Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KOMUNITAS

“Menjelaskan Konsep Dasar Kebidanan Komunitas”


Dosen Pembimbing : Rasumawati

Disusun oleh:
Kelompok 1
Atu (P.17124015041)
Rika Milana (P.17124015065)
Maudita Karima (P.17124015071)

Kelas/Semester :
III B/V

JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA I
TAHUN AJARAN 2017/2018

Page 1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT karena atas
ridho,taufik,dan hidayah-Nya.Penulis masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.Tak lupa shalawat
dan salam hendaknya penulis haturkan kepada nabi akhir zaman Rasulullah SAW beserta
keluarga dan sahabat yang telah membawa kita kezaman yang penuh rahmat.

Makalah yang berjudul “ASUHAN KOMUNITAS”. Makalah ini dibuat untuk membantu
mempermudah pemahaman dalam mendalami mata kuliah Asuhan komunitas Makalah
ini tersusun dengan dukungan dan bantuan beberapa pihak yang terkait . Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga pada semua pihak
yang telah membantu penyusunan makalah yang tidak dapat penulis sebutkan namanya
satu per satu. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna ,maka
penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di masa
mendatang. Akhirul kata,terimakasih dan

Wassalam.

Jakarta, September 2017

Penyusun

Page 2
DAFTAR ISI

Kata pengantar ..........................................................................................................................2


Daftar isi ...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang ......................................................................................................................4
2. Rumusan masalah ................................................................................................................6
3. Tujuan penulisan ..................................................................................................................6

BAB II TINJAUAN TEORI


1. Pengertian kebidanan komunitas.........................................................................................7
2. riwayat kebidanan komunitas di Indonesia dan beberapa Negara lain..................................
3. tujuan dari kebidanan komunitas.........................................................................................
4. karakteristik kebidanan komunitas.......................................................................................
5. pekerjaan kebidanan di komunitas......................................................................................
6. Indonesia sehat 2025 sebagai landasan fikir pelayanan kebidanan.....................................

BAB lll PENUTUP


1. Kesimpulan .........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................

Page 3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Para ahli mendefinisikan komunitas atau masyarakat dari sudut pandang yang berbeda. WHO
mendefinisikan komunitas sebagai kelompok social yang ditentukan oleh batas – batas
wilayah, nilai – nilai keyakinan dan minat yang sama, serta adanya saling mengenal dan
berinteraksi Antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya.
Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan dalam melayani keluarga dan
masyarakat di wilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah bidan yang melayani keluarga
dan masyarakat di luar rumah sakit. Di dalam konsep tersebut tercakup berbagai unsur.
Unsur – unsur tersebut adalah bidan sebagai pelaksana pelayanan, pelayanan kebidanan, dan
komunitas sebagai sarana pelayanan, ilmu dan teknologi kebidanan, serta factor yang
mempengaruhi seperti lingkungan, masing-masing usnur memiliki karekteristik.
Pendekatan baru mengenai kualitas pelayanan menuntut pergeseran titik tekan pelayanan
kesehatan terutama kebidanan dari yang berorientasi target peencapaian menjadi berorientasi
penjagaan mutu pelayanan. Pendekatan semacam ini mengharuskan pihak pengelola program
untuk mengoordinasi semua kegiatan yang berbasis klinik seperti rumah sakit, puskesmas,
klinik, swasta atau yanh berbasis pada masyarakat seperti posyanddu, polindes, bidan di desa,
petugas penyalur kontrasepsi (CBD), dan lainnya.
Praktik bidan adalah suatu perwujudan dari kewenangan bidan dalam melakukan tugasnya
melayani pasien. Pratik bidan adalah salah satu kegiatan kebidanan komunitas, kegiatan
praktik kerja dikelola oleh bidan sendiri sesuai dengan kewenangannya. Dala kegiatan
praktik ini, bidan dapat dibantu oleh tenaga kesehatan atau tenaga lainnya yang kuallifikasi
pendidikannay lebih rendah.
Bidan yang bekerja di desa mempunyai wilayah kerja atau wilayah pelayanan. Masyarakat
yang berada di dekat tempat aktivitas bidan merupakan sasaran utama pelayanan kebidanan
komunitas mendorong bidan bekerja aktif, tidak menunggu pasien dating ketempat kerjanya.
Bidan harus aktif memberi pelayanan terhadap ibu dan anak balita baik di dalam maupun di
luar unit kerjanya. Untuk itu bidan harus mengetahui perkembangan kesehatan masyarakat

Page 4
dari waktu ke waktu. Pemantauan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya harus dilakukan
oleh bidan komunitas.
Konsep kebidanan terdiri dari beberapa kompenen yang membentuk suatu konsep kebidanan
komunitas . unsur- unsur yang tercakup dalam keidanan komunitas adalah bidan, pelayanan
kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan pengetahuan, serta teknologi.
Ciri kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit analisis. Populasi dapat
kelompok sasaran (jumlah perempuan, jumlah kepala keluarga, jumlah laki-laki, jumlah
neonates, jumlah balita) dalam area yang dapat ditentukan sendiri oleh bidan. Analisis situasi
merupakan proses sistematis untuk melihat fakta, data atau kondisi yang ada dalam suatu
lingkup wilayah.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kebidanan komunitas?


2. Bagaiamana riwayat kebidanan komunitas di Indonesia dan beberapa Negara lain?
3. Apa saja tujuan dari kebidanan komunitas?
4. Bagaimana karakteristik kebidanan komunitas?
5. Bagaimanakah bekerja kebidanan di komunitas?
6. Apa itu Indonesia sehat 2025 sebagai landasan fikir pelayanan kebidanan?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kebidanan komunitas.


2. Bagaimana riwayat kebidanan komunitas di Indonesia dan beberapa Negara lain.
3. Untuk mengetahui tujuan dari kegiatan kebidanan komunitas.
4. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik kebidanan komunitas.
5. Untuk mengetahui bagaiamana bekerja di kebidanan komunitas.
6. Untuk mengetahui apa itu Indonesia sehat 2025 sebagai landasan fikir pelayanan
kebidanan?

Page 5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian kebidanan komunitas


Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan professional yang ditujukan kepada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat
kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanan, pelaksanaan, dan evaluasi
pelayanan kebidanan.
Kebidanan komunitas memberi perhatian terhadap pengaruh factor lingkungan meliputi fisik,
biologis, psikologis, social, kultural, dan spiritual terhadap kesehatan masyarakat dan memberi
prioritas pada strategi pencegahan, peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
Kebidanan komunitas didasarkan pada asumsi berikut.
1. System pelayanan kesehatan bersifat kompleks.
2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder, dan tersier merupakan komponen system
pelayanan kesehatan.
3. Kebidanan merupakan subsistem pelayanan kesehatan, hasil pendidikan dan
penelitian yang melandasi praktik.
4. Focus utama adalah pelayanan kesehatan primer sehingga kebidanan komunitas perlu
dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan utama.

Kebidanan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan dasar yang


melibatkan komunitas secara aktif dans sesuai keyakinan komunitas. Beberapa keyakinan yang
mendasari praktik kebidanan komunintas adalah sebagai berikut.

1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau, dan dapat diterima semua
orang.
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan, dalam hal ini
komunitas.
3. Bidan sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu menjalin
kerja sama yang baik.

Page 6
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas, baik yang mendukung maupun
mengahambat sehingga hal ini perlu diantisipasi.
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan.
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.

Tujuan umum kebidanan komunitas adalah meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat
menjalankan fungsinya secara optimal. Tujuan khusus kebidanan komunitas sebagai berkut.

1. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam


pemahaman tentang pengertian sehat dan sakit.
2. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatan.
3. Menciptakan dukungan bagi individu yang terkait.
4. Mengendalikan lingkungan fisik dan social untuk menuju keadaan sehat yang optimal.
5. Mengembangkan ilmu dan melaksanakan kebidanan kesehatan masyarakat.

Kebidanan komunitas merupakan bentuk pelayanan/asuhan langsung yang berfokus pada


kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan dengan kebiasaan atau pola perilaku masyarakat
yang tidak sehat, ketidakmampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan internal dan
eksternal. Intervensi kebidanan yang dilakukan mencakup pendidikan kesehatan,
mendemonstrasikan keterampilan dasar yang dapat dilakukan oleh komunitas, melalui intervensi
kebidanan yang memerlukan keahlian bidan (konseling pasangan yang akan menikah,
melakukan kerja sama lintas-program dan lintas-sektoral) untuk mengatasi masalah komunitas
serta melakukan rujukan kebidanan dan non kebidanan jika perlu.

Intervensi kebidanan tersebut difokuskan pada tiga level pencegahan yaitu sebagai berikut.

1. Prenvensi primer. Prevensi primer adalah pencegahan dalam arti yang sebenarnya, ketika
teridentifikasi factor risiko di masyarakat. Pencegahan primer mencakup peningktan
kesehatan pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit, health promotion,
health education, specific protection dan environmental protection. Contoh kegiatan di
bidang prevensi primer, seperti imunisasi, penyuluhan tentang gizi, dan penyuluhan
untuk mencegah keracunan.

Page 7
2. Prevensi sekunder. Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosis dini dan intervensi
yang tepat untuk menghambat proses patologis sehingga memperpendek waktu sait dan
tingkat keparahan/keseriusan penyakit, contoh: mengkaji keterbelakangan tumbuh
kembang seorang anak/belita atau memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan berkala termasuk pemeriksaan gigi dan mata secara berkala.
3. Prevensi sekunder. Pencegahan tersier dilakukan pada kasus kecacatan atau
ketidakmampuan atau tidak dapat diperbaiki. Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan
primer lebih dari upaya menghambat proses penyakitnya sendiri, yaitu mengembalikan
individu pada tingkat berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya. Contoh: bidan
mengajarkan kepada keluarga untuk melakukan perawatan anak dengan kolostomi di
rumah atau membantu keluarga yang mempunyai anak dengan kelumpuhan anggota
gerak untuk latihan secara teratur di rumah.

2.2 Riwayat kebidanan komunitas di Indonesia dan di Negara lain.

Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda tahun 1807 pertolongan persalinan dilakukan oleh
dukun, tahun 1951 didirikan sekolah bidan bagi wanita pribumi di Batavia kemudian tahun 1953
kursus tambahan bidan (KTB) di masyarakat Yogyakarta dan berkembang di daerah lain. Seiring
dengan pelatihan ini dibukalah BKIA, bidan sebagai penanggung jawab, memberikan pelayanan
antenatal care, post natal care, pemeriksaan bayi dan gizi, intranatal di rumah, kunjungan rumah
pasca salin. Tahun 1952 diadakan pelatiihan secara formal untuk kualitas persalinan, tahun 1967
kursus tambah bidan (ktb) ditutup, kemudian BKIA terintegrasi dengan puskesmas.

Munculnya gagasan kebidanan komunitas merupakan upaya tindak lanjut dari konferensi
internasional tentang Safe Motherhood di Nairobi tahun 1987, kemudian dilaksanakan suatu
Lokakarya Nasional tentang kesejahteraan ibu, yang menghasilkan komitment lintas – sektoral
unruk menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu) sebesar 50% dari 450 pada tahun 1986 menjadi
225 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2000.

Tingginya AKI di Indonesia ini dipengaruhi pula oleh belum memadainya cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan dan rendahnya cakupan penanganan kasus obstetric. Ada
korelasi yang jelas Antara cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan AKI.

Page 8
Semakin tinggi cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan maka akan semakin
rendah AKI suatu Negara. Salah satu analisis yang melatarbelakangi keadaan tersebut adalah
tidak adanya atau kurangnya tenaga kesehatan yanga da di dekat masyarakat terutama daerah
pedesaan. Salah satu upaya penting yang ditempuh dalam mempecepat penurunan AKI dan AKB
adalah dengan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berarti menempatkan
tenaga kesehatan di tengah-tengah masyarakat

Pada tahun 1989 pemerintah membuat kebijakan melaksanakan “cash program” secara nasional
yang memperbolehkan lulusan sekolah pendidikan kepeawatan (SPK) untuk langsung masuk ke
Progran Pendidikan Bidan yang dikena dengan Program bidan A (PBB A). lama pendidikan na 1
tahun dan lulusannya langsung ditempatkan di desa-desa yang kemudian disebut sebagai bidan
desa (BDD),

Namun selama bekerja didesa, tugas pokok BDD tidak hanya melaksanakan pelayanan
kebidanan, tetapi juga harus dapat melayani pengobatan umum. Masyarakat menganggap BDD
tidak hanya sebagai tenaga kesehatan yang menolong persalinan tetapi juga sebagai tenaga
promotif, preventif, dan kuratif yang sangat diandalkan oleh masyarakat desa. Bidan di desa
dianggap sebagai ujung tombak peningkatan status kesehatan ibu dan anak di desa/masyarakat
yang mempunyai peran penting dalam pembangunan investasi dini, yaitu penanganan kesehatan
ibu hamil dan laktasi sebagai modal dasar pembangunan sumber daya manusia (SDM). Pada
awalnya BDD diangkat sebagai PNS, namun kemudian dalam perjalanannya BDD di berikan
status kontrak atau PTT sesuai dengan kemampuan daerah setempat.

Puskesmas memberi pelayanan didalam dan diluar gedung dalam wilayah kerja. Bidan di
puskesmas memberi pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) termasuk keluarga berencana
(KB). Diluar gedung pelayanan kesehatan kkeluarga dan posyandu yang mencakup pemeriksaan
kehamilan. KB, imunisasi, gizi dan kesehatan lingkungan. Instruksi presiden secara llisan pada
siding cabinet tahun 1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk ditempatkan diseluruh desa
sebagai pelaksana KIA. Tahun 1994 merupakn ttik tolak dan koferensi kependudukan dunia di
kairo yang menekankan pada reproduksi health memperluas garapan bidan Antara lain safe
motherhood, keluarga berencana, kesehatan reroduksi remaja, Penyakit Menular Seksual (PMS)
dan kesehatan reproduksi orang tua.

2.3 Tujuan dari Kebidanan Komunitas

Page 9
Pemberian asuhann kebidanan di komunitas harus terarah atau mempunyai tujuanyang jelas,
adapun tujuan pemberian asuhan kebidanan dikomunitas sebagai berikut.

1) Tujuan Umum
Asuhan kebidanan di komunitas harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya kesehatan perempuan di wilayah kerja bidan.
2) Tujuan Khusus
- Meningkatkan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan tanggung jawab bidan.
- Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalnan, perawatan nifas
dam perinatal secara terpadu.
- Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko kehamilan, persalinan,
nifas dan perinatal.
- Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu dan anak.
- Membangun jejaring kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat
atau terkait.
Prinsip pelayanan atau asuhan kebidanan komunitas.
1. Kebidanan komunitas sifatnya multidisiplin meliputi ilmu kesehatan masyarkat,
social, psikolgi, ilmu kebidanan, dan ilmu lainnya yang mendukung peran bidan
di komunitas.
2. Berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung harkat dan martabat
kemanusiaan klien.
3. Ciri kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit analisis.
Populasi bias berupa kelompok sasaran (jumlah perempuan, jumlah Kepala
keluarga, jumlah laki-laki, jumlah nonatus, jumlah perempuan usia subur dalam1
RT atau 1 kelurahan kawasan perumahan/perkantoran.
4. Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup sebagai target sasaran pelayanan,
namun perubahan pola pikir dan terjalinnya kemitraan seperti: PKK, kelompok
ibu-ibu pengajian dan kader kesehatan.
5. System pelaporan kebidanan komunitas, berbeda dengan kebidanan di klinik.
System pelaporan kebidanan komunitas berhubungan dengan wilayah kerja yang
menjadi tanggung jawabnya.

Page 10
2.5. Bekerja di Komunitas dan Jaringan Kerja Kebidanan Komunitas

Bidan yang bekrja di komunitas membutuhkan suatu kemitraan yang berguna untuk
pengambilan keputusan secara kolaboratif dalam rangka meningkatkan kesehatan dan
memecahkan masalah-masalah kesehatan ibu dan anak. Kemitraan dibentuk dengan klien,
keluarga, dan masyarakat. Keterlibatan komponen tersebut sangat penting demi keberhasilan
upaya-upaya kesehatan yang dilakukan kebidanan.

Program kemitraan komunitas mencakup konsep pemberdayaan dan pengembangan


komunitas. Kemitraan adalah proses kompleks sebagai upaya untuk mengarahkan para
akademisi, pemuka masyarakat, dan pemberi pelayanan kesehatan untuk bersama-sama
mencapai perubahan. Unsur yang penting dalam menjalin jaringan di komunitass adalah
sensitivitas terhhadap aspek kultural, yang berarti bahwa pelayanan yang diberikan harus sesuai
dengan presepsi masyarakat.

Ada 10 pelayanan kesehatan komunitas yang sangat penting dan dapat digunakan untuk
menjamin praktik kebidanan komunitas yang komperhensif.

1. Memantau status kesehatan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan melalui


pengkajian komunitas dengan menggunakan data statistk vital atau profil risiko.
2. Mendiagnosis dan menyelidiki masalah kesehatan komunitas dan hal-hal yang dapat
membahayakan kesehatan komunitas, contohnya pengawasan melekat di komunitas.
3. Menginformasikan, mendidik, dan memberdayakan masyarakat mengenai issue.
4. Memobilisasi kemitraan komunitas dan tindakan untuk mengidentifikasi dan
memecahkan masalah kesehatan contoh, mendiskusikan dan memfasilitasi kelompok
komunitas untu promosi kesehatan.
5. Menyusun rencana dan kebijakan yang mendukung masalah kesehatan kounitas individu.
6. Mendorong kepatuhan masyarakat terhadap undang-undang dan peraturan yang
melindungi dan menjamin keamanan.
7. Menghubungkan masyarakat kepada fasilitas pelayanan kesehatan personal yang
dibutuhkan dan memastikan penyediaan layanan kesehatan tersebut.
8. Memastikan kompetensi petugas pemberi layanan kesehatan masyarakat atau individu.

Page 11
9. Mengevaluasi efektivitas, keterjangkauan, dan kualitas layanan kesehatan individu dan
masyarakat.
10. Melakukan riset atau penelitian untuk mendapatkan wawasan baru dan solusi terhadap
masalah kesehatan masyarakat.

Bekerja di komunitas juga tidaklah mudah, agar dapat diterima masyarakat setidaknya
seorang bidan harus memliki profil berikut:

1. Mempunyai kemampuan intelektual yang luas berkaitan dengan kebidanan, kesehatan


masyarkat dan pengetahuan social.
2. Terampil dalam teknik kebidanan.
3. Menguasai teknik pemecahan masalah kesehatan dan prioritas pemecahan masalah
kesehatan.
4. Mempunyai keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain (hubungan antar
manusia).
5. Luwes dan melakukan pendekatan kepada masyarakat.
6. Memiliki kemampuan komunikasi yang bagus (komunikatif).
7. Memiliki kemampuan berorganisassi.
8. Memiliki kemampuan bekerjasama dengan orang lain.

Bekerja di komunitas mempunyi keunikan tersendiri. Ada beberapa strategi umum dalam
melaksanakan asuhan kebidanan komunitas yaitu:

1. Pendekatan pada masyarakat


- Pengenalan masyarakat (dengan cara survey tentang keberadaan masyarakat yang
berkaitan dengan kesehatan ibu bayi, dan anak serta kesehatan reproduksi dengan
mengikutsertakan masyarakat).
- Bersama masyarakat menganalisis survey dan melihat masalah yang ada di
masyarakat.
- Bersama masyarakat menentukan proritas masalah kesehatan yang ada.
- Penanganan masalah kesehatan bersama dengan masyarakat.
2. Pemasaran social
3. Menginformasikan pelayanan kebidanan tingkat dasar dan rujukan.

Page 12
4. Mengikutsertakan masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan serta pelaksanaan
program kesehatan di masyarakat.

Ruang lingkup kerja dikomunitas meliputi upaya peningkatan kesehatan (promotif),


pencegahan penyakit (preventif), pemeliharaan atau pengobatan (kuratif), pemulihan embali
(rehabilitaif), serta mengembalikan serta memfungsikan kembali individu, keluarga, kelompok
masyarakat ke lingkungan social dan masyarakatnya (resosiantitatif). Bidan dapat melakukan
asuhan primer meliputi :

1. Pencegahan penyakit
2. Skrinining atau deteksi dini untuk di rujuk.
3. Asuhan kegawatdaruratan ibu dan neonatal.
4. Pertolongan pertama pada penyakit akut untuk kemudian dirujuk.
5. Pengobatan ringan.
6. Asuhan pada kondisi kronik.
7. Memberikan pendidikan kesehatan.
8. Mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Selain memberikan asuhan primer kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan bidan di


komunitas adalah sebagai berikut :

1. Memberikan asuhan langsung kepada individu keluarga dan kelompok khusus.


2. Penyuluhan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
3. Konsultasi dan pemecahan masalah.
4. Penemuan kasus
5. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan.
6. Melaksanakan asuhhan kesehatan komunitas melalui pengenalan masalah, kesehatan
masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan.
7. Mengadakan koordinasi.
8. Mengadakan kerjasama lintas program dan sektoral.

Page 13
BAB III
PENUTUP

Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan professional yang ditujukan


kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya
mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan, menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan.
Puskesmas memberi pelayanan didalam dan diluar gedung dalam wilayah kerja.
Bidan di puskesmas memberi pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) termasuk keluarga
berencana (KB).

Saran
Kami sebagai penulis bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka
dari itu kami mengharapkan saran dan keritiknya, agar menjadi lebih baik lagi, dan kami
harap pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan
pengetahuan wawasan yang lebih luas mengenai ”ASUHAN KEBIDANAN
KOMUNITAS”

Page 14

Anda mungkin juga menyukai