Anda di halaman 1dari 25

BAB III

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

III.1 Identitas Pasien

Nama : An. R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 1 tahun 5 bulan (17 bulan)
Alamat : Desa Kradenan RT 06/02 Sumpiuh, Kab.
Banyumas
Agama : Islam
Suku : Jawa
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : Belum sekolah
Pengantar (Pasien) : Ayah dan Ibu
Tanggal Periksa : Rabu, 08 Januari 2020

III.1.1 Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 32 tahun
Alamat : Desa Kradenan RT 06/RW 02 Kecamatan
Sumpiuh, Kabupaten Banyumas
Agama : Islam
Suku : Jawa
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Buruh

III.2 Anamnesis (diambil melalui alloanamnesis)


Pasien datang ke Puskesmas Borobudur pada tanggal 08 Januari 2020
pukul 16.00 WIB di antar oleh orangtua pasien.
Keluhan Utama
Kejang sejak 30 menit yang lalu
Keluhan Tambahan
Demam, batuk, dan pilek
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien anak laki-laki usia 17 bulan datang ke Puskesmas Borobudur
dengan keluhan kejang yang disertai dengan demam. Keluhan tersebut
dirasakan pasien 30 menit sebelum pasien datang ke Puskesmas Borobudur.
Sebelum kejang pasien sadar. Saat kejang pasien tidak sadar dengan posisi
kedua tangan menekuk kedalam dan kelojotan. Setelah kejang, pasien
segera sadar dan langsung menangis. Kejang disertai dengan demam tinggi,
namun ibu pasien tidak mengukur suhu karena tidak memiliki thermometer.
Ibu pasien mengaku bahwa pasien juga mengeluhkan adanya batuk kering
yang sudah dirasakan sejak 1 hari sebelum kejang. Batuk dirasakan terus
menerus. Pasien juga mengalami pilek yang juga dirasaakan 1 hari sebelum
dating ke Puskesmas Borobudur.
Ibu pasien mengatakan pasien sebelumnya tidak pernah mengalami
demam tinggi seperti keluhan saat ini. Pasien juga tidak pernah mengalami
kejang. Pasien sering mengalami batuk dan pilek. Kakak pasien juga
mengalami keluhan batuk dan demam 1 minggu sebelumnya dan sudah
sembuh.

Riwayat Penyakit Dahulu


a. Riwayat sakit yang serupa : Disangkal
b. Riwayat batuk pilek : Diakui
c. Riwayat alergi : Disangkal
d. Riwayat rawat inap : Disangkal
e. Riwayat kelahiran : Pasien lahir spontan, BBL 3400 gram
f. Riwayat tumbuh kembang : Normal sesuai usia
g. Riwayat imunisasi :
Pasien sudah mendapatkan imunisasi BCG, Hepatitis B, Polio, DPT-HB-
Hib, Campak (tetapi orang tua pasien lupa sudah berapa kali imunisasi)

Riwayat Penyakit Keluarga


a. Riwayat keluhan serupa : Sepupu pasien
b. Riwayat batuk pilek : kakak pasien
c. Riwayat Alergi : Disangkal

Riwayat Penggunaan Obat


Disangkal

Riwayat Psikologi
Hubungan kekeluargaan di antara keluarga An. R terjalin baik dan saling memberi
perhatian satu sama lain. Hal ini terbukti dengan adanya respon anggota keluarga
dalam usaha pengobatan pasien yang sudah diusahakan untuk berobat.

Riwayat Sosial dan Ekonomi


Pasien merupakan anak kelima dari lima bersaudara. Pasien tinggal di
sebuah rumah sederhana dengan luas rumah 6x10 m2 dengan jumlah penghuni 5
orang yaitu Bapak, Ibu, Nenek, Kakak Perempuann dan pasien. Pasien belum
bersekolah. Bapak pasien bekerja sebagai buruh dan ibu sebagai ibu rumah tangga
dengan pendapatan ± 2.000.000-2.500.000/Bulan. Kesan ekonomi adalah
menengah ke bawah.

Nenek pasien tidak bekerja. Bapak pasien perokok aktif dan terbiasa
merokok di dalam rumah. Pasien tinggal di lingkungan padat penduduk. Rumah
pasien memiliki ventilasi dan pencahayaan yang kurang, hal ini dikarenakan
pasien jarang membuka jendela rumah sehingga pertukaran udara minimal. Pasien
makan 3 kali sehari. Pasien sering sulit makan. Menu makanan sehari – hari
adalah nasi yang dilembutkan, lauk seadanya, serta sayur dan buah-buahan yang
jarang di konsumsi. Pasien berobat dengan menggunakan kartu jaminan kesehatan
KIS.
Anamnesis Sistemik
a. Keluhan Utama : Kejang
b. Sistemik : Demam
c. Kulit : tidak ada keluhan
d. Kepala : tidak ada keluhan
e. Leher : tidak ada keluhan
f. Mata : tidak ada keluhan
g. Hidung : Pilek
h. Telinga : tidak ada keluhan
i. Mulut : tidak ada keluhan
j. Tenggorokan : tidak ada keuhan
k. Pernafasan : Batuk kering
l. Sistem Kardiovaskuler : tidak ada keluhan
m. Sistem Gastrointestinal : tidak ada keluhan
n. Sistem Saraf : tidak ada keluhan
o. Sistem Muskuloskeletal : tidak ada keluhan
p. Sistem Genitourinaria : tidak ada keluhan
q. Ekstremitas Atas : tidak ada keluhan
Bawah : tidak ada keluhan

III.3. Pemeriksaan Fisik


a. Keadaan Umum : Lemah, kesadaran Composmentis
b. Status gizi
BB : 10,3 kg
PB : 98 cm
Status gizi kesan kurang
c. Tanda Vital :
RR : 27x/menit
Nadi : 96x/menit
Suhu : 38,5oC

d. Status Generalis
Kepala : Bentuk kepala mesocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
Telinga : Bentuk normal, sekret (-/-)
Hidung : Napas cuping hidung (-), sekret (+/+)
Mulut : Bibir sianosis (-), mulut basah (+), Lidah kotor (-)
Tenggorokan : Hiperemis (-). Pembesaran KGB (+)
Leher : Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar limfe (-)
Thoraks : Simetris, retraksi (-/-)
a. Cor : Inspeksi : ictus cordis tak tampak
Palpasi : ictus cordis tak kuat angkat

Perkusi : batas kiri atas : SIC II LPSS

batas kiri bawah : SIC V 2 jari lateral LMCS

batas kanan atas : SIC II LPSD

batas kanan bawah : SIC IV LPSD

Auskultasi: S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-)

b. Pulmo
Inspeksi : Bentuk dada normal, retraksi (-), gerakan paru simetris.
Palpasi : Vocal fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor +/+
Auskultasi : Suara dasar vesikular (+/+), suara tambahan RBH (+/+),
RBK (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, asites (-), benjolan (-), lesi (-), jejas (-)

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : Timpani

Genitalia : Tidak dilakukan


Anorektal : Tidak dilakukan
Kulit : Sianosis (-), turgor <2 detik, ikterus(-)
Ekstremitas
Superior : Edema (-/-), jejas (-/-), akral dingin (-/-)

Inferior : Edema (-/-), jejas (-/-), akral dingin (-/-)

III.4 Pemeriksaan Penunjang


Usulan Pemeriksaan penunjang:

1. Pemeriksan darah lengkap


2. Rontgen Thoraks
III.5 Diagnosis Kerja
Kejang demam sederhana et causa Bronkitis akut

III.6 Rencana Penatalaksanaan


a. Personal Care
1) Medikamentosa
a. Inj Ampicilin 3 x 150 mg iv
b. PO Paracetamol sirup 3 x 1 cth
c. PO Fenobarbital 2 x ½ tab
d. PO Ambroxol sirup 3 x 1 cth
2) Non Medikamentosa
a) Istirahat tirah baring di rumah
b) Diet tinggi kalori, tinggi protein, tinggi serat
c) Perbanyak minum air putih
d) Konsumsi obat-obatan secara rutin dan tuntas
e) Menutup hidung dan mulut saat batuk maupun bersin
f) Manajemen awal saat terjadi kejang
3) KIE (komunikasi, informasi dan edukasi)
a) Edukasi kepada keluarga pasien tentang penyakit, penyebab, faktor risko,
perjalanan penyakit, prognosis dari Kejang Demam.
b) Edukasi kepada keluarga pasien tentang penyakit, penyebab, faktor risko,
perjalanan penyakit, prognosis dari Bronkitis akut.
c) Edukasi kepada keluarga pasien untuk menghindari kontak dengan
pencetus kambuhnya penyakit, termasuk kontak debu/asap.
d) Edukasi keluarga pasien untuk menjaga sanitasi rumah dan lingkungan
sekitar dengan menjaga kebersihan, membiasakan membuka jendela dan
pintu ruangan serta kamar untuk menjaga pencahayaan dan sirkulasi
udara cukup.
e) Edukasi keluarga pasien mengenai manajemen awal saat terjadi kejang
kembali, terutama saat di rumah.
f) Edukasi keluraga pasien untuk melakukan rutin kontrol
g) Edukasi keluarga pasien untuk pengaturan pola makan
b. Family Care
1) Memberikan edukasi pengetahuan kepada keluarga mengenai definisi
Kejang demam dan Bronkithis akut, etiologi, faktor resiko, tanda dan gejala,
penatalaksanaan, pencegahan, komplikasi, prognosis.
2) Memberikan edukasi mengenai penanganan awal jika pasien kembali kejang
saat di rumah.
3) Memberikan edukasi kepada anggota keluarga agar membantu pasien untuk
menjaga pola makan dan pola hidup sehat.
4) Memberikan edukasi untuk mengubah rumah menjadi rumah sehat
5) Memberikan edukasi mengenai etika batuk dan bersin.
6) Memberikan dukungan moral dari keluarga dalam pengendalian penyakit
pasien.
7) Meningkatkan fungsi APGAR terutama dalam komunikasi antar anggota
keluarga.
c. Community Care
Melakukan konseling atau edukasi pada masyarakat di tempat tinggal pasien
tentang Bronkitihis melalui:
1) Edukasi pengetahuan
terkait faktor risiko dan gejala, tatalaksana, dan komplikasi Kejang demam
dan Bronkithis akut.
2) Edukasi pentingnya
menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan terutama rumah.
3) Edukasi untuk menjaga
pola hidup sehat, yaitu dengan menjaga pola makan, dan melakukan
olahraga.
4) Edukasi mengenai etika
batuk dan bersin.
III.7 Hasil Kunjungan Rumah
III.7.1 Kondisi Pasien
Dari hasil kunjungan ke rumah pasien pada tanggal 24 Januari 2020
didapatkan keterangan bahwa keadaan pasien membaik setelah melakukan
anjuran dari dokter Puskesmas Borobudur.
Faktor pendukung:
a. Pasien mengkonsumsi obat secara tepat dan tuntas.
b. Keluarga pasien menutup hidung dan mulut saat batuk maupun
bersin
c. Keluarga pasien paham menajemen awal saat terjadi kejang
d. Pasien makan dengan gizi seimbang.
e. Keluarga pasien menjaga kebersihan rumah dengan rutin menyapu
dan mengepel lantai rumah.
Faktor penghambat:
a. Tidak ada
Indikator keberhasilan:
a. Keluhan telah membaik

III.7.2 Keadaan Rumah


Lokasi : Desa Kradenan RT 06/RW 02

Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas

a. Kondisi rumah : Cukup Sehat


b. Luas : 6x10 m2
c. Lantai rumah : Lantai rumah dari depan hingga belakang terbuat
dari keramik
d. Jendela rumah : Berukuran 150 cm x 30 cm, Luas jendela rumah
<10% dari luas lantai rumah, bertirai dan tidak rutin di buka setiap pagi
e. Pencahayaan : Kurang
f. Kebersihan dan tata letak ruang : Kebersihan dan tata letak kurang baik
g. Sanitasi dasar : Kurang bersih
h. Halaman rumah : Kurang bersih berupa tanah kering dan berdebu
i. Kesan kebersihan : Kurang bersih
Pasien tinggal disebuah rumah sederhana dengan luas rumah 6x10 m 2
, dengan jumlah penghuni 5 orang. Rumah pasien memiliki ventilasi dan
pencahayaan yang kurang, hal ini dikarenakan pasien jarang membuka jendela
rumah sehingga pertukaran udara minimal. Lantai rumah dari depan hingga
belakang terbuat dari keramik. Dinding rumah terbuat dari kayu. Tidak semua
kamar memiliki jendela. Kebersihan rumah cukup terjaga dengan baik namun
sedikit berantakan. Atap rumah terbuat dari genting dan kayu. Tingkat
kelembapan rumah terkesan lembab terutama di kamar dan di dapur. Rumah
terdiri dari ruang tamu yang menyatu dengan ruang keluarga, 2 kamar tidur,
dan 1 ruang dapur, dan 1 kamar mandi. Pasien memasak dengan
menggunakan kompor dan tungku. Sumber air bersih berasal dari air sumur.
Jarak antara rumah pasien dan rumah tetangga sekitar 1-2 meter. Lingkungan
tempat tinggal An. R berada tengah pemukiman yang berjalan datar. Tempat
sampah keluarga diletakkan di halaman belakang rumah dan dibakar. Kesan
kebersihan lingkungan rumah kurang baik. Halaman rumah pasien berupa
tanah kering dan berdebu. Listrik 450 VA. Fasilitas MCK dengan jamban
sehat. Pembuangan air limbah disalurkan ke septic tank yang berjarak lebih
dari 10 meter dari rumah.

: Pintu
: Lubang ventilasi
: Jendela

Gambar 2. Denah Rumah Pasien


III.7.2.1 Indikator Rumah Sehat
Tabel 2. Indikator Rumah Sehat
Skor rumah
Indikator Variabel Skor
pasien (tanda Ö)
Lokasi a. Tidak rawan banjir 3 Ö
b. Rawan banjir 1
Kepadatan rumah a. Tidak padat (>8m2/ orang) 3
b. Padat (<8m2/ orang) 1 Ö
Lantai a. Semen, ubin, keramik, kayu 3 Ö
b. Tanah 1
Pencahayaan a. Cukup 3
b. Tidak cukup 1 Ö
Ventilasi a. Ada 3 Ö
b. Tidak ada 1
Air bersih a. Air kemasan 3
b. Ledeng/ PAM 3
c. Mata air terlindung 2
d. Sumur pompa tangan 2
e. Sumur terlindung 2 Ö
f. Sumur tidak terlindung 1
g. Mata air tidak terlindung 1
h. Lain-lain 1
Pembuangan kotoran a. Leher angsa 3 Ö
kakus
b. Plengsengan 2
c. Cemplung/ cubuk 2
d. Kolam ikan/ sungai/ kebun 1
e. Tidak ada 1
Septic tank a. Jarak > 10 meter 3 Ö
b. Lainnya 1
Kepemilikan WC a. Sendiri 3 Ö
b. Bersama 2
c. Tidak ada 1
SPAL a. Saluran tertutup 3 Ö
b. Saluran terbuka 2
c. Tanpa saluran 1
Saluran got a. Mengalir lancar 3
b. Mengalir lambat 2 Ö
c. Tergenang 1
d. Tidak ada got 1
Pengelolaan sampah a. Diangkut petugas 3
b. Ditimbun 2
c. Dibuat kompos 3
d. Dibakar 2 Ö
e. Dibuang ke kali 1
f. Dibuang sembaragan 1
g. Lainnya 1
Polusi udara a. Tidak ada 3 Ö
b. Ada gangguan 1
Bahan bakar masak a. Listrik, gas 3
b. Minyak tanah 2
c. Kayu bakar 1 Ö
d. Arang/ batu bara 1
Total skor 34

Penetapan skor kategori rumah sehat:


a. Baik : Skor 35-42 (>83%)
b. Sedang : Skor 29-34 (69-83%)
c. Kurang : Skor < 29 (<69%)
Pada rumah pasien termasuk ke dalam kategori rumah dalam kondisi sedang.

III.7.3 Pengamatan Keluarga


III.7.3.1 Karakteristik Demografi Keluarga
Pasien merupakan anak kelima dari lima bersaudara. Saat ini pasien
tinggal bersama kedua orang tuanya, kakak perempusn dan nenek. Alamat pasien
di Desa Kradenan RT 06/02 Sumpiuh, Banyumas. Daerah tempat tinggal pasien
merupakan pemukiman penduduk yang teratur dan padat dengan lingkungan yang
cukup bersih.

III.7.3.2 Profil Keluarga


Tabel 4 Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah

Pendidikan
No Nama Kedudukan L/P Umur Pekerjaan Keterangan
terakhir
1 Tn. R Suami L 42 th SMK Buruh -

2 Ny. S Istri P 30 th SMK IRT -


3 Ny. T Ibu P 60 th SD IRT

4 An. A Anak P 11 th SD Pelajar -


5 An. R Anak L 17 bln Belum sekolah - Pasien
III.7.3.3 Genogram Keluarga
Genogram dibuat tanggal 26 Januari 2020, Sumber Ny. W

An I
7 th

Gambar 3. Genogram Keluarga


: Perempuan

: Laki-laki

: Pasien Kejang

:keluhan serupa

: Tinggal satu rumah

Bentuk keluarga : Extended family

Siklus Keluarga : Stage IV (Family School Children)

13
III.7.3.4 Family Maping

Tn. R

Ny.S An.
A

Ny. An.
R
S

Keterangan :
========= Hubungan Fungsional (Hubungan dekat)
Gambar 4. Family Mapping

14
III.7.3.5 Identifikasi Fungsi – Fungsi Keluarga
Tabel 5. Komponen APGAR
Komponen Indikator Hampir Kadang- Sering/
tidak kadang selalu
Adaptation Saya puas bahwa pernah (0) (1) (2)

saya dapat
kembali ke
keluarga saya
bila saya
menghadapi
Partnersh Saya puas dengan √
p cara keluarga
(teman-teman)
saya membahas
dan membagi
masalah dengan
saya.
Growth Saya puas √
dengan cara
keluarga saya
menerima dan
mendukung
keinginan saya
untuk
melakukan
kegiatan baru
atau arah hidup
yang baru.

Affection Saya puas dengan √


cara keluarga saya
mengekspresikan
kasih sayangnya
dan merespon
emosi saya seperti
kemarahan,
perhatian dll.
Resolve Saya puas √
dengan cara
keluarga saya
dan saya
membagi waktu
bersama- sama
Skor Total 10

15
 Skor 8-10 : Fungsi keluarga sehat
 Skor 4-7 : Fungsi keluarga kurang sehat
 Skor 0-3 : Fungsi keluarga sakit
Pada pasien, komponen APGAR berjumlah 10, sehingga keluarga
pasien termasuk ke dalam kategori fungsi keluarga sehat.

III.7.3.6 Sumber Daya Keluarga (Family Screem)


Family SCREEM, terdiri dari: Social, Cultural, Religion, Economic,
Education, Medical. Penilaian ini berfungsi untuk menggali sumber daya yang
ada dalam sebuah keluarga. Penilaian terhadap keluarga pasien tertera dalam tabel
dibawah ini.

Tabel 6. Family Screem


Kompon Sumberdaya
en
Social Interaksi sosial keluarga dengan tetangga dan Tidak adaP
saudara-saudara di sekitar rumah cukup baik.

