ANALISIS MASALAH
1
Pemeriksaan dilakukan terhadap kontak pasien TB, terutama mereka yang BTA
positif dan pada keluarga anak yang menderita TB yang menunjukkan gejala sama,
harus diperiksa dahaknya. 4,5
Gejala utama pasien TB paru yaitu batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih.
Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah,
sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,
berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.
Penjaringan tersangka pasien TB dilakukan di unit pelayanan kesehatan. 4,5
Diagnosis TB paru:
• Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu
sewaktu - pagi - sewaktu (SPS).
• Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman
TB (BTA). Pada program TB nasional, penemuan BTA melalui pemeriksaan
dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti foto
toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis
sepanjang sesuai dengan indikasinya.
• Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks
saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada TB paru,
sehingga sering terjadi overdiagnosis.
• Gambaran kelainan radiologik Paru tidak selalu menunjukkan aktifitas penyakit.
Diagnosis TB ekstra paru:
• Gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya kaku kuduk pada
Meningitis TB, nyeri dada pada TB pleura (Pleuritis), pembesaran kelenjar
limfe superfisialis pada limfadenitis TB dan deformitas tulang belakang
(gibbus) pada spondilitis TB dan lain-lainnya.
• Diagnosis pasti sering sulit ditegakkan sedangkan diagnosis kerja dapat
ditegakkan berdasarkan gejala klinis TB yang kuat (presumtif) dengan
menyingkirkan kemungkinan penyakit lain. Ketepatan diagnosis tergantung
pada metode pengambilan bahan pemeriksaan dan ketersediaan alat-alat
diagnostik, misalnya uji mikrobiologi, patologi anatomi, serologi, foto toraks
dan lain-lain.
Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh
Mycobacterium tuberkulosis. Diperkirakan 95% kasus TB dan 98% kematian akibat TB
2
didunia, terjadi pada negara-negara berkembang. Demikian juga, kematian wanita
akibat TB lebih banyak dari pada kematian karena kehamilan, persalinan dan nifas.
Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah
pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina
dengan jumlah pasien sekitar 10% dari total jumlah pasien TB didunia. Diperkirakan
pada tahun 2004, setiap tahun ada 539.000 kasus baru dan kematian 101.000 orang.
Insidensi kasus TB BTA positif sekitar 110 per 100.000 penduduk. 4,5
Penemuan pasien TB dilakukan secara pasif dengan promosi aktif. Penjaringan
tersangka pasien dilakukan di unit pelayanan kesehatan; didukung dengan penyuluhan
secara aktif, baik oleh petugas kesehatan maupun masyarakat, untuk meningkatkan
cakupan penemuan tersangka pasien TB. Pemeriksaan terhadap kontak pasien TB,
terutama mereka yang BTA positif dan pada keluarga anak yang menderita TB yang
menunjukkan gejala sama, harus diperiksa dahaknya. Penemuan secara aktif dari rumah
ke rumah, dianggap tidak cost efektif. 4,5
3
MAN Dokter yang berjumlah cukup Kurang optimalnya
(Tenaga Kerja) dan bekompeten untuk pemberdayaan beberapa kader
menemukan TB semua kasus kesehatan desa yang terlatih
Perawat yang berjumlah cukup dalam memotivasi orang dengan
dan berkompeten menemukan gejala TB paru dan ekstra paru
TB semua kasus untuk memeriksakan diri
Koordinator program TB, yang Kurangnya pengetahuna kader
melaksanakan program terkait kesehatan terhadap gejla dan
TB tanda TB paru dan ekstra paru
4
penanggulangan TB Nasional
Tersedianya blanko Program
Indonesia Sehat dengan
Pendekatab Keluarga (PIS PK)
5
P3 Laporan mengenai jumlah pasien TB Tidak ada masalah
semua kasus di Puskesmas
Adanya laporan bulanan dan tahunan
P2M TB
Laporan program P2M TB paru
dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten, disertai dengan data
pencapaian program
Evaluasi program 3 bulan – 1 tahun
sekali
LINGKUNGAN Terjangkaunya sarana pelayanan Kurangnya pengetahuan pasien,
kesehatan dari wilayah tempat tinggal keluarga pasien dan masyarakat
masyarakat terkait gejala tanda TB paru dan
terutama TB ekstra paru
Kurangnya kesadaran pasien
dengan gejala tanda TB paru dan
esktra paru untuk memeriksakan
dirinya ke Puskesmas
Kecenderungan masyarakat untuk
berobat ke rumah sakit, dokter
praktek swasta maupun dokter
spesialis diluar puskesmas
6
1. Kurang optimalnya pemberdayaan beberapa kader INPUT
kesehatan desa yang terlatih dalam memotivasi
orang dengan gejala TB paru dan ekstra paru untuk
memeriksakan diri MAN Tidak ada
2. Kurangnya pengetahuan kader kesehatan terhadap METHOD masalah
gejala dan tanda TB paru dan ekstra paru S
MATERIALL
Tidak ada
masalah
8
III.8 Penentuan Alternatif Masalah
Setelah diperoleh daftar masalah, maka dapat dilakukan langkah selanjutnya,
yaitu dibuat alternatif pemecahan penyebab masalah. Berikut ini adalah alternatif
pemecahan penyebab masalah yang ada, yaitu:
Tabel 9. Alternatif Pemecahan Masalah
No
No. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
.
Kurang optimalnya pemberdayaan
beberapa kader kesehatan desa yang Meningkatkan jumlah pertemuan
1 terlatih dalam memotivasi orang dengan antara kader kesehatan desa dan
gejala TB paru dan ekstra paru untuk petugas Kesehatan melalui pelatihan
1
memeriksakan diri untuk meningkatkan pengetahuan
Kurangnya pengetahuan kader kesehatan mengenai gejala dan tanda dari TB
2 terhadap gejala dan tanda TB paru dan paru dan ekstra paru
ekstra paru
Pemberian reward/penghargaan
Kinerja para petugas Kesehatan dan lintas
3 2 kepada kader dan petugas kesehatan
program yang belum maksimal
yang aktif
Meningkatkan kerjasama lintas sektor
Kerjasama lintas sektor yang belum dengan melakukan pertemuan guna
4 3
maksimal membahas evaluasi program terkait
TB
Program Indonesia Sehat dengan Melakukan kunjungan rutin ke rumah
5 Pendekatan Keluarga (PIS PK) yang belum masyarakat luas untuk memberikan
maksimal akibat pandemik Covid-19 pengetahuan tentang gejala dan tanda
4
Kuantitas dan kualitas kunjungan rumah klinis dari TB paru dan TB ekstra
6 pasien dengan gejala tanda TB paru dan paru dengan tetap memerhatikan
esktra paru belum optimal protokol kesehatan
Kurangnya penyuluhan TB paru dan ekstra
7 paru kepada masyarakat sesuai jadwal
tetap akibat pandemik Covid-19
Kurangnya media informasi seperti poster
8 atau leaflet mengenai TB paru dan ekstra Melakukan penyuluhan dan
paru pembagian poster atau leaflet
5
Belum berjalannya penyuluhan TB paru mengenai TB paru dan ekstra paru
9 dan ekstra paru kepada masyarakat sesuai kepada masyarakat
jadwal tetap akibat pandemik Covid-19
Program penyuluhan ke masyarakat yang
10 terhenti akibat adanya pandemik Covid-19
11 Adanya beberapa yankes yang belum 6 Meningkatkan kerjasama antar UPK
melakukan pelaporan / feedback baik dari untuk melakukan pencatatan data TB
pemerintah maupun swasta dalam sehingga diharapkan pasien dapat
pendataan pasien TB semua kasus yang terpantau dengan baik dan
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan menuntaskan pengobatan
9
tersebut (RS, bidan, dokter praktek swasta)
Kecenderungan masyarakat untuk berobat
12 ke rumah sakit, dokter praktek swasta
maupun dokter spesialis di luar puskesmas
PENYEBAB MASALAH
ALTERNATIF
10
Kecenderungan masyarakat untuk berobat ke
rumah sakit, dokter praktek swasta maupun
dokter spesialis di luar puskesmas
Meningkatkan jumlah pertemuan antara
kader kesehatan desa dan petugas
Kesehatan melalui pelatihan untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai
gejala dan tanda dari TB paru dan ekstra
paru
Pemberian reward/penghargaan kepada
kader dan petugas kesehatan yang aktif
Meningkatkan kerjasama lintas sektor
dengan melakukan pertemuan guna
membahas evaluasi program terkait TB
Melakukan kunjungan rutin ke rumah
masyarakat luas untuk memberikan
pengetahuan tentang gejala dan tanda
klinis dari TB paru dan TB ekstra paru
dengan tetap memerhatikan protokol
kesehatan
Melakukan penyuluhan dan pembagian
poster atau leaflet mengenai TB paru dan
ekstra paru kepada masyarakat
Meningkatkan kerjasama antar UPK
untuk melakukan pencatatan data TB
sehingga diharapkan pasien dapat
terpantau dengan baik dan menuntaskan
pengobatan
11
III.9 Penentuan Pemecahan Masalah dengan Kriteria Matriks Menggunakan Rumus
MxIxV/C
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan
penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif pemecahan
masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria matriks menggunakan rumus M x I x
V / C. Penyelesaian masalah sebaiknya memenuhi kriteria, sebagai berikut :
1. Efektifitas Program
Pedoman unutk megukur efektivitas program :
Magnitude (m) :Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan
Importancy(i) : Pentingnya cara penyelesaian masalah
Vulnerability(v) : sensitivitas cara
Penyelesaian masalah kriteria M, I, V kita beri nilai 1-5. Bila makin
magnitude maka nilainya makin besar, mendekati 5. Begitu juga dalam meakukan
penilaian pada kriteria I dan V.
2. Efisiensi Program
Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah (Cost). Kriteria Cost (c)
diberi nilai 1-5. Bila costya makin kecil, maka nilainya mendekati 1. Berikut ini proses
penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria
matriks.
12
Melakukan kunjungan rutin ke rumah
masyarakat luas untuk memberikan
pengetahuan tentang gejala dan tanda
4. 2 2 2 4 2 IV
klinis dari TB paru dan TB ekstra paru
dengan tetap memerhatikan protokol
kesehatan
Melakukan penyuluhan dan pembagian
5. poster atau leaflet mengenai TB paru dan 4 3 3 3 12 I
ekstra paru kepada masyarakat
Meningkatkan kerjasama antar UPK untuk
melakukan pencatatan data TB sehingga
6. diharapkan pasien dapat terpantau dengan 2 3 3 2 9 II
baik dan menuntaskan pengobatan
13
Tabel 11. Plan of Action Peningkatan Cakupan Penderita TB Semua Kasus Yang Ditemukan di Puskesmas Salaman I
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Metode Kriteria keberhasilan
1 Penyuluhan - Meningkatkan Masyarakat Balai Desa Kepala 3 bulan BOK Pertemuan Proses :
mengenai pengetahuan Puskesmas sekali Pemberian Melakukan penyuluhan dan
TB paru masyarakat tentang Salaman I materi dan pembagian poster atau leaflet
dan ekstra gejala dan tanda TB Koordinator tatap muka mengenai TB paru dan ekstra
paru paru maupun TB TB paru kepada masyarakat
Pembagian
ekstra paru Perawat poster dan Hasil :
- Meningkatkan Bidan leaflet Peningkatan pengetahuan
kesadaran masyarakat masyarakat tentang gejala dan
Diskusi dan
mengenai bahaya dan tanda bahaya dan komplikasi
tanya jawab
komplikasi dari TB TB TB paru maupun TB
paru dan ekstra paru ekstra paru
- Memotivasi orang Peningkatan kesadaran dan
dengan gejala TB motivasi orang dengan gejala
untuk memeriksakan TB untuk memeriksakan diri
diri ke puskesmas ke puskesmas
- Memberikan informasi Pemberian informasi tentang
tentang bahaya dan bahaya dan komplikasi dari
komplikasi dari TB TB paru dan ekstra paru
paru dan ekstra paru
14
Tabel 12. Plan of Action Peningkatan Cakupan Penderita TB Semua Kasus Yang Ditemukan di Puskesmas Salaman I
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Metode Kriteria keberhasilan
2 Rapat Meningkatkan Dokter praktek Aula Kepala 6 bulan BOK Pertemuan Proses :
koordinasi koordinasi dalam swasta puskesma Puskesma sekali Terlaksananya rapat
antar UPK di pencatatan, Klinik s s koordinasi antar
sekitar penemuan dan pelayanan Salaman I Salaman I UPKdi sekitar
puskesmas pendataan TB swasta sekitar Puskesmas Salaman
Salaman 1 semua kasus di puskesmas 1
seluruh layanan Hasil :
kesehatan Peningkatan koordinasi
Terciptanya dalam pencatatan,
koordinasi yang penemuan dan
baik antar UPK pendataan TB semua
terutama tentang kasus di seluruh
pendataan pasien layanan Kesehatan
TB semua kasus Adanya koordinasi
yang baik antar UPK
terutama tentang
pendataan pasien TB
semua kasus
15
Tabel 13. Plan of Action Peningkatan Cakupan Penderita TB Semua Kasus Yang Ditemukan di Puskesmas Salaman I
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Metode Kriteria keberhasilan
3 Pertemuan Meningkatkan Kader Aula Kepala 6 bulan BOK Pertemuan Proses :
kader pengetahuan kader kesehatan puskesmas Puskesmas sekali kader desa Meningkatkan jumlah
mengenai tanda dan Salaman I Salaman I Diskusi dan pertemuan antara kader
gejala TB paru dan Koordinator tanya jawab kesehatan desa dan petugas
ekstra paru TB Pemberian Kesehatan melalui pelatihan
Meningkatkan Perawat materi dan tatap untuk meningkatkan
pengetahuan kader muka pengetahuan mengenai gejala
untuk memotivasi Pemberian dan tanda dari TB paru dan
masyarakat untuk reward ekstra paru
melakukan Pre-test dan Hasil :
pemeriksaan jika post-test Peningkatan pengetahuan
ditemukan adanya petugas dan kader
gejala dan tanda kesehatan tentang bahaya
TB paru dan ekstra TB paru maupun TB ekstra
par uke UPK paru
Meningkatnya peningkatan kemampuan
kemampuan untuk petugas dan kader
merubah stigma kesehatan untuk merubah
masyarakat stigma masyarakat
mengenai penyakit mengenai penyakit TB
TB Peningkatan kemampuan
petugas dan kader
kesehatan untuk
memotivasi orang dengan
gejala TB untuk
memeriksakan diri ke
puskesmas
16
1