Anda di halaman 1dari 55

KEGAWATDARURATAN

DALAM OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


PENDAHULUAN
• AKI merupakan barometer pelayanan kesehatan ibu di
suatu negara
• AKI di Indonesia masih > tinggi dp negara ASEAN
• Intervensi medik  menurunkan AKI skt 50%
• Jangka panjang perlu peningkatan kwalitas
pendidikan, status wanita, gizi dan KB

4 penyebab utama kematian ibu di Indonesia :


Perdarahan, infeksi/sepsis, HDK, persalinan macet

Konsep “four pillars of safe motherhood” yaitu :


KB, Asuhan antenatal, Persalinan bersih dan
aman, Pelayanan obstetri essential.
MENENTUKAN KASUS GAWATDARURAT

PRINSIP DASAR
Kasus yang apabila tidak segera ditangani akan berakibat
kematian ibu atau janin

Manifestasi klinis sangat berbeda-beda pengenalan


kasus gawatdarurat obstetri tidak selalu mudah  perlu
pengetahuan, daya analisa serta pengalaman dari penolong

PENILAIAN AWAL~ periksa pandang, raba, tanda vital

PENILAIAN KLINIK LENGKAP~ Anamnesis, Pemeriksaan


fisik umum, Pemeriksaan obstetri, Pemeriksaan panggul,
Pemeriksaan penunjang lainnya
PENANGANAN SYOK
 SYOK adl suatu kondisi akut yg mengancam hidup shg
perlu penanganan segera dan intensif untuk
menyelamatkan jiwa pasien
 Pada kasus-kasus gawatdarurat syok disebabkan :
 Perdarahan (syok hipovolemik)
 Infeksi/sepsis (syok septik)
 Gagal jantung (syok kardiogenik)
 Rasa nyeri (syok neurogenik)
 Alergi (syok anafilaktik)
 Kasus syok yang paling sering terjadi dalam obstetri
adalah syok hipovolemik(perdarahan) dan syok septik
SYOK KARENA PERDARAHAN

Penampilan :
ketakutan,bingung,kesadaran menurun,
berkeringat, pucat, nafas cepat, nadi cepat dan
lemah, tekanan darah turun

Penilaian :
• Tingkat dan beratnya syok
• Syok awal ~ lebih mudah diperbaiki di
fasilitas rujukan tingkat I, namun bila tidak
diketahui maka akan mjd syok lanjut  harus
segera dirujuk
Syok awal Syok lanjut
Pasien sadar, ketakutan Bingung atau tidak sadar
Nadi 110 X/mt atau lebih Nadi sgt cepat dan lemah
Nafas cepat,30X/mt / lebih Nafas cepat dan dangkal
Pucat, kulit basah Pucat
Tensi turun, Tensi sangat rendah
sistol<90mmHg Gagal jantung, udem paru
Paru-paru bersih Hematokrit < 26%
Hematokrit >26% /lebih Hemoglobin < 8 gr%
Hemoglobin > 8gr%/lebih Produksi urine tidak ada
Produksi urine <30 cc/jam
Penanganan awal syok perdarahan

 Tindakan umum (amankan jl nafas,cegah hipotermia dll)


 Pemberian oksigen
 Pemberian cairan intravena
 NaCl 0.9%/RL ~ 0,5-1 liter dalam 15-20 mnt pertama
 Umumnya perlu 1-3 liter utk stabilisasi
 Pemberian tranfusi darah
 Pemeriksaan laboratorium
Penanganan lanjut syok perdarahan

Setelah 20-30 menit pemberian cairan, nilai kondisi


pasien apakah sudah stabil/tidak ?

Tanda-tanda stabilisasi :
•Tensi naik, sistolik sampai 100 mmHg
•Denyut jantung stabil
•Kondisi mental baik
•Produksi urine minimal 30 ml/jam

Penanganan terhadap penyebab syok perdarahan,


bila tidak memungkinkan segera rujuk
SYOK SEPTIK
Penyebab : 70% ok bakteri Gram negatif spt E.Coli
Sering pd ggn kekebalan tubuh dan usia > tua

Patogenesis syok septik


Reaksi tbh thd infeksi bakteri mati, keluarkan toksin
gangguan metab sel & kerusakan jar.enzim lizosom &
histamin  ke sirkulasi, tjd kerusakan sel > banyak 
keluarkan bradikinin  vasodilatasi vask masif &
permeabilitas kapiler >> (fase hangat)  hipovolemia sirk
& udem jaringan  kompensasi jantung (fase dingin) 
bila gagal  kematian

Komplikasi lain : gagal ginjal dan DIC


Penampilan syok septik :
•Tanda-tanda syok
•Ada tanda infeksi pada organ yang terkena

Penilaian awal :
• Tingkat dan beratnya syok
• Faktor predisposisi infeksi
• Tanda-tanda infeksi genetalia
Penanganan umum syok septik
Tindakan umum
Pemberian Oksigen
Pemberian cairan intra vena
Pemberian antibiotika
Pemeriksaan laboratorium

Penanganan lanjut syok septik


• Setelah kondisi pasien stabil
• Segera rujuk untuk kemungkinan evakuasi sumber
infeksi
PRINSIP UMUM RUJUKAN KASUS GAWAT
DARURAT OBSTETRI
Stabilisasi KU, pemberian O2, pemberian infus dan
tranfusi darah serta pemberian obat-obatan

Resusitasi/persiapan rujukan kasus gawat darurat :


Pembebasan jalan nafas
Kontrol perdarahan
Pemberian infus / cairan intra vena
Kontrol nyeri

Ringkasan kasus dicantumkan dalam rujukan spt, riw


penyakit, penilaian kondisi saat diterima, tindakan/
pengobatan yg sdh dilakukan dan keterangan lain
KASUS-KASUS KEGAWATDARURATAN
DALAM OBSTETRI & GINEKOLOGI
• ABORTUS
• KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
• MOLA HIDATIDOSA
• PLASENTA PREVIA
• SOLUSIO PLASENTA
• RUPTURA UTERI
• PARTUS KASEP
• PERDARAHAN PASCA PERSALINAN
• PREEKLAMPSIA BERAT / EKLAMPSIA
ABORTUS
Berakhirnya suatu kehamilan sebelum viabel, disertai
atau tanpa keluarnya hasil konsepsi

Penyebab : kel hasil konsepsi, kel bentuk uterus,


penyakit ibu

Klinis : Abortus iminens, insipiens, inkomplit, komplit,


infeksiosus, missed abortion
Komplikasi abortus : Perdarahan, infeksi, kelainan
fungsi faktor pembekuan darah

KEGAWATDARURATAN lebih sering oleh karena abortus


inkomplit dan abortus infeksiosus
 Abortus
 Penghentian kehamilan sebelum usia
kehamilan 22 mgg
 Abortus dini < 12 mgg
 Abortus lanjut 12 -22 mgg
 Lahirnya janin dgn Berat 500 gr
Abortus inkomplit
Gejala klinis : amenore, tanda-tanda kehamilan,
perdarahan banyak, nyeri supra simpiser, VT ada
pembukaan ostium uteri dan jaringan, besar uterus
< dari umur kehamilan

Penatalaksanaan :
Perbaikan KU ~ atasi syok bila terjadi
Kuretase untuk evakuasi sisa hasil konsepsi
Medikamentosa
Abortus Infeksiosus

Gejala klinis :
•Amenore dan tanda-tanda hamil
•Sering diawali abortus provokatus
•Febris dan nyeri supra pubik
•Ostium terbuka, fluor panas dan bau
•Perdarahan

Penatalaksanaan :
•Perbaikan KU dan mengatasi syok septik
•Antibiotika berspektrum luas
•Kuretase 6 jam bebas panas atau 12-24 jam stl AB
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
Batasan : Implantasi terjadi di luar kavum uteri yang normal
(90% terjadi di tuba uterina)
Masalah :
• Perdarahan s/d syok dan anemia tidak seimbang dgn
perdrhan yag keluar
• Upaya diagnosis tergantung KE terganggu/tidak
• Gejala spt abortus diikuti memburuknya KU dg cepat
Gejala dan tanda :
• Akut abdomen, pucat & anemis
• Syok hipovolemik
• Tanda c. bebas dan nyeri perut bgn bawah
• Slinger pain pada pemeriksaan dalam
PENANGANAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

• Tegakkan diagnosa  siapkan operatif gawatdarurat


• Siap darah (bukan syarat mutlak utk operasi)
• Stabilisasi dgn restorasi cairan
• Stop sumber perdrhan (salpingektomi/salpingostomi)
• Antibiotika spektrum luas
• Analgetika post op.
• Atasi anemia
• Konseling pasca tindakan
MOLA HIDATIDOSA
Suatu kehamilan dimana hasil konsepsi tidak berkembang
mjd embrio tetapi tjd proliferasi vili korialis dan degenerasi
hidrofik  uterus lunak dan membesar > dari uk, janin (-),
jaringan spt buah anggur
Masalah :
• Perdarahan kehamilan muda
• Risiko terjadinya keganasan
Penilaian klinik :
• Sbgn besar tjd pembesaran uterus dan hCG >>
• Gejala hamil muda dgn mual muntah >>
• Perasat Hanifa Wiknjosastro / Acosta Sisson
• Diagnosis pasti  tampak jaringan mola
PENANGANAN MOLA HIDATIDOSA

• Diagnosis dini > menguntungkan (klinis dan USG)


• Evakuasi jar mola dgn perlindungan oksitosin
• Kenali dan atasi kemungkinan komplikasi
(perdrhan hebat, perforasi, tirotoksikosis)
• Atasi anemia (SF atau transfusi darah)
• Pertimbangan kemoterapi profilaksis (MTX)
• Pemantauan pasca evakuasi (minimal 1 tahun),
tidak boleh hamil ~ kontrasepsi yang sesuai
PLASENTA PREVIA
Plasenta yg berimplantasi di SBR dan menutupi sebagian
atau seluruh OUI, pada uk 28 minggu atau lebih

Gejala :
• Perdrhan bercak kmd berhenti spontan  perdrhan
ulangan > hebat, merah segar
• Terjadi saat istirahat / tidur, tanpa nyeri
• Bagian terendah tidak masuk PAP
Diagnosis :
• Gejala klinis
• USG ~ implantasi plasenta
• PDMO
Predisposisi :
•Usia tua
•Multiparitas
•Riwayat seksio sesaria
•Wanita perokok
Pembagian :
•PP totalis
•PP parsialis
•PP marginalis
•P letak rendah
PENATALAKSANAAN PLASENTA PREVIA

Perawatan konservatif :
•Uk preterm atau PBB < 2500 gram
•Perdarahan sedikit / berhenti dan bayi hidup
•Observasi ketat di VK, steroid (k/p)
•Bed rest mobilisasi  bpl
Penanganan aktif :
• Untuk segera melahirkan janin
• Perdarahan aktif, gawat janin, uk aterm
• Perdarahan merembes tapi diagnosis sudah
ditegakkan dengan USG
SOLUSIO PLASENTA

Terlepasnya plasenta dari implatasinya yg normal pada


uterus sebelum janin lahir

Predisposisi :
•Trauma
•Pecah ketuban
•Versi luar
•Abnormalitas plasenta
Gambaran klinis :
•Perdarahan pervaginam lebih kehitaman, nyeri perut (+),
kontraksi (+)
•Gerak anak berkurang sampai (-)
•Palpasi, bagian janin sulit teraba
•Gangguan hemolisis (pada 35% kasus)
Grading solusio plasenta :
•Grade 0
•Grade 1
•Grade 2
•Grade 3
PENATALAKSANAAN SOLUSIO PLASENTA

Terhadap komplikasi :
•Atasi syok dan transfusi darah segar
•Pertahankan hemodinamika dalam batas normal
•Atasi hipofibrinogenemia

Terhadap kehamilan :
•Grade 0-1 partus pervag.~monitoring KTG
•Grade 2-3 seksio sesaria
•KJDR  amniotomi dilanjutkan oksi drip,
persalinan diharapkan dalam 6 jam
RUPTURA UTERI
Robekan atau diskontinuitas ddg rahim akibat
dilampauinya daya regang otot rahim
Penyebab :
•Disproporsi janin dan panggul
•Persalinan macet
•Persalinan traumatik
Gejala :
•Nyeri hebat perut bg bawah saat persalinan
•Perdarahan pervaginam
•Syok
Masalah :
•Morbiditas dan mortalitas sangat tinggi
•Fungsi reproduksi stl ruptur
•Resiko ruptur ulangan >>

Penanganan :
•Pengenalan kasus dg cepat dan tepat
•Stabilisasi dg cairan isotonik
•Laparatomi  lahirkan bayi dan plasenta 
repair/histerektomi
•Bilasan peritoneal dan drain kav abdomen
•Antibiotika spektrum luas
PARTUS KASEP
Suatu keadaan dimana persalinan mengalami kemacetan &
berlangsung lama shg tjd komplikasi pd ibu dan atau janin

Gejala klinis :
•Perpanjangan kala I atau kala II persalinan
•Komplikasi pada ibu
•Komplikasi pada janin
•Tanda infeksi intra uterine (kriteria Gibbs)
•Tanda-tanda ruptur uteri
•Tanda-tanda gawat janin
Diagnosis :
•Perpanjangan fase persalinan
•Ada komplikasi pada ibu dan atau janin
Masalah :
•Gangguan kesejahteraan janin
•Gangguan hemodinamik pada ibu
•Ada resiko infeksi

Penatalaksanaan :
•Perbaikan KU ibu : infus, kalori dan elektrolit,
koreksi asam basa, antibiotika, penurun panas
•Terminasi kehamilan sesuai indikasi obstetri
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN
Perdarahan yang terjadi setelah bayi lahir, > 500ml pada
partus pervaginam atau > 1000ml pada seksio sesaria

Def fungsional : perdarahan setelah bayi lahir yg lebih


dari normal shg menimbulkan gejala, perubahan tanda
vital, KU lemah, keringat dingin, menggigil, TD turun,
nadi cepat dan kadar Hb< 8 gr%

Masalah :
1. Perdarahan pasca persalinan primer ~ tjd 24 jam I
2. Perdarahan pasca persalinan sekunder ~ tjd stl 24 jam
bayi lahir
Penyebab perdarahan pasca persalinan
1. Atonia uteri
• Uterus overdistensi
• Persalinan lama
• Partus presipitatus
• Grandemulti, dll
2. Tersisanya jaringan plasenta
• Plasenta dg lobus suksenturiata
• Perlengketan plasenta yg abnormal
3. Inversio uteri
4. Ruptura uteri
5. Laserasi dan hematoma pada jalan lahir
ATONIA UTERI

•Kenali dan tegakkan diagnosis


•Simultan : pasang infus, uterotonika dan masase uterus
•Pastikan plasenta lahir komplit
•Tranfusi darah bila perlu
•Bila gagal menghentikan perdarahan :
•Di fasilitas I : KBE,KBI dan kompresi aorta abd.
•Di RS rujukan : ligasi arteri uterina atau histerektomi
RETENSIO PLASENTA
Plasenta belum lahir sampai atau lebih dari 30 menit
setelah bayi lahir
Penanganan :
•Tentukan jenis retensio plasenta
•Coba regangkan tali pusat terkendali
•Oksitosin drip (20 IU/D5% 500 cc) 40 tts/mnt, metergin (-)
•Bila gagal  manual plasenta
•Resusitasi cairan dan tranfusi darah kalau perlu
•Antibiotika spektrum luas
•Atasi perdarahan , infeksi dan syok
REST PLASENTA

•Penemuan dini dengan meneliti kelengkapan


plasenta saat lahir
•HPP sekunder, biasanya datang pada hr 6-10
•Berikan antibiotika spektrum luas
•Evakuasi rest plasenta
•Kadar Hb <8 gr%  tranfusi, Hb > 8gr%  SF
600 mg/hr
ROBEKAN JALAN LAHIR

•Sering tjd pada sisi serviks bag lateral


ok tertekan spina isc. dan kepala bayi
•Penjahitan pada luka robekan
•Berikan antibiotika, transfusi kalau
perlu
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Satu dari tiga penyebab utama mortalitas dan morbiditas
ibu bersalin
Penyebab belum jelas
Penanganan belum adekuat

Sistem rujukan belum sempurna

Klasifikasi HDK (th 2000)


1. Hipertensi Gestasional
2. Preeklampsia
3. Eklampsia
4. Hipertensi kronis dgn superimposed preeklampsia
5. Hipertensi kronis
PREEKLAMPSIA BERAT
Komplikasi kehamilan yg ditandai dgn HT ( 160/110mmHg)
disertai proteinuria pada uk  20 minggu

Gejala klinik : HDK disertai 1 atau lebih gejala berikut :


1. Tensi  160/110 mmHg
2. Proteinuria > 5gram/24 jam atau +4
3. Oligouria
4. Keluhan subyektif
5. Sindrom HELLP
6. Sianosis
7. PJT
Diagnosis :
Gejala klinis tersebut diatas ditemukan pada
umur kehamilan  20 minggu

PENATALAKSANAAN PE BERAT
1. Perawatan konservatif
• Pd uk preterm, kel subyektif(-),
kesejahteraan janin baik
2. Perawatan aktif
• Hamil aterm, kesejahteraan janin jelek, kel
subyektif (+), sind HELLP, gagal
konservatif
PERAWATAN KONSERVATIF
•Observasi ~ 24 jam di VK
•Bed rest, dgn infus RL D5% 60-125 ml/jam
•Pemberian MgSO4 40% 10 gr IM, dilanjutkan 5 gr IM
tiap 6 jam s/d 24 jam
•Antihipertensi nifedipine 3X10mg atau
Clonidine(k/p)
•Pem lab LFT dan RFT, jml prod urine 24 jam
•Dianggap gagal, bila :
•Impending eklampsia
•TD naik progresif
•HELLP sindrom
•Kesejahteraan janin jelek
PERAWATAN AKTIF
•Penanganan medis
•Bed rest, dgn infus RL D5% 60-125 ml/jam
•Pemberian MgSO4 20% 4 gr IV pelan-pelan ~ 15 mnt
dan MgSO4 40% 10 gr IM, dilanjutkan 5 gr IM tiap 6
jam s/d 24 jam pasca persalinan
•Antihipertensi nifedipine 3X10mg atau Clonidine(k/p)
•Pem lab LFT dan RFT, jml prod urine 24 jam
•Penanganan Obstetrik :
•KTG sebelum terminasi
•Induksi dg oksitosin drip bila KTG baik dan PS baik
•SC bila kesejahteraan janin jelek, blm inpartu PS
jelek, gagal oksitosin drip gagal
EKLAMPSIA
Kel akut pd kehamilan > 20 mgg, persalinan, atau masa
nifas, yg ditandai timbulnya kejang atau koma, dimana
sebelumnya ada gejala PE

Gejala klinis :
•PE (>20 mgg)
•Kejang atau koma saat hamil, persalinan 10 hari pp

Pemeriksaan dan diagnosis :


•Lab. Proteinuria, RFT, LFT faal hemostasis
•Konsultasi dengan bagian lain ~ indikasi (kardiologi,
anestesi, interna, mata, neonatologi, jantung)
PENATALAKSANAAN EKLAMPSIA

Prinsip pengobatan :
1. Hentikan kejang dan cegah kejang ulangan
2. Cegah dan hindari komplikasi
3. Memperbaiki KU ibu dan janin seoptimal mungkin
4. Terminasi kehamilan ~ vital score

Obat anti kejang :


•MgSO4 spt pada perawatan aktif PE Berat sd 24 jam pp
•Bila kejang ulangan (+), ulang MgSO4 1 kali  kejang
(+)  Pentotal 5mg/kBB iv pelan-pelan
•Syarat dan intoksikasi MgSO4
•Antidotum Kalsium glukonas
Cegah komplikasi

Memperbaiki KU ibu dgn cairan, kalori dan koreksi ggn


keseimbangan asam basa

Perawatan koma

Penanganan Obstetrik
•Terminasi tanpa memandang UK, setelah stabilisasi
•Cara terminasi ~ oksitosin drip atau seksio sesaria
•Persalinan harus terjadi dalam 12 jam

Perawatan pasca persalinan


Prognosis Eklampsia ~ kriteria EDEN
Bila ada 2 atau lebih gejala berikut  prognosis
jelek
1. Koma yang lama
2. Nadi > 120 kali / menit
3. Temperatur > 103 F atau > 39 C
4. Tensi sistolik > 200 mmHg
5. Kejang > 10 kali
6. Proteinuria > 10 gr / liter
7. Tidak ada udem
Posisi Syok
ANGKAT
KEDUA
TUNGKAI

300 - 500 cc
darah dari kaki
pindah ke
sirkulasi sentral

10
KOMPRESI BIMANUAL INTERNAL
KOMPRESI BIMANUAL EKSTERNAL

Anda mungkin juga menyukai