Culture Dalam kegiatan sehari-hari keluarga ini Tidak ada


menggunakan bahasa Jawa. Tidak ada perbedaan
budaya yang mejadi masalah

Religion Pemahaman agama cukup baik penerapan ajaran Tidak ada


juga baik. Pasien rutin menjalankan shalat lima
waktu.

Economy Ekonomi keluarga ini tergolong kelas menengah Tidak ada


kebawah, untuk kebutuhan primer sudah bisa
terpenuhi, meski belum mampu mencukupi
kebutuhan sekunder, diperlukan skala prioritas
untuk pemenuhan kebutuhan hidup. prioritas untuk
pemenuhan kebutuhan hidup.
Educatin Pendidikan terakhir keluarga ini adalah SMK Tidak ada

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga Tidak ada


menggunakan pelayanan puskesmas dan
menggunakan KIS. Terdapat fasilitas kesehatan
dekat rumah

16
III.7.3.7 Family Life Cycle
Bentuk keluarga pasien adalah termasuk dalam bentuk keluarga inti atau
biasa disebut extended family. Menurut Duval, terdapat 8 siklus hidup
keluarga.Keluarga ini termasuk ke dalam siklus hidup ke IV, yaitu keluarga
dengan anak sekolah.

III.7.3.8 Diagnosis Fungsi Keluarga


a. Fungsi Biologis
Bentuk keluarga dari An. R adalah extended family. Pasien (An. R)
sebagai anak kedua, tinggal berempat dengan ibu, kakak, dan nenek
pasien dalam 1 rumah. Tn. R yang merupakan ayah pasien berkerja di
sebagai buruh.

b. Fungsi Psikologis
1. Hubungan dengan tiap anggota keluarga baik.
2. Hubungan dengan tetangga (teman-teman) rumah baik.
c. Fungsi Ekonomi
Perekonomian keluarga menengah kebawah. Penghasilan keluarga
berasal dari ayah pasien yang bekerja sebagai buruh.
d. Fungsi Pendidikan
Ayah adalah tamatan SMK dan ibu pasien adalah tamatan SMK.
e. Fungsi Religius dan Fungsi Sosial Budaya
Pasien berasal dari keluarga muslim yang taat dan rutin menjalankan
ibadahnya dan dapat bersosialisasi terhadap lingkungan sekitar dengan
baik.
f. Fungsi Penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi
Masalah yang berhubungan dengan keluarga diselesaikan dengan
musyawarah.
g. Faktor Perilaku
Pasien aktif bermain dengan anggota keluarga.
h. Faktor Non Perilaku
Sarana pelayanan kesehatan dekat dengan rumah.

17
III.7.3.7 Diagram Realita yang Ada pada Keluarga

KIS
(Kartu Indoneisa Sehat)

 Keluarga pasien telah paham pertolongan pertama saat kejang

 Keluarga pasien telah paham agar menutup hidung dan mulut saat batuk
dan bersin

Gambar 5. Diagram Realita yang Ada pada Keluarga

18
III.7.3.9 Pembinaan dan Hasil Kegiatan
Tabel 6.1. Hasil Pembinaan Keluarga
Anggota
Hari, keluarga
No Kegiatan yang dilakukan Hasil kegiatan
Tanggal yang
terlibat
1. Rabu, 24 a. Membi Pasien dan a. Pasien dan
Januari na hubungan saling percaya keluarga keluarganya
2020 dengan pasien dan memiliki kondisi
keluarga, diantaranya ekonomi yang
perkenalan dan bercerita kekurangan, latar
mengenai kehidupan belakang
sehari-hari pendidikan
b. Melak menengah ke
ukan tanya jawab terhadap bawah, dan tidak
kondisi pasien dan keluarga ada kepercayaan
termasuk kondisi ekonomi, yang dianut oleh
pendidikan dan budaya pasien dan
yang masih dianut keluarganya selain
c. Melak ajaran agama
ukan tanya jawab terhadap b. Perilaku sehari-hari
perilaku sehari-hari pasien pasien terkait
terkait kesehatannya kesehatan belum
d. Mendi sesuai dengan
skusikan hubungan antar PHBS
anggota keluarga dan c. Hubungan antar
hubungan dengan anggota keluarga
masyarakat sekitar dan hubungan sosial
e. Memer dengan masyarakat
iksa kondisi rumah dan sekitar baik
lingkungan tempat tinggal d. Kondisi rumah dan
pasien lingkungan sekitar
tempat tinggal
pasien tidak sehat
2. Sabtu, 25 a. Menggali pengetahuan dan Pasien dan a. Pasien dan keluarga
Januari pemahaman pasien dan keluarga memahami tentang
2020 keluarga tentang penyakit kejang
penyakitnya demam dan bronchitis
b. Memberikan penjelasan akut
mengenai pengertian, b. Pasien dan keluarga
penyebab, faktor risiko, sepakat untuk
tanda dan gejala, cara mencoba

19
penularan serta membiasakan diri
penatalaksanaan kejang menerapkan PHBS
demam dan bronchitis akut
c. Memotivasi pasien dan
keluarga untuk
memperbaiki higienitas
perorangan dengan
menerapkan PHBS
sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kesehatan
pasien dan keluarga

III.7.3.10 HASIL EVALUASI


1. Evaluasi Formatif
Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada 5 orang yang terdiri dari,
pasien An. R, ibu pasien Ny. S, ayah pasien Tn. R, nenek pasien Ny. T dan
kakak perempuan pasien An. A. Metode yang digunakan berupa konseling
dan edukasi tentang penyakit kejang demam dan bronchitis akut mulai dari
pengertian, penyebab, faktor risiko, cara penularan, tanda dan gejala,
penanganan dan edukasi PHBS sebagai salah satu upaya pencegahan
terhadap penyakit infeksius dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien
dan keluarga.

2. Evaluasi Promotif

Sasaran konseling sebanyak 5 orang yaitu, pasien, ibu pasien, ayah


pasien, nenek pasien, dan kakak kandung pasien. Waktu pelaksanaan
kegiatan pada Rabu 24 Januari 2020 dan Sabtu 25 januari 2020 di rumah
pasien. Konseling berjalan dengan lancar dan pasien serta keluarga merasa
puas karena merasa lebih diperhatikan dengan adanya kunjungan ke
rumahnya untuk memberikan edukasi tentang penyakit yang sedang
diderita An. R.

3. Evaluasi Sumatif

Sebelum dilakukan konseling pasien dan keluarga mengaku belum


memahami penyakit yang diderita oleh An. R sehingga dengan adanya

20
konseling pasien merasa puas dan senang karena menjadi lebih paham
tentang penyakitnya. Keluarga pasien juga menjadi lebih paham tentang
pengaruh lingkungan yang tidak bersih dengan kesehatan seseorang. Setelah
konseling selesai, dilakukan tanya jawab dengan peserta.

III.7.3.11 Diagnosis Holistik


a. Aspek Personal
- Ide/ Pemikiran : Pasien datang ke puskesmas karena kejang, demam,
batuk dan pilek, untuk mencari pengobatan.
- Perasaan : Ibu pasien mengatakan akibat penyakit pasien tersebut,
pasien menjadi sulit untuk beraktivitas sehari-hari.
- Harapan : Ibu pasien berharap agar penyakit pasien dapat sembuh,
sehingga dapat beraktivitas seperti biasa dengan nyaman.
- Efek Terhadap Fungsi : Sosial Ibu pasien khawatir penyakit pasien
memberat dan menyebabkan kematian.

b. Aspek Klinis
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik disimpulkan sebagai
berikut:
1. Diagnosis kerja : Kejang demam sederhana et causa
Bronkitis akut
2. Diagnosis banding : Ensefalitis, Epilepsi
s
c. Aspek Internal
1. Genetik: Terdapat faktor genetik dalam keluhan yang dialami pasien.
2. Pola makan: Riwayat gizi kurang karena pasien sering kali sulit untuk
makan
3. Kebiasaan: Pasien memiliki kebiasaan tidak pernah mencuci tangan setelah
bermain di luar rumah.

d. Aspek Eksternal

21
a. Rumah pasien yang
tidak memenuhi kriteria rumah sehat (rumah dengan jendela yang
jarang di buka, sirkulasi udara dalam rumah kurang baik).
b. Halaman sekitar
rumah pasien masih berupa tanah kering dan banyak debu.

e. Derajat Fungsional

Berdasarkan skala fungsi, aspek skala fungsi An. R adalah 4. Hal ini
dikarenakan An. R mulai terganggu dalam melakukan aktivitas sehari-hari
seperti bermain bersama teman dan berkumpul dengan keluarga dan butuh
bantuan dari orang lain.

III.7.3.12 Komprehensif Pengelolaan Pasien dan Keluarga


1. Promotif
a. Edukasi kepada keluarga pasien tentang penyakit, penyebab, faktor
risko, perjalanan penyakit, prognosis dari Kejang Demam.
b. Edukasi kepada keluarga pasien tentang penyakit, penyebab, faktor
risko, perjalanan penyakit, prognosis dari Bronkitis akut.
c. Edukasi kepada keluarga pasien untuk menghindari kontak dengan
pencetus kambuhnya penyakit, termasuk kontak debu/asap.
d. Edukasi keluarga pasien untuk menjaga sanitasi rumah dan
lingkungan sekitar dengan menjaga kebersihan, membiasakan
membuka jendela dan pintu ruangan serta kamar untuk menjaga
pencahayaan dan sirkulasi udara cukup.
e. Edukasi keluarga pasien mengenai manajemen awal saat terjadi
kejang kembali, terutama saat di rumah.
f. Edukasi keluraga pasien untuk melakukan rutin kontrol
g. Edukasi keluarga pasien untuk pengaturan pola makan

2. Preventif
a. Menganjurkan orangtua pasien untuk meneutup mulut dan hidung
saat besrsin dan batuk.

22
b. Menganjurkan orangtua pasien untuk menjaga kebersihan
makanan, mencuci tangan sebelum makan, tidak jajan
sembarangan dan menyiapkan makanan dengan gizi seimbang.

3. Kuratif
Pelayanan pengobatan yang dilakukan pasien ke fasilitas kesehatan
merupakan upaya pasien untuk mengobati kejang.
4. Rehabilitatif
Tidak ada
III.7.3.13 Kesimpulan Pembinaan Keluarga
Hasil pembinaan keluarga dilakukan pada hari Jumat, 24 Januari 2020
pada pukul 16.00 WIB. Dari pembinaan keluarga tersebut didapatkan hasil
sebagai berikut:

a. Tingkat Pemahaman
Pemahaman terhadap penyuluhan yang dilakukan cukup baik.
b. Hasil Pemeriksaan:
Keadaan Umum : Baik
Keluhan : Tidak ada
TTV : Dalam batas normal
c. Faktor pendukung
1. Ibu pasien dapat memahami dan menangkap penjelasan yang
diberikan.
2. Kesadaran Ibu pasien untuk hidup sehat, sehingga sangat kooperatif
untuk mengubah perilaku yang tidak baik bagi kesehatan
keluarganya.
3. Terdapat perubahan kebiasaan dari pola hidup tidak bersih dan
sehat menjadi bersih dan sehat.
d. Faktor penyulit
Keadaan rumah yang kurang bersih.
e. Indikator keberhasilan:

23
1. Pengetahuan meningkat mengenai penyakit kejang.

2. Kesadaran keluarga pasien untuk hidup sehat meningkat dengan


menerapkan indikator PHBS.
3. Kesadaran orang tua pasien untuk mengatur pola makan sehat dan
bergizi seimbang meningkat.

24
25

Anda mungkin juga menyukai