PENDAHULUAN
1
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu adanya upaya peningkatan pemahaman ibu
hamil tentang kesehatan masa nifas melalui kelas ibu hamil di Desa Semaya Wilayah Kerja
Puskesmas Sikur Kabupaten Lombok Timur.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
c. Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai
topik tertentu
d. Waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola penyajian materi
terstruktur dengan baik
e. Ada interaksi anatra petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat
pembahasan materi dilaksanakan
f. Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan
g. Dilakukan evaluasi terhadap terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil dalam
memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas sistem
pembelajaran
2.1.4 Sasaran kelas ibu hamil
Peserta kelas ibu hamil sebaiknya semua ibu hamil yang ada di wilayah
tersebut. Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas.
Diharapkan suami/ keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat
mengikuti berbagai materi yang penting, misalnya materi tentang tanda bahaya
serta persiapan persalinan atau materi yang penting, misalnya materi tentang tanda
bahaya serta persiapan persalinan atau materi yang lainnya.
2.1.5 Pelaksanaan kelas ibu hamil
Penyelenggaraan kelas ibu hamil dapat dilaksanakan oleh Pemerintah, Swasta,
LSM dan masyarakat menurut Kemenkes RI (2014):
a. Fungsi dan peran (Provinsi, kabupaten dan puskesmas)
Pelaksanaan kelas ibu hamil menurut Kemenkes RI (2014) dikembangkan
sesuai dengan fungsi dan peran pada masing-masing level yaitu provinsi,
kabupaten dan puskesmas. Provinsi: menyiapkan tenaga pelatih, mendukung
pelaksanaan kelas ibu hamil (sarana dan prasarana), monitoring dan evaluasi
Kabupaten: menyiapkan tenaga fasilitator kelas ibu hamil, bertanggung jawab atas
terlaksananya kelas ibu hamil (dana, sarana dan prasarana)
Puskesmas: kepala puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir
pelaksanaan kelas ibu hamil di wilayah kerjanya, bidan/tenaga kesehatan
bertanggung jawab dalam pelaksanaan kelas ibu hamil (identifikasi calon peserta,
koordinasi dengan stake holder, fasilitasi pertemuan, monitoring, evaluasi dan
pelaporan).
b. Fasilitator dan narasumber
Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah
mendapat pelatihan fasilitator kelas ibu hamil (atau melalui on the job training)
5
dan setelah itu diperbolehkan untuk melaksanakan fasilitasi kelas ibu hamil.
Dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, fasilitator dapat meminta bantuan nara
sumber untuk menyampaikan materi bidang tertentu
Nara sumber adalah tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian di bidang
tertentu untuk mendukung kelas ibu hamil.
c. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan kelas ibu hamil
adalah:
1) Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta dengan ventilasi dan
pencahayaan yang cukup
2) Alat tulis-menulis 9papan tulis, kertas, spidol, balpoin) jika ada
3) Buku KIA
4) Lembar balik kelas ibu hamil
5) Buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil
6) Buku pegangan fasilitator
7) Alat peraga (KB kit, food model, boneka, metode Kangguru, dll) jika ada
8) Tikar / karpet (matras)
9) Bantal, kursi (jika ada)
10) CD aktivitas fisik/ senam hamil (jika ada)
d. Tahapan pelaksanaan kelas ibu hamil
Beberapa tahapan yang dilakukan untuk melaksanakan kelas ibu hamil:
1) Pelatihan bagi pelatih
2) Pelatihan bagi fasilitator
3) Sosialisasi kelas ibu hamil pada tokoh agama, tokoh masyarakat dan
Stakeholder
e. Persiapan pelaksanaan kelas ibu hamil
Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan kelas ibu hamil:
1) Melakukan identifikasi/ mendaftar semua ibu hamil yang ada di wilayah
kerja
2) Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya
di Puskesmas atau Polindes/ Poskesdes, bidan praktek mandiri, Rumah
Sakit, Kantor Desa/ Balai Pertemuan, Posyandu atau di rumah salah
seorang warga masyarakat.
3) Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan
kelas ibu hamil serta mempelajari materi yang akan disampaikan
6
4) Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang semua ibu hamil di
wilayah kerja
5) Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya dan
anara sumber jika diperlukan
f. Pelaksanaan kelas ibu hamil
Pelaksanaan pertemuan kelas ibu hamil dilakukan sesuai dengan kesepakatan
antara bidan/ petugas kesehatan dengan peserta/ ibu hamil, dengan tahapan
pelaksanaan.
g. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Untuk memantau perkembangan dan dampak pelaksanaan kelas ibu hamil
perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan
berkesinambungan. Seluruh pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil dibuatkan
pelaporan dan didokumentasikan .
c. Tidak bau
Adapun alasan kenapa seorang ibu hamil tidak diperbolehkan
menghirup udara yang berbau dikarenakan indera penciuman seorang ibu
hamil semakin sensitif yang tidak tahan terhadap bau yang kuat. Si ibu hamil
akan muntah karena tidak tahan menghirup oksigen yang berbau. Apabila
berlanjut dapat mengganggu kondisi kesehatannya dan janin yang
dikandungnya. Untuk itu seorang ibu hamil harus menghindari tempat
9
keramaian yang memiliki kualitas oksigen yang buruk, seperti terminal,
ataupun ruangan yangsering digunakan untuk merokok.
2. PersonalHygiene
Kebersihan badan mengurangi infeksi, puting susu harus dibersihakan kalau
terbasahi oleh kolostrum. Perawatan gigi harus dilakukan karena gig yang
bersih menjamin pencernaan yang sempurna. Personal hygine yang perlu
diperhatikan
a) Perawatan rambut
b) Perawatan gigi
c) Mandi untuk menjaga kebersihan kulit,mencegah infeksi
d) Perawatan payudara
e) Perawatan vulva danan vagi
Manfaat Personal Hygiene Dan Aktivitas Pada Ibu Hamil
a) Dengan mandi dan membersihkan badan, ibu akan mengurangi
kemungkinan adanya kuman yang masuk selama ibu hamil. Hal ini
mengurangi terjadinya infeksi, khususnya sesudah melahirkan.
b) Ibu akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan.
c) Saat ini, ibu yang akan melahirkan, tidak di-huknah untuk mengeluarkan
feses.
d) Bulu kemaluan tidak dicukur seluruhnya, hanya bagian yang dekat anus
yang akan dibersihkan, karena hal tersebut akan mempermudah
penjahitan jika ibu ternyata diepisiotomi.
e) Selama menunggu persalinan tiba, ibu diperbolehkan untuk berjalan-jalan
di sekitar kamar bersalin.
f) Ibu boleh minum dan makan makanan ringan, disarankan untuk tidak
mengkonsumsi makanan yang berbau menyengat seperti petai dan
jengkol.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam personal hygiene pada ibu
hamil adalah dimulai dari kebersihan rambut dan kulit kepala, kebersihan
payudara, kebersihan pakaian, kebersihan vulva, kebesihan kuku tangan dan
kaki.
10
2.3 Senam Hamil
Senam hamil merupakan kebutuhan aktifitas fisik, pada kegiatan ini terjadi
peningkatan metabolisme yang pada dasarnya dengan peningkatan metabolisme
diperlukan peningkatan penyediaan oksigen sehingga senam hamil akan meningkatkan
kebutuhan oksigen. Penanggulangan aspek fisik dari persalinan dan pemeliharaan
kehamilan yang bertujuan melindungi ibu dan anak adalah dengan jalan memberikan
bimbingan pada ibu hamil dalam persiapan persalinan yang fisiologis melalui penerangan,
berdiskusi, dan memberikan latihan fisik kepada wanita hamil. “Senam adalah terapi
latihan gerak untuk mempersiapkan seorang ibu hamil baik fisik maupun mental pada
persalinan yang aman, spontan dan lancar sesuai waktu yang diharapkan”. Pada
prinsipnya senam hamil adalah exercise therapy atau terapi latihan yang merupakan
bagian dari ilmu fisioterapi yang dilaksanakan dibagian obstetric pada ibu hamil oleh
seorang fisioterapis. Senam yang dilakukan oleh ibu hamil pada setiap semester. Senam
hamil penting bagi seorng ibu yang sedang mempersiapkan diri untuk persalinan terutama
untuk ibu dengan usia kandungan lebih dari 20 minggu.
1. Tujuan
a) Menguasai tehnik pernafasan
b) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut
c) Melatih sikap tubuh selama hamil
d) Melatih relaksasi sempurna dengan latihan kontraksi dan relaksasi
e) Ibu dapat melahirkan tanpa penyulit sehingga ibu dan bayi sehat setelah
persalinan
2. Manfaat
a) Memperkuat dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding perut dan dasar
panggul yang penting dalam proses persalinan
b) Melatih sikap tubuh guna menghindari /memperingan keluhan-keluhan seperti
sakit
c) Perempuan mengandung yang mengikuti senam hamil diharapkan dapat
menjalani persalinan secara lancar, dapat memanfaatkan tenaga dan kemampuan
sebaik-baiknya sehingga proses persalinan normal langsung relatif cepat.
d) Membuat tubuh lebih rileks(membantu mengatasi stress dan rasa sakit akibat his
ketika bersalin
11
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Penyampaianmateriolehpe
materi :
1. Memberi salam
pembuka
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuaan
4. Kontrak waktu
5. Membalas salam
6. Mendengarkan
Memberi respon
12
5. Feedback dari ibu diajukan.
6. Membalas salam
3.3 Kelayakan PT
Tim pelaksana upaya peningkatan pemahaman ibu hamil tentang nutrisi dan senam hamil
melalui kelas ibu hamil di Desa Semaya, kecamatan Sikur Wilayah Kerja Puskesmas Sikur
Lombok Timur terdiri dari 3 dosen STIKes Yarsi Mataram. Pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki oleh tim pelaksana ini relevan dalam pelaksanaan program peningkatan
pemahaman ibu hamil tentang nutrisi dan senam ibu hamil.
STIKes Yarsi Mataram layak melaksanakan program peningkatan pemahaman ibu hamil
tentang nutrisi dan senam hamil melalui kelas ibu hamil karena STIKes Yarsi Mataram
memiliki program studi Kebidanan jenjang D3. STIKes Yarsi Mataram mencetak tenaga
kebidanan setiap tahun. Hal inilah yang mendasari STIKes Yarsi Mataram layak
melaksanakan program peningkatan pemahaman ibu hamil tentang nutrisi dan senam hamil
melalui kelas ibu hamil.
Upaya peningkatan pemahaman ibu hamil tentang nutrisi dan senam hamil melalui kelas
ibu hamil ini menggunakan metode intervensi berbasis masyarakat. Program ini dilakukan di
desa Semaya kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur.
13
3.4 Jadwal kegiatan
Kegiatan upaya peningkatan pemahaman ibu hamil tentang nutrisi dan senam ibu hamil
melalui kelas ibu hamil di desa Semaya kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur ini
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yaitu pada hari Senin 17 Desember 2018 pukul 16.00 wita
di Posyandu Desa Semaya.
14
BAB IV
HASIL KEGIATAN
15
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Kegiatan upaya peningkatan pemahaman ibu hamil tentang nutrisi dan senam ibu hamil
melalui kelas ibu hamil Di Desa Semaya wilayah kerja Puskesmas Sikur memperoleh hasil
sebagai berikut:
1. Ibu hamil mengerti tentang nutrisi ibu hamil
2. Ibu hamil mengerti tentang kebutuhan dasar ibu hamil
3. Ibu hamil mengerti tentang senam hamil
5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan untuk kegiatan pendidikan kesehatan tentang nutrisi dan
senam hamil melalui kelas ibu hamil Di Desa Semaya wilayah kerja Puskesmas Sikur adalah:
1. Perlu adanya peningkatan kesadaran tentang pentingnya kelas ibu hamil
2. Perlu adanya dukungan dari institusi pendidikan kesehatan dalam hal turut serta terjun
ke lapangan melakukan kelas ibu hamil.
3. Perlu adanya dukungan dari pemerintah setempat dalam hal ini pemerintah desa untuk
membantu dalam bentuk dana dan transportasi bagi ibu hamil untuk pelaksanaan kelas
ibu hamil.
16
17
DAFTAR PUSTAKA
Arief dan Kristyanasari, Weni. 2009. Neonatus & Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta :
Nuha Medika
Dinas Kesehatan Provinsi NTB. 2016. Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2015. Mataram:
Dinas Kesehatan Provinsi NTB.
Kemenkes. (2011) Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Direktorat Jendral Bina Gizi dan
KIA. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI .2016. Buku kesehatan ibu dan anak. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI. 2012.
Maritalia, D. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Editor Sujono Riyadi.
Yogyakarta: PustakaBelajar.
Marmi, (2012). Asuhan kebidanan pada maa nifas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Saifudin, A.B dkk (2002) Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal.
Jakarta:YBPSP.
Sari, Eka Puspita dan Kurnia Dwi.2015 Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal
Care).jakarta :Trans Info Media.
Sutanto AV. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui, Teori dalam Praktik Kebidanan
Profesional. Yogyakarta: Pustakan Baru Press; 2018
17