Anda di halaman 1dari 8

PRODI D III KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Pokok Bahasan : Hipertensi (Darah Tinggi)


Sub Pokok Bahasan : Penanganan Hipertensi
Penyaji : Nafia Fadiah
Sasaran : Lansia 70 tahun (Tn.S)
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Selasa, 17 Februari 2020
Tempat : Rumah Tn.S

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi selama 1 x 30 menit Lansia
dapat memahami tentang penyakit hipertensi, Tanda dan Gejala hipertensi, faktor
risiko yang dapat dirubah dan faktor risiko yang tidak dapat dirubah, serta
pencegahan dan pengendalian hipertensi.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x45 menit Lansia mampu menjelaskan
kembali tentang:
a. Lanisa dapat mengetahui pengertian Hipertensi
b. Lansia dapat mengetahui Tanda dan Gejala Hipertensi
c. Lanisa dapat mengetahui faktor risiko yang dapat dirubah dari hipertensi.
d. Lanisa dapat mengetahui faktor risiko yang tidak dapat dirubah dari
hipertensi
e. Lansia dapat mengetahui cara pencegahan dan pengendalian dari hipertensi
B. SASARAN
Lansia 70 tahun Tn.S

C. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari dan Tanggal Pelaksanaan :Selasa, 17 Februari 2020
Waktu : 45 menit
Tempat : rumah Tn.S

D. MATERI
a. Pengertian Hipertensi
b. Tanda dan Gejala hipertensi
c. faktor risiko yang dapat dirubah
d. faktor risiko yang tidak dapat dirubah
e. pencegahan dan pengendalian hipertensi.

E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

F. MEDIA DAN ALAT


Media : Leaflet
Leaflet yang berisi tentang pengertian, tanda dan gejala, faktor risiko yang dapat
dirubah dan tidak dapat dirubah, serta pencegahan dan pengendalian hipertensi.

G. EVALUASI
a. Prosedur : Diberikan diakhir penyuluhan
b. Waktu : 5 menit
c. Bentuk soal : Lisan
d. Jumlah soal : 5 soal
e. Butir soal/pertanyaan
1. Jelaskan kembali pengertian dari hipertensi ?
2. Sebutkan tanda dan gejala dai penyakit hipertensi
3. Sebutkan kembali faktor risiko yang dapat dirubah dari hipertensi.
4. Sebutkan kembali faktor risiko yang tidak dapat dirubah dari hipertensi.
5. Sebutkan Pencegahan dan pengendalian hipertensi
MATERI

A. PENGERTIAN
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan
darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan diastolic ≥90 mmHg. Seringkali
hipertensi terjadi tanpa gejala, sehingga pasien tidak merasa sakit.

B. TANDA DAN GEJALA


1. Sakit Kepala
2. Kelelahan
3. Mual dan Muntah
4. Sesak Nafas
5. Nafas pendek (terengah-engah)
6. Gelisah
7. Pandangan Menjadi Kabur
8. Mata berkunang-kunang
9. Mudah marah
10. Telinga berdengung
11. Sulit Tidur
12. Rasa berat di tengkuk

C. FAKTOR RISIKO HIPERTENSI


1. Faktor Risiko yang tidak dapat dimodifikasi (tidak dapat dirubah)
a. Umur
Umur mempengaruhi terjadinya hipertensi. Dengan bertambahnya umur,
risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar. pada usia lanjut, hipertensi
terutama ditemukan hanya berupa kenaikan tekanan darah sistolik atau
yang dikenal dengan hipertensi sistolik terisolasi (HST).
b. Jenis Kelamin
Pria mempunyai risiko sekitar 2,3 kali lebih banyak mengalami
peningkatan tekanan darah sistolik dibandingkan dengan perempuan,
karena pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung meningkatkan
tekanan darah, contohnya adalah sering merokok
c. Keturunan (Genetik)
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan).
menurut ilmuan Davidson, bila kedua orang tuanya menderita hipertensi,
maka sekitar 45% akan turun ke anak-anaknya, dan bila salah satu orang
tuanya terkena hipertensi maka sekitar 30% akan turun ke anaknya.
2. Faktor Risiko yang dapat dimodifikasi (dapat dirubah):
Faktor risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari penderita hipertensi
antara lain merokok, diet rendah serat, konsumsi garam berlebih, kurang
aktifitas fisik, berat badan berlebih/kegemukan, konsumsi alcohol,
dyslipidemia dan stress.
a. Kegemeukan (obesitas)
Kegemukan (obesitas) adalah persentase abnormalitas lemak yang
dinyatakan dalam Indeks Masa Tubuh (IMT) yaitu perbandingan antara
berat badan dengan tinggi badan kuadrat dalam meter. Berat badan dan
indeks masa tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan darah,
terutama tekanan darah sistolik. Obesitas bukanlah penyebab hipertensi.
Akan tetapi prevalensi hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Obesitas
visceral yaitu penumpukan lemak pada visera abdomen dan omentum
yang meningkatkan risiko terjadinya diabetes melitus, hipertensi ,
sindrom metabolic dan penyakit kardiovaskular. Pada obesitas viseral
terjadi peningkatan risiko terbentuknya plak arteriosclerosis akibat proses
inflamasi dari lemak yang tertumpuk di visera.
Resiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang yang gemuk
5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang badannya normal.
Sedangkan pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-33 % yang
memiliki berat badan berlebih (overweight)
b. Merokok
Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang
dihisap melalui rokok akan memasuki sirkulasi darah dan merusak lapisan
endotel pembuluh darah arteri, zat tersebut mengakibatkan proses
arteriklerosis dan tekanan darah tinggi. Merokok juga meningkatkan
denyut jantung, sehingga kebutuhan oksigen otot-otot jantung bertambah.
Merokok pada penderita tekanan darah tinggi akan semakin
meningkatkan resiko kerusakan pembuluh darah arteri.
c. Kurang Aktivitas Fisik
Kurang aktivitas fisik dapat menurunkan efisiensi kerja jantung,
menurunkan kemampuan tubuh termasuk kemampuan seksual dan
kebugaran jasmani.
d. Konsumsi Garam Berlebih’
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh karena
menarik cairan di luar sel agar tidak dikeluarkan, sehingga akan
menigkatkan volume dan tekanan darah. Pada sekitar 60% kasus
hipertensi primer (esensial) terjadi respons penurunan tekanan darah
dengan mengurangi asupan garam. Pada masyarakat yang mengkonsumsi
garam 3 gram atau kurang, ditemukan tekanan darah rerata yang rendah,
sedangkan pada masyarakat asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan darah
rerata lebih tinggi.
e. Dislipidemia
Kelainan metabolisme lipid (lemak) ditandai dengan peningkatan
kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL dan/atau penurunan
kadar kolesterol HDL dalam darah. Kolesterol merupakan faktor penting
dalam terjadinya aterosklerosis, yang kemudian mengakibatkan
peningkatan tekanan perifer pembuluh darah sehingga tekanan darah
meningkat.
f. Konsumsi Alkohol berlebih
Pengaruh alcohol terhadap kenaikan tekanan darah telah
dibuktikan, namun mekanismenya masih belum jelas. Diduga
peningkatan kadar kortisol, peningkatan volume sel darah merah dan
peningkatan kekentalan darah berperan dalam menaikkan tekanan darah.
Beberapa studi menunjukkan hubungan langsung antara tekanan darah
dan asupan alkohol. Dikatakan bahwa, efek terhadap tekanan darah baru
Nampak apabila mengkonsumsi alkohol sekitar 2-3 gelas ukuran standar
setiap harinya.

g. Psikologi dan stress


Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, marah,
dendam, rasa takut, rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal
melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat
serta lebih kuat, serta tekanan darah meningkat. Jika stress berlangsung
lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul
kelainan organis atau perubahan patologis. Gejala yang muncul dapat
berupa hipertensi atau penyakit maag.

D. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HIPERTENSI


1. Cek kesehatan secara berkala
2. Enyahkan asap rokok
3. Rajin beraktifitas fisik
4. Diet yang sehat dengan kalori seimbang
5. Istirahat yang cukup
6. Kelola stress
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI.(2015). Waspadai Hipertensi, Kendalikan Tekanan Darah.

Kemenkes RI.(2014). Penyakit Tidak Menular Dan Faktor


Risiko.Jakarta:Kementrian Kesehatan RI.2012

Anda mungkin juga menyukai