HIPERTENSI
“Ayo Cegah Hipertensi”
Disusun oleh :
RIDA DINNIYAH
C.0105.15.055
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR
CIMAHI
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
G. Strategi Pelaksanaan
5 menit Orientasi :
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Mengingatkan kontrak
d. Menjelaskan maksud dan tujuan
e. Menanyakan ketersediaan
10 menit Kerja : Leaflet
a. Memulai Penyuluhan
b. Menjelaskan pengertian hipertensi
c. Menyebutkan penyebab hipertensi
d. Menyebutkan tanda dan gejala dari
hipertensi
e. Menjelaskan cara mencegah
hipertensi
5 menit Terminasi :
a. Melakukan evaluasi
b. Memberikan kesimpulan
c. Menutup penkes dengan hamdalah
d. Memberikan salam penutup
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas
140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi manula,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan diastolic
90 mmHg ( Smeltzer, 2001).
Menurut Price (2005) Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi
medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka
waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan
tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan
mempunyai keadaan darah tinggi.
Hipertensi berasal dari dua kata yaitu hiper yang berarti tinggi dan tensi yang
artinya tekanan darah. Menurut American Society of Hypertension (ASH),
pengertian hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler
yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling
berhubungan (Sani, 2008).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah secara kronis dan persisten dimana tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan
tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg.
B. Etiologi
Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90%
diantara mereka menderita hipertensi essensial (primer), dimana tidak dapat
ditentukan penyebab medisnya. Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah
dengan penyebab tertentu (hipertensi sekunder).
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui
penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari
adanya penyakit lain.
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab, seperti;
beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan
bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada
sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada
sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat
tertentu (misalnya pil KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma,
yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin
(adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder :
1. Penyakit Ginjal
a. Stenosis arteri renalis
b. Pielonefritis
c. Glomerulonefritis
d. Tumor-tumor ginjal
e. Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
f. Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
g. Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2. Kelainan Hormonal
a. Hiperaldosteronism
b. Sindroma Cushing
c. Feokromositoma
3. Obat-obatan
a. Pil KB
b. Kortikosteroid
c. Siklosporin
d. Eritropoietin
e. Kokain
f. Penyalahgunaan alkohol
g. Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4. Penyebab Lainnya
a. Koartasio aorta
b. Preeklamsi pada kehamilan
c. Porfiria intermiten akut
d. Keracunan timbal akut
Adapun penyebab lain dari hipertensi yaitu :
a. Peningkatan kecepatan denyut jantung
b. Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama
c. Peningkatan TPR yang berlangsung lama
C. Manifestasi Klinis
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala;
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala
yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul
gejala berikut:
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual
4. Muntah
5. Sesak nafas
6. Gelisah
7. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan
bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
D. Cara Mencegah Hipertensi
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan, demikian juga terhadap
hipertensi. Pada umumnya, orang berusaha mengenali hipertensi jika dirinya atau
keluarganya sakit keras atau meninggal dunia akibat hipertensi.
Tidak semua penderita hipertensi memerlukan obat. Apabila hipertensinya
tergolong ringan maka masih dapat dikontrol melalui sikap hidup sehari-hari.
Pengontrolan sikap hidup ini merupakan langkah pencegahan amat baik agar
penderita hipertensi tidak kambuh gejala penyakitnya.
Usaha pencegahan juga bermanfaat bagi penderita hipertensi agar
penyakitnya tidak menjadi parah, tentunya harus disertai pemakaian obat-obatan
yang ditentukan oleh dokter. Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi,
harus diambil tindakan pencegahan yang baik (Stop High Blood Pressure),
antara lain dengan cara
menghindari faktor risiko hipertensi.
1. Pola makan
Makanan merupakan faktor penting yang menentukan tekanan darah.
Mengkonsumsi buah dan sayuran segar dan menerapkan pola makan yang
rendah lemak jenuh, kolesterol, lemak total, serta kaya akan buah, sayur, serta
produk susu rendah lemak telah terbukti secara klinis dapat menurunkan tekanan
darah.
Untuk menanggulangi keadaan tekanan darah yang tinggi, secara garis besar ada
empat macam diet, yaitu :
a. Diet rendah garam
3. Diet berat, hanya boleh mengkonsumsi dari 0,5 gram sodium atau
kurang dari 1,25 gram garam dapur perhari.
Tujuan diet rendah garam untuk membantu menghilangkan
retensi (penahan) air dalam jaringan tubuh sehingga dapat menurunkan
tekanan darah. Walaupun rendah garam, yang penting diperhatikan dalam
melakukan diet ini adalah komposisi makanan harus tetap mengandung
cukup zat-zat gizi, baik kalori, protein, mineral maupun vitamin yang
seimbang.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengatur diet ini antara lain
sebagai berikut :
1. Hindari penggunaan lemak hewan, margarin dan mentega terutama
goreng-gorengan atau makanan yang digoreng dengan minyak.
2. Batasi konsumsi daging, hati, limpa, dan jenis lainnya serta sea food
2. Pola istirahat
3. Pola aktivitas
Tekanan darah. Jenis latihan yang dapat mengontrol tekanan darah yaitu :
bejalan kaki, bersepeda, berenang, aerobik. Kegiatan atau pekerjaan
sehari-hari yang lebih aktif baik fisik maupun mental memerlukan
energi / kalori yang lebih banyak. Orang dengan gaya hidup yang tidak
aktif akan rentan terhadap tekanan darah tinggi. Melakukan olahraga
secara teratur tidak hanya menjaga bentuk dan berat badan, tetapi juga
dapat menurunkan tekanan darah.
4. Pengobatan
3) olahraga
Referensi :
Amin,Hardi.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose Medis dan
Nanda Nic-Noc Jilid 1. Mediaction Pulishin Jogjakarta
Eprints.ung.ac.id di akses pada tanggal 16-05-2017
Document.tips_Lp-hipertensi di akes pad tanggal 16-05-2017