III. SASARAN
Keluarga
IV. MATERI
1. Pengertian hipertensi
2. Etiologi/penyebab hipertensi
3. Tanda dan gejala hipertensi
4. Komplikasi dari hipertensi
5. Pencegahan hipertensi
6. Dan penatalaksanaan hipertensi
1
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
VI. MEDIA
Leaflet hipertensi
VII.KEGIATAN PENYULUHAN
2
MATERI PENYULUHAN HIPERTENSI
A. Pengertian
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten di mana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. Pada
populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolic 90 mmHg.
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan gagal ginjal.
Disebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang hipertensi sering tidak
menampakkan gejala. Institute Nasional Jantung, Paru dan Darah
memperkirakan separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar akan
kondisinya. Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau
teratur karena hipertensi merupakan kondisi seumur hidup.
B. Etiologi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi dua golongan
besar, yaitu(Lany Gunawan,2010)
1. Hipertensi Primer (Essensial), yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
2. Hipertensi Sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.
3
Hipertensi primer belum diketahui pasti penyebabnya, penelitian sebelumnya
menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan hipertensi. Faktor-
faktornya adalah sebagai berikut:
1. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi.
2. Ciri Perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur,
(jika umur bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis kelamin (laki-
laki lebih tinggi daripada perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak
daripada kulit putih).
3. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menimbulkan hipertensi adalah; konsumsi
garam yang tinggi (melebihi 30 gr), kegemukan atau makan berlebihan,
stress, dan pengaruh lain, misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-
obatan (ephedrine,prednisone, dan epinephrin).
4
D. Tanda dan Gejala
1. Sakit kepala dan pusing
2. Tekanan darah > 140/90 mmHg
3. Tersa sakit didaerah tengkuk
4. Emosi tidak stabil
5. Telinga berdengung
6. Susah tidur
7. Mual muntah
8. Pegal dibahu
9. Kurang nafsu makan
10. Detak jantung tidak teratur
E. Komplikasi
Hipertensi merupakan pentebab utama penyakit jantung koroner, cedera
cerebrovaskuler dan gagal ginjal. Hipertensi yang menetap yang disertai dengan
peningkatan tekanan perifer menyebabkan gangguan pada edothelium pembuluh
darah mendorong palsma dan lipoprotein ke dalam intima dan lapidan sub intima
dari pembuluh darah dan menyebabkan pembentukan plaque / aterosklerosis.
Peningkatan tekanan juga hiperplasi otot polos, yang membentuk jaringan parut
intima dan mengakibatkan penebalan pembuluh darah dengan penyempitan
lumen. Komplikasi yang dapat timbul bila hipertensi tidak terkontrol adalah :
1. Penyakit ginjal
2. Penyakit jantung koroner: Penyakit jantung koroner adalah bentuk
utama penyakit yang timbul pada penderita hipertensi.
3. Penyumbatan pembuluh darah otak (Stroke): Hipertensi adalah
faktor resiko paling penting untuk timbulnya stroke. Kekerapan dari stroke
bertambah dengan setiap kenaikkan tekanan darah.
4. Ensefalopati hipertensi yaitu sindroma yang ditandai dengan
perubahan neurologis mendadak / sub akut yang timbul sebagai akibat
tekanan arteri yang meningkat dan dapat menyebabkan kelumpuhan, akan
kembali normal apabila tekanan darah diturunkan.
5. Gagal jantung
5
F. Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain : tekanan darah di atas rata-rata, adanya
hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardia, obesitas dan
konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk :
Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak
terjadi hiperkolesterolimia, DM, dsb.
Dilarang merokok/ menghentikan merokok.
Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
Melakukan exercise untuk mengendalikan BB.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila pendrita telah diketahui menderita
hipertensi berupa :
Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun
dengan tindakan seperti pada pencegahan primer.
Harus dijaga supaya tekanan tetap dapat terkontrol secara normal dan
sestabil mungkin.
Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemic yang lain harus dikontrol.
Batasi aktivitas.
D. Penatalaksanaan Hipertensi
1. Penatalaksanaan Nonformakologis
Hipertensi/ tekanan darah tinggi sebetulnya bukan suatu penyakit, tetapi hanya
merupakan suatu kelainan dengan gejala gangguan pada mekanisme regulasi
tekanan darah yang timbul.
6
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja,
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita bertambah kuat (Barry, 2016). Penatalaksanaan nonfarmakologis
adalah dengan jalan memodifikasi gaya hidup.
2. Penatalaksanaan Farmakologis
Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan obat standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi
(Joint National Commite on Ditection) Evaluation and Treatment of high Blod
Pressure, USA 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretik, Penyekat Betha,
Antagonis Kalsium, / penghambatan ACE, dapat digunakan sebagai obat
tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit yang
ada pada penderita. Bila tekanan darah tidak dapat diturunkan dalam 1 bulan,
dosis obat dapat disesuaikan sampai dosis obat maksimal / menambahkan obat
golongan lain / mengganti obat pertama dengan obat golongan lain. Sasaran
penurunan tekanan darah adalah kurang dari 140/90 mmHg dengan efek
samping minimal. Penurunan tekanan dosis obat dapat dilakukan pada
golongan hipertensi ringan yang sudah terkontrol dengan baik selama 1 tahun.
7
DAFTAR PUSTAKA
8
Banjarmasin, 04 April 2020