Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Perawatan Keluarga dengan Hipertensi


Sub Pokok Bahasan :
Hari/Tanggal/Tahun : Sabtu / 06 Agustus 2022
Durasi waktu : 1 Jam ( 60 Menit)
Pertemuan : Penyuluhan
Tempat : Desa Seresam
Sasaran : Masyarakat desa seresam
Jumlah peserta :
A. Latar Belakang
Penuaan populasi saat ini menjadi kecenderungan global dan isu penting di
seluruh dunia termasuk Indonesia. Berkenaan dengan kesehatan, peningkatan
populasi lanjut usia (lansia) merupakan faktor utama penyebab transisi
epidemiologi, yaitu meningkatnya prevalensi penyakit kronis tidak menular, di
antaranya adalah hipertensi.
Hipertensi adalah salah satu jenis penyakit tidak menular yang bersifat kronis,
berlangsung sepanjang hayat dan bersifat silent killer, dengan angka
prevalensi yang sangat tinggi pada lansia. Di tingkat dunia terutama di negara
maju, prevalensi hipertensi pada populasi lansia > 60 tahun diperkirakan
mencapai dua pertiga atau sekitar 60% - 80% (Giudice et al., 2010; Cornwell
and Waite, 2012). Kecenderungan itu juga terjadi di Indonesia. Data laporan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, menunjukkan bahwa
prevalensi hipertensi di Indonesia menempati urutan pertama jenis penyakit
kronis tidak menular yang dialami pada kelompok usia dewasa, yaitu sebesar
26,5%. Prevalensi hipertensi di Indonesia cenderung meningkat seiring
bertambahnya usia, yaitu prevalensi hipertensi pada kelompok usia 55-64
tahun sebesar 45,9%; usia 65-74 tahun sebesar 57,6%; dan kelompok usia >75
tahun sebesar 63,8% (Kemenkes RI, 2013).
Hal yang sama juga terjadi di Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru. Laporan
Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi pada usia
dewasa di Provinsi Riau sebesar 20,9%, di Kota Pekanbaru sebesar 18,1%,
dan prevalensi hipertensi tersebut cenderung mengalami peningkatan seiring
bertambahnya usia. Di Provinsi Riau, prevalensi hipertensi pada kelompok
usia 55-64 tahun sebesar 45,6%; kelompok usia 65-74 tahun sebesar 61,8%;
dan kelompok usia 75 tahun ke atas sebesar 72,5% (Kemenkes RI, 2013).
Penyakit hipertensi merupakan urutan pertama jenis penyakit kronis tidak
menular yang dialami oleh kelompok usia lanjut di Provinsi Riau dan di Kota
Pekanbaru (Dinkes Provinsi Riau, 2014; Dinkes Kota Pekanbaru, 2015).
Dengan demikian, terlihat bahwa hipertensi merupakan masalah kesehatan
umum pada lansia dan menjadi fokus pelayanan kesehatan masyarakat di
dunia, termasuk di Indonesia, khususnya di Kota Pekanbaru.
Hal yang menjadi persoalan adalah berbagai hasil studi menunjukkan bahwa
tingginya prevalensi hipertensi pada lansia diiringi dengan tingginya kondisi
hipertensi yang tidak terkontrol pada lansia di dunia, termasuk di Indonesia
khususnya di kota Pekanbaru, yaitu lebih dari 50% (Guessous et al., 2012;
Cornwell and Waite, 2012; dan Kemenkes RI, 2013). Kondisi itu dapat
meningkatkan kejadian komplikasi akibat hipertensi yang tidak terkontrol,
seperti: penyakit stroke dan jantung yang menjadi penyebab kematian utama
pada lansia di tingkat dunia (Cheung et al., 2012; Soyibo and Barton, 2012;
Seedat, Rayner, Veriava, 2014; Kjeldsen et al., 2014; dan Zhang, 2015). Oleh
karena itu, Nkondjock and Bizome (2010) menyatakan bahwa hipertensi
dikenal sebagai silent killer dan faktor utama terjadinya penyakit jantung,
stroke, dan kematian pada usia lanjut.
B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta dapat
mengetahui dan memahami tentang hipertensi
C. Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan peserta mampu menjelaskan
kembali tentang:
1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Tanda dan gejala Hipertensi
4. Cara penanganan Hipertensi
5. Cara pencegahan Hipertensi
6. Komplikasi Hipertensi
D. Sasaran
Masyarakat Desa Seresam
E. Materi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran selang
waktu lima menit dalam keadaan cukup tenang/istirahat (Kemenkes RI, 2013).
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140
mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. (Bruner dan Suddarth, 2002)
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
baik sistole dan diastole karena adanya gangguan peredaran darah tepi dengan
tanda dan gejala yang khas.
Hipertensi / tekanan darah tinggi adalah meningkatnya tekanan darah dimana
berkisar antara 160/90 mmHg pada usia> 50 tahun dan 140/90 mmHg untuk usia
13 – 50 tahun. Biasanya tekanan darah normal :< 120/80 mmHg.
2. Klasifikasi Hipertensi
The join National Commite on Detection, Evaluation, And Treatment Of High
Pressure (Komite Deteksi, Evaluasi Dan Pengobatan Hipertensi)
mengklasifikasikan hipertensi dalam tabel dibawah ini :

Tabel Stadium Hipertensi


Kategori Sistolik (Atas) Diastolik (Bawah)

Normal tinggi (perbatasan ) 130-190 85-89

Stadium I (Ringan) 140-159 90-99

Stadium 2 (Sedang) 160-179 100-109

Stadium 3 (Berat) 180-209 110-119

Stadium 4 (Sangat Berat) ≥ 210 ≤ 120


3. Faktor Pencetus Terjadinya Hipertensi
Faktor terjadinya hipertensi secara umum disebabkan oleh empat factor yaitu:
a) Faktor Keturunan
Mereka yang anggota keluarga mempunyai sejarah tekanan darah tinggi,
penyakit kardiovaskuler atau diabetes, maka biasanya penyakit itu akan
menurun kepada anak-anaknya.
b) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga merupakan factor yang dapat menyebabkan terjadinya
hipertensi seseorang. Keadaan seperti stress juga berpengaruh memicu
terjadinya hipertensi esensial. Stres emosi yang merangsang system saraf
simpatis.
c) Faktor Kegemukan
Orang yang memiliki kelebihan berat badan, kegemukan atau obesitas sangat
berpotensi terkena hipertensi apabila tidak segera dilakukan upaya penurunan
berat badan.
d) Faktor Kebiasaan Hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah
konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr, natrium membuat retensi
air yang dapat menyebabkan volume darah meningkat), kegemukan atau
makan berlebihan dan pengaruh lain misalnya merokok (nikotin dapat
membuat pembuluh darah menyempit), minum alcohol (meningkatkan plasma
katekolamin),
4. Tanda dan Gejala Hipertensi
a) Sakit kepala & pusing

b) Jantung berdebar – debar

c) Rasa berat di tengkuk

d) Mata berkunang – kunang / kabur

e) Lemah & lelah

5. Cara Penanganan Hipertensi


a. Farmakologi
Obat yang di resepkan oleh dokter dan di makan teratur sesuai dengan
ketentuan nya
b. Non Farmakologi
 Rebusan dan Jus
 Musik klasik
 Teknik nafas dalam
 Pijat refleksi
 Terapi Mases Kaki
6. Cara Pencegahan Hipertensi
1) Modifikasi pola hidup
Dua pola hidup yang sangat perlu disesuaikan adalah kebiasaan merokok
danstres. Rokok mempunyai efek vasokontriksi padapembuluh
darah.Relaksasi manajemen stres yang efektif sangat membantu dalam
mengendalikan hipertensi.

2) Diet
Diet adalah pola hidup yang perlu dimodifikasi.

a) Mengurangi garam dalam makanan


b) Menurunkan berat badan bagi yang obesitas
c) Tidak menggonsumsi lemak jenuh untuk mengurangi resiko penyakit
jantung
d) Mengurangi konsumsi alcohol
3) Aktivitas
Gerakan erobik secara teratur dianjurkan karena dapat membantu mengurangi
berat badan dan resiko penyakit jantung.Akan tetapi gerakan badan yang
melelahkan. Seperti mengangkat beban atau gerak badan yang menimbulkan
manuvervalsalva lebih baik dihindari.

4) Mengontrol tekanan darah secara teratur.


7. Komplikasi
Pada orang dengan hipertensi jika tidak ditangani dapat menyebabkan komplikasi
pada organ lain seperti :
a. Efek pada organ Otak
 Pemekaran pembuluh darah
 Perdarahan
 Kematian sel otak : stroke
b.   Komplikasi pada organ Ginjal
 Malam banyak kencing
 Kerusakan sel ginjal
 Gagal ginjal
c. Komplikasi pada Jantung
 Jantung dapat Membesar
 Sesak nafas (dyspnea)
 Cepat lelah
 Gagal jantung
F. Metode
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
G. Media
1. Leaflet
H. Kriteria Evaluasi
a.Struktur

1) Penyuluhan diberikan kepada pasien dan anggota peserta


2) Penyuluhan dilakukan di ruang perawatan pasien
3) Kegiatan penyuluhan diharapkan berlangsung selama 30 menit
4) Diharapkan semua anggota peserta hadir
b. Proses
1) Diharapkan pasien dan anggota peserta antusias terhadap materi yang
disampaikan
2) Diharapkan pasien dan anggota peserta tenang dan tidak gaduh selama
penyuluhan berlangsung
3) Diharapkan pasien dan anggota peserta kooperatif selama penyuluhan
berlangsung
c. Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menitdi harapkan :
1) Pasien anggota peserta dapat menyebutkan pengertian hipertensi
2) Pasien dan anggota dapat menyebutkan penyebab hipertensi
3) Pasien dan anggota peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala
hipertensi
4) Pasien dan anggota kelurga dapat menyebutkan cara penanganan
hipertensi
5) Pasien dan anggota peserta dapat menyebutkan cara pencegahan
hipertensi
6) Pasien dan peserta dapat menyebutkan komplikasi dari hipertensi
I. Kegiatan Penyuluhan
NO. WAKTU TAHAP KEGIATAN KEGIATAN PESERTA

PENYULUH

1. 5 menit Pembukaan 1. Memberikan salam 1. Menjawab salam


pembuka
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud
dan tujuan 2. Mendengarkan
4. Melakukan kontrak
waktu
3. Mendengarkan
5. Evaluasi awal (apa yang
dimaksud dengan
hipertensi)

4. Menyetujui

5. Menjawab pertanyaan
yang diberikan
2. 20 menit Isi 1. Memberikan penjelasan 1. Mendengarkan dan
tentang: memperhatikan
a. Pengertian hipertensi
b. Penyebab hipertensi
c. Tanda dan gejala
hipertensi
d. Cara penanganan
hipertensi
e. Cara pencegahan
hipertensi
f. Komplikasi hipertensi

2. Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk bertanya

3. Memberikan jawaban 2./ 2. Bertanya


penjelasan dari
pertanyaan yang
diajukan

3. Mendengarkan
3. 5 menit Penutup 1. Mengevaluasi kembali / 2. Menjawab pertanyaan
memberikan pertanyaan yang diberikan
atas materi yang telah
disampaikan

2. Membuat kesimpulan
3. Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Menyatakan kegiatan
4. Mendengarkan dan
telah selesai,
menerima leaflet
mengucapkan terima
kasih kepada peserta dan
membagikan leaflet

4. Mengucapkan salam
sebagai penutup acara
4. Membalas salam
J. Struktur Pengorganisasian
a.Leader : Erikc Arvendica
b. Moderator : Gusnalia
c.Fasilator : Didik Tri Setya Budi
d. Observer : Febrian Valentino
c. Dokumentasi : Didik Tri Setia Budi

K. Setting tempat

A B

E C E

Keterangan :

A. Moderator
B. Penyaji
C. Peserta
D. Observer
E. Fasilitator
DAFTAR PUSTAKA

Bruner dan sudart, 2002, Fundamental keperawatan, edisi 8, EGC : Jakarta

Corwin. J, Patofisiologi Penyakit, 2002, edisi 1, EGC : Jakarta

Gunawan, Hipertensi Tekanan Darah Tinggi, 2001, KANISIUS : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai