
instruments in the form of questionnaires. Univariate and Bivariate analysis with Prerequisite test
divided into "Homogeneity Test, Normality Test and Hypothesis Test".
The results of the research were obtained if the results of the Parametric T-Test
Hypothesis Test is 0.000. So P value < 0.05 (Ho rejected, Ha received) means "there is a
relationship to the Influence of Health Education on Pregnancy Hypertension on the Maintenance
of Blood Pressure of Pregnant Women in the Working Area of Leuwiliang Health Center Bogor
Regency in 2020".
Researchers hope that this research can provide an overview and reference so that there
is increased knowledge and understanding in pregnant women in the maintenance of blood
pressure pregnant women to prevent the occurrence of hypertension in pregnancy.

Keyword : Health Education, Hipertension in pregnancy

Litterature : 13 Books (2010-2019), 5 Browsing internet, 1 Thesis

The Number of pages : 13 Pages, 3 Tabel


1
Research Title
2
Diploma III STIKes Wijaya Husada Bogor Students (Researchers)
3
D Lecturer

KATA PENGANTAR

vii
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini yang

berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Kehamilan terhadap

Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang

Kabupaten Bogor Tahun 2020” dapat terselesaikan, walaupun hambatan

menyertai selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Dalam kesempatan yang berbahagia ini, peneliti menyampaikan terima

kasih kepada semua pihak yang telah memberi saran, dorongan, petunjuk do’a dan

bimbingan dari pihak yang terlibat sehingga penyusunan laporan ini dapat

terlaksana. Oleh karena itu, pasti peneliti mengucapkan terima kasih, khususnya

kepada yang terhormat :

1. Eva Irawan, ST.MBA selaku Ketua Yayasan Wijaya Husada Bogor.

2. dr. Pridady, Sp.PD-KGEH selaku Ketua STIKes Wijaya Husada Bogor.

3. Ns. Tisna Yanti, S.Kep M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma III

Keperawatan dan selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran.

4. Ns. Nining Fitrianingsih, S.Kep, M.Kes selaku dosen penguji saya yang

selalu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan.

5. Seluruh dosen, staf tata usaha dan pengelola perpustakaan STIKes Wijaya

Husada Bogor.

viii
6. Kedua Orangtuaku tercinta ayahanda dan ibunda yang selalu memberikan

dukungan serta do’a dengan keikhlasan selama menuntut ilmu.

7. Kedua adikku tersayang yang selalu memberikan dukungan serta do’a.

8. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan saran dan dukungan serta do’a.

9. Seluruh rekan Diploma III Keperawatan STIKes Wijaya Husada Bogor

yang telah memberikan dukungan dan saran yang membangun

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

10. Serta semua pihak yang telah berpartisipasi dalam proses penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini.

Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan, mengingat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki masih

kurang, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat

peneliti harapkan sebagai acuan dalam menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.

Bogor, 23 September 2020

Peneliti

(Pingky Alicia Simbolon)

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ii

HALAMAN PERSETUJUAN iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP v

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR BAGAN xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 8

C. Tujuan Penelitian 8

1. Tujuan Umum 8

2. Tujuan Khusus 8

x
D. Manfaat Penelitian 9

1. Manfaat bagi Ilmu Pengetahuan (Scientific) 9

2. Manfaat bagi Pengguna (Customer) 9

E. Ruang Lingkup 10

1. Ruang Lingkup Materi 10

2. Ruang Lingkup Responden 10

3. Ruang Lingkup Tempat 10

4. Ruang Lingkup Wsktu 11

5. Ruang Lingkup Metode Penelitian 11

F. Keaslian Penelitian 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Kehamilan 16

1. Pengertian Kehamilan 16

2. Klasifikasi Kehamilan 17

3. Proses Kehamilan 17

4. Tanda- tanda Kehamilan 23

5. Perubahan Fisiologi Kehamilan terhadap Sistem Tubuh 32

6. Perubahan- perubahan Psikologi yang terjadi pada Ibu Hamil 40

7. Asuhan Antenatal Care (ANC) 42

8. Faktor Resiko Kehamilan 45

xi
B. Tinjauan Teori Hipertensi dalam Kehamilan (HDK) 55

1. Pengertian Hipertensi dalam Kehamilan (HDK) 55

2. Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan (HDK) 56

3. Patofisiologi Hipertensi dalam Kehamilan (HDK) 61

4. Manifestasi Klinis Hipertensi dalam Kehamilan (HDK) 61

5. Faktor Resiko Hipertensi dalam Kehamilan (HDK) 61

6. Pencegahan Hipertensi dalam Kehamilan (HDK) 63

7. Pengobatan Penyakit Hipertensi dalam Kehamilan (HDK) 63

C. Tinjauan Teori Pendidikan Kesehatan 64

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan 64

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan 64

3. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan 65

4. Faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan Pendidikan Kesehatan

66

5. Media dalam Pendidikan Kesehatan 67

6. Strategi dan Metode Pendidikan Kesehatan 68

D. Kerangka Teori 73

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian 74

B. Kerangka Konsep 75

xii
C. Variabel Penelitian 76

D. Definisi Operasional 77

E. Hipotesis Penelitian 81

F. Populasi dan Sampel 82

G. Tempat dan Waktu Penelitian 84

H. Etika Penelitian 85

I. Metode dan Alat Pengumpulan Data 86

J. Uji Validitas dan Reliabilitas 88

K. Metode Pengolahan dan Analisa Data 91

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum 100

B. Hasil Penelitian 101

C. Pembahasan 112

D. Keterbatasan Penelitian 118

E. Implikasi Penelitian 119

BAB V PENUTUP

A. Simpulan 120

B. Saran 121

DAFTAR PUSTAKA

xiii
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian 11

Tabel 3.1 Definisi Operasional 78

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pretest dan posttest

Pemeliharaan Tekanan darah Ibu Hamil 87

Tabel 3. 3 Reliabilitas Berdasarkan Nilai 90

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan jenis usia

responden 102

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan status

Obstetri responden 103

Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan

terakhir responden 103

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan

responden 104

Tabel 4.5 Hasil Nilai Mean Pemeliharaan Tekanan darah Ibu hamil saat Pretest

di Desa Barengkok Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang 105

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pemeliharaan Tekanan darah Ibu hamil saat

Pretest di Desa Barengkok Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang 106

xiv
Tabel 4.7 Hasil Nilai Mean Pemeliharaan Tekanan darah Ibu hamil saat

Posttest di Desa Barengkok Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang 107

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pemeliharaan Tekanan darah Ibu hamil saat

Posttest di Desa Barengkok Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang 108

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Levene Statistic 109

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 110

Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis T-Test 111

xv
DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Teori 73

Bagan 3.1 Kerangka Konsep 76

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Lembar Informed Consent

Lampiran 4 : Lembar Instrumen Penelitian

Lampiran 5 : Jadwal Penelitian

Lampiran 6 : Lembar Konsultasi

Lampiran 7 : Tabel Hasil Pretest dan Posttest Pemeliharaan Tekanan darah Ibu

hamil

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah proses mata rantai yang bersinambungan dan terdiri

dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,

nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan placenta dan tumbuh kembang

hasil konsepsi sampai aterm.1 Manuaba (2010) mengemukakan lama kehamilan

berlangsung sampai persalinan aterm (cukup bulan) yaitu sekitar 280 sampai

300 hari.2

Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akan

mempengaruhi tingkat keberhasilan kehamilan serta kondisi status kesehatan

calon bayi yang masih didalam rahim maupun yang sudah lahir, sehingga

disarankan agar calon ibu dapat menjaga perilaku hidup sehat dan menghindari

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi calon ibu pada masa

kehamilan.3 Kehamilan merupakan suatu kondisi fisiologis, namun kehamilan

normal juga dapat berubah menjadi kehamilan patologis.4 Patologi pada

kehamilan merupakan suatu gangguan komplikasi atau penyulit yang

menyertai ibu saat kondisi hamil.5

Komplikasi dalam kehamilan dapat terjadi pada tahap kehamilan trimester

manapun, mulai dari fertilisasi hingga persalinan. Diagnosis dini faktor resiko

terhadap komplikasi akan mengarah pada pengobatan dan mencegah timbulnya


2

bahaya terhadap ibu maupun janin.3 Ibu hamil yang mengalami gangguan

medis atau masalah kesehatan akan dimasukan kedalam kategori resiko

tinggi,sehingga kebutuhan akan pelaksanaan asuhan pada kehamilan menjadi

lebih besar dan jika hal tersebut diabaikan akan menambah Angka Kematian

Ibu (AKI).6

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kesehatan

suatu bangsa. Kematian ibu merupakan kematian seorang wanita yang dapat

disebabkan pada saat kondisi hamil atau menjelang 42 hari setelah persalinan.

Hal ini dapat terjadi akibat suatu kondisi yang berhubungan atau diperberat

oleh kehamilannya maupun dalam penatalaksanaan, tetapi bukan termasuk

kematian ibu hamil yang diakibatkan karena kecelakaan.7

Angka Kematian Ibu (AKI) berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia atau

World Health Organization (WHO), mencatat sekitar 830 wanita diseluruh

dunia meninggal setiap harinya akibat komplikasi yang terkait dengan

kehamilan maupun persalinan dan sebanyak 99% diantaranya terdapat pada

negara berkembang. Di negara berkembang, pada tahun 2015 Angka Kematian

Ibu mencapai 239 per 100.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan negara

maju yang hanya mencapai 12 per 100.000 kelahiran hidup.8 Terdapat faktor-

faktor resiko yang dapat menyebabkan komplikasi dalam kehamilan yaitu gaya

hidup (merokok, kurangnya aktifitas fisik, perilaku makan yang tidak sehat dan

stress) dan beberapa faktor resiko lain seperti hipertensi, dislipidemia, obesitas,

usia lanjut dan riwayat penyakit kardiovaskuler pada keluarga. Lima penyebab
3

kematian ibu terbesar di Indonesia diantaranya adalah karena hipertensi dalam

kehamilan.9

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007 menyebutkan

bahwa AKI untuk periode 5 tahun sebelum survei (2003-2007)/100.000

kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu di Kabupaten Bogor tahun 2013 masih

menggunakan Angka Kematian Ibu Jawa Barat yaitu sebesar 228 per 100.000

kelahiran hidup (SDKI 2007), tahun 2014 dan tahun 2015 menggunakan

Angka Kematian Ibu Jawa Barat berdasarkan SDKI 2012 yaitu sebesar 359 per

100.000 kelahiran hidup, di tahun 2017 menggunakan Angka Kematian Ibu

berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 sebesar 305 per

100.000 kelahiran hidup.10

Berdasarkan laporan SP3 (LB3 KIA) diketahui bahwa jumlah ibu hamil,

ibu bersalin dan ibu nifas beresiko/komplikasi kebidanan perkiraan obstetri

di Kabupaten Bogor tahun 2017 sebanyak 25.441 orang. Sedangkan

jumlah ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas beresiko/komplikasi

kebidanan obstetri yang ditangani sebanyak 20.989 orang (82,50%), hasil

ini sudah diatas target SPM sebesar 80%. Pencapaian tersebut diharapkan

terus ditingkatkan dengan meningkatkan kegiatan kunjungan rumah, sehingga

ibu hamil risti terdeteksi lebih awal, ibu melahirkan dan ibu nifas apabila ada

komplikasi persalinan dapat ditangani lebih cepat dan sedini mungkin dan

kalaupun terjadi komplikasi persalinan maka diharapkan tidak

mengakibatkan kematian. 10
4

Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penting pada penyakit

kardiovaskular, penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah perifer,

stroke dan penyakit ginjal. Untuk menghindari komplikasi tersebut diupayakan

pengendalian tekanan darah dalam batas normal baik secara farmakologis

maupun non farmakologis.11

Hipertensi pada kehamilan adalah apabila tekanan darahnya ≥140/90

mmHg. Dibagi menjadi ringan-sedang (140 – 159 / 90 – 109 mmHg) dan berat

(≥160/110 mmHg). Hipertensi pada kehamilan dapat digolongkan menjadi: 1)

pre-eklampsia/ eklampsia, 2) hipertensi kronis pada kehamilan, 3) hipertensi

kronis disertai pre-eklampsia, dan 4) hipertensi gestational.12

Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia dengan

jumlah penderita lebih satu milyar orang. Data World Health Organization

(WHO) tahun 2013 menunjukkan bahwa sekitar satu milyar orang penduduk

dunia menderita hipertensi dan angka tersebut akan semakin meningkat pada

tahun-tahun berikutnya. Prevalensi hipertensi meningkat di negara-negara

Afrika sebesar 46% dan lebih rendah di negara maju sebesar 35% (WHO,

2013). Di Amerika Serikat angka kejadian kehamilan dengan hipertensi

mencapai 6-10 %, dimana terdapat 4 juta wanita hamil dan diperkirakan

240.000 disertai hipertensi setiap tahun. Hipertensi merupakan faktor risiko

stroke dan insidennya meningkat pada kehamilan dimana 15% kematian ibu

hamil di Amerika disebabkan oleh pendarahan intraserebral.12


5

Hipertensi pada kehamilan merupakan penyakit tidak menular penyebab

kematian maternal. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis

yang tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM diantaranya adalah hipertensi,

diabetes, penyakit jantung, stroke, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis

(PPOK). PTM merupakan penyebab kematian hampir 70% di dunia. Menurut

hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2013, tampak

kecenderungan peningkatan prevalensi PTM seperti hipertensi, diabetes,

stroke, dan penyakit sendi/rematik/encok. Fenomena ini diprediksi akan terus

berlanjut.9

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang menunjukan

bahwa prevalensi hipertensi semakin meningkat dengan dibandingkan dengan

data Riskesdas 2013, dimana angka prevalensi hipertensi tahun 2013 sebesar

31,7 persen dan pada tahun 2018 menjadi 34,1 persen dari total penduduk

dewasa. Walaupun presentase kematian akibat hipertensi secara angka kecil

tetapi hipertensi adalah faktor resiko penyakit - penyakit yang dapat menjadi

penyebab kematian seperti infark miokard, gagal jantung, stroke atau gagal

ginjal.13

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa

Jawa Barat termasuk 5 besar propinsi yang memiliki angka kejadian hipertensi

tertinggi. Jawa Barat yang memiliki penduduk 39,6 persen mengalami

hipertensi memerlukan perhatian khusus.14 Berdasarkan perhitungan secara

matematis AKI (Angka Kematian Ibu) di Kabupaten Bogor dari tahun 2014 –

2016 grafiknya menurun, di tahun 2014 sebanyak 58,98 per 100.000 KH


6

(Kelahiran Hidup), di tahun 2015 sebanyak 55,41 per 100.000 KH, di tahun

2016 sebanyak 46,48 per 100.000 KH, lalu ditahun 2017 kembali mengalami

peningkatan menjadi 48,59 per 100.000 KH. Komplikasi Hipertensi dalam

kehamilan yang dialami Ibu hamil menjadi penyebab kedua terbanyak

kematian ibu hamil berdasarkan Laporan Puskesmas di Kabupaten Bogor yaitu

sebanyak 27,12%.10 Penanganan hipertensi memerlukan intervensi yang teratur

dan berkelanjutan serta waktu yang lama bahkan seumur hidup. Hal tersebut

dapat membuat pasien hipertensi menjadi malas dan bosan sehingga

diperlukan suatu intervensi yang mudah. Intervensi mudah yang dapat

dilakukan salah satunya melalui pendidikan kesehatan.

Pendidikan kesehatan merupakan salah satu upaya untuk memberikan

informasi kepada Ibu hamil, yang diberikan pada saat pertama kali ibu

memeriksakan kehamilannya dalam program Antenatal Care (ANC) yang

termasuk didalamnya adalah pemeriksaan tekanan darah. Pemeliharaan tekanan

darah dapat dilakukan dengan pemeriksaan kehamilan, mengubah gaya hidup

seperti diet dan aktivitas/olahraga untuk mencegah terjadinya hipertensi.

Hipertensi adalah kondisi medis yang paling sering mempengaruhi wanita usia

subur, sehingga penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui

dampak dari pemberian pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan

terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu hamil dan untuk mengetahui adakah

perbedaan pemeliharaan tekanan darah saat penilaian pertama dan kedua.15

Hasil penelitian yang dilakukan Samsul Bahri (2015) dengan judul ”

Dampak Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Kehamilan terhadap


7

Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Puskesmas Amplas Kecamatan

Medan Amplas” menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan ( Cl ) = 95% (

0,648 < 10 < 154.397 ), maka didapatkan OR sebesar 10 dengan Asymp. Sig:

0,099, artinya terdapat 10 kali lebih besar sampel pada kelompok intervensi

melakukan pemeliharaan tekanan darah dibandingkan dengan sampel pada

kelompok kontrol. Pada perbedaan pemeliharaan tekanan darah didapatkan

nilai p value (0,50) pada kelompok intervensi (p > 0.05), sedangkan pada

kelompok kontrol didapatkan nilai p (0,50) yang menunjukkan bahwa ( p >

0,50) yang berarti tidak terdapat perbedaan pemeliharaan tekanan darah antara

penilaian pertama dan kedua, maka Ha ditolak. Selanjutnya, bagi peneliti

berikutnya diharapkan untuk mempertimbangkan waktu penelitian sehingga

didapatkan dampak pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan

terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu hamil.15

Hasil studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan di Wilayah Kerja

Puskesmas Leuwiliang Kabupaten Bogor tepatnya di Desa Barengkok pada

Senin, 08 Juni 2020 diperoleh data dari Bidan Desa yang bertanggungjawab

bahwa Desa Barengkok berada pada urutan ketiga yang memiliki responden

ibu hamil terbanyak di Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang. Pada Tahun

2019 jumlah populasi ibu hamil mencapai 256 orang dengan kunjungan

perbulan paling banyak 24 orang, pada bulan April – Mei 2020 diperoleh data

terdapat ibu hamil dengan usia kehamilan > 20 minggu mencapai 35 orang dan

Ibu Hamil yang memiliki Resiko Tinggi Hipertensi hanya 2 orang.


8

Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang

Hipertensi Kehamilan terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang Kabupaten Bogor Tahun 2020” maka

dapat memberikan pandangan bahwa penting sekali untuk memelihara tekanan

darah saat kehamilan guna mencegah komplikasi yang bisa terjadi pada ibu

dan bayi, khususnya pada ibu hamil dengan usia kehamilan > 20 minggu

dimana Hipertensi dalam Kehamilan sering terjadi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas masalah yang dapat dirumuskan yaitu

“Apakah ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi Kehamilan

Terhadap pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Leuwiliang Kabupaten Bogor tahun 2020?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk diketahuinya pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang

hipertensi kehamilan terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang Kabupaten Bogor tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk diketahuinya pemeliharaan Tekanan Darah ibu hamil sebelum

dilakukan pemberian pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan


9

terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Leuwiliang Kabupaten Bogor tahun 2020.

b. Untuk diketahuinya pemeliharaan Tekanan Darah ibu hamil setelah

dilakukan pemberian pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan

terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Leuwiliang Kabupaten Bogor tahun 2020.

c. Untuk diketahuinya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

pemeliharaan Tekanan Darah ibu hamil sebelum dan setelah dilakukan

pemberian pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan terhadap

pemeliharaan tekanan darah ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas

Leuwiliang Kabupaten Bogor tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian

Merupakan manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian, meliputi :

1. Bagi ilmu pengetahuan (Scientific) :

Hasil penelitian yang didapat, diharapkan dapat menambah referensi

mengenai penelitian yang terkait dan juga sebagai bahan pembanding yang

akan dilakukan setelahnya.

2. Bagi pengguna (Customer) :

a. Bagi Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang Kabupaten Bogor

Sebagai acuan bagi instansi Wilayah Kerja Puskesmas terkait

dalam menetapkan kebijakan untuk mewujudkan kinerja dalam bidang

keperawatan yang optimal.


10

b. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitan yang telah dilaksanakan diharapkan dapat menambah

sumber referensi dan informasi kepada mahasiswi di STIKes Wijaya

Husada Bogor sehingga dapat menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya.

c. Bagi Responden

Penelitan yang telah dilaksanakan diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan pemahaman masyarakat khususnya ibu hamil tentang

hipertensi yang terjadi selama kehamilan dan pentingnya pemeliharaan

Tekanan darah Ibu hamil.

E. Ruang Lingkup

1. Ruang Lingkup Materi

Penelitian ini meneliti tentang “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang

Hipertensi Kehamilan Terhadap pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang Kabupaten Bogor tahun 2020”.

2. Ruang Lingkup Responden

Responden pada penelitian adalah pasien ibu hamil dengan usia

Kehamilan > 20 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang

Kabupaten Bogor tahun 2020 tepatnya di Desa Barengkok sejumlah 35

orang.

3. Ruang Lingkup Tempat

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas

Leuwiliang Kabupaten Bogor tepatnya di Desa Barengkok.


11

4. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada 10 Juni – 10 Juli 2020.

5. Ruang Lingkup Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Experiment atau percobaan,

dengan desain penelitian Pre- Experimenral Designs yaitu Rancangan One-

Group Pretest-Postest Design dan teknik pengambilan sampel yaitu

menggunakan teknik Purposive Sampling.

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1

Keaslian penelitian

No Nama Judul Variabel Penelitian Desain Penelitian Hasil

.
1. Samsul Dampak Variabel Penelitian ini Hasil penelitian ini

Bahri Pendidikan Independen : menggunakan menunjukkan bahwa

(2015) Kesehatan Pendidikan desain Quasi- pada tingkat kepercayaan

tentang Kesehatan tentang Experiment yaitu ( Cl ) = 95% ( 0,648 <

Hipertensi Hipertensi pre- post test with 10 < 154.397 ), maka

Kehamilan Kehamilan Control group didapatkan OR sebesar

terhadap design. Sampel 10 dengan Asymp. Sig:

Pemeliharaan Variabel dalam penelitian ini 0,099, artinya terdapat 10

Tekanan Darah Dependen: adalah ibu hamil kali lebih besar sampel

Ibu Hamil di Pemeliharaan dengan usia pada kelompok intervensi


12

Puskesmas tekanan darah Ibu kehamilan 27 melakukan pemeliharaan

Amplas hamil sampai 28 minggu tekanan darah

Kecamatan berjumlah 24 orang dibandingkan dengan

Medan Amplas yang dibagi sampel pada kelompok

kedalam dua kontrol. Pada perbedaan

kelompok yaitu pemeliharaan tekanan

kelompok darah didapatkan nilai p

intervensi dan value (0,50) pada

kontrol. Tehnik kelompok intervensi (p

sampel yang > 0.05), sedangkan pada

digunakan adalah kelompok kontrol

purposive didapatkan nilai p (0,50)

sampling. yang menunjukkan

bahwa ( p > 0,50) yang

berarti tidak terdapat

perbedaan pemeliharaan

tekanan darah antara

penilaian pertama dan

kedua, maka Ha ditolak.


