Anda di halaman 1dari 11

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)

HIPERTENSI PADA LANSIA


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Komunitas

Dosen : Aep Indarna, M.Kep

Disusun Oleh :

Neng Wina Fitaloka (AK118121)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2018

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Masalah Keperawatan: Ketidaktahuan Masyarakat mengenai Hipertensi


Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas
Pokok Bahasan : Pengertian, Penyebab dan Gejala Hipertensi
Sasaran : Lansia
Waktu : 30 Menit
Hari/Tanggal : Jum’at, 24 April 2020
Tempat : Kp. Rancamedang RT 13 RW 04 Ds. Bojongloa Kec.
Kasomalang Kab. Subang

I. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah diberikan penyuluhan tentang Hipertensi selama 30 menit diharapkan
Masyarakat mengetahui pengertian, penyebab, tanda atau gejala, pencegahan
dan pengobatan hipertensi

II. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah diberi penyuluhan/pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan
sasaran dapat:
1. Mengetahui apa itu hipertensi
2. Mengetahui penyebab hipertensi
3. Mengetahui tanda-tanda atau gejala hipertensi
4. Mengetahui pencegahan hipertensi
5. Mengetahui pengobatan hipertensi

III. Pokok Materi Penyuluhan


1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Tanda dan gejala Hipertensi
4. Pencegahan hipertensi
5. Pengobatan hipertensi

2
IV. Kegiatan Belajar Mengajar
Metode : Ceramah, penampilan video, tanya jawab, dan game
Media : Poster, LCD Dan Proyektor

Langkah-Langkah Kegiatan

3
No Fase KegiatanPenyuluh Kegiatan Peserta Waktu
1 Persiapan Menyiapkan ruangan dan Menjawab salam,
alat-alat yang akan di memperhatikan dan 5 menit
pergunakan. Menyiapkan mendengarkan
Peserta

a. Memberikan salam dan Menjawab salam,


memperkenalkan diri memperhatikan,
b. Menyampaikan maksud dan mendengarkan
dan tujuan
c.
d.
2 Proses a. Memperkenalkan Menyampaikan apa 20
pemateri dan yang diketahui menit
menjelaskan tentang tentang Hipertensi
Hipertensi oleh pemateri

Menjelaskan pada peserta Memperhatikan


mengenai Penyebab dan mendengarkan
Hipertensi dan penjelasan
menunjukan sebuah pemateri
video animasi

Menjelaskan pada peserta Memperhatikan


mengenai Tanda dan dan mendengarkan
Gejala Hipertensi penjelasan
pemateri

b. Menjelaskan pada peserta Memperhatikan


tentang Pencegahan dan mendengarkan
hipertensi penjelasan
pemateri

Menjelaskan pada peserta Memperhatikan


mengenai Pengobatan dan mendengarkan
hipertensi penjelasan
pemateri

3 Penutup a. Melakukan evaluasi hasil Memperhatikan 5 menit4


penyuluhan dan menjawab
b. Menyimpulkan materi salam
V. Evaluasi
 Prosedur : Pre dan Post tes
 Bentuk : Pertanyaan terbuka
 Jenis tes : Lisan
 Butiran soal
1. Sebutkan apa itu hipertensi
2. Sebutkan penyebab hipertensi
3. Sebutkan gejala dan tanda-tanda hipertensi
4. Sebutkan pencegahan hipertensi
5. Sebutkan pengobatan hipertensi

VI. Lampiran Materi


1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Tanda dan Gejala Hipertensi
4. Pencegahan Hipertensi
5. Pengobatan Hipertensi

LAMPIRAN MATERI

I. PENGERTIAN
Menurut WHO (1999), tekanan darah yang berada di atas 160/95
mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. (Rahardjo,2001)
The Sixth Report of the Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (1997)
mendefinisikan hipertensi sebagai tekanan darah sistolik 140 mmHg atau
lebih atau tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih atau sedang dalam
pengobatan antihipertensi. (Susalit, 2001)

