Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN

HIPERTENSI

Oleh:
dr. Sani Rizky Fernandi

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


ANGKATAN IV TAHUN 2021
PERIODE 7 MEI 2022-6 NOVEMBER 2022
PUSKESMAS PARUNGKUDA
BAB I
TINJAUN PUSTAKA

A. Definisi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi
lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg. (Smeltzer,2001). Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah
sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.

B. Klasifikasi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas : ( Darmojo, 1999 )
Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg
Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari
“The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and
Treatment of High Blood Pressure “ (JNC – VI, 1997) sebagai berikut :

No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)


1. Optimal <120 <80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High Normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120
Kalsifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi
2 golongan besar yaitu :
a.      Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya
b.      Hipertensi  sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh
penyakit lain.

C. Penyebab Hipertensi
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan
– perubahan pada :
a.      Elastisitas dinding aorta menurun
b.      Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c.       Kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa
darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d.      Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi
e.      Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-
data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
Faktor yang dapat dikendalikan
  Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi
Ciri perseorangan
 Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah: 
 Umur ( jika umur bertambah maka TD cenderung meningkat )
 Jenis kelamin (Pria umumnya beresiko lebih tinggi daripada wanita, tetapi
wanita akan beresiko lebih tinggi pada wanita pada  mengalami menopause)
 Ras ( ras kulit hitam lebih  banyak dari kulit putih )
2. faktor yang tidak dapat dikendalikan :
a. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
  Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
  Kegemukan atau makan berlebihan
 Stress
  Merokok
  Minum alkohol
 Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

D. Tanda dan Gejala


Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tinggi. Individu yang menderita hipertensi kadang tidak
menampakkan gejala sampai bertahun- tahun. Gejala dapat muncul biasanya
menunjukkan adanya kerusakan vaskuler. Sering dikatakan bahwa gejala
terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien
yang mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu :
a.          Mengeluh sakit kepala, pusing
b.         Lemas, kelelahan
c.          Sesak nafas
d.         Gelisah
e.         Kesemutan
f.           Mual
g.          Muntah
h.         Kesemutan
i.           Epistaksis
j.           Kesadaran menurun

E. Komplikasi
Kondisi hipertensi yang berkepanjangan menyebabkan gangguan pembuluh
darah di seluruh organ tubuh manusia. Angka kematian yang tinggi pada
penderita darah tinggi terutama disebabkan oleh gangguan jantung.
1. Organ jantung\
Kompensasi jantung terhadap kerja yang keras akibat hipertensi berupa
penebalan otot jantung kiri. kondisi ini akan memperkecil rongga jantung
untuk memompa, sehingga jantung akan semakin membuuhkan energi yang
besar. Kondisi ini disertai dengan gangguan pembuluh darah jantung sendiri
( jantung koroner ) akan menimbulkan kekurangan oksigen dari otot jantung
dan menyebabkan nyeri. Apabila kondisi dibiarkan terus menerus akan
menyebabkan kegagalan jantung untuk memompa dan menimbulkan kematian
( gagal jantung kongestif ).
2. Sistem Saraf
Gangguan dari sistem saraf terjadi pada sistem retina( mata bagian dalam ) dan
sistem saraf pusat ( otak ). Di dalam retina terdapat pembuluh – pembuluh
darah yang tipis yang akan melebar saat terjadi hipertensi, dan memungkinkan
terjadi pecah pembuluh darah retina yang akan menyebabkan gangguan
penglihatan. Selain itu pecahnya pembuluh darah dapat terjadi di otak dan
dapat menimbulkan stroke.
3. Ginjal
Hipertensi yang berkepanjangan akan menyebabkan kerusakan pembuluh
darah ginjal, sehingga fungsi ginjal sebagai pembuang zat-zat racun bagi tubuh
tidak berfungsi dengan baik, akibatnya terjadi penumpukan zat-zat berbahaya
bagi tubuh yang dapat merusak organ tubuh lain terutama otak.

F. Pencegahan
Diet
         Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
-           Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 6 gr/hr (tidak
lebih dari ¼ sampai ½ sendok teh/ hari)
-           Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
-           Penurunan berat badan
-           Menghidari minuman mengandung kafein
Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti jalan, lari, jogging,
bersepeda, berenang dan lain-lain
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87
% dari denyut nadi maksimal ( 220 – umur ) yang disebut zona latihan.
Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
Jangan memulai latihan bila tekanan darah masih diatas 170/ 100 mmhg
Menghentikan kebiasaan minum minuman beralkohol
Menghentikan kebiasaan merokok
Istirahat
Dianjurkan untuk istirahat 6 – 8 jam sehari. Hindari untuk begadang.
Mengendalikan stress
Bisa dilakukan dengan teknik relaksasi ( napas dalam ) dan juga meditasi untuk
menstabilkan emosi dan pikiran. Dianjurkan untuk berpikir positif.
BAB II
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN

A. Struktur Kelompok
Waktu : Selasa, 7 Juni 2022, Pukul 08.00 WIB
Tempat : Puskesmas Kecamatan Parungkuda, Jl. Raya Sukabumi No. 61,
Parungkuda, Kec. Parungkuda, Kab. Sukabumi
Pelaksana : - Presentator : dr. Sani Rizky Fernandi
- Dokumentasi : dr. Zahara
B. Tahap Persiapan
Sebelum kegiatan dimulai maka semua tempat dan peralatan sudah
disiapkan terlebih dahulu. .
C. Tahap Pelaksanaan
1. Acara pelaksanaan penyuluhan dimulai pada pukul 08.00 WIB.
Kegiatan ini dilaksanakan tepat waktu.
2. Kegiatan dilaksanakan oleh dokter internsip dan berperan sesuai dengan
tugasnya masing-masing.
D. Evaluasi
a. Struktur
- Peserta yang hadir sebanyak 25 orang.
- Setting tempat penyuluhan berlangsung di Puskesmas Parungkuda,
Kab. Sukabumi.
- Penggunaan bahasa sudah komunikatif dalam penyampaian, peserta
cukup paham dengan apa yang disampaikan dan mahasiswa mampu
memfasilitasi audiens selama jalannya diskusi.
- Peran dan tugas dokter internsip sebagai pelaksana acara telah
sesuai dengan tugas masing-masing.

b. Proses
- Pelaksanaan kegiatan penyuluhan berlangsung pada hari Selasa 7
Juni 2022 pukul 08.00 WIB dan berakhir pukul 08.30 WIB
- Kegiatan berjalan lancar sesuai rencana.
- Peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan, penuh perhatian, dan
lansia mengajukan pertanyaan mengenai presentasi penyuluhan
yang disampaikan.
- Seluruh perseta mengikuti kegiatan sampai akhir
c. Hasil
- Peserta mengetahui pengertian pengertian Hipetensi
- Peserta mengetahui penyebab Hipertensi
- Peserta mengetahui gejala Hipertensi
- Peserta mengetahui cara penularan Hipertensi
- Peserta mengetahui pencegahan Hipertensi
LAMPIRAN

KEGIATAN PENYULUHAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS


KECAMATAN PARUNGKUDA, JL. RAYA SUKABUMI NO. 61,
PARUNGKUDA, KEC. PARUNGKUDA, KAB. SUKABUMI

Anda mungkin juga menyukai