2. Agustina Prevalensi ibu Variabel Penelitian ini Hasil analisis univariat

Rajendra hamil dengan Independen : bersifat deskriptif didapatkan sebanyak 4

Putri penyakit Hipertensi dalam observasional maternal (4,8%)

(2018) hipertensi dalam Kehamilan dengan rancangan meninggal akibat

kehamilan yang cross sectional. hipertensi dalam


13

mengalami Variabel Dependen Data pada kehamilan. Hasil analisis

kematian : Kematian penelitian ini bivariat antara hipertensi

maternal di Maternal diambil pada bulan dalam kehamilan dengan

Rumah Sakit November kematian maternal

Umum Daerah -Desember 2019 di didapatkan nilai p value

DR. H. Moeloek RSUD Dr. 0,0261 ( p < 0,05)

Bandar H.Abdoel Moeloek menunjukkan tidak

Lampung tahun Bandar Lampung. adanya peningkatan

2018 Teknik prevalensi hipertensi

pengambilan dalam kehamilan dengan

sampel adalah kematian maternal.

Purposive

sampling dan

sampel yang

didapat berjumlah

84 dari rekam

medik. Sampel di

analisis dengan

menggunakan

metode uji Fisher.

3. Rahayu Pengaruh Variabel Metode penelitian Berdasarkan hasil uji

Setyowati pendidikan Independen: yang digunakan normalitas dimana tidak

(2019) kesehatan Pendidikan adalah quasi normal maka uji


14

tentang Kesehatan tentang eksperimen pre statistik yang digunakan

manajemen Manajemen and post test adalah uji Wilcoxon.

Hipertensi Hipertensi without controle Hasil analisis univariat

terhadap group. Penelitian menunjukan bahwa

kejadian Variabel Dependen ini dilaksanakan selisih rata-rata tekanan

berulang : Peningkatan pada bulan Mei – darah sistolik pretest dan

peningkatan tekanan darah Juni 2019 dengan posttest adalah 7,5 dan

Tekanan darah 20 responden perbedaan tekanan darah

pada penderita penderita diastolic pretest dan

Hipertensi di hipertensi di 5 posttest adalah 4. Dengan

wilayah kerja puskesmas di menggunakan uji

Dinas Kesehatn wilayah kerja Wilcoxon hasil analisis

Kabupaten dinas kesehatan bivariat menunjukan

Majalengka majalengka adanya pengaruh

tahun 2019 dengan angka pendidikan kesehatan

kejadian hipertensi terhadap tekanan darah

tertinggi. sistolik dan juga tekanan

darah diastolic dengan

nilai p value < 0,05.

Sedangkan peneliti sendiri tertarik untuk mengambil judul yang sama

yaitu Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Kehamilan terhadap

Pemeliharaan Tekanan darah ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas


15

Leuwiliang Kabupaten Bogor Tahun 2020. Persamaan penelitian yang akan

dilakukan dengan penelitian pertama Samsul Bahri (2015) terdapat pada

variabel independen, variabel dependen dan teknik pengambilan sampel,

sedangkan perbedaan penelitian terdapat di metode penelitian dan tempat

penelitian.

Persamaan dengan penelitian kedua Agustina Rajendra Putri (2018)

terdapat pada variabel independen dan teknik pengambilan sampel, sedangkan

perbedaan penelitian terdapat di variabel dependen, metode penelitian dan

tempat penelitian.

Persamaan dengan penelitian ketiga Rahayu Setyowati dan Sri Wahyuni

(2019) terdapat pada variabel independen, sedangkan perbedaan penelitian

terdapat di variabel dependen, metode penelitian, pengambilan sampel dan

tempat penelitian.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.16

Kehamilan adalah proses mata rantai yang bersinambungan

dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan

pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan placenta

dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (cukup bulan).

Kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm (cukup bulan) yaitu

sekitar 280 sampai 300 hari.17

Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu,

karena itu ibu hamil membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama

suami agar dapat menjalani proses kehamilan sampai melahirkan dengan

aman dan nyaman.18

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Kehamilan merupakan proses

pertumbuhan dan perkembangan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya


17

janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

hari).

2. Klasifikasi Kehamilan

kehamilan adalah masa dimulai saat konsepsi sampai lahirnya

janin, lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) di hitung

dari triwulan/ trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,

triwulan/ trimester ke-2 dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan, triwulan/ trimester

ke-3 dari bulan ke-7 sampai ke-9.19

3. Proses Kehamilan

Proses Kehamilan terbagi menjadi :

a. Sel Telur (ovum)

Sel telur berada di dalam indung telur atau ovarium. Sel telur

atau ovum merupakan bagian terpenting di dalam indung telur atau

ovarium wanita. Setiap bulannya, 1-2 ovum dilepaskan oleh indung

telur melalui peristiwa yang disebut ovulasi. Ovum dapat dibuahi

apabila sudah melewati proses oogenesis yaitu proses pembentukan dan

perkembangan sel telur didalam ovarium dengan waktu hidup 24-48

jam setelah ovulasi, sedangkan pada pria melalui proses

spermatogenesis yaitu keseluruhan proses dalam memproduksi sperma

matang. Sel telur mempunyai lapisan pelindung berupa sel-sel granulose


18

dan zona pellusida yang harus di tembus oleh sperma untuk dapat

terjadi suatu kehamilan.20

Ovarium terbagi menjadi dua, yaitu sebelah kiri dan kanan,

didalamnya terdapat follicel primary (folikel ovarium yang belum

matang) sekitar 100.000.21 Ovarium berfungsi mengeluarkan sel telur/

ovum setiap bulan, dan meghasilkan hormon estrogen dan progesteron

Ovarium terletak di dalam daerah rongga perut (cavitas peritonealis)

pada cekungan kecil di dinding posterior ligamentum latum/ ligamen

yang melekat pada kedua sisi uterus, dengan ukuran 3cm x 2cm x

1cm dan beratnya 5-8 gram.20 Didalam ovarium terjadi siklus

perkembangan folikel, mulai dari folikel yang belum matang/folikel

primordial menjadi folikel yang sudah masak/ matang (follicel de

graff). Pada siklus haid, folikel yang sudah matang akan pecah menjadi

suatu korpus yang disebut corpus rubrum yang mengeluarkan hormon

esterogen, saat hormon LH (luteinizing hormone) meningkat sebagai

sebagai reaksi tubuh akibat naiknya kadar esterogen yang disebut

dengan corpus luteum / massa jaringan kuning di ovarium yang akan

menghambat kerja hormon FSH (follicel stimulating hormone) dengan

menghasilkan hormon progesteron dan berdegenerasi, jika tidak terjadi

pembuahan korpus ini akan berubah menjadi corpus albican/ badan putih

dan siklus baru pun dimulai.


19

b. Sel Sperma (spermatozoa)

Sperma mempunyai bentuk/ susunan yang sempurna yaitu

kepala berbentuk lonjong agak gopeng berisi inti (nucleus), diliputi

oleh akrosom dan membran plasma. Leher sperma menghubungkan

kepala dan bagian tengah sperma. Ekor sperma mempunyai panjang

kurang lebih 10 kali bagian kepala dan dapat bergetar sehingga sperma

dapat bergerak dengan cepat.

Sama halnya ovum yang melalui proses pematangan, sperma

juga melalui proses pematangan (spermatogenesis) yang berlangsung

di tubulus seminiferus testis. Meskipun begitu terdapat perbedaanya

yang jelas yaitu setelah melalui proses penggandaan/ replikasi DNA

dan pembelahan sel dengan jumlah kromosom yang sama (mitosis)

serta proses pembelahan sel dengan pengurangan materi ginetik

pada sel anak yang dihasilkan (meiosis) yaitu untuk satu oogonium

diploid menghasilkan satu ovum haploid matur/ matang, sedangkan

untuk satu spermatogonium diploid menghasilkan empat spermatozoa

haploid matur. Pada sperma jumlahnya akan berkurang tetapi tidak

habis seperti ovum dan tetap diproduksi meskipun pada lanjut asia.

Sperma juga memiliki enzim hyaluronidase yang akan melunakkan

sel – sel graulosa (sel pelindung ovum) saat berada dituba. Dalam

100 juta sperma pada setiap mililiter air mani yang dihasilkan, rata-rata

3 cc tiap ejakulasi, dengan kemampuan fertilisasi selama 2 – 4 hari,

rata-rata 3 hari.22
20

c. Pembuahan Ovum (Konsepsi)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia konsepsi yaitu

percampuran inti sel jantan dan inti sel betina, definisi lain konsepsi/

fertilisasi yaitu pertemuan sel ovum dan sel sperma (spermatozoon)

dan membentuk zigot.21 Konsepsi terjadi sebagai dampak beberapa

peristiwa kompleks yang mencakup proses pematangan akhir

spermatozoa dan oosit, transpor gamet didalam saluran genetalia

wanita, selanjutnya peleburan gamet pria dan wanita, pembentukkan

jumlah kromosom diploid.22

Sebelum terjadinya konsepsi dua proses penting juga terjadi,

yang pertama ovulasi (runtuhnya/ lepasnya ovum dari ovarium/

indung telur sebagai hasil pengeluaran dari folikel dalam ovarium

yang telah matang (matur). Ovum yang sudah dilepaskan selanjutnya

masuk kedalam uterus (tuba fallopi) dibantu oleh rumbai – rumbai

(microfilamen fimbria) yang menyapunya hingga ke tuba. Ovum siap

dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam 21, apabila dalam

kurun waktu tersebut gagal bertemu sperma, maka ovum akan mati dan

hancur. Kedua inseminasi yaitu pemasukan sperma (ekspulsi semen)

dari uretra pria kedalam genetalia/ vagina wanita. Berjuta-juta sperma

masuk kedalam saluran reproduksi wanita setiap melakukan ejakulasi

semen / pemancaran cairan mani. Dengan menggerakkan ekor dan

bantuan kontraksi muskular yang ada, sperma terus bergerak menuju

tuba melalui uterus. Dari berjuta-juta sperma yang masuk hanya


21

beberapa ratus ribu yang dapat meneruskan ke uterus menuju tuba

fallopi, dan hanya beberapa ratus yang hanya sampai pada ampula

tuba.21 Bila ovulasi terjadi pada hari tersebut, ovum dapat segera di

buahi oleh sperma yang memiliki cukup banyak enzim hialuronidase

(enzim yang menembus selaput yang melindungi ovum). Hanya ada

satu dari ratusan sperma yang dapat membuahi ovum dan

membentuk zigot.

d. Fertilisasi

Menurut Kamus Saku Kedokteran Dorlan definisi fertilisasi

(fertilization) yaitu penyatuan gamet jantan dan betina untuk

membentuk zigot yang diploid dan menimbulkan terbentuknya individu

baru. Fertilisasi adalah proses ketika gamet pria dan wanita bersatu,

yang berlangsung selama kurang lebih 24 jam, idealnya proses ini

terjadi di ampula tuba yaitu tabung kecil yang memanjang dari uterus

ke ovarium pada sisi yang sama sebagai jalan untuk oosit menuju

rongga uterus juga sebagai tempat biasanya terjadi fertilisasi. Sebelum

keduanya bertemu, terdapat tiga fase yang terjadi diantaranya:

1). Fase Penembusan Korona Radiata

Dari 200-300 juta hanya sekitar 300-500 yang sampai

di tuba fallopi yang bisa menembus korona radiata karena sudah

mengalami proses kapasitasi,


22

2). Fase Penembusan Zona Pellusida

Yaitu sebuah perisai glikoprotein di sekeliling ovum yang

mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan

menginduksi reaksi akrosom. Spermatozoa yang bisa menempel di

zona pellusida, tetapi hanya satu yang memiliki kualitas terbaik

mampu menembus oosit,

3). Fase Penyatuan Oosit dan Membran Sel Sperma

Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang

mempunyai kromosom diploid dan terbentuk jenis kelamin

baru.20

e. Implantasi (nidasi)

Pada hari keenam, lapisan trofoblas blastosis bersentuhan dengan

endometrium uterus, biasanya terjadi di dinding posterior atas dan

mulai berimplantasi. Pada lapisan luar sel (trofoblas), dapat

mengeluarkan enzim proteolitik (enzim yang kaya protein) yang

melarutkan sebagian endometrium. Jaringan endometrium banyak

mengandung sel-sel desidua yaitu sel-sel besar yang banyak

mengandung glikogen dan mudah dihancurkan oleh trofoblas, lalu

sel-sel trofoblas (sinsitiotrofoblas) menyekresi enzim yang mengikis

endometrium untuk membantu penyediaan nutrisi bagi embrio yang


23

tengah berkembang serta membantu perlekatan embrio pada

endometrium. Blastula berisi massa sel dalam (inner cell mass) akan

mudah masuk ke dalam desidua, menyebabkan luka yang kemudian

sembuh dan menutup lagi. Saat nidasi terjadi sedikit perdarahan

akibat luka desidua (tanda hartman).20

4. Tanda – tanda Kehamilan

Ada 2 tanda yang menunjukkan seorang wanita mengalami suatu

kehamilan, tanda pasti dan tanda tidak pasti. Tanda tidak pasti dibagi

menjadi dua, pertama tanda subjektif (presumtif) yaitu dugaan atau

perkiraan seorang wanita mengalami suatu kehamilan, kedua tanda objektif

(probability) atau kemungkinan hamil.

a. Tanda Pasti

1). Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ)

Denyut jantung janin dapat didengarkan dengan stetoskop

Laennec/ stetoskop Pinard pada minggu ke 17-18. Serta dapat

didengarkan dengan stetoskop ultrasonik (Doppler) sekitar minggu

ke 12. Auskultasi pada janin dilakukan dengan mengidentifikasi

bunyi-bunyi lain yang menyertai seperti bising tali pusat, bising

uterus, dan nadi ibu.17

2). Melihat, meraba dan mendengar pergerakan anak saat melakukan

pemeriksaan,
24

3). Melihat rangka janin pada sinar rontgen atau dengan USG.21

b. Tanda – Tanda Tidak Pasti

1). Tanda Subjektif (Presumtif/ Dugaan Hamil)

a). Aminorhea (Terlambat datang bulan)

Yaitu kondisi dimana wanita yang sudah mampu hamil,

mengalami terlambat haid/ datang bulan. Konsepsi dan nidasi

menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraaf dan

ovulasi. Pada wanita yang terlambat haid dan diduga hamil,

perlu ditanyakan hari pertama haid terakhirnya (HPHT). supaya

dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan

(TTP) yang dihitung dengan menggunakan rumus Naegele yaitu

TTP : (hari pertama HT + 7), (bulan - 3) dan (tahun + 1).17

b). Mual (nausea) dan Muntah (vomiting)

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan

pengeluaran asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan

mual muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut

dengan morning sickness. Akibat mual dan muntah ini nafsu

makan menjadi berkurang. Dalam batas yang fisiologis hal ini

dapat diatasi dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis untuk

mengatasinya ibu dapat diberi makanan ringan yang mudah

dicerna dan tidak berbau menyengat.17


25

c). Mengidam

Wanita hamil sering makan makanan terntentu, keinginan

yang demikian disebut dengan mengidam, seringkali keinginan

makan dan minum ini sangat kuat pada bulan - bulan pertama

kehamilan. Namun hal ini akan berkurang dengan sendirinya

seiring bertambahnya usia kehamilan.

d). Syncope (pingsan)

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)

menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan

syncope atau pingsan bila berada pada tempat-tempat ramai

yang sesak dan padat. Keadaan ini akan hilang sesudah kehamilan

16 minggu.17

e). Perubahan Payudara

Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara mensekresi

kolostrum, biasanya setelah kehamilan lebih dari 16 minggu. 23

Pengaruh estrogen - progesteron dan somatotropin menimbulkan

deposit lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar

dan tegang, ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama

pada hamil pertama.17 Selain itu, perubahan lain seperti pigmentasi,


26

puting susu, sekresi kolostrum dan pembesaran vena yang semakin

bertambah seiring perkembangan kehamilan.

f). Sering miksi

Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih

tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang

pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala

ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.

g). Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus

(tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.

h). Pigmentasi kulit

Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12

minggu. Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta

yang merangsang melanofor dan kulit. Pigmentasi ini meliputi

tempat-tempat berikut ini :

(1). Daerah pipi : Cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah

dahi, hidung, pipi, dan leher)

(2). Daerah leher : Terlihat tampak lebih hitam

(3). Dinding perut : Strie livide/ gravidarum yaitu tanda yang

dibentuk akibat serabut-serabut elastis lapisan kulit terdalam


27

terpisah dan putus/ merenggang, bewarna kebiruan, kadang

dapat menyebabkan rasa gatal (pruritus), linea alba atau

garis keputihan di perut menjadi lebih hitam (linea nigra

atau garis gelap vertikal mengikuti garis perut (dari pusat-

simpisis).21

(4). Sekitar payudara : hiperpigmentasi areola mamae sehingga

terbentuk areola sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada

tiap wanita, ada yang merah muda pada wanita kulit putih,

coklat tua pada wanita kulit coklat, dan hitam pada wanita

kulit hitam. Selain itu, kelenjar montgomeri menonjol dan

pembuluh darah menifes sekitar payudara.

(5). Sekitar pantat dan paha atas : terdapat striae akibat pembesaran

bagian tersebut.

i) Epulis

Hipertropi papilla ginggivae/gusi, sering terjadi pada

trimester pertama.

j) Varises (penampakan pembuluh darah vena)

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan

pelebaran pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai

bakat. Varises dapat terjadi di sekitar genitalia eksterna, kaki


28

dan betis serta payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat

hilang setelah persalinan.24

2). Tanda Obyektif (Probability/ Kemungkinan)

a). Pembesaran Rahim/ Perut.

Rahim membesar dan bertambah besar terutama setelah

kehamilan 5 bulan, karena janin besar secara otomatis rahim pun

membesar dan bertempat di rongga perut. Tetapi perlu di

perhatikan pembesaran perut belum jadi tanda pasti kehamilan,

kemungkinan lain disebabkan oleh mioma, tumor, atau kista

ovarium.

b). Perubahan Bentuk dan Konsistensi Rahim.

Perubahan dapat dirasakan pada pemeriksaan dalam, rahim

membesar dan makin bundar, terkadang tidak rata tetapi pada

daerah nidasi lebih cepat tumbuh atau biasa disebut tanda

Piscasek.

c). Perubahan Pada Bibir Rahim

Perubahan ini dapat dirasakan pada saat pemeriksaan

dalam, hasilnya akan teraba keras seperti meraba ujung hidung,

dan bibir rahim teraba lunak seperti meraba bibir atau ujung

bawah daun telinga.21


29

d). Kontraksi Braxton Hicks

Kontraksi rahim yang tidak beraturan yang terjadi selama

kehamilan, kontraksi ini tidak terasa sakit, dan menjadi cukup

kuat menjelang akhir kehamilan. Pada waktu pemeriksaan dalam,

terlihat rahim yang lunak seakan menjadi keras karena

berkontraksi.

e). Adanya Ballotement

Ballotement adalah pantulan yang terjadi saat jari telunjuk

pemeriksa mengetuk janin yang mengapung dalam uterus, hal

ini menyebabkan janin berenang jauh dan kembali keposisinya

semula/ bergerak bebas. Pantulan dapat terjadi sekitasr usia 4-5

bulan, tetapi ballotement tidak dipertimbangkan sebagai tanda

pasti kehamilan, karena lentingan juga dapat terjadi pada tumor

dalam kandungan ibu.

f). Tanda Hegar dan Goodells

Tanda hegar yaitu melunaknya isthmus uteri (daerah yang

mempertemukan leher rahim dan badan rahim) karena selama

masa hamil, dinding –dinding otot rahim menjadi kuat dan elastis

sehingga saat di lakukan pemeriksaan dalam akan teraba lunak dan

terjadi antara usia 6-8 minggu kehamilan dan tanda goodells yaitu
30

melunaknya serviks akibat pengaruh hormon esterogen yang

menyebabkan massa dan kandungan air meningkat sehingga

membuat serviks menjadi lebih lunak.17

g). Tanda Chadwick.

Tanda yang berwarna kebiru-biruan ini dapat terlihat

saat melakukan pemeriksaan, adanya perubahan dari vagina dan

vulva hingga minggu ke 8 karena peningkatan vasekularitas dan

pengaruh hormon esterogen pada vagina. Tanda ini tidak

dipertimbangkan sebagai tanda pasti, karena pada kelainan rahim

tanda ini dapat diindikasikan sebagai pertumbuhan tumor.

h). Hyperpigmentasi Kulit

Bintik - bintik hitam (hyperpigmentasi) pada muka disebut

chloasma gravidarum. Hyperpigmentasi ini juga terdapat pada

areola mamae atau lingkaran hitam yang mengelilingi puting

susu, pada papilla mamae (puting susu) dan di perut. Pada wanita

yang tidak hamil hal ini dapat terjadi kemungkinan disebabkan

oleh faktor alergi makanan, kosmetik, obat-obatan seperti pil

KB.21
31

Beberapa test yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada

tidaknya suatu kehamilan yaitu :

a). Tes Urine

Tes urine dapat dilakukan dirumah atau dilaboratorium. Tes Pack

atau alat tes kehamilan yang banya digunakan oleh pasangan suami

istri secara mandiri dengan mudah, meskipun terdapat banyak macam

jenis tes pack baik yang berbentuk strip (sekali pakai), berbentuk

pena, atau batangan kecil tetapi pada prinsipnya cara kerja tes

pack tersebut sama, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan

hormon kehamilan HCG (Human Chorionic gonadotropin) di dalam

tubuh.

Jika memang hamil, hormon ini terdapat di dalam urine dan darah.

Peningkatan HCG terjadi kurang lebih satu minggu setelah ovulasi,

sehingga disarankan agar melakukan tes minimal tujuh hari supaya

hasil yang diperoleh lebih akurat. Selain cara mendapatkanya yang

mudah, penggunaanya juga mudah yaitu dengan cara mencelupkan

atau menetesinya dengan urin pengguna, tunggu selama beberapa

menit hingga muncul tanda positif negatif atau berapa jumlah strip

yang muncul (sesuai petunjuk penggunaan sebelum menggunakanya).

Tes ini sebaiknya dilakukan di pagi hari, karena saat pagi hari

(bangun tidur) urine dalam keadaan murni belum tercampur oleh

zat-zat makanan yang dikonsumsi.


32

b). Tes Darah

Prinsipnya sama dengan tes urine yaitu menguji adanya HCG

dalam tubuh. Bedanya, tes darah ini tidak dapat dilakukan sendiri

dirumah, melainkan dilakukan di laboratorium dengan jalan

mengambil contoh darah. Jika terdapat peningkatan HCG didalam

darah, maka dinyatakan positif hamil, demikian juga seterusnya

c). Tes USG (Ultra Sonography)

Tes ini di lakukan oleh seorang dokter dengan memastikan

kehamilan melalui USG yang dapat melihat bagian dalam tubuh

manusia. Dari gambaran yang ditampilkan alat tersebut, dokter akn

melihat didalam rahim terdapat embrio atau tidak. Jika kehamilan

sudah berjalan enam minggu, alat ini sangat membantu dokter

dalam menganalisis suatu kehamilan. Selain melihat ada tidaknya

embrio, penggunaan USG juga dapat digunakan untuk amengetahui

taksiran persalinan, perkiraan usia kehamilan, serta perkiraan berat

badan dan panjang janin.

5. Perubahan Fisiologi Kehamilan terhadap Sistem Tubuh

Banyak perubahan-perubahan yang terjadi setelah fertilisasi dan berlanjut

sepanjang kehamilan. Berikut beberapa perubahan anatomi dan fisiologis

yang terjadi pada wanita hamil, diantaranya:


33

a. Perubahan Sistem Reproduksi

1). Vagina dan Vulva

Vagina sampai minggu ke-8 terjadi peningkatan vaskularisasi

atau penumpukan pembuluh darah dan pengaruh hormon esterogen

yang menyebabkan warna kebiruan pada vagina yang disebut

dengan tanda Chadwick. Perubahan pada dinding vagina meliputi

peningkatan ketebalan mukosa vagina, pelunakan jaringan

penyambung, dan hipertrofi (pertumbuhan abnormal jaringan) pada

otot polos yang merenggang, akibat perenggangan ini vagina menjadi

lebih lunak. Respon lain pengaruh hormonal adalah seksresi sel-sel

vagina meningkat, sekresi tersebut berwarna putih dan bersifat sangat

asam karena adanya peningkatan PH asam sekitar (5,2 - 6).

Keasaman ini berguna untuk mengontrol pertumbuhan bakteri

patogen/bakteri penyebab penyakit.17

2). Uterus/ Rahim

Perubahan yang amat jelas terjadi pada uterus/ rahim sebagai

ruang untuk menyimpan calon bayi yang sedang tumbuh. Perubahan

ini disebabkan antara lain:

a). Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah

b). Hipertrofi dan hiperplasia (pertumbuhan dan perkembangan

jaringan abnormal) yang meyebabkan otot-otot rahim menjadi


34

lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim

karena pertumbuhan janin.

c). Perkembangan desidua atau sel-sel selaput lendir rahim selama

hamil. Ukuran uterus sebelum hamil sekitar 8 x 5 x 3 cm dengan

berat 50 gram.21 Uterus bertambah berat sekitar 70-1.100

gram selama kehamilan dengan ukuran uterus saat umur

kehamilan aterm adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas

> 4.000 cc. Pada perubahan posisi uterus di bulan pertama

berbentuk seperti alpukat, empat bulan berbentuk bulat, akhir

kehamilan berbentuk bujur telur. Pada rahim yang normal/

tidak hamil sebesar telur ayam, umur dua bulan kehamilan

sebesar telur bebek, dan umur tiga bulan kehamilan sebesar

telur angsa.17 Dinding – dinding rahim yang dapat melunak dan

elastis menyebabkan fundus uteri dapat didefleksikan yang

disebut dengan Mc.Donald, serta bertambahnya lunak korpus

uteri dan serviks di minggu kedelapan usia kehamilan yang

dikenal dengan tanda Hegar. Perhitungan lain berdasarkan

perubahan tinggi fundus dengan jalan mengukur tinggi fundus

uteri dari simfisis maka diperoleh, usia kehamilan 22-28

minggu : 24-26 cm, 28 minggu : 26,7 cm, 30 minggu : 29-30 cm,

32 minggu : 29,5-30 cm, 34 minggu : 30 cm, 36 minggu :

32 cm, 38 minggu : 33 cm, 40 minggu : 37,7 cm. 23


35

3). Serviks

Akibat pengaruh hormon esterogen menyebabkan massa dan

kandungan air meningkat sehingga serviks mengalami penigkatan

vaskularisasi dan oedem karena meningkatnya suplai darah dan

terjadi penumpukan pada pembuluh darah menyebabkan serviks

menjadi lunak tanda (Goodel) dan berwarna kebiruan (Chadwic)

perubahan ini dapat terjadi pada tiga bulan pertama usia kehamilan.

4). Ovarium

Manuaba mengemukakan dengan adanya kehamilan, indung telur

yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan

fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16

minggu. Pada kehamilan ovulasi berhenti, corpus luteum terus

tumbuh hingga terbentuk plasenta yang mengambil alih pengeluaran

hormon estrogen dan progesteron.

5). Kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi

karena pengaruh Melanocyte Stimulating Hormone atau hormon

yang mempengaruhi warna kulit pada lobus hipofisis anterior dan

pengaruh kelenjar suprarenalis (kelenjar pengatur hormon

adrenalin). Hiperpigmentasi ini terjadi pada daerah perut (striae

gravidarum), garis gelap mengikuti garis diperut (linia nigra), areola


36

mama, papilla mamae, pipi (cloasma gravidarum). Setelah

persalinan hiperpigmentasi ini akan berkurang dan hilang.

6). Payudara

Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan

semakin dekatnya persalinan, payudara menyiapkan diri untuk

memproduksi makanan pokok untuk bayi baru lahir. Perubahan yang

terlihat diantaranya:

a). Payudara membesar, tegang dan sakit hal ini dikarenakan karena

adanya peningkatan pertumbuhan jaringan alveoli dan suplai

darah yang meningkat akibat oerubahan hormon selama hamil.

b). Terjadi pelebaran pembuluh vena dibawah kulit payudara yang

membesar dan terlihat jelas.

c). Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta muncul

areola mamae sekunder atau warna tampak kehitaman pada

puting susu yang menonjol dan keras.

d). Kelenjar Montgomery atau kelenjar lemak di daerah sekitar puting

payudara yang terletak di dalam areola mamame membesar

dan dapat terlihat dari luar. Kelenjar ini mengeluarkan banyak

cairan minyak agar puting susu selalu lembab dan lemas

sehingga tidak menjadi tempat berkembang biak bakteri.


37

e). Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila di pijat. Mulai

kehamilan 16 minggu, cairan yang dikeluarkan bewarna jernih.

Pada kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu warna cairan agak

putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32

minggu sampai anak lahir, cairan yang keluar lebih kental,

berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini di

sebut kolostrum.

b. Sistem Sirkulasi Darah (Kardiovaskular)

Volume darah semakin meningkat karena jumlah serum lebih

besar daripada pertumbuhan sel darah sehingga terjadi hemodelusi atau

pengenceran darah. Volume darah ibu meningkat sekitar 30%-50% pada

kehamilan tunggal, dan 50% pada kehamilan kembar, peningkatan ini

dikarenakan adanya retensi garam dan air yang disebabkan sekresi

aldosteron dari hormon adrenal oleh estrogen. Cardiac output atau curah

jantung meningkat sekitar 30%, pompa jantung meningkat 30%

setelah kehamilan tiga bulan dan kemudian melambat hingga umur 32

minggu. Setelah itu volume darah menjadi relatif stabil.17

Jumlah sel darah merah semakin meningkat, hal ini untuk

mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel

darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi

hemodelusi yang disertai anemia fisiologis. Dengan terjadinya


38

hemodelusi, kepekatan darah berkurang sehingga tekanan darah tidak

tinggi meskipun volume darah bertambah.

c. Perubahan Sistem Pernafasan (Respirasi)

Seiring bertambahnya usia kehamilan dan pembesaran rahim,

wanita hamil sering mengeluh sesak dan pendek napas, hal ini disebabkan

karena usus tertekan ke arah diafragma akibat dorongan rahim yang

membesar. Selain itu kerja jantung dan paru juga bertambah berat karena

selama hamil, jantung memompa darah untuk dua orang yaitu ibu

dan janin, dan paru-paru menghisap zat asam (pertukaran oksigen dan

karbondioksida) untuk kebutuhan ibu dan janin.

d. Perubahan Sistem Perkemihan (Urinaria)

Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat karena menyaring

darah yang volumenya meningkat sampai 30%-50% atau lebih, serta

pembesaran uterus yang menekan kandung kemih menyebabkan sering

berkemih.21 Selain itu terjadinya hemodelusi menyebabkan metabolisme

air makin lancar sehingga pembentukan air seni pun bertambah.

Faktor penekanan dan meningkatnya pembentukan air seni inilah yang

menyebabkan meningkatnya beberapa hormon yang dihasilkan yaitu

hormoekuensi berkemih. Gejala ini akan menghilang pada trimester 3

kehamilan dan diakhir kehamilan gangguan ini akan muncul kembali

karena turunya kepala janin ke rongga panggul yang menekan kandung

kemih.
39

e. Perubahan Sistem Endokrin

Plasenta sebagai sumber utama setelah terbentuk menghasikan

hormon HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) hormon utama yang

akan menstimulasi pembentukan esterogen dan progesteron yang di

sekresi oleh korpus luteum, berperan mencegah terjadinya ovulasi dan

membantu mempertahankan ketebalan uterus. Hormon lain yang

dihasilkan yaitu hormon HPL (Human Placenta Lactogen) atau hormon

yang merangsang produksi ASI, Hormon HCT (Human Chorionic

Thyrotropin ) atau hormon penggatur aktivitas kelenjar tyroid, dan

hormon MSH (Melanocyte Stimulating Hormon) atau hormon yang

mempengaruhi warna atau perubahan pada kulit.

f. Perubahan Sistem Gastrointestinal

Perubahan pada sistem gasrointestinal tidak lain adalah pengaruh

dari faktor hormonal selama kehamilan. Tingginya kadar progesteron

mengganggu keseimbangan cairan tubuh yang dapat meningkatkan

kolesterol darah dan melambatkan kontraksi otot-otot polos, hal ini

mengakibatkan gerakan usus (peristaltik) berkurang dan bekerja lebih

lama karena adanya desakan akibat tekanan dari uterus yang membesar

sehingga pada ibu hamil terutama pada kehamilan trimester 3 sering

mengeluh konstipasi/sembelit.

Selain itu adanya pengaruh esterogen yang tinggi menyebabkan

pengeluaran asam lambung meningkat dan sekresi kelenjar air liur (saliva)
40

juga meningkat karena menjadi lebih asam dan lebih banyak.

Menyebabkan daerah lambung terasa panas bahkan hingga dada atau

sering disebut heartburn yaitu kondisi dimana makanan terlalu lama

berada dilambung karena relaksasi spingter ani di kerongkongan bawah


17
yang memungkinkan isi lambung kembali ke kerongkongan .

Keadaan lain menimbulkan rasa mual dan pusing /sakit kepala pada

ibu terutama di pagi hari (morning sickness) jika disertai muntah yang

berlebihan hingga mengganggu aktivitas ibu sehari-hari disebut :

Hyperemesis gravidarum.21

6. Perubahan – perubahan Psikologi yang terjadi pada Ibu Hamil

Berikut beberapa perubahan psikologi yang terjadi pada wanita hamil,

diantaranya :

a). Trimester I

Kehamilan mengakibatkan banyak perubahan dan adaptasi pada

ibu hamil dan pasangan. Trimester pertama sering dianggap sebagai

periode penyesuaian, penyesuaian seorang ibu hamil terhadap kenyataan

bahwa dia sedang hamil. Fase ini sebagian ibu hamil merasa sedih dan

ambivalen. Ibu hamil mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan

depresi teruma hal itu serign kali terjadi pada ibu hamil dengan

kehamilan yang tidak direncanakan. Namun, berbeda dengan ibu hamil

yang hamil dengan direncanakan dia akan merasa senang dengan

kehamilannya. Masalah hasrat seksual ditrimester pertama setiap wanita


41

memiliki hasrat yang berbeda-beda, karena banyak ibu hamil merasa

kebutuhan kasih sayang besar dan cinta tanpa seks.

b). Trimester II

Trimester kedua sering dikenal dengan periode kesehatan yang

baik, yakni ketika ibu hamil merasa nyaman dan bebas dari segala

ketidaknyamanan. Di trimester kedua ini ibu hamil akan mengalami dua

fase, yaitu fase pra-quickening dan pasca-quickening. Di masa fase

pra-quickening ibu hamil akan mengalami lagi dan mengevaluasi kembali

semua aspek hubungan yang dia alami dengan ibunya sendiri. Di trimester

kedua sebagian ibu hamil akan mengalami kemajuan dalam hubungan

seksual. Hal itu disebabkan di trimester kedua relatif terbebas dari

segala ketidaknyamanan fisik, kecemasan, kekhawatiran yang sebelumnya

menimbulkan ambivalensi pada ibu hamil kini mulai mereda dan

menuntut kasih sayang dari pasangan maupun daeudari keluarganya.25

c). Trimester III

Kehamilan pada trimester ketiga sering disebut sebagai fase

penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini ibu hamil mulai

menyadari kehadiran bayi sebagai mahluk yang terpisah sehingga dia

menjadi tidak sabar dengan kehadiran seorang bayi. Ibu hamil kembali

merasakan ketidaknyamanan fisik karena merasa canggung, merasa

dirinya tidak menarik lagi. Sehingga dukungan dari pasangan sangat

dibutuhkan. Peningkatan hasrat seksual yang pada trimester kedua


42

menjadi menurun karena abdomen yang semakin membesar menjadi

halangan dalam berhubungan.25

7. Asuhan Antenatal Care (ANC)

a. Pengertian Antenatal Care

Antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk

mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Dengan demikian,

mampu menghadapi persalinan, kala nifas, pemberian ASI dan kembalinya

kesehatan reproduksi secara wajar/ normal.17

b. Tujuan asuhan kehamilan menurut Mansjoer (2005), diantaranya:

1). Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi,

2). Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial

ibu serta bayi,

3). Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan/ komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara

umum, kebidanan dan pembedahan,

4). Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat,ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin,

5). Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI eksklusif,
43

6). Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.17

Untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai

standar, ibu hamil hendaknya sedikitnya melakukan empat kali

kunjungan selama periode antenatal, yaitu:

a). Satu kali kunjungan selama trimester 1 (< 14 minggu),

b). Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-

28),

c). Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu ke- 28-

36 dan sesudah minggu ke-36),

d). Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dirasakan ada

gangguan atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam.17

c. Standar Pelayanan Minimal Antenatal

Pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan yang

diberikan kepada ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan dengan

jadwal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua

dan dua kali pada trimester ketiga yang dilakukan oleh Bidan dan atau

Dokter dan atau Dokter Spesialis Kebidanan baik yang bekerja di fasilitas

pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta yang memiliki Surat

Tanda Register (STR). Standar pelayanan antenatal adalah pelayanan

yang dilakukan kepada ibu hamil dengan memenuhi kriteria 10 T yaitu:


44

a). Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.

b). Ukur tekanan darah.

c). Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA).

d). Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri).

e). Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).

f). Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toksoid

(TT) bila diperlukan.

g). Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama

kehamilan.

h). Tes laboratorium, tes kehamilan, pemeriksaan hemoglobin darah (Hb),

pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan

sebelumnya), pemeriksaan protein urin (bila ada indikasi) yang

pemberian pelayanannya disesuaikan dengan trimester kehamilan.

i). Tatalaksana/penanganan kasus sesuai kewenangan.

j). Temu wicara (konseling).

d. Kunjungan Antenatal

K1 adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa

kehamilan. Cakupan K1adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh

pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan


45

jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu

satu tahun.

K1 murni adalah jumlah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga

kesehatan pada umur kehamilan ≤ 12 minggu, baik di dalam maupun

luar gedung puskesmas. K1 akses adalah akses jumlah kontak pertama

ibu hamil dengan tenaga kesehatan pada umur kehamilan >12 minggu,

baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas. K4 adalah kontak

ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat (atau lebih) untuk

mendapatkan pelayanan sesuai standar yang ditetapkan dengan syarat:

1). Minimal satu kali kontak pada trimester I

2). Minimal satu kali kontak pada trimester II

3). Minimal dua kali kontak pada trimester III. Cakupan K4 adalah jumlah

ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal dibandingkan

jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu

satu tahun.

8. Faktor Resiko Kehamilan

Kehamilan risiko adalah keadaan buruk pada kehamilan yang dapat

mempengaruhi keadaan ibu maupun janin apabila dilakukan tata laksana

secara umum seperti yang dilakukan pada kasus normal. Ibu hamil
46

digolongkan dalam tiga golongan risiko berdasarkan karakteristik ibu. Risiko

golongan ibu hamil, meliputi 26:

a. Kehamilan risiko rendah

Ibu hamil dengan kondisi kesehatan dalam keadaan baik dan tidak

memiliki faktor-faktor risiko berdasarkan klasifikasi risiko sedang dan

risiko tinggi, baik dirinya maupun janin yang dikandungnya. Adapun

yang termasuk kedalam kehamilan resiko rendah yaitu :

1). Primipara tanpa komplikasi

Primipara adalah wanita yang pernah 1 kali melahirkan

bayi yang telah mencapai tahap mampu hidup (viable). Kehamilan

dengan presentase kepala, umur kehamilan 36 minggu dan kepala

sudah masuk PAP.

2). Multipara tanpa komplikasi adalah wanita yang telah melahirkan 2

janin viabel atau lebih.

3). Persalinan spontan dengan kehamilan prematur dan bayi hidup

Persalinan spontan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37

minggu, tetapi berat badan lahir melebihi 2500 gram.

b. Kehamilan risiko sedang

Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor risiko

tingkat sedang, misalnya ibu yang usia kurang dari 20 tahun atau lebih
47

dari 35 tahun, tinggi badan kurang dari 145 cm dan lain-lain. Faktor ini

dianggap nantinya akan mempengaruhi kondisi ibu dan janin, serta

memungkinkan terjadinya penyulit pada waktu persalinan. Adapun

yang termasuk kedalam kehamilan resiko sedang yaitu :

1). Kehamilan yang masuk ke dalam kategori “4 terlalu”

a). Umur ibu terlalu muda (< 20 tahun)

Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang

dengan baik dan relatif masih kecil, biologis sudah siap tetapi

psikologis belum matang. Sebaiknya tidak hamil pada usia di

bawah 20 tahun. Apabila telah menikah pada usia di bawah 20

tahun, gunakanlah salah satu alat/obat kontrasepsi untuk

menunda kehamilan anak pertama sampai usia yang ideal

untuk hamil. Menurut Caldwell dan Moloy ada 4 bentuk pokok

jenis panggul:

(1). Ginekoid: paling ideal, bentuk bulat: 45 ℅

(2). Android: panggul pria, bentuk segitiga: 15 ℅

(3). Antropoid: agak lonjong seperti telur: 35 %

(4). Platipelloid: menyempit arah muka belakang: 5%.


48

b). Umur ibu terlalu tua (> 35 tahun)

Pada usia ini kemungkinan terjadi problem kesehatan

seperti hipertensi, diabetes mellitus, anemis, saat persalinan

terjadi persalinan lama, perdarahan dan risiko cacat bawaan.

c). Jarak kehamilan terlalu dekat (< 2 tahun)

Bila jarak anak terlalu dekat, maka rahim dan kesehatan ibu

belum pulih dengan baik, pada keadaan ini perlu diwaspadai

kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama,

atau perdarahan.

d). Jumlah anak terlalu banyak (> 4 anak)

Ibu yang memiliki anak lebih dari 4, apabila terjadi hamil

lagi, perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya persalinan

lama, karena semakin banyak anak, rahim ibu makin melemah.

2). Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm

Pada ibu hamil yang memiliki tinggi badan kurang dari 145

cm, dalam keadaan seperti itu perlu diwaspadai adanya panggul

sempit karena dapat mengalami kesulitan dalam melahirkan.

3). Kehamilan lebih bulan (serotinus)

a). Kehamilan yang melewati waktu 42 minggu belum terjadi

persalinan, dihitung berdasarkan rumus Naegele.


49

b). Persalinan lama

Partus lama adalah partus yang berlangsung lebih dari 24

jam untuk primigravida dan 18 jam bagi multigravida.

Penyebabnya adalah kelainan letak janin, kelainan panggul,

kelainan kekuatan his dan mengejan.

c. Kehamilan risiko tinggi

Adalah Ibu hamil yang memiliki satu atau lebih dari satu faktor-

faktor risiko tinggi. Faktor risiko ini dianggap akan menimbulkan

komplikasi dan mengancam keselamatan ibu dan janin baik pada saat

hamil maupun persalinan nanti. Adapun yang termasuk kedalam

kehamilan resiko tinggi yaitu :

1). Penyakit pada ibu hamil

a). Anemia

Adalah kekurangan darah yang dapat menganggu kesehatan

ibu pada saat proses persalinan. Kondisi ibu hamil dengan kadar

Hemoglobin kurang dari 11 g% pada trimester 1 dan 3 dan

<10,5 g % pada trimester 2. Anemia dapat menimbulkan

dampak buruk terhadap ibu maupun janin, seperti infeksi, partus

prematurus, abortus, kematian janin, cacat bawaan. Gejala dan

tanda: Pusing, rasa lemah, kulit pucat, mudah pingsan,

sementara tensi masih dalam batas normal perlu dicurigai


50

anemia defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang

malnutrisi dan pucat.

(b). Malaria

Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman

(plasmodium) dapat mengakibatkan anemia dan dapat

menyebabkan keguguran. Gejala dan tanda: Demam, anemia,

hipoglikemia, edema paru akut dan malaria berat lainnya.

(c). TBC paru

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

infeksi mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman

tuberkulosis menyerang paru, sehingga dapat menyebabkan

perubahan pada sistem pernafasan. Gejala dan tanda: Batuk

menahun, batuk darah dan kurus kering. Penderita dengan

proses aktif, apalagi dengan batuk darah, sebaiknya dirawat di

rumah sakit dalam kamar isolasi. Gunanya untuk mencegah

penularan, untuk menjamin istirahat dan makanan yang cukup,

serta pengobatan yang intensif dan teratur.

(d). Penyakit jantung

Bila ibu hamil mempunyai penyakit jantung harus ekstra

hati-hati. Jangan sampai terlalu kecapaian dan jaga kenaikan

berat badan agar beban kerja jantung bisa berkurang.


51

(e). Diabetes mellitus

Diabetes merupakan suatu penyakit dimana tubuh tidak

menghasilkan insulin dalam jumlah cukup, atau sebaliknya,

tubuh kurang mampu menggunakan insulin secara maksimal.

Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas, yang

berfungsi mensuplai glukosa dari darah ke sel-sel tubuh untuk

dipergunakan sebagai bahan bakar tubuh.

(f). Infeksi menular seksual pada kehamilan

Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau

jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan seksual

dengan pasangan yang menderita penyakit tersebut.

2). Riwayat obstetrik buruk

a). Persalinan dengan tindakan

(1). Induksi persalinan yaitu tindakan ibu hamil untuk

merangsang timbulnya kontraksi rahim agar terjadi

persalinan. Dilakukan tindakan ini karena adanya

komplikasi pada ibu maupun janin, misalnya ibu hamil

dengan KPD, pre eklamsia, serotinus.

(2). Sectio Caesaria merupakan tindakan untuk melahirkan bayi

melalui abdomen dengan membuka dinding uterus dengan

cara mengiris dinding perut dan dinding uterus. Tindakan


52

ini dilakukan karena ada komplikasi pada kehamilan,

misalnya plasenta previa totalis, panggul sempit, letak

lintang, sudah pernah SC dua kali, dan lain-lain.

b). Pernah gagal kehamilan (keguguran)

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada usia

kurang dari 20 minggu (berat janin kurang dari 500 gram) atau

buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan.

Gejala dan tanda: Perdarahan bercak hingga derajat sedang dan

perdarahan hebat pada kehamilan muda.

c). Pre eklamsi

Pre eklamsi adalah suatu keadaan dengan timbulnya

hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah

usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah lahir. Gejala dan

tanda: Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan,

pembengkakan kaki, jari tangan dan muka, sakit kepala hebat,

tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg, proteinuria sebanyak 0,3

g/l dalam air kencing 24 jam.

d). Eklamsia

Eklamsia merupakan kelanjutan dari “pre eklamsia berat”

ditambah dengan kejang atau koma yang dapat berlangsung


53

mendadak. Gejala dan tanda: Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala

pre eklamsia berat dan kejang atau koma.

e). Hamil kembar (gemelli)

Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau

lebih. Kejadian kehamilan ganda dipengaruhi oleh faktor

keturunan, umur dan paritas. Gejala dan tanda: Perut lebih buncit

dari semestinya sesuai dengan umur tuanya kehamilan, gerakan

janin dirasakan lebih banyak, uterus terasa lebih cepat membesar,

pada palpasi bagian kecil teraba lebih banyak, teraba ada 3 bagian

besar janin, teraba ada 2 bollatmen, terdengar 2 denyut jantung

janin.

f). Kehamilan dengan kelainan letak

(1). Letak lintang

Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-

kira tegak lurus dengan sumbu memanjang tubuh ibu.

Kelemahan dinding perut/uterus karena multiparitas,

kesempitan panggul, plasenta previa, prematuritas, gemeli

dan lain-lain.

(2). Letak sungsang

Janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan

bokong di bagian bawah kavum uteri. Penyebabnya:


54

Prematuritas, gemeli, multiparitas, plasenta previa dan lain-

lain.

g). Perdarahan dalam kehamilan

(1). Plasenta previa

Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta

berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen

bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh

pembukaan jalan lahir. Gejala dan tanda: Perdarahan pada

kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut,

sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeridan berulang,

kadang-kadang perdarahan terjadi pada pagi hari sewaktu

bangun tidur.

(2). Solusio plasenta

Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal,

terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir. Gejala dan

tanda: Perdarahan dengan rasa sakit, perut terasa tegang,

gerak janin berkurang, palpasi bagian janin sulit diraba,

auskultasi jantung janin dapat terjadi asfiksia ringan dan

sedang, dapat terjadi gangguan pembekuan darah.Bahaya

yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan risiko adalah

a. Bayi lahir belum cukup bulan


55

b. Bayi lahir dengan BBLR

c. Keguguran (abortus)

d. Partus macet

e. Perdarahan ante partum dan post partum

f. IUFD

g. Keracunan dalam kehamilan

h. Kejang.

B. Tinjauan Teori Hipertensi dalam Kehamilan (HDK)

1. Pengertian Hipertensi dalam Kehamilan (HDK)

Hipertensi karena Kehamilan yaitu Tekanan darah yang lebih

tinggi dari 140/90 mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri,

memiliki potensi yang menyebabkan gangguan serius pada kehamilan.27

Nilai normal tekanan darah seseorang yang disesuaikan dengan

tingkat aktifitas dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg. Tetapi

secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan

meningkat diwaktu beraktifitas atau berolahraga.

Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension. Hiper

artinya tekanan yang berlebihan dan Tension artinya tensi. Hipertensi atau

tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi medis dimana seseorang


56

mengalami peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam waktu yang

lama) yang mengakibatkan angka kesakitan dan angka kematian.27

Hipertensi karena kehamilan yaitu hipertensi yang terjadi karena

atau pada saat kehamilan, dapat mempengaruhi kehamilan itu sendiri

biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki 20 minggu.27

2. Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan (HDK)

1). Hipertensi kronik

Hipertensi kronik adalah hipertensi yang terjadi sebelum usia

kehamilan mencapai 20 minggu, penggunaan obat hipertensi

sebelum hamil, atau hipertensi yang menetap setelah 12 minggu

pasca melahirkan.28 Berdasarkan tingkat keparahannya, hipertensi

kronik dibagi menjadi dua kategori nyaitu: ringan (hingga 179 mm

Hg sistolik dan 109 mmHg) dan berat (≥180 sistolik atau 110

diastolik). Hipertensi kronik menjadi penyulit pada 5% kehamilan

berdasarkan prevalensi. Meskipun banyak ibu hamil dengan hipertensi

kronis yang tidak memiliki masalah pada kehamilan,tetapi tetap

komplikasi akibat hipertensi kronis termasuk preeklampsia

superimposed, restriksi pertumbuhan janin, solusio plasenta, dan

kelahiran prematur dapat terjadi.29

Banyak faktor yang dapat berkontribusi pada hipertensi kronis

selama kehamilan, diantaranya adalah usia ibu saat hamil, obesitas,


57

dan sindrom metabolik. Studi meta-analisis yang dilakukan di 25

negara juga menyatakan bahwa hipertensi kronis selama kehamilan

sangat berpotensi untuk berkembang menjadi superimposed

preeklampsia dan preeklampsia dalam kehamilan.30

2). Preeklamsi dan Eklamsi

Preeklampsia adalah kelainan kehamilan dengan prevalensi di

seluruh dunia sekitar 5-8%. Preeklampsia ditandai dengan onset

baru hipertensi dengan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau

diastolic tekanan darah ≥ 90 mmHg, diukur setidaknya dua kali terpisah

dengan selang empat jam, dan proteinuria > 0,3 g per 24 jam atau ≥ 1+

proteinuria, terdeteksi oleh dipstick urin setelah 20 minggu kehamilan.

Preeklampsia juga dapat dinyatakan tanpa adanya proteinuria, yaitu

hipertensi onset baru dengan salah satu tanda nyaitu: trombositopenia

(jumlah trombosit < 100.000 / μl), insufisiensi ginjal (kreatinin serum

konsentrasi > 1,1 mmg / dl atau dua kali lipat dari konsentrasi serum

kreatinin tanpa adanya penyakit ginjal lainnya), terganggunya fungsi

hati (peningkatan konsentrasi serum transaminase hati dua kali

konsentrasi normal), edema paru, atau otak atau gangguan penglihatan.

Preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal,

sekitar 50.000– 60.000 kematiansetiap tahun di seluruh dunia. Selain

itu, preeklampsia adalah sindrom multi-sistemik, melibatkan faktor

genetik dan lingkungan dalam patogenesisnya dan patofisiologi dan


58

satu-satunya pengobatan yang diketahui adalah persalinanjanin dan

plasenta.31

Preeklampsia berdasarkan waktu timbulnya dibagi menjadi dua

jenis utama,nyaitu preeklampsia onset dini dan onset lambat. Pada

preeklampsia onset dini, tanda-tanda klinis muncul sebelum 33

minggu kehamilan, sedangkan pada preeklampsia onset lambat tanda-

tanda klinis timbul setelah 34 minggu kehamilan. Namun, preeklampsia

onset dini yang paling banyak menyebabkan kematian bagi ibu dan

janin. Patofisologi utama dari preeklampsia onset dini adalah

transformasi arteri spiral yang menyebabkan hipoperfusi plasenta,

sehingga mengurangi suplai nutrisi dan oksigen ke janin. Pada

kehamilan normal cairan ekstraseluler dan volume Plasma meningkat

masing-masing sebanyak 30–50% dan 30–40%, kemudian diikuti

penurunan resistensi vaskular sistemik dan peningkatan curah jantung.

Penurunan resistensi vaskular sistemik disebabkan oleh peningkatan

nitric oxide (NO). Pada preeklampsia, terjadi sebaliknya yaitu terdapat

penurunan volume plasma dan peningkatan resistensi vaskular yang

terjadi pada usia kehamilan mencapai 14-17 minggu. Apabila kondisi

ini dibiarkan dalam jangka waktu yang lama, maka akan semakin

membahayakan kelangsungan hidup maternal baik selama kehamilan

maupun persalinan.31

Eklampsia merupakan komplikasi multi sistem selama kehamilan

yang sulit di pahami dan berkontribusi terhadap mortalitas maternal.


59

Eklampsia adalah fase konvulsif dan akut pada penderita preeklampsia.

Tanda prodromal yang muncul sebelum terjadinya eklampsia pada

penderita preeklampsia disebut impending eclampsia. Pada eklampsia

umumnya ditemukan gejala neurologis seperti nyeri kepala hebat,

gangguan penglihatan atau visus, kejang general dan koma. Kejang

yang muncul berawal dari kejang tonik lalu disusul dengan kejang

klonik. Kejang klonik berlangsung kurang dari 1 menit dan kemudian

kejang melemah sampai berhenti hingga pasien jatuh kedalam kondisi

koma. Eklampsia adalah bentuk hipertensi dalam kehamilan yang

sangat berat dengan tingkat penyebab kematian tertinggi dibandingkan

dengan jenis hipertensi dalam kehamilan lainnya. Eklampsia

umumnya masih dapat dicegah ketika ibu hamil dengan hipertensi

ditatalaksana dengan baik.32,33

3). Superimposed Preeklamsi

Superimposed preeklampsia didefinisikan sebagai wanita dengan

hipertensi pada awal masa kehamilan beserta proteinuria setelah 20

minggu usia kehamilan dan ibu hamil dengan proteinuria sebelum

20 minggu usia kehamilan dan disertai : 1. mengalami eksasebasi akut

hipertensi atau memerlukan peningkatan dosis obat anti hipertensi

khususnya jika sebelumnya tekanan darah terkontrol, 2. Peningkatan

Enzim Hati, 3.Penurunan Trombosit yang kurang dari

100.000/mikroliter, 4. Ditemukan nyeri kuadran kanan atas dan nyeri

kepala berat, 5. terjadi kongesti dan edema paru, 6. Terjadi insufisiensi


60

renal (kadar kreatinin meningkat lebih dari 1,1 mg/dL pada wanita

tanpa penyakit ginjal lain) dan 7. peningkatan eksresi protein secara

tiba-tiba dan terus menerus.34

4). Hipertensi Gestasional

Hipertensi gestasional adalah tekanan darah tinggi yang

berkembang setelah 20 minggu kehamilan pada wanita yang

sebelumnya normotensif tanpa proteinuria. Hipertensi gestasional

menyebabkan morbiditas sebanyak 6% dari semua kehamilan.Ibu

hamil yang menderita hipertensi gestasional berisiko tinggi untuk

mengalami preeklampsia yang dapat terjadi kapan saja termasuk

post partum minggu pertama sehingga diperlukan pemantauan ketat.

Sekitar 15-45% penderita hipertensi gestasional pada akhirnya akan

berkembang menjadi preeklampsia.

Penelitian Saudan et al, pada 528 ibu hamil penderita hipertensi

gestastional memperlihatkan sekitar 17% maternal penderita

hipertensi gestasional berkembang menjadi preeklampsia.

Selanjutnya penelitian lain yang mendukung hasil penelitian Sudan

et al, adalah penelitian yang dilakukan Barton et al, dimana

dinyatakan bahwa maternal dengan hipertensi gestasional sebelum

usia kehamilan 34 minggu berisiko lebih tinggi untuk berkembang

menjadi preeklampsia. Selain itu menurut studi prospektif yang

dilakukan terhadap 206 maternal mengenai hubungan hipertensi


61

gestasional dengan progresi preeklampsia melalui pemeriksaan

kadar asam urat dalam serum menunjukkan adanya hubungan

keduanya yang kuat. Peningkatan sekitar 1 mg/dL serum asam urat

pada maternal penderita hipertensi gestasional berhubungan dengan

peningkatan perkembangan preeklampsia sebanyak tujuh kali

lipat.35

3. Patofisiologi Hipertensi dalam Kehamilan (HDK)

Patofisiologi HDK disebabkan oleh adanya Peningkatan Kecepatan

Denyut Jantung, Peningkatan Volume Sekuncup/Curah Jantung yang

bermasalah lama, Peningkatan Tekanan Perifer (TPR) yang berlangsung

lama.27

4. Manifestasi Klinis Hipertensi dalam Kehamilan (HDK)

Gejala yang biasanya muncul pada ibu yang mengalami Hipertensi

pada kehamilan harus diwaspadai jika ibu mengeluh : nyeri kepala saat

terjaga, kadang-kadang disertai mual, muntah akibat peningkatan tekanan

intrakranium, penglihatan kabur, ayunan langkah yang tidak mantap,

nokturia (sering buang air kecil dimalam hari), oedema dependen dan

pembengkakan.27

5. Faktor resiko Hipertensi dalam Kehamilan (HDK)

Hipertensi dalam kehamilan dapat dikelompokan dalam faktor

resiko sebagai berikut 36 :


62

a). Primigravida

Sekitar 85% hipertensi dalam kehamilan terjadi pada kehamilan

pertama. Jika ditinjau dari kejadian hipertensi dalam hehamilan, gravida

paling aman adalah kehamilan kedua.

b). Hiperplasentosis, misalnya: mola hidatidosa, kehamilan multiped, DM,

hidrops fetalis, bayi besar

c). Umur yang ekstrim

Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20-30

tahun. Komplikasi maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada

usia dibawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian

maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Dampak dari usia yang

kurang, dapat menimbulkan komplikasi selama kehamilan. Setiap

remaja primigravida mempunyai resiko lebih besar mengalami

hipertensi dalam kehamilan dan meningkat lagi saat usia diatas 35

tahun.

d). Riwayat keluarga pernah preeklamsi yang sudah ada sebelum hamil

Terdapat peranan genetik pada hipertensi dalam kehamilan. Hal

tersebut dapat terjadi karena terdapat riwayat keluarga dengan

hipertensi dalam kehamilan.


63

e). Obesitas.

Obesitas (kegemukan) didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana

terjadi penimbunan lemak yang berlebihan pada tubuh yang dapat

menimbulkan resiko bagi kesehatan.

6. Pencegahan Hipertensi dalam Kehamilan (HDK)

Pencegahan kejadian Hipertensi secara umum agar menghindari

tekanan darah tinggi adalah dengan mengubah kearah gaya hidup sehat,

tidak terlalu banyak pikiran, mengatur diet/pola makan seperti rendah

garam, rendah kolesterol dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah

dan sayuran, tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok, perbanyak makan

mentimun, belimbing dan juga jus apel dan seledri setiap pagi , bagi yang

mempunyai keluarga riwayat penyumbatan arteri dapat meminum jus yang

dicampur dengan susu nonfat yang mengandung omega 3 tinggi.27

7. Pengobatan Penyakit Hipertensi dalam Kehamilan (HDK)

Jika seseorang dicurigai hipertensi, maka dilakukan beberapa

pemeriksaan yaitu wawancara (anamnesa) adakah dalam keluarga yang

menderita hipertensi. Dilakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan

laboratorium, pengobatan nonfarmakologik, mengurangi Berat Badan (BB)

bila terdapat kelebihan (Indeks Massa Tubuh > 27), membatasi alkohol dan

menghentikan rokok serta mengurangi makanan berkolesterol/lemak jenuh,


64

menghentikan konsumsi kopi yang berlebih, berolahraga ringan (jalan-jalan,

jogging pagi-pagi), mengurangi asupan natrium (400 mmd Na/2,4 gram

Na/64 NaCL/hari). Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium

adekuat, perbanyak unsur kalium (buah-buahan), tidak banyak pikiran dan

istirahat yang cukup.27

Dianjurkan minum obat yang tidak banyak efek samping tekanan

sederhana, tidak berpengaruh metabolik negatif dan minum obat yang

berfungsi ganda, obat yang berfungsi ganda adalah obat yang dapat

menormalisasikan tekanan darah pada pembuluh darah, jantung, ginjal, otak

dan mata. Berikan obat hipertensi apabila tekanan darah ibu sudah turun

atau sudah tidak 140/90 mmHg. Berikan obat luminal (anti kejang) sesudah

makan 30 gram peroral 3x sehari dalam jangka waktu 8 jam dari pemberian

sebelumnya.27

C. Tinjauan Teori Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan Kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan

dalam bidang kesehatan. Secara operasional pendidikan kesehatan adalah

semua kegiatan untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan, sikap,

praktek baik individu, kelompok atau masyarakat dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan mereka sendiri.37

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan


65

a. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat.

b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok

mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.

c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana

pelayanan kesehatan yang ada.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai

dimensi, yaitu: dimensi sasaran pendidikan kesehatan, dimensi tempat

pelaksanaan pendidikan kesehatan, dan dimensi tingkat pelayanan

pendidikan kesehatan.

Dimensi sasaran pendidikan kesehatan yang meliputi, pendidikan

kesehatan individual dengan sasaran individu, pendidikan kesehatan

kelompok dengan sasaran kelompok, pendidikan kesehatan masyarakat

dengan sasaran masyarakat.

Dimensi tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan dapat

berlangsung di berbagai tempat sehingga dengan sendirinya sasarannya juga

berbeda. Misalnya: pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah

dengan sasaran murid, yang pelaksanaannya diintegrasikan dalam upaya

kesehatan sekolah (UKS), pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan,

dilakukan di Pusat Kesehatan Masyarakat, Balai Kesehatan, Rumah Sakit

Umum maupun Khusus dengan sasaran pasien dan keluarga pasien,


66

pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau

karyawan.

4. Faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan Pendidikan Kesehatan

Faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan

kesehatan, dikelompokan menjadi :

a). Faktor materi atau hal yang dipelajari yang meliputi kurangnya

persiapan, kurangnya penguasaan materi yang akan dijelaskan oleh

pemberi materi, penampilan yang kurang meyakinkan sasaran,

bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara

pemberi materi yang terlalu kecil dan penampilan materi yang

monoton sehingga membosankan.

b). Faktor lingkungan, dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1). Lingkungan fisik yang terdiri atas suhu,kelembaban udara,dan

kondisi tempat belajar.

2). Lingkungan sosial yaitu manusia dengan segala interaksinya

serta representasinya seperti keramaian atau kegaduhan, lalu

lintas, pasar dan sebagainya

c). Faktor instrument yang terdiri atas perangkat keras (hardware)

seperti perlengkapan belajar alat - alat peraga dan perangkat lunak

(software) seperti kurikulum (dalam pendidikan formal), pengajar

atau fasilitator belajar, serta metode belajar mengajar.


67

d). Faktor kondisi individu subjek belajar, yang meliputi kondisi

fisiologis seperti kondisi panca indra (terutama pendengaran dan

penglihatan) dan kondisi psikologis, misalnya intelegensi,

pengamatan,daya tangkap, ingatan, motivasi, dan sebagainya.

5. Media dalam Pendidikan Kesehatan

a). Media cetak

1). Booklet : digunakan untuk menyampaikan pesan dalam bentuk

buku, baik tulisan maupun gambar.

2). Leaflet : melalui lembar yang dilipat, isi pesan bisa gambar/tulisan

atau pun keduanya.

3). Flyer (selebaran) ; seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan.

4). Flip chart (lembar Balik) ; pesan/informasi kesehatan dalam bentuk

lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap lembar

(halaman) berisi gambar peragaan dan di baliknya berisi kalimat

sebagai pesan/informasi berkaitan dengan gambar tersebut.

5). Rubrik/tulisan-tulisan : pada surat kabar atau majalah, mengenai

bahasan suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan

dengan kesehatan.
68

6). Poster : merupakan suatu bentuk media cetak berisi pesan

pesan/informasi kesehatan, yang biasanya ditempel di tembok-

tembok, di tempat-tempat umum, atau di kendaraan umum.

7). Foto : digunakan untuk mengungkapkan informasi - informasi

kesehatan.

b) Media elektronik

1). Televisi : dapat dalam bentuk sinetron, sandiwara, forum

diskusi/tanya jawab, pidato/ceramah, TV, quiz, atau cerdas cermat.

2). Radio : bisa dalam bentuk obrolan/tanya jawab, ceramah.

3). Video Compact Disc (VCD)

4). Slide : digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi kesehatan.

5). Film strip : digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan.

c). Media papan (Bill Board)

Papan/bill board yang dipasang di tempat-tempat umum dapat

dipakai diisi dengan pesan - pesan atau informasi – informasi

kesehatan. Media papan di sini juga mencakup pesan-pesan yang

ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan umum

(bus/taksi).

6. Strategi dan Metode Pendidikan Kesehatan


69

a. Strategi pendidikan kesehatan

Strategi pendidikan kesehatan adalah cara-cara yang dipilih

untuk menyampaikan materi dalam lingkungan pendidikan kesehatan

yang meliputi sifat, ruang lingkup dan urutan kegiatan yang dapat

memberikan pengalaman belajar kepada klien. Strategi pendidikan

kesehatan tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan

juga termasuk di dalamnya materi atau paket pendidikan

kesehatannya.

b. Metode pendidikan kesehatan

Metode pendidikan kesehatan (Notoatmodjo,2010), dibagi menjadi:

1). Metode pendidikan individu.

Metode ini bersifat individual digunakan untuk membina

perilaku atau membina seseorang yang mulai tertarik untuk

melakukan sesuatu perubahan perilaku. Bentuk pendekatan ini antara

lain:

(a). Bimbingan dan penyuluhan (guidance dan councellin) Dengan

cara ini kontak antara keluarga dengan petugas lebih intensif.

Klien dengan kesadaran dan penuh pengertian menerima perilaku

tersebut.

(b). Wawancara (interview). Wawancara petugas dengan klien

untuk menggali informasi, berminat atau tidak terhadap perubahan


70

untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau akan diadopsi itu

mempunyai dasar pengertian atau dasar yang kuat.

2). Metode pendidikan kelompok.

Metode tergantung dari besar sasaran kelompok serta

pendidikan formal dari sasaran.

a). Kelompok besar . Kelompok besar di sini adalah apabila

peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk

kelompok besar adalah :

(1). Ceramah, yaitu metode yang baik untuk sasaran yang

berpendidikan tinggi atau rendah,

(2). Seminar yaitu metode yang baik untuk sasaran dengan

pendidikan menengah keatas berupa presentasi dari satu atau

beberapa ahli tentang topik yang menarik dan aktual.

b). Kelompok kecil

Jumlah sasaran kurang dari 15 orang, metode yang

cocok untuk kelompok ini adalah:

(1). Diskusi kelompok, kelompok bisa bebas berpartisipasi

dalam diskusi sehingga formasi duduk peserta diatur saling

berhadapan.
71

(2). Curah pendapat (brain storming)

Merupakan modifikasi metode diskusi kelompok.

Usulan atau komentar yang diberikan peserta terhadap

tanggapan-tanggapannya, tidak dapat diberikan sebelum

pendapat semuanya terkumpul.

(3). Bola salju, kelompok dibagi dalam pasangan kemudian

dilontarkan masalah atau pertanyaan untuk diskusi mencari

kesimpulan.

(4). Memainkan peran yaitu metode dengan anggota kelompok

ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan

peranan.

(5). Simulasi merupakan gabungan antara role play dan diskusi

kelompok.

3). Metode pendidikan massa

Metode ini menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang

ditujukan untuk masyarakat umum (tidak membedakan umur, jenis

kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi dan sebagainya). Pada

umumnya pendekatan ini tidak langsung, biasanya menggunakan

media massa, beberapa contoh metode ini antara lain:

a). Ceramah umum, metode ini baik untuk sasaran yang

berpendidikan tinggi maupun rendah.


72

b). Pidato atau diskusi melalui media elektronik.

c). Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter/petugas kesehatan

tentang suatu penyakit.

d). Artikel/tulisan yang terdapat dalam majalah atau Koran tentang

kesehatan.

e). Bill board yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan

sebagainya.
73

D. Kerangka Teori

Faktor-faktor Resiko Kehamilan :

a. Kehamilan Resiko Rendah

b. Kehamilan Resiko Sedang

1). Kehamilan yang termasuk kedalam kategori


“4 terlalu”

a). Umur ibu terlalu muda (<20 th)

b). Umur ibu terlalu tua (>35 th)


Pemeliharaan Tekanan darah
(1). Hipertensi Ibu hamil

(2). DM

(3). Anemia Nonfarmakologi Farmakologi


(4). Persalinan lama

(5). Perdarahan

(6). Resiko cacat bawaan Pemberian Pendidikan


Kesehatan mengenai
c). Jarak kehamilan terlalu dekat (<2 th)
Hipertensi Kehamilan
d). Jumlah anak terlalu banyak (>4 th)

c. Kehamilan resiko tinggi

Bagan 2.1 (Ikke, Nurs.2018) 26

Keterangan :

: Yang diteliti

: Tidak diteliti
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan “metode penelitian eksperimental”, yaitu

penelitian yang dilakukan dengan melakukan kegiatan eksperimental untuk

mengetahui gejala atau efek perlakuan atau eksperimen tertentu. Ciri khusus

penelitian eksperimental adalah adanya eksperimen, uji coba atau intervensi.

Eksperimen berupa perlakuan atau intervensi terhadap variabel. Melalui

perlakuan ini diharapkan variabel lain akan berubah atau terpengaruh. Tujuan

utama penelitian eksperimental adalah untuk menyelidiki kemungkinan

kausalitas melalui intervensi atau perlakuan terhadap satu atau lebih kelompok

eksperimen, dan kemudian membandingkan hasil (konsekuensi) intervensi

dengan kelompok yang tidak diberi perlakuan (kelompok kontrol).38

Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

pra eksperimental. Alasan disebut "desain pra eksperimen" adalah karena

desain bukanlah eksperimen nyata, karena masih terdapat beberapa variabel

luar yang akan mempengaruhi pembentukan variabel terikat. Dengan demikian

hasil eksperimen sebagai variabel terikat tidak hanya dipengaruhi oleh variabel

bebas. Ini terjadi karena tidak ada variabel kontrol dan sampel tidak dipilih

secara acak. Rancangan penelitian pra eksperimental menggunakan desain

“group pre-test and post-test”. Dalam perancangan ini dilakukan pre-test


75

sebelum dilakukan perawatan, sehingga dapat diketahui bahwa hasil perawatan

lebih akurat karena dapat dibandingkan dengan kondisi sebelum perawatan.39

Bentuk rancangan ini sebagai berikut :

Pretest Perlakuan Posttest

01 X 02

Keterangan:

01 = Pengukuran Pertama (Pretest)

X = Perlakuan atau eksperimen

02 = Pengukuran kedua (Posttest)

B. Kerangka Konsep

Berdasarkan hasil tinjauan pustaka, kerangka teori dan pertanyaan

penelitian yang telah dikemukakan, maka diusulkan suatu “kerangka

konseptual penelitian”. Kerangka konsep penelitian berarti mendeskripsikan

dan memvisualisasikan hubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang

lain atau antara variabel masalah yang akan dikaji dan variabel lainnya. Konsep

adalah abstraksi yang dibentuk melalui pemahaman umum. Oleh karena itu,

konsep tidak dapat diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati dan

diukur, konsep harus diubah menjadi variabel. Melalui variabel-variabel

tersebut, konsep dapat diamati dan diukur.38


76

Variabel Independen Variabel Dependen

Pendidikan Kesehatan Pemeliharaan Tekanan


Hipertensi Kehamilan darah Ibu Hamil

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Konsep (variabel) yang diamati berdasarkan contoh adalah penyuluhan

kesehatan hipertensi akibat kehamilan sebagai variabel bebas, dan

pemeliharaan tekanan darah ibu sebagai variabel terikat. Penelitian ini

sekaligus akan membuktikan pengaruh masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen.38

C. Variabel Penelitian

Variabel meliputi ukuran atau karakteristik anggota suatu kelompok, yang

berbeda dengan anggota kelompok lain. Definisi lain mengatakan bahwa

variabel adalah karakteristik, ciri atau ukuran dari suatu konsep makna yang

dimiliki atau diperoleh unit penelitian, seperti umur, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit,

dll. Variabel juga dapat diartikan sebagai konsep dengan nilai yang beragam.38

Berdasarkan hubungan fungsional atau perannya variabel dibedakan

menjadi :
77

1). Variabel tergantung, terikat, akibat, terpengaruh, atau dependent variabel

atau variabel yang dipengaruhi.38 Variabel Dependent dalam penelitian ini

adalah Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil.

2). Variabel bebas, sebab, mempengaruhi atau independent variable atau

variabel resiko. Disebut variabel tergantung atau dependen karena variabel ini

dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel independen.38 Variabel

Independent dalam penelitian ini adalah Pendidikan Kesehatan mengenai

Hipertensi Kehamilan.

D. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan. Agar

variabel dapat diukur dengan menggunakan instrumen atau alat ukur, maka

variabel harus diisi batasan atau definisi yang operasional atau “ definisi

operasional variabel”. Definisi operasional ini penting dan diperlukan agar

pengukuran variabel atau pengumpulan data (variabel) itu konsisten antara

sumber data (responden) yang satu dengan responden yang lain. Disamping

variabel harus didefinisi operasionalkan, juga perlu dijelaskan cara atau metode

pengukuran, hasil ukur atau kategorinya, serta skala pengukuran yang

digunakan. 38
78

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Operasional Ukur
Variabel Dependen
1. Pemelihar Perilaku Kuesioner Membandingka 1. Positif , jika Nominal

aan manusia n hasil nilai T skor

tekanan yang nyata kuesioner yang diperoleh

darah ibu dilakukan oleh pre test dan responden dari

hamil seorang ibu post test kuesioner > T

hamil dalam tentang mean

memelihara pemeliharaan 2. Negatif, jika

tekanan darah. tekanan darah nilai T skor

ibu hamil, yang diperoleh

meliputi responden dari

pertanyaan kuesioner ≤ T

mengenai mean.

Riwayat darah

tinggi,

pemeriksaan

tekanan darah

(ANC),

pengaturan

diet,

beraktifitas/
79

berolahraga

dan kontrol

tingkat stress.

Menggunakan

Skala Likert

dengan cara

pengukuran

jika pertanyaan

Jawaban dari

item

pernyataan

perilaku

positif:

1. Selalu (SL)

= 4.

2. Sering (SR)

=3.

3. Jarang (JR)

= 2.

4. Tidak

Pernah (TP)=1.

Jawaban dari

item
80

pernyataan

untuk perilaku

negatif :

1. Selalu (SL)

=1

2. Sering (SR)

=2

3. Jarang (JR)

=3

4. Tidak

Pernah (TP) =

4.
Variabel Independen
2. Pendidika Penyampaian Leaflet - 1.Sebelum -

n materi diberi

Kesehatan pendidikan pendidikan

Hipertensi kesehatan kesehatan : ibu

Kehamilan tentang hamil tidak

Hipertensi mengerti

( Tekanan tentang

darah tinggi) hipertensi dalam

dalam kehamilan dan

kehamilan. tidak mampu

memelihara
81

tekanan darah.

2. Setelah diberi

pendidikan

kesehatan : ibu

hamil mengerti

tentang

hipertensi dalam

kehamilan dan

mampu

memelihara

tekanan darah.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara untuk pertanyaan penelitian. Biasanya

hipotesis ini dinyatakan dalam bentuk hubungan antara dua variabel (variabel

bebas dan variabel terikat). Hipotesis digunakan untuk menentukan arah

pembuktian, yang artinya hipotesis merupakan pernyataan yang harus

dibuktikan. Jika hipotesis terbukti, maka akan menjadi argument. Oleh karena

itu, hipotesisnya harus: spesifik dan dapat diamati (dapat diamati / diukur).38

Rumusan Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

Rumusan Hipotesis Kerja. Hipotesis kerja adalah suatu rumusan hipotesis

dengan tujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila
82

suatu gejala muncul. Hipotesis ini sering juga disebut hipotesis alternatif,

karena mempunyai rumusan dengan implikasi alternatif didalamnya.38

Hipotesis Alternatif (Ha) menyatakan adanya hubungan antara dua

variabel atau lebih, bisa juga menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu

pada kelompok yang berbeda. Kesimpulan uji statistik yang digunakan adalah

jika nilai hitung (resultant value) lebih besar daripada nilai kritis, maka

hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha: Ada Hubungan Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Kehamilan

terhadap Pemeliharaan Tekanan darah Ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas

Leuwiliang Kabupaten Bogor Tahun 2020, dengan nilai p value 0,0000 ( p

value < 0,05) maka H0 ditolak dan Ha diterima.

F. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti tersebut.38 Populasi bukan hanya jumlah objek / subjek yang

dipelajari, tetapi juga semua karakteristik / karakteristik objek atau subjek

tersebut.39 Populasi dalam penelitian ini adalah pasien ibu hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Leuwiliang Kabupaten Bogor tepatnya di Desa

Barengkok, sejumlah 256 orang pada Tahun 2019.

2. Sampel
83

Sampel penelitian adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi. Saat mendapatkan sampel untuk penelitian ini, metode

atau teknik tertentu digunakan untuk membuat sampel sedapat mungkin

mewakili seluruh populasi. Teknik ini biasa disebut dengan metode

sampling atau teknik sampling.38

Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik Purposive

Sampling yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat

oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat- sifat populasi yang sudah

diketahui sebelumnya.38 Maka peneliti menetapkan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pasien ibu hamil dengan usia Kehamilan > 20

minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang Tahun 2020 tepatnya di

Desa Barengkok sejumlah 35 orang. Agar karakteristik sampel tidak

menyimpang dari populasi maka perlu ditetapkan kriteria inklusi dan

eksklusi sebelum pengambilan sampel. Kriteria inklusi merupakan kriteria

atau karakteristik yang harus dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang

dapat dijadikan sampel. Sedangkan kriteria eksklusi adalah karakteristik

anggota populasi yang tidak dapat dijadikan sampel.38

a. Kriteria Inklusi

1). Ibu hamil yang bersedia menjadi responden.

2). Ibu hamil dengan rentang usia kehamilan > 20 minggu.


84

Alasannya : Karena dalam rentang usia kehamilan ini, ibu telah

menjalani minimal dua kali pemeriksaan kehamilan (ANC). Selain itu,

HDK terjadi pada usia kehamilan> 20 minggu, sehingga dapat diamati

apakah penyuluhan kesehatan hipertensi akibat kehamilan

berpengaruh dalam menjaga tekanan darah ibu hamil.

b. Kriteria Eksklusi

1). Ibu hamil yang tidak bersedia menjadi responden.

2). Ibu hamil dengan rentang usia kehamilan < 20 minggu.

3). Ibu hamil yang tidak mengikuti seluruh rangkaian kegiatan

pendidikan kesehatan ( drop-out).

G. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang

Kabupaten Bogor tepatnya di Desa Barengkok dan waktu penelitian

dilaksanakan pada 10 Juni – 10 Juli Tahun 2020.

H. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah kode etik yang berlaku pada setiap kegiatan

penelitian yang melibatkan peneliti, pihak yang akan diteliti, dan masyarakat

yang akan terpengaruh oleh hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti
85

akan menyebarkan kuisioner kepada responden. Selain itu, kuisioner akan

disampaikan kepada responden dengan fokus pada etika termasuk:

1. Informed consent (lembar persetujuan)

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti

disertai judul penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti tidak

memaksa dan menghormati hak subjek.

2. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama

responden tetapi mencantumkan inisial saja.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4. Privacy

Identitas responden tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan

penelitian itu sendiri sehingga responden dapat secara bebas untuk

menentukan jawaban dari kuesioner tanpa takut intimidasi.

I. Metode dan Alat Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

a. Data Primer didasarkan pada data yang diperoleh dengan menyelidiki

langsung lokasi penelitian. Data utama penelitian ini adalah observasi


86

langsung ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Leuwiliang Kabupaten

Bogor Kecamatan Barengkok. Dapatkan data dari hasil, seperti identitas

responden.

b. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan untuk menyelesaikan

masalah saat ini, dan data tersebut juga mudah ditemukan. Data sekunder

untuk penelitian ini berasal dari bidan desa penanggung jawab.

2. Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuesioner berupa

kuesioner yang dibagikan kepada ibu hamil yang berisi beberapa pernyataan

dan pertanyaan tertutup. Pernyataan masalah ini disusun berdasarkan

definisi operasional masing-masing variabel. Kuesioner termasuk:

a. Kuesioner pretest dan posttest tentang pemeliharaan tekanan darah ibu

hamil yang meliputi Riwayat darah tinggi, pemeriksaan tekanan darah

(ANC), pengaturan diet, beraktifitas/berolahraga dan kontrol tingkat

stress, dengan jumlah 14 (Empat belas) pertanyaan, yang diukur

menggunakan skala Likert, dengan cara pengukuran jika pertanyaan

jawaban dari item pertanyaan perilaku positif : Selalu (SL) = 4, Sering

(SR) = 3, Jarang (JR) = 2 dan Tidak pernah (TP) = 1, sedangkan jawaban

dari item pertanyaan perilaku negatif : Selalu (SL) = 1, Sering (SR) = 2,

Jarang (JR) = 3 dan Tidak pernah (TP) = 4. Hasil ukur dalam penelitian

ini yaitu Positif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner
87

> T mean dan Negatif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari

kuesioner ≤ T mean.

Tabel 3.2 Kisi- kisi Kuesioner Pretest dan Posttest

Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil

No. Indikator Nomor butir Soal Total


Pertanyaan Pertanyaan

positif negatif
1. Memiliki Riwayat darah - 1 1

tinggi sebelum hamil.


2. Melakukan pemeriksaan 2,3,4,5 - 4

tekanan darah (ANC)


3. Melakukan pengaturan diet 6,7,8 - 3
4. Melakukan 10 9 2

aktifitas/olahraga
5. Menjaga pola Istirahat 11,12 - 2
6. Mengontrol tingkat stress 13 14 2
Total 11 3 14

J. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas merupakan alat penelitian yang digunakan untuk

mengukur keakuratan dan keakuratan data yang dipelajari. Validitas dapat

dijelaskan sebagai aspek akurasi pengukuran. Validitas tidak hanya

menghasilkan data yang akurat, tetapi juga mendeskripsikan data secara

cermat. Hati-hati dalam hal ini, silakan gunakan alat ukur sesuai dengan

situasi. Alat yang efektif atau legal berarti memiliki efektivitas yang lebih
88

tinggi, sebaiknya perangkat yang lebih rendah memiliki efektivitas yang

lebih rendah. Jika instrumen dapat mengukur data yang dibutuhkan dan

dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti, instrumen tersebut

dianggap efektif. Tingkat validitas instrumen menunjukkan sejauh mana

data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari deskripsi validitas yang

diharapkan. Untuk mengukur instrument yang telah dibuat digunakan

rumus product moment, yaitu : hasil penghitungan tiap – tiap item

dibandingkan dengan tabel nilai produk momen. Apabila hasil uji dari tiap

item pertanyaan ternyata signifikan (p value >5%) atau t hitung lebih besar

dari r tabel, maka item pertanyaan tersebut valid dan dapat digunakan.

Namun, apabila tidak signifikan (p value < 5%) atau r hitung lebih kecil

dari r tabel, maka item pertanyaan tersebut tidak valid.

NΣXY −( ΣX ) (ΣY )
r xy =
√ {NΣ X 2−( ΣX ) 2 }{NΣ Y 2−( ΣY ) 2 }

Keterangan :

r xy : Angka indeks ‘’r’’ produk moment (antara variabel X dan

Y)

N : Jumlah respoden

𝞢xy : Jumlah hasil perkalian X dan Y


89

𝞢x : Jumlah seluruh skor X (Pertanyaan No.1)

𝞢y : Jumlah seluruh skor total item (Pertanyaan nomor 1

dikali skor total).

Hasil Uji Validitas yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas

Leuwiliang Kabupaten Bogor di Desa Barengkok pada tanggal 09 Juni

2020 di lakukan kepada 10 responden dengan jumlah kuisioner 14

pertanyaan, diketahui r tabel product moment uji validitas dengan jumlah

responden 10 orang adalah 0,632, maka dari kuisioner tersebut di dapatkan

hasil bahwa pertanyaan nomor 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13 dan 14 valid,

sedangkan pertanyaan nomor 1 tidak valid.

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan upaya untuk menstabilkan dan melihat

apakah narasumber konsisten dalam menjawab pertanyaan terkait

konstruksi ukuran variabel. Struktur dimensi ini dapat berupa kuesioner.

Proses pembuatan kuisioner membutuhkan pengujian terlebih dahulu pada

responden. Reliabilitas merupakan indikator yang menunjukkan derajat

kehandalan alat ukur. Misalnya jika satu alat ukur digunakan untuk

mengukur gejala yang sama, kemudian alat ukur tersebut digunakan dua
90

kali, dan hasilnya relatif konsisten maka alat ukur tersebut dapat

diandalkan. Oleh karena itu reliabilitas dapat diartikan sebagai konsistensi

atau penggunaan alat ukur untuk mengukur gejala yang sama.

Reliabilitas artinya kestabilan pengukuran dikatakan reliabel jika

digunakan ulang dengan keputusan uji bila nilai cronbah’s alpha ≥ 0,6

maka pertanyaan reliabel.

Tabel 3.3 Reliabilitas Berdasarkan Nilai

Alpha Tingkat Reliabilitas


0,00 s.d 0,20 Kurang reliable
>0,20 s.d 0,40 Angka reliable
>0,40 s.d 0,60 Cukup reliable
>0.60 s.d 0,80 Reliabel
>0,80 s.d 1,00 Sangat reliable

Seperti pengetahuan, maka uji reliabilitasnya “koefisien

reliabilitas” dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

k
rii=( k−1 ) ¿)

Keterangan:

rii : Koefisien reliabilitas


k : Banyaknya pertanyaan
si : Nilai varians jawaban item ke
st : Nilai varians skor total
Keputusan uji : bila nilai alpha cronbach lebih ≥ konstan (0.6)

maka pertanyaan reliabel.


91

Hasil Uji Reliabilitas yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas

Leuwiliang Kabupaten Bogor di Desa Barengkok tahun 2020 diketahui

nilai cronbah’s alpha 0,762 maka pertanyaan reliabel.

K. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Metode Pengolahan

Pengolahan data adalah proses memperoleh data ringkasan atau

grafik ringkasan dengan menggunakan metode atau rumus tertentu.

Mengumpulkan data yang diisi oleh responden, kemudian mengoreksi

apakah semua jawaban sudah diisi. Setelah semua konten terisi, komputer

akan digunakan untuk mengolah data, dan langkah-langkah pengolahannya

adalah sebagai berikut:

a. Editting.

Hasil pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan

(editing) terlebih dahulu. Secara umum editing merupakan suatu kegiatan

untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner yang

kemungkinan ada kesalahan dalam kelengkapan, kejelasan, dan konsisten

jawaban.

b. Coding.

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya

dilakukan peng“kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk


92

kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding yang

dilakukan penelitian ini :

1). Variabel Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil

Dengan klasifikasi nilai :

Kode 1 : Positif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari

kuesioner > T mean.

Kode 2 : Negatif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari

kuesioner ≤ T mean.

2). Uji Homogenitas

Kode 1 : Pretest

Kode 2 : Posttest

c. Memasukkan data (data entry) atau processing.

Jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam

bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan kedalam program atau

“software” komputer. Software komputer ini bermacam-macam, masing-

masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Salah satu paket

program yang paling sering digunakan untuk “entri data” penelitian

adalah paket program SPSS for Window 22.


93

d. Pembersihan data (cleaning).

Jika Anda sudah memasukkan semua data dari setiap sumber data

atau responder, Anda perlu melakukan pengecekan kembali untuk

melihat kemungkinan kesalahan kode, ketidaklengkapan, dll, kemudian

melakukan koreksi atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data.

Mengenai cara menghapus data, dapat diberikan contoh sebagai berikut:

1). Mengetahui missing data (data yang hilang).

Untuk mengetahui data yang hilang (missing) dapat dilakukan

dengan membuat distribusi frekuensi masing-masing variabel.

2). Mengetahui variasi data.

Dengan melihat variasi antara data dapat dideteksi apakah data

yang dimasukkan benar atau salah. Cara mendeteksi dengan membuat

distribusi masing-masing variabel.

3). Mengetahui konsistensi data.

Cara untuk mengetahui adanya ketidakkonsistensian data dapat

dilakukan dengan menghubungkan dua variabel.

2. Analisa Data

Analisis data adalah proses menyederhanakan data menjadi bentuk

yang mudah dipahami dan diinterpretasikan, kemudian menambahkan data


94

yang telah dikumpulkan dan membandingkannya dengan skor yang

diharapkan. Proses analisis data dapat digunakan untuk menjawab

pernyataan pertanyaan penelitian. Berdasarkan jumlah variabelnya, analisis

data dibedakan menjadi dua jenis analisis, yaitu:

a. Analisa Univariat

Analisis univariat adalah analisis data yang menganalisis satu variabel.

Disebut analisis univariat karena proses pengumpulan data awal masih

bersifat acak dan abstrak, kemudian data tersebut diolah menjadi informasi

informatif. Analisis univariat digunakan untuk menguji hipotesis. Analisis

ini digunakan untuk meringkas hasil pengukuran menjadi informasi yang

berguna. Bentuk analisis univariat bergantung pada tipe datanya. Untuk data

numerik, gunakan mean atau mean, median dan deviasi standar. Biasanya

analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase masing-

masing variable. Keseluruhan data yang ada dalam kuesioner diolah dan

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan rumus :

F
P= × 100 %
N

Keterangan :

P = Besar presentasi jawaban

F = Frekuensi responden untuk setiap pertanyaan.


95

N = Jumlah responden

b. Analisa Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis data yang menganalisis dua

variabel. Analisis semacam ini biasanya digunakan untuk mengetahui

hubungan dan pengaruh x dan y antara variabel satu dengan variabel

lainnya. Selain untuk mencari pengaruh x dan y, analisis bivariat juga

dapat digunakan untuk mencari selisih variabel x dan z.

Analisis bivariat ini berfungsi dalam mencari variabel hubungan

antara variabel yaitu variabel independennya adalah hubungan

pendidikan kesehatan Hipertensi Kehamilan sedangkan variabel

dependennya adalah pemeliharaan tekanan darah ibu hamil. Dalam

Analisa Bivariat yang dilakukan adalah Uji Prasyarat.

a. Uji prasyarat

Diperlukan uji prasyarat untuk mengetahui apakah analisis data

pengujian hipotesis dapat dilanjutkan. Beberapa teknik analisis data

memerlukan pengujian prasyarat, antara lain apakah data

berdistribusi normal dan apakah kelompok pembanding sudah

homogen.

1. Uji Homogenitas
96

Data diuji homogenitas untuk mengetahui apakah populasi

dalam penelitian ini homogen. Uji homogenitas dirancang untuk

menguji kesamaan beberapa bagian sampel sehingga dapat

digeneralisasikan. Uji homogenitas menggunakan rumus uji

statistik levene. Uji penelitian ini merupakan uji homogenitas

yang digunakan dengan program SPSS dan uji Levene. Standar

pengujiannya adalah:

a). Jika nilai Sig. (Signifikan) atau nilai probabilitas < 0.05 maka

data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians

tidak sama,

b). Jika nilai Sig. (signifikan) atau nilai probabilitas > 0.05 maka

data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varian

sama.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas data untuk mengetahui apakah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal. Untuk

mendeteksi normalitas data pada penelitian ini dilakukan uji

colmogrof. Jika analisis menggunakan metode parametrik

maka harus memenuhi syarat normalitas, yaitu data berasal dari

distribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal maka

metode yang digunakan adalah statistik nonparametrik. Dasar


97

pengambilan keputusan untuk menentukan normalitas data

adalah sebagai berikut :

a). Jika nilai signifikan > 0.05 maka distribusi data normal.

b). Jika nilai signifikan < 0.05 maka distribusi data tidak

normal.

3. Uji hipotesis

Pengujian hipotesis ditentukan berdasarkan hasil pengujian

normalitas data. Berdasarkan hasil pengujian normalitas data

dapat menentukan alat pengujian mana yang paling cocok untuk

digunakan; jika data berdistribusi normal maka digunakan

pengujian parametrik. Pada saat yang sama, jika data tidak

berdistribusi normal, uji nonparametrik digunakan.

Adapun pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a) Jika data berdistribusi normal, maka digunakan uji parametric

Paired sample t-test.

b) Jika data berdistribusi tidak normal, maka digunakan uji non

parametrik Wilcoxon signed rank test. Adapun rumus manual

untuk uji Paired sample t-test adalah sebagai berikut:


98

¿❑1−❑2
t=
s 12 s 22 s s2
√ +
n 1 n2 ( )( )
−2 r 1
√ n1 √ n2

Keterangan :

❑1 = rata- rata sampel 1


❑2 = rata- rata sampel 2
s1 =simpangan baku sampel 1
s2 = simpangan baku sampel 2
s12 = varians sampel 1
s22 = varians sampel 2
r = korelasi antara dua sampel
Ketentuan :

a. Jika P value < 0,05 (Ho ditolak, Ha diterima) berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara kedua variabel.

b. Jika P value > 0,05 (Ho diterima, Ha ditolak) berarti tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah kerja Puskesmas Leuwiliang

Kecamatan Leuwiliang. Wilayah kerja Puskesmas Leuwiliang Kecamatan

Leuwiliang mencakup 7 Desa yaitu Desa Leuwiliang, Desa Leuwimekar,

Desa Barengkok, Desa Cibeber I, Desa Cibeber II, Desa Karehkel, Desa

Pabangbon, sedangkan 4 Desa lainnya wilayah kerja UPF (Unit Fungsional

Binaan) Puraseda Kecamatan Leuwiliang yaitu Desa Karacak, Desa

Karyasari, Desa Puraseda dan Desa Purasari.

Salah satu Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang yang menjadi Tempat

penelitian ini adalah Desa Barengkok. Desa Barengkok termasuk dalam

Kecamatan Leuwiliang. Batas-batas administratif Desa Barengkok adalah :

Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Leuwi Mekar, Sebelah Timur:

Berbatasan dengan Desa Situ Hilir Kali Cianten, Sebelah Selatan: Berbatasan

dengan Desa Karacak, Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Cibeber II.

Desa Barengkok memiliki luas 450 ha, terbagi atas 16 Kampung yaitu

Kampung Barengkok 1, Kampung Barengkok 2, Kampung Dahu, Kampung

Warung Salak, Kampung Cibatak, Kampung Citeureup 1, Kampung

Citeureup 2, Kampung Kandang Sapi, Kampung Bukit Sakinah, Kampung

Geledug, Kampung Jadir, Kampung Geleduh Munara, Kampung Sawah Baru,

Kampung Saninten, Kampung Cikopeah dan Kampung Bantar Endah. Desa

100
101

Barengkok terdiri dari lima Dusun serta memiliki jumlah Rukun Warga (RW)

sejumlah 12 dan Rukun Tetangga (RT) sejumlah 41.

Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Desa Barengkok dan dilakukan

pengambilan data pada responden. Dalam pelaksanaan pengumpulan data

peneliti dibantu oleh Kader dan dokumentasi dilakukan oleh teman saya Gina

Salsabila, sebelum mengisi kuesioner masing-masing responden diberi

lembar Informed Consent untuk ditandatangani oleh responden dan

menjelaskan bahwa partisipasi responden dalam pengisian kuisioner bersifat

bebas tanpa ada paksaan, responden dapat menerima atau menolak menjadi

responden. Dengan jumlah total responden dalam penelitian sebanyak 35

responden.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 10 Juni – 10 Juli 2020 di Wilayah Kerja

Puskesmas Leuwiliang Kecamatan Leuwiliang tepatnya di Desa Barengkok.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan

kesehatan tentang hipertensi kehamilan terhadap pemeliharaan tekanan darah

ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang Kabupaten Bogor tahun

2020. Jumlah responden sebanyak 35 responden dengan pengambilan data

menggunakan Purposive sampling dan desain penelitian menggunakan One

Group Pretest-Postest Design dan data primer menggunakan penyebaran

kuesioner pada ibu hamil dengan kriteria usia kehamilan > 20 minggu.

Hasil penelitian ini dianalisis secara univariat dan bivariat, analisa

univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi yang meliputi distribusi


102

frekuensi dan persentase dari tiap variabel. Selanjutnya dilakukan analisa

bivariat menggunakan Uji Prasyarat yang meliputi Uji Homogenitas, Uji

Normalitas dan Uji Hipotesis.

1. Karakteristik Responden

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Karakeristik Responden

Berdasarkan Jenis Usia Responden

No. Usia Frekuensi Persentase (%)

1. ≤ 20 tahun 5 14,3

2. 21 - 35 tahun 26 74,3

3. > 35 tahun 4 11,4


Total : 35 100

Sumber : SPSS Versi 22

Berdasarkan hasil Tabel 4.1 diatas diketahui bahwa dari 35 responden,

didapatkan responden terbanyak berusia 21- 35 tahun yaitu sebanyak 26

responden (74,3%).
103

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Karakeristik Responden

Berdasarkan Status Obstetri Responden

No. Status Obstetri Frekuensi Persentase (%)

1. Primigravida 9 25,7

2. Multigravida 26 74,3

Total : 35 100

Sumber : SPSS Versi 22

Berdasarkan hasil Tabel 4.2 diatas diketahui bahwa dari 35 responden,

didapatkan reponden terbanyak berstatus Multigravida yaitu sebanyak 26

responden (74,3%).

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Karakeristik Responden

Berdasarkan Pendidikan terakhir Responden

No. Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (%)

1. SD 18 51,4

2. SMP 8 22,9

3. SMA 9 25,7
Total : 35 100
104

Sumber : SPSS Versi 22

Berdasarkan hasil Tabel 4.3 diatas diketahui bahwa dari 35 responden,

didapatkan reponden terbanyak berpendidikan terakhir SD yaitu sebanyak

18 responden (51,4%).

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Karakeristik Responden

Berdasarkan Pekerjaan Responden

No. Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1. IRT 34 97,1

2. Pegawai/Wiraswasta 1 2,9

Total : 35 100

Sumber : SPSS Versi 22

Berdasarkan hasil Tabel 4.4 diatas diketahui bahwa dari 35 responden,

didapatkan reponden terbanyak adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu

sebanyak 34 responden (97,1%).

2. Hasil Analisa Univariat


105

Berdasarkan hasil Analisa univariat dilakukan untuk

mendeskripsikan masing-masing variabel. Pada peneliatian ini hasil

analisa univariat menggambarkan variabel independen yaitu Pemberian

Pendidikan Kesehatan Hipertensi Kehamilan serta variabel dependennya

Pelaksanaan pemeliharaan tekanan darah ibu hamil. Dengan jumlah

responden ibu hamil sebanyak 35, pengambilan data yang diperoleh

kemudian ditabulasi dan dianalisa, data ditampilkan dalam bentuk tabel

yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil

Dalam Penelitian ini digunakan nilai mean atau rata-rata untuk

mengetahui distribusi frekuensi Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil,

dengan hasil Positif jika nilai T skor yang diperoleh responden dari

kuisioner > T mean dan hasil Negatif jika nilai T skor yang diperoleh

responden dari kuisioner < T mean.

Tabel 4.5

Hasil Nilai Mean Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil saat

Pretest di Desa Barengkok Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang

Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation

Pertanyaan 1 35 1 4 2,97 0,923

Pertanyaan 2 35 1 4 2,86 0,912

Pertanyaan 3 35 1 4 2,86 0,810


106

Pertanyaan 4 35 1 4 2,86 0,772

Pertanyaan 5 35 2 4 2,94 0,725

Pertanyaan 6 35 1 4 2,23 0,770

Pertanyaan 7 35 1 4 2,37 1,031

Pertanyaan 8 35 1 4 3,23 0,770

Pertanyaan 9 35 1 4 1,54 0,741

Pertanyaan 10 35 1 4 3,06 0,838

Pertanyaan 11 35 1 4 3,37 0,877

Pertanyaan 12 35 1 4 2,89 0,993

Pertanyaan 13 35 2 4 3,54 0,611

Jumlah Total 35 28 49 36,71 4,681

Valid N
35
(listwise)

Sumber : SPSS Versi 22

Berdasarkan hasil Tabel 4.5 diatas diketahui hasil nilai Mean atau

rata-rata Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil dari keseluruhan

responden saat pretest adalah 36,71 dengan jumlah responden sebanyak

35 responden.

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil saat

Pretest di Desa Barengkok Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang

No. Pemeliharaan TD Frekuensi Persentase (%)

1. Positif 19 54,3

2. Negatif 16 45,7

Total : 35 100
107

Sumber : SPSS Versi 22

Berdasarkan hasil Tabel 4.6 diatas diketahui bahwa dari 35

responden, distribusi frekuensi Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil

saat Pretest di Desa Barengkok Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang

terdapat 19 responden (54,3%) dengan hasil Pemeliharan tekanan darah

ibu hamil Positif .

Tabel 4.7

Hasil Nilai Mean Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil saat

Posttest di Desa Barengkok Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang

Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation

Pertanyaan 1 35 1 4 2,97 0,923

Pertanyaan 2 35 1 4 2,86 0,912

Pertanyaan 3 35 1 4 2,86 0,810

Pertanyaan 4 35 2 4 3,17 0,453

Pertanyaan 5 35 3 4 3,31 0,471

Pertanyaan 6 35 2 4 2,94 0,482

Pertanyaan 7 35 2 4 3,00 0,642

Pertanyaan 8 35 2 4 3,40 0,553

Pertanyaan 9 35 2 4 2,46 0,561


108

Pertanyaan 10 35 2 4 3,31 0,530

Pertanyaan 11 35 2 4 3,57 0,558

Pertanyaan 12 35 2 4 3,26 0,611

Pertanyaan 13 35 3 4 3,60 0,497

Jumlah Total 35 35 50 40,71 3,723

Valid N
35
(listwise)

Sumber : SPSS Versi 22

Berdasarkan hasil Tabel 4.7 diatas diketahui hasil nilai Mean atau

rata-rata Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil dari keseluruhan

responden saat Posttest mengalami kenaikan daripada saat Pretest

menjadi 40,71 dengan jumlah responden sebanyak 35 responden.

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil saat

Posttest di Desa Barengkok Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang

No. Pemeliharaan TD Frekuensi Persentase (%)

1. Positif 16 45,7

2. Negatif 19 54,3

Total : 35 100
109

Sumber : SPSS Versi 22

Berdasarkan hasil Tabel 4.8 diatas diketahui bahwa dari 35

responden, distribusi frekuensi Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil

saat Posttest di Desa Barengkok Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang

terdapat 19 responden (54,3%) dengan hasil Pemeliharaan tekanan

darah ibu hamil Negatif.

3. Hasil Analisa Bivariat

Analisis bivariat yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan antara variabel independen yaitu Pendidikan Kesehatan

Hipertensi Kehamilan dengan variabel dependen yaitu Pemeliharan

tekanan darah ibu hamil. Dalam Analisa Bivariat yang dilakukan adalah

Uji Prasyarat. Hasil analisis bivariat akan disajikan dalam tabel berikut:

a. Uji Prasyarat

1). Hasil Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi

dalam penelitian tersebut homogen atau tidak. Pada penelitian ini

digunakan Uji Levene dengan menggunakan bantuan program SPSS

versi 22. Kriteria pengujiannya yaitu :

a). Jika nilai Sig. (Signifikan) atau nilai probabilitas < 0.05 maka data

berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama,


110

b). Jika nilai Sig. (signifikan) atau nilai probabilitas > 0.05 maka data

berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varian sama.

Tabel 4.9

Hasil uji Homogenitas Levene Statistic

Levene
Statistic df1 df2 Sig.

1,185 1 68 0,280

Sumber : SPSS Versi 22

Berdasarkan hasil Tabel 4.9 diatas diketahui bahwa Hasil Uji

Homogenitas menggunakan rumus Levene Statistic dilihat dari nilai

Sig. (Signifikan) atau nilai probabilitas yaitu 0,280. Maka, jika nilai

Sig. (signifikan) atau nilai probabilitas > 0.05 maka data tersebut

berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varian sama atau

homogen.

2). Hasil Uji Normalitas

Uji Normalitas data adalah pengujian yang harus dilakukan

sebelum melakukan pengujian Hipotesis yang bertujuan unutuk data

yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Penelitian ini

menggunakan Pengujian Kolmogrov Test. Uji Normalitas ini dilakukan

dengan bantuan program SPSS versi 22. Dasar pengambilan keputusan

untuk menentukan normalitas data adalah sebagai berikut :

a). Jika nilai signifikan > 0.05 maka distribusi data normal.
111

b). Jika nilai signifikan < 0.05 maka distribusi data tidak normal.

Tabel 4.10

Hasil uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pretest Posttest

N 35 35

Normal Parametersa,b Mean 36,71 40,71

Std.
4,681 3,723
Deviation

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,200c,d 0,110c

Sumber : SPSS Versi 22

Berdasarkan hasil Tabel 4.10 diatas diketahui bahwa Hasil Uji

Normalitas menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov Test dilihat dari

nilai Sig. (Signifikan) yaitu 0,200 saat Pretest dan 0,110 saat Posttest.

Maka, Jika nilai signifikan > 0.05 maka distribusi data tersebut normal.

3). Hasil Uji Hipotesis

Uji Hipotesis dilakukan untuk menguji apakah diterima atau

tidaknya Hipotesis penelitian yang diajukan. Uji Hipotesis dalam

penelitian ini menggunakan Uji Parametric Paired Sample T-Test

dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 22. Ketentuan Uji

Hipotesis adalah sebagai berikut:

a). Jika P value < 0,05 (Ho ditolak, Ha diterima) berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara kedua variabel.


112

b). Jika P value > 0,05 (Ho diterima, Ha ditolak) berarti tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara kedua variabel.

Tabel 4.11

Hasil uji Hipotesis T-Test

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pretest &


35 0,962 0,000
Posttest

Sumber : SPSS Versi 22

Berdasarkan hasil Tabel 4.11 diatas diketahui bahwa Jika data

berdistribusi normal, maka digunakan Uji Hipotesis Parametric T-Test.

Hasil dari Uji Hipotesis Parametric T-Test pada tabel diatas yaitu dilihat

dari nilai Sig. (Signifikan) yaitu 0,000. Maka, Jika P value < 0,05 (Ho

ditolak, Ha diterima) berarti terdapat hubungan terhadap Pengaruh

Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi Kehamilan terhadap

Pemeliharaan Tekanan darah Ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas

Leuwiliang Kabupaten Bogor Tahun 2020.

C. Pembahasan

1. Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil Pretest

Pemeliharaan Tekanan darah Ibu hamil adalah Perilaku yang nyata

dilakukan oleh seorang ibu hamil dalam memelihara Tekanan darah.


113

Pemeliharaan tekanan darah dilakukan dengan pemeriksaan tekanan darah

(ANC).

Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk

mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Dengan demikian,

mampu menghadapi persalinan, kala nifas, pemberian ASI dan kembalinya

kesehatan reproduksi secara wajar/ normal.17

Hasil penelitian yang dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas

Leuwiliang tepatnya di Desa Barengkok mayoritas responden berusia 21-

35 tahun sebanyak 26 responden (74,3%) dari 35 responden. Hal ini

menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini memiliki usia yang

ideal untuk hamil dan mempunyai anak, sebab pada rentang usia tersebut

rahim wanita sudah siap menerima kehamilan.

Di antara 35 orang yang diwawancarai, sebanyak 26 (74.3%) dari

status kebidanan yang diwawancarai adalah kehamilan Multigravida.

Wanita hamil dengan banyak kelahiran biasanya tidak menganggap

perawatan antenatal itu penting, karena ibu yang melahirkan biasanya

berpikir bahwa mereka pernah memiliki pengalaman perawatan antenatal

sebelumnya, melakukannya lagi untuk menjaga kehamilannya tetap sehat,

sehingga ibu dengan produktivitas tinggi lebih cenderung untuk tidak

melakukannya Perawatan prenatal.

Hasil status pendidikan akhir responden diperoleh dari 35

responden tersebut 18 responden (51,4%) adalah siswa SD. Tingkat

pendidikan seseorang akan mempengaruhi penggunaan layanan kesehatan


114

seseorang karena rendahnya tingkat pendidikan ibu. Tingkat pendidikan

mempengaruhi rendahnya pengetahuan dan keputusan ibu untuk

menggunakan layanan kesehatan. Menjaga tekanan darah juga bisa

dilakukan dengan mengubah pola hidup sehat seperti pola makan. Faktor

tidak langsung yang mempengaruhi gizi ibu selama hamil adalah tingkat

pendidikan. Semakin tinggi jenjang pendidikannya maka semakin mudah

menerima konsep hidup sehat mandiri dan berkelanjutan. Latar belakang

pendidikan seseorang berkaitan dengan tingkat ilmunya, akan tetapi

pendidikan tinggi belum tentu memiliki pemahaman yang baik tentang

konsep hidup sehat, karena pendidikan tidak hanya diperoleh dari

pendidikan formal, tetapi juga dari pendidikan informal, seperti

Pendidikan informal yang diperoleh posyandu dalam bentuk konsultasi,

selain pendidikan formal, juga dapat diperoleh dari media lain seperti

televisi, koran, majalah, dan radio untuk menambah pemahaman ibu

hamil.

Di antara 35 responden, 34 responden (97,1%) bekerja sebagai ibu

rumah tangga, dan pekerjaan juga dapat mempengaruhi perilaku ibu dalam

menjaga tekanan darah selama hamil. Status sosial ekonomi yang rendah

dapat mempengaruhi pemeliharaan tekanan darah berupa kunjungan medis

atau pemeriksaan pranatal. Minimnya pendapatan keluarga membuat ibu

hamil tidak bisa mendapatkan alokasi dana untuk mengakses layanan

kesehatan dan segala kondisi yang diperlukan untuk menjaga tekanan

darahnya.
115

Dalam Penelitian ini digunakan Nilai Mean atau Nilai rata-rata

untuk mengetahui Distribusi Frekuensi Pemeliharaan tekanan darah ibu

hamil saat Pretest dan Posttest dan ada atau tidaknya perubahan atau

peningkatan Pemeliharaan Tekanan darah pada ibu hamil yang bermakna

antar pretest dan posttest, dengan hasil Positif jika nilai T skor yang

diperoleh responden dari kuisioner > T mean dan hasil Negatif jika nilai T

skor yang diperoleh responden dari kuisioner < T mean.

Berdasarkan hasil Tabel 4.5, diketahui hasil nilai Mean atau rata-

rata Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil dari keseluruhan responden

saat pretest adalah 36,71 dengan jumlah responden sebanyak 35

responden.

Berdasarkan hasil Tabel 4.6, diketahui bahwa dari 35 responden,

distribusi frekuensi Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil saat Pretest di

Desa Barengkok Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang terdapat 19

responden (54,3%) dengan hasil Pemeliharan tekanan darah ibu hamil

Positif.

Hal ini didukung dengan Penelitian Samsul Bahri dengan Judul

“Dampak Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Kehamilan terhadap

Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Puskesmas Amplas Kecamatan

Medan Amplas”. Penelitian ini berjumlah 24 responden yang dibagi

kedalam dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kontrol. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 10 kali lebih besar sampel pada
116

kelompok intervensi melakukan pemeliharaan tekanan darah dibandingkan

dengan sampel pada kelompok kontrol.

Menurut analisa peneliti disimpulkan bahwa beberapa sikap Ibu

terhadap Pemeliharaan Tekanan darah Ibu hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Leuwiliang Kabupaten Bogor Tahun 2020 perlu ditingkatkan

guna mencegah terjadinya Hipertensi dalam kehamilan.

2. Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil Posttest

Pemeliharaan Tekanan darah Ibu hamil adalah Perilaku yang nyata

dilakukan oleh seorang ibu hamil dalam memelihara Tekanan darah.

Pemeliharaan tekanan darah dilakukan dengan pemeriksaan tekanan darah

(ANC).

Dalam Penelitian ini digunakan Nilai Mean atau Nilai rata-rata

untuk mengetahui Distribusi Frekuensi Pemeliharaan tekanan darah ibu

hamil saat Pretest dan Posttest dan ada atau tidaknya perubahan atau

peningkatan Pemeliharaan Tekanan darah pada ibu hamil yang bermakna

antar pretest dan posttest, dengan hasil Positif jika nilai T skor yang

diperoleh responden dari kuisioner > T mean dan hasil Negatif jika nilai T

skor yang diperoleh responden dari kuisioner < T mean.

Berdasarkan hasil Tabel 4.7, diketahui hasil nilai Mean atau rata-

rata Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil dari keseluruhan responden

saat Posttest mengalami kenaikan daripada saat Pretest menjadi 40,71

dengan jumlah responden sebanyak 35 responden.


117

Berdasarkan hasil Tabel 4.8, diketahui bahwa dari 35 responden,

distribusi frekuensi Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil saat Posttest di

Desa Barengkok Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang terdapat 19

responden (54,3%) dengan hasil Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil

Negatif.

Hal ini didukung dengan Penelitian Samsul Bahri dengan Judul

“Dampak Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Kehamilan terhadap

Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Puskesmas Amplas Kecamatan

Medan Amplas”. Penelitian ini berjumlah 24 responden yang dibagi

kedalam dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kontrol. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 10 kali lebih besar sampel pada

kelompok intervensi melakukan pemeliharaan tekanan darah dibandingkan

dengan sampel pada kelompok kontrol.

Menurut analisa peneliti disimpulkan bahwa terdapat perubahan

atau peningkatan Pemeliharaan Tekanan darah Ibu hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Leuwiliang Kabupaten Bogor Tahun 2020 yang bermakna

antar pretest dan posttest.

3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi Kehamilan terhadap

Pemeliharaan Tekanan darah Ibu hamil.

Pendidikan kesehatan merupakan penerapan pendidikan dalam

bidang kesehatan. Pendidikan kesehatan secara operasional adalah semua

kegiatan yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan


118

pengetahuan, sikap, dan praktik baik individu, kelompok, atau

masyarakat.37

Berdasarkan hasil Tabel 4.11 diatas diketahui bahwa hasil Uji

Hipotesis Parametric T-Test yaitu 0,000. Maka, Jika P value < 0,05 (Ho

ditolak, Ha diterima) berarti terdapat hubungan terhadap Pengaruh

Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi Kehamilan terhadap

Pemeliharaan Tekanan darah Ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas

Leuwiliang Kabupaten Bogor Tahun 2020.

Berdasarkan hasil penelitian Pretest dan Posttest disimpulkan

bahwa pemberian Pendidikan Kesehatan adalah metode yang sangat

efektif untuk meningkatkan pengetahuan serta merubah sikap seseorang.

Maka, disimpulkan bahwa pentingnya pengaruh Pendidikan Kesehatan

tentang Hipertensi Kehamilan pada Ibu hamil untuk menambah atau

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pada Ibu hamil dalam

melakukan Pemeliharan Tekanan darah Ibu hamil guna mencegah

terjadinya Hipertensi dalam Kehamilan.

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna dan

keterbatasan. Keterbatasan ini dapat berasal dari peneliti sendiri maupun

keterbatasan instrumen yang ada. Berikut adalah keterbatasan yang ada pada

penelitian :

1. Waktu penelitian yang terbatas, dikarenakan penelitian dilakukan di masa

Pandemi Covid-19 sehingga pendidikan kesehatan tidak bisa diberikan


119

sekaligus kepada semua responden dalam satu waktu guna mencegah

penularan virus Covid-19 salah satunya dengan menghindari kerumunan,

sehingga pendidikan kesehatan dilakukan hanya sekali kepada tiap-tiap

responden bersamaan dengan waktu kunjungan pemeriksaan di Posyandu

selama sebulan yang terbagi dalam lima kali waktu kunjungan.

2. Proses pengumpulan Data responden dan Pretest dalam penelitian ini

dilakukan melalui pengisian lembar kuisioner. Saat mengisi lembar

kuisioner responden banyak yang kurang paham tentang pernyataan dari

kuesioner, sehingga ada beberapa responden yang harus didampingi dalam

mengisi kuesioner.

3. Proses pengumpulan Kuisioner saat Posttest dilakukan online via

Whatsapp Chat untuk mempermudah komunikasi dan mempermudah

terkumpulnya hasil Posttest, dikarenakan waktu kunjungan pemeriksaan

Posyandu bulan berikutnya dilakukan ditempat yang berbeda-beda tidak di

satu tempat seperti saat melakukan Pretest sebelumnya.

E. Implikasi Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan Keperawatan

Implikasi pada hasil penelitian ini sebagai informasi untuk

perkembangan ilmu keperawatan khususnya keperawatan Maternitas,

dapat dijadikan sebagai bahan bacaan Ilmiah di bidang Ilmu Kesehatan

khususnya keperawatan dan digunakan untuk mengembangkan keilmuan

serta memperluas hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya.

2. Bagi Ibu Hamil


120

Dapat menambah atau meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

pada Ibu hamil dalam melakukan Pemeliharan Tekanan darah Ibu hamil

guna mencegah terjadinya Hipertensi dalam Kehamilan.

3. Bagi Tempat Penelitian

Dapat memberikan gambaran mengenai tingkat Pemeliharaan

Tekanan darah pada Ibu hamil, serta dapat menjadi acuan agar adanya

upaya peningkatan dari segi Pemeliharaan Tekanan darah pada Ibu hamil,

dengan salah satu upaya yaitu melalui Pendidikan Kesehatan yang

dilakukan Petugas Kesehatan guna mencegah terjadinya Hipertensi dalam

Kehamilan serta Komplikasi akibat Hipertensi dalam Kehamilan tersebut.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Tentang Hipertensi Kehamilan terhadap Pemeliharaan Tekanan

darah Ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang Kabupaten

Bogor Tahun 2020 peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Diketahui Hasil distribusi frekuensi Pemeliharaan tekanan darah ibu

hamil saat Pretest di Desa Barengkok Wilayah Kerja Puskesmas

Leuwiliang terdapat 19 responden (54,3%) dengan hasil Pemeliharan

tekanan darah ibu hamil Positif dan terdapat 16 responden (45,7%)

dengan hasil Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil Negatif. Diketahui

hasil nilai Mean atau rata-rata Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil

dari keseluruhan responden saat pretest adalah 36,71 dengan jumlah

responden sebanyak 35 responden.

2. Diketahui Hasil distribusi frekuensi Pemeliharaan tekanan darah ibu

hamil saat Posttest di Desa Barengkok Wilayah Kerja Puskesmas

Leuwiliang terdapat 16 responden (45,7%) dengan hasil Pemeliharan

tekanan darah ibu hamil Positif dan terdapat 19 responden (54,3%)

dengan hasil Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil Negatif. Diketahui

hasil nilai Mean atau rata-rata Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil

dari keseluruhan responden saat Posttest mengalami kenaikan daripada

121
122

saat Pretest menjadi 40,71 dengan jumlah responden sebanyak 35

responden.

3. Diketahui bahwa Hasil dari Uji Hipotesis Parametric T-Test pada tabel

diatas yaitu dilihat dari nilai Sig. (Signifikan) yaitu 0,000. Maka, Jika

P value < 0,05 (Ho ditolak, Ha diterima) berarti terdapat hubungan

terhadap Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi

Kehamilan terhadap Pemeliharaan Tekanan darah Ibu hamil.

B. Saran

1. Bagi Tempat Penelitian

Dapat menjadi acuan agar adanya upaya peningkatan dari segi

Pemeliharaan Tekanan darah pada Ibu hamil, dengan salah satu upaya

yaitu melalui Pendidikan Kesehatan yang dilakukan Petugas Kesehatan

guna mencegah terjadinya Hipertensi dalam Kehamilan serta Komplikasi

akibat Hipertensi dalam Kehamilan tersebut.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan menjadi bahan

referensi bagi wawasan pentingnya pengaruh Pendidikan Kesehatan

tentang Hipertensi Kehamilan pada Ibu hamil.

3. Bagi Peneliti

Dapat dipergunakan sebagai sumber pengetahuan mengenai

pentingnya pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Hipertensi

Kehamilan pada Ibu hamil.


DAFTAR PUSTAKA

1. Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan KB Untuk

Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta : EGC.

2. Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan KB Untuk

Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

3. Johnson, J. 2016. Keperawatan Maternitas Bagi Praktisi Dan Mahasiswa

Keperawatan. Yogyakarta : Rapha publishing.

4. Walyani, E. 2015. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal

Neonatal. Yogyakarta : Pustaka Baru Pres.

5. Sukarni, K.I dan Wahyu P. 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.

Yogyakarta : Nuha Medika.

6. Robson, E.S and Waugh J. 2012. Medical Disorders in Pregnancy : A

Manual for Midwives. Jakarta : EGC.

7. Maternity, D, Putri, R.D dan Aulia DL. 2017. Asuhan Kebidanan

Komunitas Disesuaikan Dengan Rencana Pembelajaran Kebidanan.

Yogyakarta : ANDI.

8. WHO. Fact Sheet on Maternal Mortality : Key Fact, Where do Maternal

Death Occur? Published 2018. https://www.who.int/en/news-room/fact-

sheets/detail/maternal-mortality

9. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia


Tahun 2017. Kemenkes RI.

10. Dinkes Kabupaten Bogor. No Title. Published 2018.

https://dinkes.bogorkab.go.id/buku-profil-dinkes-2018/

11. Nadar, S. 2015. Pathophysiology of Hypertension in Oxford Cardiology

Library Hypertension 2nd Edition Ch 2. Oxford University Press.

12. Malha et al. 2018. Hypertension in Pregnancy in Hypertension : A

Companion to Braunwald’s Heart Disease (Third Edition) Ch 39. Elsevier.

13. Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan RI. Published 2018.

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-

indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.pdf

14. Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Published

2018.

http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVI

NSI_2016/12_Jabar_2016.Pdf

15. Bahri, S. Dampak pendidikan kesehatan tentang hipertensi kehamilan

terhadap pemeliharaan tekanan darah ibu hamil di puskesmas amplas kec.

medan amplas. Published online 2015.

16. Yulistiana, E. Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami pada Ibu

hamil terhadap Keteraturan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas

Wates Lampung Tengah tahun 2015. J Kebidanan Vol 1 No 2. Published

online 2015:81-90.
17. Kumalasari, I. 2015. Perawatan Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi

Baru Lahir Dan Kontrasepsi. Jakarta : Salemba Medika.

18. Yuliana. Dukungan Suami pada Ibu hamil dalam menghadapi Masa

Persalinan di Desa Joho Kabupaten Sukoharjo. J Kebidanan dan Ilmu

Kesehat Vol 2 Nomor 2. Published online 2015.

19. Agustini, S. Pengetahuan Ibu hamil tentang tanda-tanda Bahaya Kehamilan

di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Cimandala Kecamatan Sukaraja

Kabupaten Bogor tahun 2012. Published online 2012.

20. Megasari, M dkk. 2015. Asuhan Kebidanan 1 Ed.1 Cet.2. Yogyakarta :

Deepublish.

21. Sunarti. 2013. Asuhan Kehamilan. Jakarta : In Media.

22. Holmes, Debbie dan Philip NB. 2011. Buku Ajar Ilmu Kebidanan. Jakarta :

EGC.

23. Sartika, N. Asuhan Kebidanan Fisiologis di BPM Bidan Elis Lismayani

SST.SKM.MM di Kabupaten Ciamis. Published online 2016.

24. Hani, U dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis.

Jakarta : Salemba Medika.

25. Rustikayanti, R. Nety IK dan YH. Korelasi Perubahan Psikologis Ibu hamil

dengan tingkat kepuasan seksual suami. J Bidan Vol 2 No 1 ISSN 2477-

3441. Published online 2016.


26. Ikke, N. Konsep dasar teori Kehamilan, persalinan, nifas, neonatus,

keluarga berencana, asuhan kebidanan kehamilan, asuhan kebidanan

persalinan, asuhan kebidanan nifas, asuhan kebidanan neonatus dan asuhan

kebidanan keluarga berencana. Published online 2018.

27. Rukiyah AY dan LY. 2010. Asuhan Kebidanan (4) Patologi. Jakarta :

Trans Info Media.

28. Cunningham, F G E al. 2014. Hypertensive Disorders Dalam William’s

Obstetrics Edisi Ke-24. New York : McGraw-Hill.

29. Seely, E dan EJ. 2011. Chronic Hypertension in Pregnancy. NEMJ.

30. Bramham, E al. 2014. Chronic Hypertension and Pregnancy Outcomes :

Systematic Review and Meta-Analysis. BMJ.

31. Gathiram, P dan Moodley J. 2016. Pre-Eclampsia : Its Patogenesis and

Pathophysiology Cardiovasculer.

32. Peres, G.M, Mariana M dan Cairrao E. 2018. Pre-Eclampsia and

Eclampsia : An Update on the Pharmacological Treatment Applied in

Portugal.

33. Prawirohardjo, S. 2014. Hipertensi Dalam Kehamilan Dalam Ilmu

Kebidanan Edisi Ke-4. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

34. Roberts, J E al. 2012. Hypertension in Pregnancy. USA : American College

of Obstetricians and Gynecologists.


35. Melamed dkk. 2014. Gestational Hypertension and Preeclampsia : Are

They the Same Disease? JOGC.

36. Sari, U S C. 2015. Rujukan Kehamilan Beresiko Di Rumah Sakit.

37. Notoatmodjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

38. Notoatmodjo, S. 2019. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta.

39. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.

Bandung : Alfabeta.
LAMPIRAN
Lampiran 1

Surat Izin Penelitian


Lampiran 2

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Kepada Yth :

Calon responden penelitian

DI

Wilayah Kerja Puskesmas


Leuwiliang Kabupaten Bogor

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Pingky Alicia Simbolon

NIM : 201711122

Adalah mahasiswa STIKes Wijaya Husada Bogor Program Studi D3 Keperawatan


yang akan mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Tentang Hipertensi Kehamilan terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil
di Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang Kabupaten Bogor Tahun 2020” Sebagai
salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan di STIKes Wijaya Husada Bogor
Program Studi D3 Keperawatan Bogor.

Dalam penelitian ini dibutuhkan partisipasi bapak atau ibu untuk menjadi
responden saya.

Apabila bapak atau ibu setuju berpartisipasi maka saya mohon untuk bersedia
menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Atas perhatian dan
partisipasinya, saya ucapkan terimakasih.

Bogor, 09 Juni 2020

Peneliti

(Pingky Alicia Simbolon)


Lampiran 3

INFORM CONSENT

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI


KEHAMILAN TERHADAP PEMELIHARAAN TEKANAN DARAH
IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEUWILIANG
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2020

Identitas Responden

Inisial Responden :______________________________________________


Usia :______________________________________________
Jenis Kelamin :______________________________________________
Alamat & No. HP :______________________________________________
______________________________________________
Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan
pendidikan di STIKES Wijaya Husada Program Studi D3 Keperawatan.
Nama : Pingky Alicia Simbolon
NIM : 201711122
Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian dari
mahasiswa D3 Keperawatan STIKES Wijaya Husada Bogor atas nama Pingky
Alicia Simbolon dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang
Hipertensi Kehamilan terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang Kabupaten Bogor Tahun 2020”

Bogor, 09 Juni 2020

Responden

( )
Lampiran 4

INSTRUMEN PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI

KEHAMILAN TERHADAP PEMELIHARAAN TEKANAN

DARAH IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS LEUWILIANG KABUPATEN

BOGOR TAHUN 2020

Instrumen terdiri dari dua bagian, yaitu:

1. Kuesioner yang berkaitan dengan Data Demografi responden / subjek yang

terdiri dari 7 (Tujuh) pernyataan yang diisi oleh peneliti

2. Kuesioner tentang pemeliharaan tekanan darah yang terdiri dari 14 (Empat

belas) pertanyaan pre test dan 14 (Empat belas) pertenyaan post test intervensi

pada ibu hamil yang disusun oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka dan

bentuk pengisiannya dengan memberikan tanda centang (√) pada pernyataan yang

dianggap sesuai dengan pendapat responden.


Kuesioner “Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu Hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Leuwiliang Kabupaten Bogor Tahun 2020”

A. Kuesioner Data Demografi

No responden :

1. Nama (inisial) :

2. Umur :

3. HPHT/ Hari Pertama Haid Terakhir :

4. Status Obstetri : G: Ab: P:

5. Usia kehamilan : minggu

6. Pendidikan terakhir:

7. Pekerjaan :
B. Kuesioner Pretest dan Posttest

Berilah tanda checklist (√) pada pernyataan yang sesuai dengan pendapat

anda. Keterangan : Selalu (SL). Sering (SR)

Jarang (JR) Tidak Pernah (TP)

No Pertanyaan SL SR JR TP

.
1. Apakah sebelum kehamilan tekanan darah ibu tinggi?
2. Apakah ibu melakukan pemeriksaan Tekanan darah pada

awal- awal kehamilan ?


3. Apakah ibu melakukan pemeriksaan Tekanan darah

sebelum usia kehamilan 20 minggu/5 bulan ?


4. Apakah ibu melakukan pemeriksaan Tekanan darah saat

usia kehamilan 20 minggu/5 bulan?


5. Apakah ibu melakukan pemeriksaan Tekanan darah setelah

usia kehamilan 20 minggu/5 bulan ?


6. Apakah selama kehamilan ibu mengkonsumsi makanan

yang tinggi kalsium seperti bayam, brokoli, ikan, daging,

ceker ayam, tahu, tempe?


7. Apakah selama kehamilan ibu mengurangi makanan asin-

asin mengandung garam atau minuman yang mengandung

natrium berlebihan seperti makanan cepat saji, bumbu

penyedap makanan ataupun minuman kaleng?


8. Apakah selama kehamilan ibu minum susu hamil?
9. Apakah selama kehamilan ibu melakukan aktifitas sehari-

hari secara berlebihan?


10. Apakah selama kehamilan ibu melakukan senam hamil?
11. Apakah selama kehamilan ibu mampu menjaga pola

istirahat?
12. Apakah selama kehamilan pola istirahat dan tidur ibu

terpenuhi dengan baik?


13. Apakah selama kehamilan ibu mampu mengontrol tingkat

stress?
14. Apakah selama kehamilan ibu mengalami peningkatan

stress/banyak pikiran?

 Sejak hamil, ibu telah melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak..... kali

Tabel 3.2 Kisi- kisi Kuesioner Pretest dan Posttest Pemeliharaan Tekanan Darah

Ibu Hamil

No. Indikator Nomor butir Soal Total


Pertanyaan Pertanyaan

positif negatif
1. Memiliki Riwayat darah - 1 1
tinggi sebelum hamil.
2. Melakukan pemeriksaan 2,3,4,5 - 4

tekanan darah (ANC)


3. Melakukan pengaturan diet 6,7,8 - 3
4. Melakukan 10 9 2

aktifitas/olahraga
5. Menjaga pola Istirahat 11,12 - 2
6. Mengontrol tingkat stress 13 14 2
Total 11 3 14

Kunci Jawaban Kuesioner :

No Selalu (SL) Sering (SR) Jarang (JR) Tidak pernah (TP)

.
1. 1 2 3 4
2. 4 3 2 1
3. 4 3 2 1
4. 4 3 2 1
5. 4 3 2 1
6. 4 3 2 1
7. 4 3 2 1
8. 4 3 2 1
9. 1 2 3 4
10. 4 3 2 1
11. 4 3 2 1
12. 4 3 2 1
13. 4 3 2 1
14. 1 2 3 4
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas

Sasaran : Ibu Hamil

Tempat : Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang Desa


Barengkok

Hari/Tanggal/Bulan/Tahun : Juni 2020

Waktu Pertemuan : 40 Menit

A.Tujuan

1.TIU : Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan ibu


hamil mengetahui dan memahami Hipertensi dalam
kehamilan dan pentingnya pemeliharaan tekanan
darah dalam kehamilan.

2. TIK : Peserta mampu memahami mengenai Hipertensi


dalam Kehamilan dan melakukan Pemeliharaan
tekanan darah dalam kehamilan.

B. Pokok Bahasan : Hipertensi dalam Kehamilan.

C. Sub Pokok Bahasan : Pengertian HDK, Penyebab HDK, Gejala HDK,


Penanganan Pemeliharaan Tekanan darah dalam
Kehamilan dan Komplikasi akibat HDK.

D. Kegiatan
Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta Media Waktu
dan
alat
Pendahulua - Mengucapkan salam - Menjawab salam - 5
n - Memperkenalkan - Mendengarkan Menit
diri
Penyajian - Menjelaskan HDK - Mendengarkan Leafle 25
mengenai dengan seksama t Menit
pengertian, - Mempertanyakan
Penyebab, Gejala, hal-hal yang tidak
Penanganan dimengerti atau
Pemeliharaan kurang dipahami.
Tekanan darah
dalam Kehamilan
dan Komplikasi.
Penutup - Memberikan - Menjawab 10
pertanyaan kepada pertanyaan yang Menit
peserta penyuluhan diberikan
- Mengakhiri - Menjawab salam
penyuluhan
- Mengucapkan salam
H IPERTEN SI PA D A
Ba ga im a n a K om plika si hiper t en si pa da K EH A M ILA N
pen a n ga n a n n y a ? keha m ila n
M em er iksa t eka n a n
 P er da r a ha n ot a k / st r oke
d a r a h seca r a t er a t u r
 K er u sa ka n pem bu lu h da r a h
M in u m oba t seca r a  K elu m p u ha n
t er a t u r  R esiko kem a t ia n ibu d a n
K u r a n gi kon su m si ba y i
ga r a m da n kopi  P em besa r a n ja n t u n g
P er ba n y a k m a ka n bu a h  P en y em pit a n pem bu lu h
da n sa y u r da r a h kor on er / ser a n ga n
Ber ola hr a ga seca r a ja n t u n g
t er a t u r
M en ja ga ber a t ba da n STIKES WIJAYA HUSADA
K u r a n gi m a ka n a n BOGOR
ber lem a k STIKES WIJAYA HUSADA BOGOR JL. Letjen Ibrahim Adjie No. 180
JL. Letjen Ibrahim Adjie No. 180 RT 006/008, Sindang
Barang, Bogor Barat 16117
RT 006/008, Sindang Barang,
Ph. (0251) 8327396 E-mail : wijayahusada@gmail.com Bogor Barat 16117
Lampiran 5

JADWAL PENELITIAN

No. Kegiatan Tahun 2020


Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agu Sep
1. Pengajuan Judul
2. Studi Pendahuluan
3. Bimbingan

Proposal
4. Sidang Proposal
5. Revisi Proposal
6. Pengumpulan

Proposal
7. Penelitian
8. Bimbingan KTI
9. Sidang KTI

Lampiran 6

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

Nama Mahasiswa : Pingky Alicia Simbolon

Nim : 201711122
Dosen Pembimbing : Ns. Tisna Yanti S.kep, M.kes

Judul Penelitian : “ Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi


Kehamilan Terhadap Pemeliharaan Tekanan Darah Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang Kabupaten
Bogor Tahun 2020”

Hari/Tanggal Materi Catatan / keterangan Paraf


konsultasi Konsultasi Pembimbing
Jumat, 28 Februari BAB 1 Revisi latar belakang dan
2020 penambahan referensi
sumber terbaru.
Rabu, 04 Maret BAB 1 Revisi Latar Belakang
2020 dan kerapihan pengetikan
, Lanjut BAB 2
Kamis, 05 Maret BAB 1 Revisi BAB 1 :
2020 BAB 2 Kerapihan dalam
pengetikan
Revisi BAB 2 :
Kerapihan pengetikan
dan penambahan
referensi dari buku,
Lanjut BAB 3
Rabu, 11 Maret BAB 1 BAB 1 dan 2 Acc
2020 BAB 2 Revisi BAB 3 : Revisi
BAB 3 mengenai metode
penelitian, kriteria
pengambilan sampel dan
kuisioner penelitian
Selasa, 31 Maret BAB 3 Revisi BAB 3, Kuesioner
2020 Acc
Kamis, 02 April Acc Sidang Proposal
2020
Minggu, 19 Juli BAB 4 Revisi Bab 4 : Perbaikan
2020 cara menampilkan tabel
hasil output SPSS
Jumat, BAB 4 Revisi BAB 4 :
11 September 2020 BAB 5 Penambahan pada
keterbatasan penelitian
Revisi BAB 5 :
Perbaikan saran bagi
tempat penelitian
Minggu, Acc Sidang KTI
13 September 2020
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI

KEHAMILAN TERHADAP PEMELIHARAAN TEKANAN

DARAH IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS LEUWILIANG KABUPATEN

BOGOR TAHUN 2020

A. Hasil Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Leuwiliang

Kabupaten Bogor di Desa Barengkok pada tanggal 09 Juni 2020. Dikatakan Valid

karena r hitung > r tabel uji validitas yang di lakukan kepada 10 responden

dengan jumlah kuisioner 14 pertanyaan, dari kuisioner tersebut di dapatkan hasil

bahwa pertanyaan nomor 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13 dan 14 valid.

Kuesioner r Hitung r Tabel Keterangan


Pernyataan 1 0,045 0,632 Tidak Valid
Pernyataan 2 0,757 0,632 Valid
Pernyataan 3 0,715 0,632 Valid
Pernyataan 4 0,756 0,632 Valid
Pernyataan 5 0,756 0,632 Valid
Pernyataan 6 0,662 0,632 Valid
Pernyataan 7 0,765 0,632 Valid
Pernyataan 8 0,650 0,632 Valid
Pernyataan 9 0,651 0,632 Valid
Pernyataan 10 0,646 0,632 Valid
Pernyataan 11 0,756 0,632 Valid
Pernyataan 12 0,709 0,632 Valid
Pernyataan 13 0,797 0,632 Valid
Pernyataan 14 0,800 0,632 Valid

Correlations

Pertanya Pertanya Pertanya Pertanya Pertanya Pertanya


an 1 an 2 an 3 an 4 an 5 an 6

Pertanyaa Pearson 1 0,515 0,557 0,156 0,156 -0,040


n1 Correlation
Sig. (2-tailed) 0,128 0,094 0,667 0,667 0,912

N 10 10 10 10 10 10

Pertanyaa Pearson
0,515 1 0,962** 0,696* 0,696* 0,514
n2 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,128 0,000 0,025 0,025 0,128

N 10 10 10 10 10 10

Pertanyaa Pearson
0,557 0,962** 1 0,667* 0,667* 0,425
n3 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,094 0,000 0,035 0,035 0,221

N 10 10 10 10 10 10

Pertanyaa Pearson
0,156 0,696* 0,667* 1 1,000** 0,244
n4 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,667 0,025 0,035 0,000 0,496

N 10 10 10 10 10 10

Pertanyaa Pearson
0,156 0,696* 0,667* 1,000** 1 0,244
n5 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,667 0,025 0,035 0,000 0,496

N 10 10 10 10 10 10

Pertanyaa Pearson
-0,040 0,514 0,425 0,244 0,244 1
n6 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,912 0,128 0,221 0,496 0,496

N 10 10 10 10 10 10

Pertanyaa Pearson
-0,364 0,341 0,305 0,268 0,268 0,526
n7 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,301 0,335 0,392 0,454 0,454 0,118

N 10 10 10 10 10 10
Pertanyaa Pearson
0,196 0,339 0,382 0,184 0,184 0,543
n8 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,587 0,338 0,275 0,611 0,611 0,105

N 10 10 10 10 10 10

Pertanyaa Pearson
-0,299 0,338 0,309 0,420 0,420 0,663*
n9 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,402 0,340 0,385 0,227 0,227 0,037

N 10 10 10 10 10 10

Pertanyaa Pearson
-0,218 0,615 0,486 0,307 0,307 0,709*
n 10 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,545 0,058 0,154 0,389 0,389 0,022

N 10 10 10 10 10 10

Pertanyaa Pearson
0,156 0,554 0,522 0,756* 0,756* 0,432
n 11 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,667 0,097 0,122 0,011 0,011 0,212

N 10 10 10 10 10 10

Pertanyaa Pearson
-0,302 0,439 0,392 0,895** 0,895** 0,254
n 12 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,397 0,205 0,263 0,000 0,000 0,479

N 10 10 10 10 10 10

Pertanyaa Pearson
-0,343 0,265 0,207 0,482 0,482 0,392
n 13 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,332 0,459 0,566 0,158 0,158 0,262

N 10 10 10 10 10 10

Pertanyaa Pearson -0,181 0,345 0,302 0,593 0,593 0,326


n 14 Correlation
Sig. (2-tailed) 0,617 0,329 0,396 0,071 0,071 0,357

N 10 10 10 10 10 10

Jumlah Pearson
0,045 0,757* 0,715* 0,756* 0,756* 0,662*
Total Correlation

Sig. (2-tailed) 0,902 0,011 0,020 0,011 0,011 0,037

N 10 10 10 10 10 10

Correlations

Pertanyaa Pertanyaa Pertanyaa Pertanyaan Pertanyaan


n7 n8 n9 10 11

Pertanyaan Pearson
-0,364 0,196 -0,299 -0,218 0,156
1 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,301 0,587 0,402 0,545 0,667

N 10 10 10 10 10

Pertanyaan Pearson
0,341 0,339 0,338 0,615 0,554
2 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,335 0,338 0,340 0,058 0,097

N 10 10 10 10 10

Pertanyaan Pearson 0,305 0,382 0,309 0,486 0,522


3 Correlation
Sig. (2-tailed) 0,392 0,275 0,385 0,154 0,122

N 10 10 10 10 10

Pertanyaan Pearson
0,268 0,184 0,420 0,307 0,756*
4 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,454 0,611 0,227 0,389 0,011

N 10 10 10 10 10

Pertanyaan Pearson
0,268 0,184 0,420 0,307 0,756*
5 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,454 0,611 0,227 0,389 0,011

N 10 10 10 10 10

Pertanyaan Pearson
0,526 0,543 0,663* 0,709* 0,432
6 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,118 0,105 0,037 0,022 0,212

N 10 10 10 10 10

Pertanyaan Pearson
1 0,643* 0,520 0,648* 0,390
7 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,045 0,123 0,043 0,265

N 10 10 10 10 10

Pertanyaan Pearson
0,643* 1 0,527 0,171 0,337
8 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,045 0,117 0,636 0,341

N 10 10 10 10 10

Pertanyaan Pearson
0,520 0,527 1 0,531 0,220
9 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,123 0,117 0,114 0,541

N 10 10 10 10 10
Pertanyaan Pearson
0,648* 0,171 0,531 1 0,307
10 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,043 0,636 0,114 0,389

N 10 10 10 10 10

Pertanyaan Pearson
0,390 0,337 0,220 0,307 1
11 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,265 0,341 0,541 0,389

N 10 10 10 10 10

Pertanyaan Pearson
0,424 0,089 0,540 0,395 0,659*
12 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,222 0,807 0,107 0,259 0,038

N 10 10 10 10 10

Pertanyaan Pearson
0,884** 0,605 0,505 0,449 0,616
13 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,001 0,064 0,137 0,193 0,058

N 10 10 10 10 10

Pertanyaan Pearson
0,762* 0,532 0,347 0,355 0,762*
14 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,010 0,114 0,326 0,314 0,010

N 10 10 10 10 10

Jumlah Pearson
0,765** 0,650* 0,651* 0,646* 0,756*
Total Correlation

Sig. (2-tailed) 0,010 0,042 0,042 0,043 0,011

N 10 10 10 10 10
Correlations

Pertanyaan Pertanyaan Pertanyaan Jumlah


12 13 14 Total

Pertanyaan 1 Pearson
-0,302 -0,343 -0,181 0,045
Correlation

Sig. (2-tailed) 0,397 0,332 0,617 0,902

N 10 10 10 10

Pertanyaan 2 Pearson
0,439 0,265 0,345 0,757*
Correlation

Sig. (2-tailed) 0,205 0,459 0,329 0,011

N 10 10 10 10

Pertanyaan 3 Pearson
0,392 0,207 0,302 0,715*
Correlation

Sig. (2-tailed) 0,263 0,566 0,396 0,020

N 10 10 10 10

Pertanyaan 4 Pearson
0,895** 0,482 0,593 0,756*
Correlation

Sig. (2-tailed) 0,000 0,158 0,071 0,011

N 10 10 10 10

Pertanyaan 5 Pearson
0,895** 0,482 0,593 0,756*
Correlation

Sig. (2-tailed) 0,000 0,158 0,071 0,011

N 10 10 10 10

Pertanyaan 6 Pearson
0,254 0,392 0,326 0,662*
Correlation

Sig. (2-tailed) 0,479 0,262 0,357 0,037


N 10 10 10 10

Pertanyaan 7 Pearson
0,424 0,884** 0,762* 0,765**
Correlation

Sig. (2-tailed) 0,222 0,001 0,010 0,010

N 10 10 10 10

Pertanyaan 8 Pearson
0,089 0,605 0,532 0,650*
Correlation

Sig. (2-tailed) 0,807 0,064 0,114 0,042

N 10 10 10 10

Pertanyaan 9 Pearson
0,540 0,505 0,347 0,651*
Correlation

Sig. (2-tailed) 0,107 0,137 0,326 0,042

N 10 10 10 10

Pertanyaan Pearson
0,395 0,449 0,355 0,646*
10 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,259 0,193 0,314 0,043

N 10 10 10 10

Pertanyaan Pearson
0,659* 0,616 0,762* 0,756*
11 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,038 0,058 0,010 0,011

N 10 10 10 10

Pertanyaan Pearson
1 0,621 0,654* 0,709*
12 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,056 0,040 0,022

N 10 10 10 10
Pertanyaan Pearson
0,621 1 0,930** 0,797**
13 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,056 0,000 0,006

N 10 10 10 10

Pertanyaan Pearson
0,654* 0,930** 1 0,800**
14 Correlation

Sig. (2-tailed) 0,040 0,000 0,005

N 10 10 10 10

Jumlah Total Pearson


0,709* 0,797** 0,800** 1
Correlation

Sig. (2-tailed) 0,022 0,006 0,005

N 10 10 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

B. Hasil Uji Reliabilitas

Reliabilitas artinya kestabilan pengukuran dikatakan reliabel jika

digunakan ulang dengan keputusan uji bila nilai cronbah’s alpha ≥ 0,6 maka

pertanyaan reliabel.

Hasil Uji Reliabilitas yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas

Leuwiliang Kabupaten Bogor di Desa Barengkok tahun 2020 diketahui nilai

cronbah’s alpha 0,762 maka pertanyaan reliabel.


Case Processing Summary

Cases Valid 10 100,0

Excludeda 0 0

Total 10 100,0

a. Listwise deletion based on all variables


in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

0,762 15

Item-Total Statistics

Scale
Mean if Scale Corrected Cronbach's
Item Variance if Item-Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted

Pertanyaan 1 78,30 298,678 0,026 0,766

Pertanyaan 2 79,50 270,056 0,726 0,737

Pertanyaan 3 79,40 272,267 0,681 0,740

Pertanyaan 4 78,90 281,878 0,738 0,748


Pertanyaan 5 78,90 281,878 0,738 0,748

Pertanyaan 6 79,30 279,789 0,632 0,747

Pertanyaan 7 79,60 265,156 0,730 0,733

Pertanyaan 8 79,60 276,044 0,612 0,744

Pertanyaan 9 78,90 281,211 0,622 0,748

Pertanyaan 10 80,50 288,500 0,630 0,755

Pertanyaan 11 78,90 281,878 0,738 0,748

Pertanyaan 12 78,80 282,400 0,688 0,749

Pertanyaan 13 79,40 266,711 0,768 0,734

Pertanyaan 14 79,70 273,122 0,778 0,740

Jumlah Total 41,10 74,767 1,000 0,908

HASIL PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI

KEHAMILAN TERHADAP PEMELIHARAAN TEKANAN

DARAH IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS LEUWILIANG KABUPATEN

BOGOR TAHUN 2020

1. Hasil Karakteristik Responden

Statistics

Status
Umur Obstetri Pendidikan Pekerjaan
N Valid 35 35 35 35

Missing 0 0 0 0

Frequency Table

Umur

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid ≤ 20 tahun 5 14,3 14,3 14,3

21 - 35 tahun 26 74,3 74,3 88,6

> 35 tahun 4 11,4 11,4 100,0

Total 35 100,0 100,0

Status Obstetri

Frequen Valid Cumulative


cy Percent Percent Percent

Valid Primigravida 9 25,7 25,7 25,7

Multigravida 26 74,3 74,3 100,0

Total 35 100,0 100,0

Pendidikan terakhir

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid SD 18 51,4 51,4 51,4

SMP 8 22,9 22,9 74,3


SMA 9 25,7 25,7 100,0

Total 35 100,0 100,0

Pekerjaan

Frequenc Valid Cumulative


y Percent Percent Percent

Valid IRT 34 97,1 97,1 97,1

Pegawai/Wiraswasta 1 2,9 2,9 100,0

Total 35 100,0 100,0

2. Hasil Analisa Univariat

a. Pemeliharaan tekanan darah ibu hamil

1). Pretest

Hasil nilai Mean atau Rata-rata dari keseluruhan responden saat Pretest

Descriptive Statistics

Maximu Std.
N Minimum m Mean Deviation

Pertanyaan 1 35 1 4 2,97 0,923

Pertanyaan 2 35 1 4 2,86 0,912

Pertanyaan 3 35 1 4 2,86 0,810

Pertanyaan 4 35 1 4 2,86 0,772


Pertanyaan 5 35 2 4 2,94 0,725

Pertanyaan 6 35 1 4 2,23 0,770

Pertanyaan 7 35 1 4 2,37 1,031

Pertanyaan 8 35 1 4 3,23 0,770

Pertanyaan 9 35 1 4 1,54 0,741

Pertanyaan 10 35 1 4 3,06 0,838

Pertanyaan 11 35 1 4 3,37 0,877

Pertanyaan 12 35 1 4 2,89 0,993

Pertanyaan 13 35 2 4 3,54 0,611

Jumlah Total 35 28 49 36,71 4,681

Valid N
35
(listwise)

Hasil nilai Mean atau rata-rata tiap-tiap responden saat Pretest

Hasil Hitung Kod


T Mean Mean e
R1 36,71 33 2
R2 36,71 35 2
R3 36,71 42 1
R4 36,71 38 1
R5 36,71 32 2
R6 36,71 44 1
R7 36,71 35 2
R8 36,71 30 2
R9 36,71 41 1
R10 36,71 39 1
R11 36,71 41 1
R12 36,71 38 1
R13 36,71 35 2
R14 36,71 37 1
R15 36,71 34 2
R16 36,71 40 1
R17 36,71 37 1
R18 36,71 33 2
R19 36,71 32 2
R20 36,71 37 1
R21 36,71 32 2
R22 36,71 33 2
R23 36,71 28 2
R24 36,71 37 1
R25 36,71 40 1
R26 36,71 41 1
R27 36,71 44 1
R28 36,71 34 2
R29 36,71 36 2
R30 36,71 30 2
R31 36,71 38 1
R32 36,71 42 1
R33 36,71 49 1
R34 36,71 38 1
R35 36,71 30 2

Keterangan:
Kode 1 : Positif jika nilai T skor yang diperoleh
responden dari kuisioner > T mean

Kode 2 : Negatif jika nilai T skor yang diperoleh


responden dari kuisioner < T mean

Statistics

Pemeliharaan Tekanan darah


Ibu hamil

N Valid 35

Missing 0
Pemeliharaan Tekanan darah Ibu hamil saat Pretest

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Positif 19 54,3 54,3 54,3

Negatif 16 45,7 45,7 100,0

Total 35 100,0 100,0

2). Posttest

Hasil nilai Mean atau Rata-rata dari keseluruhan responden saat Posttest

Descriptive Statistics

Maximu Std.
N Minimum m Mean Deviation

Pertanyaan 1 35 1 4 2,97 0,923

Pertanyaan 2 35 1 4 2,86 0,912

Pertanyaan 3 35 1 4 2,86 0,810

Pertanyaan 4 35 2 4 3,17 0,453


Pertanyaan 5 35 3 4 3,31 0,471

Pertanyaan 6 35 2 4 2,94 0,482

Pertanyaan 7 35 2 4 3,00 0,642

Pertanyaan 8 35 2 4 3,40 0,553

Pertanyaan 9 35 2 4 2,46 0,561

Pertanyaan 10 35 2 4 3,31 0,530

Pertanyaan 11 35 2 4 3,57 0,558

Pertanyaan 12 35 2 4 3,26 0,611

Pertanyaan 13 35 3 4 3,60 0,497

Jumlah Total 35 35 50 40,71 3,723

Valid N
35
(listwise)

Hasil nilai Mean atau rata-rata tiap-tiap responden saat Posttest

T Mean Hasil Hitung Mean Kode


R1 40,71 39 2
R2 40,71 40 2
R3 40,71 45 1
R4 40,71 40 2
R5 40,71 37 2
R6 40,71 46 1
R7 40,71 38 2
R8 40,71 35 2
R9 40,71 44 1
R10 40,71 42 1
R11 40,71 46 1
R12 40,71 43 1
R13 40,71 39 2
R14 40,71 39 2
R15 40,71 39 2
R16 40,71 44 1
R17 40,71 40 2
R18 40,71 39 2
R19 40,71 36 2
R20 40,71 42 1
R21 40,71 37 2
R22 40,71 38 2
R23 40,71 35 2
R24 40,71 41 1
R25 40,71 45 1
R26 40,71 43 1
R27 40,71 46 1
R28 40,71 39 2
R29 40,71 38 2
R30 40,71 35 2
R31 40,71 43 1
R32 40,71 44 1
R33 40,71 50 1
R34 40,71 42 1
R35 40,71 36 2

Keterangan:
Kode 1 : Positif jika nilai T skor yang diperoleh
responden dari kuisioner > T mean
Kode 2 : Negatif jika nilai T skor yang diperoleh
responden dari kuisioner < T mean

Statistics

Pemeliharaan Tekanan
darah Ibu hamil

N Valid 35

Missing 0
Pemeliharaan Tekanan darah Ibu hamil saat Posttest

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Positif 16 45,7 45,7 45,7

Negatif 19 54,3 54,3 100,0

Total 35 100,0 100,0

3. Hasil Analisa Bivariat

a. Uji Prasyarat

1). Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Hasil Pemeliharaan Tekanan darah

Levene
Statistic df1 df2 Sig.

1,185 1 68 0,280

2). Hasil Uji Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pretest Posttest

N 35 35

Normal Parametersa,b Mean 36,71 40,71

Std.
4,681 3,723
Deviation

Most Extreme Absolute 0,078 0,135


Differences
Positive 0,078 0,135

Negative -0,067 -0,073

Test Statistic 0,078 0,135

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,200c,d 0,110c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

3). Hasil Uji Hipotesis

T-Test

Paired Samples Statistics

Std. Std. Error


Mean N Deviation Mean

Pair 1 Pretest 36,71 35 4,681 0,791


Posttest 40,71 35 3,723 0,629

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pretest &


35 0,962 0,000
Posttest

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of


the Difference
Std. Std. Error
Mean Deviation Mean Lower Upper

Pair 1 Pretest - Posttest -4,000 1,495 0,253 -4,514 -3,486

Paired Samples Test

t df Sig. (2-tailed)

Pair 1 Pretest – Posttest -15,828 34 0,000


Lampiran 7

Tabel Hasil Pretest Pemeliharaan Tekanan darah Ibu Hamil

P1 P1 P1 P1
  P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 0 1 2 3 Total
R1 4 3 3 2 2 2 1 3 2 3 3 2 3 33
R2 3 3 3 2 3 2 2 4 1 2 3 3 4 35
R3 4 4 4 4 2 2 1 4 1 4 4 4 4 42
R4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 38
R5 2 2 1 1 2 1 1 4 2 4 4 4 4 32
R6 4 4 3 3 4 1 4 4 1 4 4 4 4 44
R7 3 1 2 2 3 3 1 4 1 3 4 4 4 35
R8 1 2 1 4 2 2 3 3 1 2 4 2 3 30
R9 3 3 3 3 3 2 4 3 1 4 4 4 4 41
R10 3 3 3 3 3 2 2 3 1 4 4 4 4 39
R11 4 4 4 4 3 3 2 3 4 2 2 2 4 41
R12 4 4 4 4 3 2 2 3 3 2 2 2 3 38
R13 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 35
R14 3 2 3 3 3 1 4 4 2 3 3 3 3 37
R15 3 3 3 3 3 2 2 3 1 2 2 3 4 34
R16 4 4 3 3 3 2 3 3 2 4 4 3 2 40
R17 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 2 37
R18 2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 2 4 4 33
R19 2 2 2 2 3 2 3 3 1 3 4 1 4 32
R20 4 4 3 3 3 2 1 3 1 4 4 1 4 37
R21 2 2 2 2 3 2 2 4 1 3 4 2 3 32
R22 1 1 2 2 2 2 4 4 2 3 4 2 4 33
R23 2 2 2 2 4 2 1 3 1 2 1 2 4 28
R24 3 3 3 3 4 4 2 2 1 3 4 2 3 37
R25 4 4 4 4 4 2 2 2 1 3 2 4 4 40
R26 4 3 3 3 4 1 4 4 2 3 4 3 3 41
R27 4 4 4 4 4 2 3 4 2 4 3 3 3 44
R28 3 3 3 3 2 2 3 2 1 3 3 2 4 34
R29 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 36
R30 1 1 2 2 2 2 1 3 2 3 4 4 3 30
R31 2 3 4 4 2 2 2 4 1 4 4 2 4 38
R32 3 3 3 3 4 4 2 3 1 4 4 4 4 42
R33 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 49
R34 3 3 3 3 2 2 2 4 1 4 4 4 3 38
R35 3 2 2 2 2 3 4 1 1 1 4 1 4 30
Keterangan : R = Responden P = Pernyataan

Tabel Hasil Posttest Pemeliharaan Tekanan darah Ibu Hamil

P1
  P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 0 P11 P12 P13 Total
R1 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 39
R2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 40
R3 4 4 4 4 3 2 2 4 2 4 4 4 4 45
R4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 40
R5 2 2 1 2 3 2 2 4 3 4 4 4 4 37
R6 4 4 3 3 4 2 4 4 2 4 4 4 4 46
R7 3 1 2 3 3 3 2 4 2 3 4 4 4 38
R8 1 2 1 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 35
R9 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 44
R10 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 42
R11 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 46
R12 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43
R13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39
R14 3 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 39
R15 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 39
R16 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 44
R17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 40
R18 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 39
R19 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 2 4 36
R20 4 4 3 3 4 3 2 3 2 4 4 2 4 42
R21 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 37
R22 1 1 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 38
R23 2 2 2 3 4 3 2 3 2 3 2 3 4 35
R24 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 41
R25 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 45
R26 4 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 3 3 43
R27 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 46
R28 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 39
R29 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 38
R30 1 1 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 35
R31 2 3 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3 4 43
R32 3 3 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 44
R33 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 50
R34 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 42
R35 3 2 2 3 3 3 4 2 2 2 4 2 4 36
Keterangan : R = Responden P = Pernyataan

DOKUMENTASI

1. Uji Validitas.
2. Uji Penelitian dan Pemberian Pendidikan Kesehatan Hipertensi Kehamilan

serta Pemeliharaan Tekanan darah Ibu Hamil.

Anda mungkin juga menyukai