Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN HIPERTENSI DAN DM

Disusun Oleh :
Kelompok 1 Mahasiswa Profesi Ners Angkatan XV

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok bahasan : Penyuluhan Hipertensi dan DM


Hari/ tanggal : Senin, 18 Juli 2022
Pukul : 08.00 WITA
Sasaran : Masyarakat Desa Tanah Putih
Tempat :

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini hipertensi merupakan penyebab utama


terjadinya penyakit kardiovaskuler, penyakit jantung sistemik, gagal jantung dan
ginjal. Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup semakin kompleks pula
penyakit yang diderita, terutama pada orang lanjut usia, termasuk tingginya angka
kejadian hipertensi. Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel-sel karena proses
penuaan yang berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik, timbulnya
berbagai macam penyakit terutama penyakit degeneratif. Hal ini akan
menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan, sosial, ekonomi, psikologis
(kemenkes ri, 2019).
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah
di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala,
dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya
resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan
ginjal. Tekanan darah tinggi dianggap sebagai faktor resiko utama bagi
berkembangnya penyakit jantung dan berbagai penyakit vaskuler pada orang-
orang yang telah lanjut usia, hal ini disebabkan ketegangan yang lebih tinggi
dalam arteri sehingga menyebabkan hipertensi. Oleh karena itu setiap individu
harus mengetahui penatalaksanaan non farmakologi hipertensi itu sendiri (aspiani,
2017).
Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan cara farmakologis dan
nonfarmakologis. Pengobatan secara nonfarmakologis adalah dengan berolahraga
dan menjaga pola makan seperti diet rendah garam. Akhir- akhir ini pengobatan
yang sering dilakukan oleh masyarakat ialah mengonsumsi tanaman herbal yang
diyakini mampu menurunkan tekanan darah. Daun sirsak akhir-akhir ini sering
digunakan sebagai pengobatan alternatif hipertensi. Kandungan daun sirsak yang
diperkirakan dapat menurunkan tekanan darah adalah kalium. Ion kalium dalam
cairan ekstrasel akan menyebabkan jantung relaksasi dan juga membuat frekuensi
denyut jantung menjadi lambat. Selain itu kalium juga bisa mengatur
keseimbangan cairan tubuh bersama natrium, menghambat pengeluaran renin,
berperan dalam vasodilatasi arteriole, dan mengurangi respon vasokonstriksi
endogen, sehingga tekanan darah menurun (joe, 2016).

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit diharapkan masyarakat
dapat mengetahui tentang pengertian, tanda dan gejala, klasifikasi,
pencegahan hipertensi dan DM.
2. Tujuan khusus
setelah diberikan penyuluhan kesehatan, diharapkan masyarakat mampu :
1) Mengetahui pengertian hipertensi dan DM
2) Mengetahui klasifikasi hipertensi dan DM
3) Mengetahui tanda dan gejala hipertensi dan DM
4) Mengetahui pencegahan hipertensi dan DM

C. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik : Hipertensi dan DM
2. Sasaran/target : Masyarakat Desa Tanah Putih
3. Metode : ceramah
4. Media dan alat: leaflet, power point
5. Waktu dan tempat: Senin, 18 Juli 2022 Pukul 08.00 WITA
D. Kegiatan penyuluhan

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta


1 5 menit Pembukaan
 Memberi salam  Menjawab salam
 Perkenalan  Mendengarkan dan memperhatikan
 Menjelaskan tujuan materi yang disampaikan
penyuluhan
 Menyebutkan materi/ pokok
bahasan yang akan
disampaikan
2 30 menit Pelaksanaan: Menyimak dan memperhatikan
1. Menjelaskan materi
penyuluhan secara
berurutan dan tratur.
2. Melakukan pemeriksaan
Kesehatan gratis
Menyimak dan memperhatikan
Materi :
1. Mengetahui pengertian
hipertensi dan DM
2. Mengetahui klasifikasi
hipertensi dan DM
3. Mengetahui tanda dan
gejala hipertensi dan DM
4. Mengetahui pencegahan
hipertensi dan DM

3 10 menit Evaluasi :
Meminta masyarakat  Masyarakat bertanya mengenai
menjelaskan/menyebutkan masalah yang belum dipahami
kembali tentang :  Menjawab pertanyaan
1. Mengetahui pengertian  Mampu membuat rebusan daun
hipertensi dan DM sirsak
2. Mengetahui klasifikasi
hipertensi dan DM
3. Mengetahui tanda dan
gejala hipertensi dan DM
4. Mengetahui pencegahan
hipertensi dan DM

4 5 menit Penutup :
Mengakhiri pertemuan dengan Menjawab salam
mengucapkan terima kasih dan
mengucapkan salam

E. Setting Tempat
A
D
B
E

C X X X C

C X X X C

C C C

Ket:
A: pemateri
B :observer
C: fasilitator
D: ci akademik
E: ci klinik
F. Pengorganisasian
Moderator : Seslia Afriani Ipango
Pemateri : Sartika Laudengi
Fasilitator :
Pratiwi S. Djibran
Regina Julia Gobel
Nova Ascinda Putri Yanto
Adeleida Paramitha Cahyo
Sitty Nurcahyani B. Hinta
Maylien Hasan
Sitti J. Paramata
Arlisa Wulandari Usman
Firmansyah Adipu
Riswanto Ismail
Isbat
Adriani Yusuf
Meysin Adam
Dinda Frayda Umar
Apriyanto Dai
Lina Andriyani
Sri Safitri L. Yahya
Fatma Bakari
Feby Soraya Lasanuddin
Lampiran Materi

HIPERTENSI
A. Definisi hipertensi

hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya


140 mmhg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmhg. Hipertensi tidak hanya
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain
seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan
darah, makin besar resikonya ( nurarif, 2016).

menurut dalam kemenkes (2019), hipertensi merupakan silent killer


dimana gejalanya sangat bermacam-macam pada setiap individu dan hampir
sama dengan penyakit lain. Gejala-gejala tersebut adalah sakit kepala atau rasa
berat ditengkuk. Vertigo, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan
kabur, telinga berdenging atau tinnitus dan mimisan.

B. Klasifikasi
Menurut world health organization (who)(2016) klasifikasi hipertensi
adalah :

No Klasifikasi Sistolik (mmhg) Diastolik


(mmhg)
1 Optimal <120 <80

2 Normal 120 - 129 80 – 84

3 High normal 130 – 139 85 – 89

Hipertensi
4 Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99

5 Grade 2 (sedang) 160 - 179 100 – 109

6 Grade 3 (berat) 180 - 209 100 – 119

7 Grade 4 (sangat berat) >210 >210


C. Tanda dan gejala
Menurut nurarif (2016), tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan
menjadi :
1. Tidak ada gejala tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan
dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri
oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak
akan pernah terdiagnosa jika tekanan darah tidak teratur.
2. Gejala yang lazim seing dikatakan bahwa gejala terlazim yang
menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataanya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan
pasien yang mencari pertolongan medis. Beberapa pasien yang
menderita hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. gelisah
e. mual
f. muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun

D. Pencegahan

Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan


tekanan darah, antara lain sebagai berikut.

1) Penurunan berat badan


Penurunan berat badan dapat mengurangi tekanan darah sistolik 5-
20 mmhg setiap penurunan 10 kg. Rekomendasi ukuran pinggang
<94 cm untuk pria dan <80 cm untuk wanita, indeks massa tubuh
<25 kg/m2. Rekomendasi penurunan berat badan meliputi nasihat
mengurangi asupan kalori dan juga meningkatkan aktifitas fisik
(muhadi, 2016).
2) Perencanaan diet sehat
Perencanaan makanan dengan dietary approaches to stop
hypertension (dash)yang direkomendasikan oleh national heart,
lung, and blood institute. Diet ini tinggi akan buah-buahan, sayuran,
gandum utuh, dan produk olahan sapi yang rendah lemak sehingga
meningkatkan asupan potassium, magnesium, dan serat serta
menurunkan kandungan lemak jenuh dan lemak total. Diet ini dapat
menurunkan tekanan darah sistolik sebanyak 11 mmhg pada orang
dengan hipertensi dan 3 mmhg pada normotensi. Diet lain seperti
diet rendah kalori dari karbohidrat, diet tinggi protein, diet
vegetarian, dan pola diet mediterania juga menunjukkan efek
penurunan pada tekanan darah (aha, 2017).
3) Olahraga
Olahraga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30–60 menit/hari,
minimal 3 hari/minggu, dapat menurunkan tekanan darah. Terhadap
pasien yang tidak memiliki waktu untuk berolahraga secara khusus,
sebaiknya harus tetap dianjurkan untuk berjalan kaki, mengendarai
sepeda atau menaiki tangga dalam aktifitas rutin mereka di tempat
kerjanya (perki, 2020).
4) Mengurangi konsumsi alkohol
Terdapat bukti yang kuat bahwa mengurangi minum alkohol dapat
menurunkan tekanan darah. Minum lebih dari empat kali per hari
tampaknya berkaitan dengan meningkatnya resiko hipertensi dan
stroke, juga berdampak merusak pada organ hati, system syaraf dan
kualitas hidup (perki, 2020).
5) Berhenti merokok
Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti berefek langsung
dapat menurunkan tekanan darah, tetapi merokok merupakan salah
satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, dan pasien
sebaiknya dianjurkan untuk berhenti merokok (perki, 2020).
6) Terapi jus
Terapi jus cukup efektif untuk mengendalikan hipertensi. Jus kaya
serat, vitamin c, kalsium, kromium dan lemak essensial terbukti
efektif meredam tekanan darah. Kandungan serat yang tinggi
didalam buah akan mengikat lemak dan kelebihan garam. Kelebihan
lemak dan garam ini akan dibuang bersama dengan kotoran, kondisi
inilah yang akan mengurangi risiko hipertensi secara alami. Salah
satu dari buah yang bisa dijadikan bahan untuk terapi jus dalam
mengendalikan hipertensi adalah semangka (budi sutomo, 2016).
DIABETES MELITUS
1. Pengertian
Istilah diabetes melitus berasal dari bahasa yunani, Diabetes aertinya
mengalir terus, dan melitus berartimadu atau manis. Jadi istilah itu menunjukkan
tentang keadaan tubuh penderita, yaitu adanya caia manis yang mengalir terus.
Pembuangan glukosa melalui ginjal selalu disertai dengan pembuangan air,
maka salah satu ciri diabetes melitus adalnya meningkatnya kuantitas dan
frekuensi buang air seni. Kada glukosa darah tentu jauh lebih tinggi dari kadar
glukosa dalam urin (10mmol/liter).
Diabetes melitus disebabkan oleh ganggua dalam meregulasi kadar glukosa
dalam darah dan gangguan pada proses transportasi glukosa dari darah ke dalam
sel-sel. Walaupun kadar glukosa meningkat, proses pembakaran lemak dan
protein tetap meninggi yang pada akhirnya meningkatkan keton dalam darah
(aseton) dan sampah metabolisme sehingga terjadi proses toksifikasi zat asam.
Semua ini disebabkan oleh produksi insulin yang tidak mencukupi kebtuuhan
tubuh. Oleh karena itu, diabetes melitus dapat dikatakan sebagai keadaan dimana
kadar glukosa darah meninggi akibat kekurangan insulin. Hal ini disebabkan oleh
berbagai kondisi berikut ini :
a. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan dengan kadar gula tinggi
sehingga tidak dapat disimpan dalam hati dan sel otot.
b. Gula dalam darah tidak bisa maksimal masuk dalam sel.
c. Hormon lainnya telah banyak mengubah zat-zat seperti karbohidrat dan
protein menjadi hlukosa sehingga kadar gula dalam darah meningkat.

2. Klasifikasi
WHO (World Health Association) membagi diabetes melitus menjadi dua
kelas, yaitu kelas klinis dan resiko statistik.
a. Kelas Klinis
Seseorang termasuk kelas klinis jika hasil pemeriksaan kadar glukosa
darah lebih tinggi dari normal. Kelas klinis dibedakan menjadi tiga, yaitu
sebagai berkut :
1) DM Tipe I
Tipe ini disebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas sehingga terjadi
kekurangan insulin absolut.umumnya diderita oleh orang-orang
dibawah umur 30 tahun dan gejalanya mulai tampak pada usia 10-13
tahun.
2) DM Tipe II
Kelompok diabetes melitus tipe II tidak tergantung insulin.
Kebanyakan timbul disebabkan pada penderita berusia diatas 40
tahun. Diabetes tipe ini disebabkan oleh gangguan sekresi insulin
yang progresif karena resisten insulin. DM tipe 1 disebabkan karena
faktor genetis dan dipicu oleh pola hidup yang tidak sehat.

3. Tanda dan Gejala


Adanya kenaikan kadar gula darah yang lebih normal. Pada individu yang
normal kadr gula dalam keada puasa berkisar 60-80 mg/dl dan setelah makan
berkisar 120-160 mg/dl.
a. Sering merasa haus
b. Sering buang air kecil, terkadang terjadi setiap jam disebut poliuria.
c. Lemah lesu, dan tidak bertenaga
d. Sering mengalami infeksi, misalnya infkesi kulit, vagina, sariawan, atau
saluran kemih.

4. Pengobatan
a. Diet yang dianjurkan dengan komposisi yang seimbang dalam
karbohidrat, protein, dan lemak, sesuai dengan keucukupan gizi, yaitu :
Karbohidrat 60-70%, Protein 10-15%, Lemak 20-25%.
b. Olahraga yang disarankan adalah bersifat CRIPE (conitinous, rhytmical,
interval, progressive, endurance training). Sedapat mingkin mencapai
zona sasaran 75-80% denyut nadi maksimal (220-umur), disebabkan
dengan kemampuan dan kondisi penderita. Beberapa contoh olahraga
yang disarankan, antara lain jalan atau laari pagi, bersepeda, berenang,
dan lain sebagainya. Olahraga dapat memperbanyak jumlah aktivitas
reseptor insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa.
c. Terapi obat dilakukan apabila penatalaksanaan menggunakan diet dan
olahraga belum berhasil mengendalikan kadar glukosa darah penderita,
maka perlu dilakukan langkah berikutnya berupa penatalaksanaan terapi
obat, baik dalam bentuk terapi obat hipohlikemik oral, terapi insulin, atau
kombinasi keduanya. Terapi insulin merupakan keharusan bagi penderita
DM Tipe 1.
Daftar Pustaka
Utami, Prapty, 2018 Desty Ep. The Miracle Of Herbs. Jakarta: Pt Argomedia
Pustaka

World Health Organization (Who). (2015). Who Methods And Data Sources
Global Burden Of Diasese Estimates 2000-2015.

Kemenkes, 2019, Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap Masyarakat,


Departemen Kesehatan Ri, Jakarta.

Aspiani, R. Y. (2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan


Kardiovaskuler Aplikasi Nic & Noc. Jakarta: Egc.

Joe, W. (2016). Dahsyatnya Khasiat Sirsak Untuk Banyak Penyakit Mematikan.


Yogyakarta: Andi.

Nurarif & Kusuma, 2016. Terapi Komplementer Akupresure. Journal Of


Chemical Information And Modeling, 53(9), 1689–1699.
Https://Doi.Org/10.1017/Cbo9781107415324.004

Ardiansyah, M. 2018. Medikal Bedah. Yogyakarta: Diva Press

Muhadi. 2016. Jnc 8: Evidence-Based Guidline Penanganan Pasien Hipertensi


Dewasa. Divisi Kardiologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Vol. 43,
No. 1, Pp. 56-57

Aha. (2017). High Bood Pressure Clinical Practice Guideline For The
Orevention,Detection,Evalution.A Report Of The Amerika College Of
Cardiologt. America : J Am Coll Cardiol

Perki (2020).Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. Perhimpunan Dokter Spesialis


Kardiovaskuler Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai