Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

Disusun oleh:
Rizky Alfiyansyah 0432950117041

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

Jl. RA. Kartini No.66 Bekasi Timur

TAHUN AJARAN 2020

.
1. Pokok bahasan : Hipertensi
2. Sub pokok bahasan
a. Pengertian Hipertensi
b. Tanda dan gejala Hipertensi
c. Penatalaksanaan Hipertensi
d. Cara Pencegahan Hipertensi
3. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang hipertensi selama 1 x 30
menit diharapkan masyarakat mengerti tentang hipertensi
b. Tujuan khusus
1) Masyarakat mampu memahami pengertian hipertensi
2) Masyarakat mampu memahami penyebab hipertensi
3) Masyarakat mampu memahami tanda dan gejala hipertensi
4) Masyarakat mampu memahami penatalaksanaan hipertensi
5) Masyarakat mampu memahami cara pencegahan hipertensi

4. Penyaji materi : Rizky Alfiyansyah


5. Moderator : Rizky Alfiyansyah
6. Notulensi : Rizky Alfiyansyah.
7. Sasaran : Keluarga Ny. E
8. Tempat : Kp, Mede, Bekasi timur
Waktu : Rabu, 4 Maret 2020
9. Metode :
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Evaluasi
10. Media : Leaflet
11. Materi : Terlampir
NO KEGIATAN METODE WAKTU MEDIA
1 PEMBUKAAN Ceramah 5 menit Leaflet
 Mengucapkan
salam terapeutik
 Memperkenalkan
diri
 Kontrak watu
 Menjelaskan
tujuan pendidikan
kesehatan
2 ISI MATERI  Demonstrasi 20 menit Leaflet
PEMBAHASAN  Ceramah
 Pengertian  Tanya jawab
Hipertensi
 Penyebab
Hipertensi
 Tanda dan gejala
Hipertensi
 Penatalaksanaan
Hipertensi
 Cara pencegahan
Hipertensi
3 PENUTUP  Ceramah 5 menit Leaflet
 Menyimpulkan  Tanya jawab
materi
  Mengevalusi
pasien dan keluarga
tentang materi yang
telah diberikan
 Mengakhiri
pertemuan
Evaluasi

Evaluasi struktur
a. Menyiapkan satuan pembelajaran
b. Menyiapkan media penyuluhan kesehatan
c. Kontrak dengan keluarga

Evaluasi proses

Masyaraat memperhatikan mahasiswa saat mahasiswa memberikan penyuluhan


kesehatan

Evaluasi hasil

a. Masyarakat menyebutkan kembali pengertian Hipertensi


b. Masyarakat menyebutkan kembali penyebab Hipertensi
c. Masyarakat menyebutkan kembali tanda dan gejala Hipertensi
d. Masyarakat menyebutkan kembali penatalaksanaan Hipertensi
e. Masyarakat menyebutkan kembali cara pencegahan Hipertensi

Pertanyaan

a. Masyarakat dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan Hipertensi


b. Masyarakat dapat menyebutkan penyebab Hipertensi
c. Masyarakat dapat menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi
d. Masyarakat dapat menyebutkan penatalaksanaan Hipertensi
e. Masyarakat dapat menjelaskan cara pencegahan Hipertensi

Indikator keberhasihan

1. Pertanyaan ke-1 menjelaskan apa yang dimaksud dengan Hipertensi


a. Masyarakat dapat menjelaskan pengertian Hipertensi secara lengkap
(100%)
b. Masyarakat dapat menjelaskan pengertian Hipertensi dengan sebagian
(80%)
c. Masyarakat dapat menjelaskan pengertian Hipertensi dengan diarahkan
(60%)
d. Masyarakat tidak dapat menjelaskan pengertian Hipertensi (0%)

2. Pertanyaan ke-2 menjelaskan apa penyebab Hipertensi


a. Masyarakat dapat menjelaskan penyebab Hipertensi secara lengkap
(100%)
b. Masyarakat dapat menjelaskan Hipertensi dengan sebagian (80%)
c. Masyarakat dapat menjelaskan penyebab Hipertensi dengan diarahkan
(60%)
d. Masyarakat tidak dapat menjelaskan penyebab Hipertensi (0%)

3. Pertanyaan ke-3 menjelaskan apa saja tanda dan gejala Gangguan


Penglihatan
a. Masyarakat dapat menjelaskan tanda dan Hipertensi secara lengkap
(100%)
b. Masyarakat dapat menjelaskan tanda dan gejala Hipertensi dengan
sebagian (80%)
c. Masyarakat dapat menjelaskan tanda dan gejala Hipertensi dengan
diarahkan (60%)
d. Masyarakat tidak dapat menjelaskan tanda dan Hipertensi (0%)

4. Masyarakat dapat menyebutkan penatalaksanaan Hipertensi


a. Masyarakat dapat menyebutkan penatalaksanaan Hipertensi secara
lengkap (100%)
b. Masyarakat dapat menyebutkan penatalaksanaan Hipertensi dengan
sebagian (80%)
c. Masyarakat dapat menyebutkan penatalaksanaan Hipertensi dengan
diarahkan (60%)
d. Masyarakat tidak dapat menjelaskan penatalaksanaan Hipertensi (0%)
5. Pertanyaan ke- menjelaskan cara pencegahan Gangguan Penglihatan
a. Masyarakat dapat menjelaskan cara pencegahan Hipertensi secara
lengkap (100%)
b. Masyarakat dapat menjelaskan cara pencegahan Hipertensi dengan
sebagian (80%)
c. Masyarakat dapat menjelaskan cara pencegahan Hipertensi dengan
diarahkan (60%)
d. Masyarakat tidak dapat menjelaskan cara pencegahan Hipertensi (0%)
MATERI PENYULUHAN

1. Defenisi

Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga


dengan hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan
darah di arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus
bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh
darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik,
tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara
denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam
kisaran sistolik (bacaan atas) 100–140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah)
60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada
140/90 mmHg atau lebih.

Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) atau hipertensi


sekunder. Sekitar 90–95% kasus tergolong "hipertensi primer", yang berarti
tekanan darah tinggi tanpa penyebab medis yang jelas. [1] Kondisi lain yang
mempengaruhi ginjal, arteri, jantung, atau sistem endokrin menyebabkan 5-
10% kasus lainnya (hipertensi sekunder).

Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk stroke, infark miokard (serangan


jantung), gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta), penyakit
arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan peningkatan
sedang tekanan darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek.
Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan
darah dan mengurangi risiko terkait komplikasi kesehatan. Meskipun
demikian, obat seringkali diperlukan pada sebagian orang bila perubahan gaya
hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup dan biasanya obat harus
diminum seumur hidup sampai dokter memutuskan tidak perlu lagi minum
obat. Seseorang yang pernah mengalami tekanan darah tinggi, pada kondisi
normal dapat saja mengalami tekanan darah kembali dan ini yang harus
diwaspadai, banyak kasus stroke terjadi pada saat seseorang lepas obat. Dan
banyak orang tidak menyangka bahwa seseorang yang biasanya
mengalami tekanan darah rendah suatu kali dapat juga mengalami tekanan
darah tinggi. Oleh karena itu pengontrolan tekanan darah secara rutin mutlak
dilakukan.

 
2. Faktor – Faktor Hipertensi

Sebagian besar penderita hipertensi menderita hipertensi primer yang tidak


diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko
seseorang menderita hipertensi, antara lain:

 Usia. Seiring bertambahnya usia, risiko seseorang terserang hipertensi


semakin besar. Hipertensi pada pria umumnya terjadi pada usia 45 tahun,
sedangkan pada wanita biasanya terjadi di atas usia 65 tahun.
 Keturunan. Hipertensi rentan terjadi pada orang dari keluarga yang memiliki
riwayat darah tinggi
 Obesitas. Meningkatnya berat badan mengakibatkan nutrisi dan oksigen yang
dialirkan ke dalam sel melalui pembuluh darah juga meningkat. Hal ini
mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam pembuluh darah dan jantung.
 Terlalu banyak makan garam atau terlalu sedikit mengonsumsi makanan
yang mengandung kalium. Hal ini dapat mengakibatkan tingginya natrium
dalam darah, sehingga cairan tertahan dan meningkatkan tekanan dalam
pembuluh darah.
 Kurang aktivitas fisik dan olahraga. Keadaan ini dapat mengakibatkan
meningkatnya denyut jantung, sehingga jantung harus bekerja lebih keras
untuk memompa darah. Kurang aktivitas dan olahraga juga dapat
mengakibatkan peningkatan berat badan, yang merupakan faktor risiko
hipertensi.
 Merokok. Zat kimia dalam rokok bisa membuat pembuluh darah menyempit,
yang berdampak pada meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah dan
jantung.
.

3. Pencegahan Hipertensi

 Menjaga berat badan ideal. Berat badan berlebih bisa membuat


seseorang lebih berisiko terserang hipertensi.
 Berolahraga secara rutin. Seseorang yang aktif berolahraga akan lebih
terhindar dari risiko terserang hipertensi. Lakukan jalan cepat atau
bersepeda 2-3 jam setiap minggu.
 Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kaya serat. Misalnya, roti
dari biji-bijian utuh, beras merah, serta buah dan sayuran.
 Kurangi garam. Batasi dalam makanan, tidak lebih dari satu sendok teh.
 Kurangi konsumsi alkohol. Mengonsumsi lebih dari takaran alkohol
yang disarankan, bisa meningkatkan risiko hipertensi.
 Berhenti merokok. Meski rokok tidak menyebabkan hipertensi secara
langsung, tetapi rokok bisa membuat arteri menyempit, sehingga
meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
 Konsumsi kafein sesuai yang dianjurkan. Meminum lebih dari empat
cangkir kopi sehari bisa meningkatkan risiko hipertensi..

4. Penyebabnya Hipertensi
Hipertensi primer (esensial) adalah kondisi tekanan darah tinggi yang tidak
jelas penyebab spesifiknya. Sebanyak 95 persen orang yang punya tensi tinggi
termasuk dalam kategori ini. Kebanyakan orang yang memiliki hipertensi
jenis ini tidak akan merasakan gejala yang berarti.
Hipertensi primer dapat dialami oleh semua kalangan usia, tapi paling sering
terjadi pada usia paruh baya. Para ahli menduga bahwa faktor genetik
merupakan salah satu penyebab utama hipertensi primer. Namun, gaya hidup
yang tidak sehat juga dapat menjadi penyebab dan faktor risiko hipertensi ini.
Di antaranya:
1. Kebanyakan makan garam

Garam adalah faktor utama penyebab hipertensi atau tekanan darah


tinggi yang berasal dari luar tubuh. Memang, apa hubungan antara
garam dan penyebab hipertensi?

Garam tidak sepenuhnya jahat. Namun jika porsinya berlebihan,


garam dapat menyebabkan penumpukan natrium alami dalam tubuh.
Kelebihan natrium ini akan memberatkan kerja ginjal untuk
membuang sisa cairan limbah dalam tubuh. Akibatnya, terjadilah
retensi cairan yang dapat menjadi penyebab tekanan darah meningkat
dalam pembuluh, sehingga hipertensi berisiko muncul.

Terlalu banyak makan garam juga lama-lama akan menyebabkan


dinding arteri melemah. Sementara di waktu yang bersamaan sekaligus
menyebabkan penumpukan plak dalam dinding pembuluh arteri. Arteri
yang melemah ini akan jadi semakin sempit, yang membuat tekanan
darah pun makin naik dan menjadi penyebab hipertensi.

Asupan garam tidak hanya berasal dari tambahan garam meja atau
garam masak saja. Garam atau natrium yang berisiko menjadi
penyebab hipertensi dapat ditemukan dalam bentuk lain, misalnya
dalam makanan kemasan, makanan cepat saji (fast food), dan lain
sebagainya.

Oleh sebab itu, kebanyakan orang yang ingin mencegah atau berisiko
hipertensi akan disarankan dokter untuk membatasi asupan garamnya.
Salah satu langkahnya adalah menghindari makanan-makanan
penyebab hipertensi tersebut.

Penelitian yang dimuat dalam  Journal of Human Hypertension tahun


2002 menyatakan, mengurangi porsi garam (dalam bentuk apa pun)
dari 10 gram menjadi 6 gram per hari menurunkan risiko tekanan
darah tinggi. Mengurangi garam juga dapat menurunkan risiko
kematian akibat stroke hingga 14% dan 9 persen risiko kematian
akibat penyakit jantung koroner dari komplikasi hipertensi.

Bahkan meski sudah terkena dan sudah rutin minum obat penurun
tensi, pengidap hipertensi juga tetap harus mengurangi asupan
garamnya agar terhindar dari penyebab komplikasi hipertensi.

2. Stress

Kata orang, stres berkepanjangan dapat menjadi penyebab hipertensi.


Ternyata anggapan ini bukan mitos belaka.Stres memang membuat
tensi darah Anda meningkat sebesar 30-40% dari hitungan normalnya.
Sebab saat stres otak melepaskan hormon kortisol, adrenalin, dan
norepinefrin yang dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung.
Hormon-hormon ini juga menyempitkan diameter pembuluh darah.
Efek peningkatan tensi akibat stres cenderung terjadi sementara.
Namun, tekanan darah yang meningkat secara tiba-tiba meski hanya
sebentar tetap saja berbahaya. Bahkan sama bahayanya dengan
tekanan darah tinggi kronis yang bisa menyebabkan kerusakan
pembuluh darah, gangguan jantung, dan penyakit ginjal. Terlebih,
stres yang dibiarkan terus dapat memicu perubahan gaya hidup yang
tidak sehat. Stres seringkali membuat Anda “ngidam” merokok,
minum-minuman keras, atau bahkan makan berlebihan. Nah, pada
akhirnya hal-hal tersebutlah yang menjadi penyebab tensi semakin
naik dan gejala hipertensi pun muncul. Jadi jika Anda merasa stres
atau cemas setiap hari, sebaiknya mulai cari cara yang sehat untuk
melampiaskan penat agar terhindar dari risiko serta penyebab
hipertensi.

3. Malas Gerak
Malas gerak alias mager merupakan penyebab tekanan darah tinggi
atau hipertensi yang sering dianggap remeh. Detak jantung dari orang
yang mager biasanya cenderung cepat. Ini menjadi penyebab jantung
harus bekerja ekstra keras untuk memompa darah, yang akhirnya
berimbas pada peningkatan tekanan darah atau hipertensi.

Jadi, jangan lagi beralasan tidak punya waktu untuk olahraga kalau
ingin menghindari hipertensi. Mulai olahraga itu sebenarnya mudah.
Tidak perlu langsung memilih olahraga yang berat-berat, kok!

Mulai perlahan dengan olahraga ringan, yang penting teratur setiap


hari. Misalnya, jalan kaki, naik-turun tangga saat di kampus atau
kantor ketimbang naik eskalator atau lift. Sewaktu jalan-jalan di mal,
jangan hanya diam di eskalator. Panjat tangganya seolah Anda naik
tangga biasa.

Melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur telah lama


diketahui efektif untuk menjaga tensi darah tetap stabil. Pada akhirnya,
rutin berolahraga membantu menjauhkan Anda dari penyebab tekanan
darah tinggi atau hipertensi.

4. Obesitas

Obesitas dan kelebihan berat badan erat kaitannya dengan tekanan


darah tinggi. Bahkan kedua hal ini dinilai sebagai penyebab hipertensi
yang paling sering terjadi.

Anda tergolong kelebihan berat badan kalau indeks massa tubuh Anda
di atas 23. Sedangkan Anda tergolong obesitas kalau indeks massa
tubuh Anda di atas 25. Cek dulu berapa indeks massa tubuh Anda
dengan kalkulator IMT di sini. Tingginya angka IMT Anda dapat
menjadi indikator penyebab hipertensi. Bagaimana bisa?
Semakin berat massa tubuh Anda, semakin banyak darah yang
diperlukan untuk mengantar oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan
tubuh. Hal ini tentu menjadi penyebab kerja jantung lebih keras dari
biasanya, sehingga tekanan darah lama-lama akan naik dan hipertensi
pun tidak dapat dihindari.

5. Merokok

Merokok juga merupakan salah satu penyebab hipertensi atau tekanan


darah tinggi yang paling umum. Hal ini tidak lagi mengagetkan karena
peringatannya sudah tertera secara terang-terangan pada setiap
bungkus rokok, bahwa rokok adalah penyebab hipertensi.

Rokok sudah terbukti dapat membuat tekanan darah langsung


meningkat tajam setelah isapan pertama. Khususnya tekanan darah
sistolik meningkat jadi sebanyak 4 milimeter air raksa (mmHg).

Ini karena kandungan zat-zat berbahaya di dalamnya, seperti nikotin,


dapat memicu terjadinya vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh
darah. Apabila pembuluh darah menyempit, tekanan darah pun dapat
meningkat.

Pada akhirnya, peningkatan tekanan darah akibat rokok akan menjadi


penyebab kerusakan jangka panjang pada pembuluh darah penderita
hipertensi. Perokok aktif yang punya tensi tinggi berisiko terkena
berbagai penyakit kardiovaskular terkait komplikasi hipertensi. Sebut
saja stroke, penyakit jantung, dan serangan jantung.

Risiko komplikasi ini bahkan tetap lebih tinggi ketika dibandingkan


dengan pengidap hipertensi kronis yang tidak merokok. Maka dari itu,
ayo berhenti merokok dari sekarang!
6. Minum minuman Keras

Penyebab lain dari hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah miras.
Berbagai penelitian telah menyebutkan bahwa kebiasaan minum miras
berlebihan dalam jangka panjang dapat menyumbang peningkatan
risiko hipertensi.

Jika Anda sudah terdiagnosis punya tensi tinggi dari awal, kebiasaan
“minum-minum” dapat memperburuk gejalanya.

Bagaimana alkohol bisa menjadi penyebab hipertensi atau tekanan


darah tinggi? Alkohol dapat menyempitkan pembuluh darah jika
dikonsumsi secara berulang dalam dosis tinggi. Lama-kelamaan,
menenggak miras berlebihan dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan
organ vital lain yang memengaruhi tekanan darah.

Agar tensi bisa tetap dalam rentang normal dan terhindar dari faktor
risiko penyebab hipertensi, konsumsilah miras sewajarnya.
Mengurangi konsumsi alkohol dilaporkan membantu menurunkan
tekanan darah sistolik sebanyak 3 mmHg.

Pria dan wanita dewasa yang sehat (tidak berisiko dan tidak punya
penyakit apa pun) dianjurkan untuk mengonsumsi tidak lebih dari tiga
unit alkohol dalam sehari. Namun, batasan ini tidak boleh diartikan
“bisa diminum setiap hari” atau “boleh diminum sekaligus dalam satu
hari”.

Maksimal batas yang dibolehkan dalam seminggu adalah empat belas


unit alkohol. Berilah jeda 2-3 hari di antaranya mana Anda tidak
mengonsumsi alkohol sama sekali.
DAFTAR PUSTAKA

Craven & Hinrle. 2000. Pain perception and Management Fundamentals of nursing:


Human health and function (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott.
Kozier & Erb. 2004. Pain Management Fundamentals of nursing: Concepts, process,
and practice (7th ed.). New Jersey: Pearson prentice hall.
Taylor, Lillis, & Le Mone. 1997. Comfort Fundamentals of nursing: The art &
Science of nursing care (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott.

Anda mungkin juga menyukai