Nama kelompok :
Kinanti fisabilillah
Mutianingrum
Citra kharunisa
Marwana
Moh.septiansyah
Atun sulistiana
Faril irwansyah
Masni
I. Analisa data
A. Kebutuhan peserta didik
Tingginya angka pengunjung Puskesmas Sukamaju ditandai dengan data
dalam dua bulan terakhir bahwa pengunjung Puskesmas Sukamaju yang
paling banyak adalah penderita hipertensi, disertai dengan kurangnya
pengetahuan warga tentang penyakit hipertensi khususnya keluarga Bapak
Abdi
B. Karakteristik peserta didik
Keluarga Bapak Abdi yang rata rata berpendidikan SMP-SMA
V. Metode
Ceramah dan Diskusi
VI. Media
Power point dan Video.
VIII. Evaluasi
Bentuk tes Tanya jawab lisan diakhir penyuluhan yaitu :
1. Jelaskan pengertian hipertensi secara singkat
IX. Referensi
https://hellosehat.com/penyakit/hipertensi-darah-tinggi/
http://www.alodokter.com/hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis di mana tekanan
darah pada dinding arteri (pembuluh darah bersih) meningkat. Kondisi ini dikenal
sebagai "pembunuh diam-diam" karena jarang memiliki gejala yang jelas. Satu-
satunya cara mengetahui apakah Anda memiliki hipertensi adalah dengan
mengukur tekanan darah.
Jika Anda belum memeriksa dan tidak tahu tekanan darah Anda, mintalah
kepada dokter untuk memeriksanya. Semua orang dewasa sebaiknya
memeriksa tekanan darah mereka setidaknya setiap lima tahun sekali.
Tekanan darah normal berkisar di angka 120/80 mmHG. Saat angka sistolik
dan diastolik berada di kisaran ini, maka Anda dapat disebut memiliki tekanan
darah normal. Seseorang baru disebut memiliki darah tinggi atau mengidap
hipertensi jika hasil pembacaan tekanan darah menunjukkan 140/90 mmHG.
Tekanan darah yang terlalu tinggi akan mengganggu sirkulasi darah.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa
penderita hipertensi yang berusia di atas 18 tahun mencapai 25,8 persen dari
jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Dari angka tersebut, penderita
hipretensi perempuan lebih banyak 6 persen dibanding laki-laki. Sedangkan
yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan hanya mencapai sekitar 9,4 persen. Ini
artinya masih banyak penderita hipertensi yang tidak terjangkau dan terdiagnosa
oleh tenaga kesehatan dan tidak menjalani pengobatan sesuai anjuran tenaga
kesehatan. Hal tersebut menyebabkan hipertensi sebagai salah satu penyebab
kematian tertinggi di Indonesia.
2. Gejala Hipertensi
Penderita hipertensi biasanya tidak menunjukkan ciri apapun atau hanya
mengalami gejala ringan. Namun, darah tinggi yang parah mungkin
menyebabkan:
a. Sakit kepala parah
b. Pusing
c. Penglihatan buram
d. Mual
e. Telinga berdenging
f. Kebingungan
g. Detak jantung tak teratur
h. Kelelahan
i. Nyeri dada
j. Sulit bernapas
k. Darah dalam urin
l. Sensasi berdetak di dada, leher, atau telinga
3. Penyebab Hipertensi
Penyebab hipertensi belum bisa dipastikan pada lebih dari 90 persen kasus
yang ada. Dalam kasus di mana sama sekali tidak ada penyebab atau faktor
jelas, hipertensi dikenal sebagai hipertensi primer. Ada beberapa faktor yang
diduga bisa meningkatkan risiko Anda mengalami kondisi ini, yaitu:
a. Usia. Risiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia.
b. Faktor keturunan. Orang dengan anggota keluarga yang mengidap
hipertensi memiliki risiko tinggi untuk mengalami kondisi yang sama.
c. Merokok. Rokok dapat meningkatkan tekanan darah sekaligus
menyempitkan dinding arteri.
d. Kelebihan berat badan atau obesitas. Kadar oksigen dan nutrisi yang
dialirkan darah akan diukur oleh tubuh sesuai dengan berat badan.
Berat badan yang berlebihan akan membutuhkan oksigen dan nutrisi
yang lebih banyak, sehingga volume darah dibutuhkan lebih banyak.
Volume darah yang meningkat akan meningkatkan tekanan darah.
e. Kurang olahraga. Orang yang jarang berolahraga cenderung memiliki
detak jantung yang lebih cepat, sehingga jantung akan bekerja lebih
keras. Kerja jantung lebih keras akan meningkatkan tekanan darah.
f. Kadar garam yang tinggi dalam makanan. Kadar garam yang tinggi
bisa menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, yang kemudian
akan meningkatkan tekanan darah.
g. Stres. Tingkat stres yang tinggi berpotensi memicu peningkatan
tekanan darah.
Sementara hipertensi yang disebabkan oleh kondisi dasar tertentu
disebut hipertensi sekunder. Secara keseluruhan, 10 persen dari kasus
hipertensi merupakan jenis sekunder. Beberapa penyebab di balik kondisi
ini umumnya meliputi:
a. Diabetes.
b. Penyakit ginjal.
c. Kondisi yang memengaruhi jaringan tubuh, misalnya lupus.
d) Obat-obatan tertentu, misalnya pil kontrasepsi, analgesik
atau obat pereda sakit, obat pilek, serta dekongestan.
d. Penyempitan pembuluh darah (arteri) yang mengalirkan
darah ke ginjal
e. Gangguan hormon, khususnya tiroid.
4. Pencegahan Hipertensi
Penerapan pola hidup sehat seperti konsumsi makanan bernutrisi,
olahraga teratur. tidak merokok, dan menghindari minuman keras bisa
mencegah hipertensi. Beberapa contoh penerapan yang bisa dilakukan
meliputi:
a. Makanan. Konsumsilah makanan yang rendah lemak dan kaya serat,
seperti roti dari biji-bijian utuh, beras merah, serta buah dan sayuran.
Kurangi konsumsi garam dalam makanan Anda, setidaknya tidak lebih
dari 6 gram garam per hari (sekitar satu sendok teh).
b. Berat Badan. Meski hanya beberapa kilo, menurunkan berat badan akan
membuat perbedaan besar pada tekanan darah dan kesehatan secara
keseluruhan.
c. Olahraga. Untuk menurunkan tekanan darah dan menjaga jantung serta
pembuluh darah dalam kondisi baik, olahraga dan rutin beraktivitas perlu
dilakukan. Bagi orang dewasa, beraktivitas dengan intensitas menengah
( bersepeda atau jalan cepat) setidaknya harus dilakukan selama 2 hingga
3 jam setiap minggu.
d. Terapi relaksasi, seperti yoga atau meditasi. Terapi-terapi tersebut dapat
membantu Anda untuk mengendalikan stres.
e. Merokok. Rokok tidak menyebabkan hipertensi secara langsung. tapi
akan mempertinggi risiko serangan jantung dan stroke karena dapat
memicupenyempitan arteri, Kombinasi merokok dan hipertensi akan
meningkatkan risiko penyakit jantungatau paru-paru secara drastis.
f. Kafein. Kurangi konsumsi minuman yang mengandung banyak kafein
seperti kopi, teh, cola serta minuman berenergi. Meminum lebih dari
empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan risiko hipertensi.
5. Komplikasi Hipertensi
Hipertensi akan lebih membebani jantung dan pembuluh darah Anda jika
tidak ditangani dengan seksama. Jenis-jenis komplikasi yang berpotensi
terjadi meliputi:
a. Serangan jantung dan stroke. Hipertensi berpotensi
menyebabkan penebalan dan pengerasan dinding arteri
sehingga dapat memicu serangan jantung serta stroke.
b. Pembuluh darah kecil pada ginjal yang rusak akibat
hipertensi. Kondisi ini bisa menghalangi ginjal untuk
berfungsi dengan baik. Beberapa gejalanya adalah
pembengkakan kedua tungkai bawah, keinginan untuk
buang air kecil di malam hari meningkat tapi volume urine
sedikit, dan hipertensi yang semakin parah.
Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/document/368066952/Contoh-SAP-Promosi-Kesehatan