5
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90
mmHg.(Smeltzer,2001)
II. KLASIFIKASI
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas : hipertensi dimana
tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan/atau tekanan
diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg dan hipertensi sistolik
terisolasi lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah
dari 90 mmHg.(Darmojo, 1999).
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan
rekomendasi dari “The Sixth Report of The Join National Committee,
Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure “ (JNC VI)
sebagai berikut : (Rahardjo, 2000)

No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)


1. Optimal <120 <80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High Normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120

III. PENYEBAB
Prevalensi hipertensi bertambah degan bertambahnya usia.
(Darmojo, 1999). Penyebab hipertensi diantaranya karena faktor
keturunan, ciri dari perseorangan serta kebiasaan hidup seseorang.
Seseorang memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan
hipertensi jika orangtuanya adalah penderita hipertensi. Sedangkan ciri
perseorangan yang berupa umur, jenis kelamin dan ras juga mempengaruhi
timbulnya hipertensi. Umur yang bertambah menyebabkan terjadinya
kenaikan tekanan darah. Tekanan darah pria umumnya lebih tinggi
dibandingkan wanita. Ras kulit hitam hampir dua kali lebih banyak

6
dibanding dengan orang kulit putih. Kebiasaan hidup seseorang dengan
konsumsi garam tinggi, kegemukan atau makan berlebihan, stres atau
ketegangan jiwa, kebiasaan merokok, minum alkohol dan obat-obatan
akan memicu terjadinya hipertensi. (lany, 2001). Dapat dikatakan
kebiasaan yang buruk akan memperberat resiko terjadinya hipertensi.
Pada Usia lanjut, penyebab perubahan tekanan darah adalah karena
adanya ateroslerosis, hilangnya elastisitas pembuluh darah, menurunnya
distensi dan daya regang pembuluh darah.

IV. TANDA DAN GEJALA


Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun
selain tekanan darah yang tinggi tetapi dapat pula ditemukan perubahan
pada retina seperti perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluhdarah dan
pada kasus berat edema pupil. (Smeltzer, 2001).
Tetapi pada penderita hipertensi pada umumnya memang tidak
mempunyai tanda gejala spesifik. Sedangkan gejala yang lazim dirasakan
adalah pusing serta kelelahan (Edward,1995). Hipertensi yang mendadak
terjadi pada usia lanjut, memberi sugesti kemungkinan adanya hipertensi
sekunder khususnya hipertensi renovaskuler (Darmojo, 1999).

V. PENCEGAHAN
Cukup banyak orang yang mengalami hipertensi tetapi tidak
menyadarinya. Diperlukan tindakan yang mencakup seluruh populasi
untuk mengurangi akibat tekanan darah tinggi dan meminimalkan
kebutuhan terapi dengan obat antihipertensi. Dianjurkan perubahan gaya
hidup untuk menurunkan tekanan darah, sebelum memulai terapi obat.
Pedoman British Hypertension Society 2004 mengajukan perubahan gaya
hidup yang konsisten dengan pedoman dari US National High BP
Education Program tahun 2002 untuk pencegahan utama bagi hipertensi
sebagai berikut:

7
1. Menjaga berat badan normal (misalnya, indeks massa tubuh 20–
25 kg/m2).
2. Mengurangi asupan diet yang mengandung natrium sampai
<100 mmol/ hari (<6 g natrium klorida atau <2,4 g natrium per hari).
Banyak yang tidak menyadari bahwa makanan ringan dan juga mie
instan banyak mengandung garam, demikian juga vetsin yang
sebenarnya adalah monosodium glutamate, karenasodium sebenarnya
adalah nama lain dari natrium.
3. Melakukan aktivitas fisik aerobik secara teratur, misalnya jalan cepat
(≥30 menit per hari, pada hampir setiap hari dalam seminggu).
4. Batasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 3 unit/hari pada laki-laki dan
tidak lebih dari 2 unit/hari pada perempuan.
5. Mengonsumsi makanan yang kaya buah dan sayuran (misalnya,
sedikitnya lima porsi per hari).
6. Lakukan pengecekan tekanan darah secara rutin.

Beberapa orang yang memiliki sistem metabolisme tubuh yang buruk,


biasanya tidak akan mengalami perubahan yang signifikan bahkan setelah
menjalankan hal-hal di atas. Perubahan gaya hidup yang efektif dapat
menurunkan tekanan darah setara dengan masing-masing obat
antihipertensi. Kombinasi dari dua atau lebih perubahan gaya hidup dapat
memberikan hasil lebih baik.

VI. PENGOBATAN

Terdapat hubungan yang nyata antara Tekanan Darah dengan kejadian


kardiovaskular. Untuk individu berusia diatas 40 th, tiap peningkatan TD
sebesar 20/10 mmHg meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular dua
kali lipat.
Strategi Pengobatan:

1.  Terapi tanpa obat (Non-farmakoterapi)

8
           Semua  pasien, sebaiknya dipertimbangkan  untuk terapi  tanpa obat
dengan merubah gaya hidup, yaitu:
a. Mengurangi stress
b. Perubahan pola makan dengan mengurangi asupan daging merah
dan lemak jenuh serta menambah lebih banyak serat dan buah-
buahan serta sayuran segar.
c. Mengurangi asupan garam
d. Berolah raga secara teratur.
e. Mengendalikan  bobot  badan,
f. Mengurangi minum alkohol  dan tidak merokok.

- Kandungan garam (Sodium/Natrium)


            Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya
mengontrol diri dalam mengkonsumsi asin-asinan garam, ada beberapa
tips yang bisa dilakukan untuk  pengontrolan diet sodium/natrium ini :
1.    Jangan meletakkan garam diatas meja makan.
2.    Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membeli makan.
3.    Batasi konsumsi daging dan keju.
4.    Hindari cemilan yang asin-asin.
5.    Kurangi pemakaian saos yang umumnya memiliki kandungan sodium.
Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi,sesuai dengan keadaan penyakit
dapat diberikan berbagai tingkat diet garam rendah.

- Diet garam rendah I(200-400 Mg Na)


Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema,asites atau hipertensi
berat.pada pengolahan makanannya tidak timbahkan garam dapur.
Dihindari bahan makan yang tinggi kadar natriumnya.

- Diet garam rendah II( 600-800 mg Na)


Diet ini diberikan pada pasien dengan edema,asites, dan hipertensi tidak
terlalu berat.pemberian makanan sehari sama dengan diet garam rendah

9
I.pada pengolahan makanannya boleh menggunakan ½ sendok garam
dapur(2g).dihindari bahan makan tinggi kadar natrium.

- Diet garam rendah III(100-1200 mg Na)


Diet ini diberikan pada pasien dengan edema dan hipertensi ringan.
Pemberian makanan sehari sama dengan diet garam rendah I.pada
pengolahan makanannya boleh menggunakan 1 sendok garam dapur (4 g).

- Mengatur menu makan


Mengatur menu makan sangat penting bagi penderita hipertensi.makanan
yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
1. Makanan yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi:otak, paru,
minyak kelapa, gajih.
2. Makanan yang diolah menggunakan garam
3. Natrium : biskuit, crakers, keripik, dan makanan kering yang asin.
4. Makanan dan minuman dalam kaleng:sarden,sosis,kornet, sayur serta
buah dalam kaleng.
5. Makanan yang diawetkan:dendeng, asinan sayur atau buah, abon, ikan
asin telur asin.
6. Sumber protein hewani yang tinggi koles terol:mentega,margarin,
keju, mayonnaise.
7. Alcohol dan makanan yang mengandung alcohol seperti durian dan
tyape.

Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan


memberikan rasa tawar dengan pemberian gula merah/putih, bawang
merah/putih, jahe kencur dan bumbu lain yang tidak asin.
Pada ibu hamil makanan cukup akan protein, kalori, kalsium dan natrium
yang dihubungkan, dengan rendahnya kejadian hipertensi karena
kehamilan. Namun pada ibu hamil yang hipertensi apalagi yang disertai
dengan bengkak dan protein urin selain dengan obat-obatan dianjurkan

10
untuk mengurangi konsumsi garam dapur serta meningkatkan makanan
sumber Mg(sayur dan buah-buahan).

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta :


Kanisius
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. 2002 . Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry
Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC.
Darmojo, R. Boedhi. Buku Ajar Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia Lanjut ). 1999.
Balai penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai