Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis akan membandingkan antara kasus yang dikaji dengan
teori-teori. Teori yang disajikan dapat mendukung atau bertentangan dengan kasus di lahan.
Sehingga dari hal itu penulis dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan atau kesenjangan
tersebut menggunakan langkah – langkah manajemen kebidanan yaitu, pengkajian, interpretasi
data, diagnosa kebidanan, diagnosa potensial, tindakan segera, rencana tindakan, pelaksanaan
dan evaluasi.
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan cara mengumpulkan data subyektif yaitu data yang
diperoleh dari pasien dan keluarga pasien. Dan data obyektif diperoleh dari hasil
pemeriksaan pada pasien. Data subyektif yang didapat yaitu ibu mengatakan sakit perut
hilang timbul, sakit pinggang menjalar keperut bagian bawah sejak tanggal 22 Mei 2018
pukul 18.00 wita disertai pengeluaran lendir bercampur darah pukul 04.00 wita, gerakan
janin masih dirasakan aktif. Data obyektif yang diperoleh dari pemeriksaan yaitu keadaan
umum ibu baik, kesadaran: composmentis, Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 84
kali/menit, Suhu 36,5C (aksila), Pernafasan 20 kali/menit, Berat badan saat ini 52 kg, Berat
badan sebelum hamil 63 kg, Tinggi badan 155 cm, LILA 25 cm, HPL 04-06-2018, usia
kehamilannya 38 – 39 minggu. Dilakukan Pemeriksaan dalam : VTØ 4 cm jam 06.30 wita
eff:45%, ketuban (–) warna jernih , teraba kepala, denominator belum jelas, kepala turun HII,
tidak teraba bagian terkecil janin dan tali pusat.
Menurut Saifuddin (2010) Untuk menentukan apakah persalinan sudah pada waktunya
(Saifuddin, 2010) maka:
1. Tanyakan riwayat persalinan :
Permulaan timbulnya kontraksi; pengeluaran pervaginam seperti lendir, darah, dan atau
cairan ketuban; riwayat kehamilan; riwayat medik; riwayat sosial; terakhir kali makan
dan minum; masalah yang pernah ada.
2. Pemeriksaan Umum :
Tanda vital, BB, TB, edema; kondisi puting susu; kandung kemih.

51
52

3. Pemeriksaan Abdomen :
Bekas luka operasi; tinggi fundus uteri; kontraksi; penurunan kepala; letak janin; besar
janin; denyut jantung janin.
4. Pemeriksaan vagina :
Pembukaan dan penipisan serviks; selaput ketuban penurunan dan molase; anggota
tubuh janin yang sudah teraba.
Jadi, antara teori dan kasus tidak terjadi kesenjangan.

B. Interpretasi Data
Dari data yang diperoleh saat melakukan pengkajian dapat ditegakkan diagnosa
kebidanan Ny.S Umur 27 tahun G2P1A0H1 UK 38-39 minggu k/u ibu baik janinT/H/IU
presestasi kepala dengan inpartu kala I fase aktif.
Menurut Rohani dkk (2011) dalam Wahyuni (2014) : pada fase aktif frekuensi dan
lamanya kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga
kali atau lebih), serviks membuka dari 4 cm ke 10 cm, biasanya kecepatan 1 cm atau lebih
per jam hingga pembukaan lengkap ( 10 cm ) dan terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Jadi, antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan.

C. Diagnosa Potensial
Tidak ada

D. Tindakan Segera
Tidak ada

E. Rencana Tindakan
Rencana asuhan menyeluruh yang dilakukan pada ny “S” yaitu jelaskan hasil
pemeriksaan pada ibu, jelaskan tindakan yang akan dilakukan, jelaskan mengenai informed
consent, berikan dukungan moril kepada ibu dalam menghadapi proses persalinan, anjurkan
ibu untuk makan dan minum jika tidak ada kontraksi, ajarkan ibu relaksasi jika perut terasa
53

sakit, anjurkan ibu bedrest miring ke kiri, siapkan lingkungan, alat, dan bahan serta
kebutuhan ibu dan bayi, mengobservasi kesejahteraan ibu dan janin dengan partograf.
Menurut Asuhan Persalinan Normal (2008) rencana asuhan yang diberikan pada ibu yaitu
:
1. Memberikan dorongan emosional
Anjurkan suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu selama proses
persalinan
2. Membantu pengaturan posisi
Anjurkan suami dan pendamping lainnya untuk membantu ibu berganti posisi. Ibu boleh
berdiri, duduk, jongkok, berbaring miring, merangkak dapat membantu turunnya kepala
bayi dan sering juga mempersingkat waktu persalinan
3. Memberikan cairan / nutrisi
Makanan ringan dan cairan yang cukup selama persalinan memberikan lebih banyak
energi dan mencegah dehidrasi. Apabila dehidrasi terjadi dapat memperlambat atau
membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif.
Jadi, antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan.

F. Pelaksanaan
Pada langkah ini tindakan yang diberikan sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan
yaitu Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, yaitu secara keseluruhan normal (TD 120/80
mmHg) nadi 84 x/mnt, Respirasi 20x/mnt, Suhu 36,50C, VTØ 4 cm serta DJJ(+) 140x/menit,
Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan, Melakukan informed consent kepada keluarga,
Memberi dukungan moril pada ibu, seperti menggosok-gosok punggung ibu untuk
mengurangi rasa sakit ibu serta meminta salah satu anggota keluarga menemaninya selama
proses persalinan berlangsung, Menganjurkan ibu untuk makan dan minum jika tidak ada
kontraksi seperti memakan roti dan minum-minuman yang menyegarkan, Mengajarkan ibu
relaksasi jika perut terasa sakit seperti ibu bisa menarik nafas dalam-dalam lewat hidung dan
mengeluarkannya pelan-pelan melalui mulut dan bias juga mengatur posisi senyaman ibu
misalnya berbaring miring kiri, Memberitahu ibu untuk bedrest miring ke kiri, Menyiapkan
lingkungan, alat dan bahan persiapan ibu dan bayi:
1) menyiapkan lingkungan yang bersih,nyaman.
54

2) Menyiapkan alat-alat :
(a) Partus set : handscone 2 pasang, ½ kocher 1 buah, gunting episiotomi 1 buah,
klem 2 buah, gunting tali pusat 1 buah, benang tali pusat 1 buah, kasa 4 buah (1
untuk mendengarkan DJJ, 1 untuk mengusap muka bayi, 1 untuk memeriksa
plasenta dan 1 untuk memeriksa robekan), spuit 3 cc 1 buah.
(b) APD : celemek, sepatu tertutup kedap air, tutup kepala, masker, dan kacamata.
(c) Obat-obatan : oxytosin 8 ampul, vit k 1 ampul, lidocain, metergin dan betadine,
cairan infus RL 5 buah, D5 5 buah.
(d) Heating set : benang heating, pinset 1 buah, jarum untuk heating 1 buah,
betadine, nalpoeder 1 buah.
(e) Kain untuk ibu 2 buah, softex 2 atau 3 buah , sabuk 1 buah, kain bayi 2 buah,
pakaian bayi (baju 1 buah, popok 1 buah, kaos kaki sepasang dan kaos tangan
sepasang).
(f) Set resusitasi : balon dan sungkup resusitasi, tabung dan sungkup resusitasi bayi,
laringoskop bayi, pipa ET, sungkup laring, konektor aspirator mekonium, balon
slym.
Yang terakhir yaiti mengobservasi kesejahteraan ibu dan janin dengan partograf. Jadi,
antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan.
G. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara sistematis untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan. Hasil yang diperoleh adalah bayi lahir spontan pukul 10.15 wita, letak belakang
kepala, langsung menangis, jenis kelamin laki – laki, APGAR score 7-9, keadaan ibu baik,
kontraksi uterus baik, terjadi laserasi perineum derajat II, jumlah darah yang keluar 100 cc,
kandung kemih kosong.
Menurut Maryunani (2016), derajat dua : robekan terjadi pada mukosa vagina, komisura
posterior, kulit perineum dan otot perineum. Menurut Sujiyatini (2011), akhir kala III
persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah pusat dengan berat uterus 750 gr. Jadi,
antara praktik dan teori tidak ada kesenjangan.

Anda mungkin juga menyukai