Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TENTANG NUTRISI BAGI PENDERITA

HIPERTENSI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Gizi

Disusun oleh

1 Reg B

Annisa Resiana P17420313050

Dedy Samsun Hidayat P17420313054

Ike Kusuma Rimbani P17420313063

Maulida Safutri P17420313071

Muhammad Saifullah P17420313072

Dosen Pengampu

Sumarni, SST. Mkes.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN


TAHUN 2013/2014
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................................................. i

Daftar Isi ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1. Latar belakang.......................................................................................... 1

1.2. Tujuan ...................................................................................................... 3

1.3. Sistematika ............................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 4

2.1. Pengenalan hipertensi .............................................................................. 4

2.1.1. Definisi hipertensi ........................................................................ 4

2.1.2. Macam-macam hipertensi ............................................................ 4

2.1.3. Gejala penyakit pada hipertensi ................................................... 5

2.2. Pengenalan diet hipertensi ....................................................................... 5

2.2.1. Gambaran umum .......................................................................... 5

2.2.2. Tujuan diet ................................................................................... 6

2.2.3. Tata cara diet ................................................................................ 6

2.2.4. Makanan yang dianjurkan ............................................................ 8

2.2.5. Bahan makanan beserta nilai Na (sodium) dan K (kalium) dalam


100g ........................................................................................... 10

2.2.6. Evaluasi makanan ...................................................................... 12

2.2.7. Contoh menu makan dalam 3 hari ............................................. 13

2.2.8. Cara pembuatan.......................................................................... 13

BAB III KESIMPULAN ........................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 16


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada

populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160

mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps,2005).

Hipertensi merupakan penyakit yang cukup membahayakan bagi yang

menderitanya, karena hipertensi dapat menyerang jantung, ginjal, mata hingga

dapat menyerang otak. Hipertensi adalah faktor risiko utama penyakit-

penyakit kardiovaskular yang merupakan penyebab kematian nomor tiga

terbanyak didunia danmerupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Kejadian hipertensi masih cukup tinggi dan bahkan cenderung meningkat.

Setiap tahun 7 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat hipertensi. Pada

tahun 2000 terdapat hampir satu milyar penduduk dunia yang menderita

hipertensi, dan jumlah inidiperkirakan akan melonjak menjadi 1,5 milyar pada

tahun 2025. Prevalensihipertensi di negara Singapura adalah 27,3%, Thailand

22,7%, dan Malaysia20% (Yahya, 2011).Prevalensi hipertensi di Indonesia

adalah 31,7% yang berarti hampir 1dari 3 penduduk usia 18 tahun ke atas

mengidap hipertensi. Berbagai faktor terkait dengan genetik dan pola hidup

seperti aktivitas fisik yang kurang,asupan makanan asin dan kaya lemak serta

kebiasaan merokok dan minum alkohol berperan dalam melonjaknya angka

hipertensi. Kebanyakan penderitahipertensi tidak merasakan keluhan apa pun.

Hal inilah yang membuat banyak penderita mengabaikan lonjakan tekanan

darah tersebut (Yahya, 2011).

Oleh karena itu pengendalian terhadap penyakit hipertensi harus selalu

dilakukan (Suhardjono,2012).Kemampuan pasien hipertensi agar tidak


menjadikan penyakitnya semakin parah adalah menjaga perilaku pola makan

yang salah satunya melakukan diet rendah garam dengan membatasi konsumsi

natriumdisesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau hipertensi, yang

terdiridari diet Rg I, Rg II, dan Rg III (Almatsier, 2006). Konsumsi natrium

yang berlebihan menyebabkan konsentrasi natrium dalam cairan diluar sel

akan meningkat. Akibatnya natrium akan menarik keluar banyak cairan yang

tersimpan dalam sel, sehingga cairan tersebutmemenuhi ruang diluar sel.

Berjejalnya cairan diluar sel membuat volumedarah dalam sistem sirkulasi

meningkat. Hal ini menyebabkan jantung bekerjalebih keras untuk

mengedarkan darah keseluruh tubuh dan menyebabkantekanan darah

meningkat sehingga berdampak pada timbulnya hipertensi(Apriadji,

2007). Namun demikian keberhasilan menjalankan diet rendah garam

baik dirumah ataupun dirumah sakit selama perawatan pada pasien

hipertensisangat dipengaruhi oleh tingkat kepatuhan pasien dalam

menjalankan diettersebut. Pada kenyataannya, kepatuhan akan diet rendah

garam masih sangatrendah. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan masyarakat

mengkonsumsimakanan yang asin serta garam merupakan tambahan yang

penting dalamsuatu masakan karena garam akan membuat masakan menjadi

enak, jika tidak menggunakan garam masakan akan terasa hambar yang akan

berpengaruh padaselera makan. Berdasarkan survey awal yang saya lakukan

bahwa lebih banyak pasien rawat inap yang tidak mematuhi diet rendah

garam yang diberikan,mereka lebih menyukai dan lebih banyak

mengkonsumsi makanan yang di bawa oleh keluarga dari pada makanan yang

diberikan dengan alasan tidak enak, tidak asin dan tidak berselera

mengkosumsi makanan tersebut.Kepatuhan akan diet yang diberikan sangat

mempengaruhi kestabilan tekanan darah pasien hipertensi.


1.2. Tujuan

1.2.1 Untuk memenuhi tugas ilmu gizi

1.2.2 Mahasiswa mampu memahami konsep gizi yang diberikan pada

penderita hipertensi

1.2.3 Mahasiswa mampu menerapkannya dan menyampaikan dalam

seminar.

1.3. Sistematika

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : PEMBAHASAN

BAB III : PENUTUP


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengenalan Hipertensi

2.1.1. Definisi hipertensi

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.

Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan

sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps,2005).

2.1.2. Macam-macam hipertensi

Berdasarkan penyebab dikenal dua jenis hipertensi, yaitu :

1. Hipertensi primer (esensial)

adalah suatu peningkatan persisten tekanan arteri yang dihasilkan

oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal,

Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup + 90%

dari kasus hipertensi (Wibowo, 1999).

2. Hipertensi sekunder

adalah hipertensi persisten akibat kelainan dasar kedua selain

hipertensi esensial. Hipertensi ini penyebabnya diketahui dan ini

menyangkut + 10% dari kasus-kasus hipertensi. (Sheps, 2005).

Klasifikasi penyakit hipertensi terdiri dari :

Tekanan Darah (mm Hg)


Kategori
Sistol Diastol
Normal <130 <85
Normal Tinggi 130 – 139 85 – 89
Hipertensi Ringan 140 – 159 90 – 99
Hipertensi Sedang 160 – 179 100 – 109
Hipertensi Berat ≥180 ≥110
Keterangan:

 Tekanan sistolik: tekanan darah yang terjadi saat jantung

berkontraksi.

 Tekanan Diastolik: tekanan yang terjadi saat jantung relaksasi

atau saat darah masuk ke jantung.

2.1.3. Gejala penyakit pada hipertensi

Gejala-gejala penyakit hipertensi yaitu sakit kepala, perdarahan dari

hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi

baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan

darah yang normal.Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak

diobati, bisa timbul gejala sebagai berikut:

1. Sakit kepala

2. Kelelahan

3. Mual

4. Muntah

5. Sesak nafas

2.2. Pengenalan Diet hipertensi

2.2.1. Gambaran Umum

Yang dimaksud dengan garam dalam Diet Garam Rendah adalah

garam natrium seperti yang terdapat dalam garam dapur(NaCl),soda

kue (NaHCO3),baking powder,natrium benzoate,dan vetsin(mono

sodium glutamate). Natrium adalah kation utama dalam cairan

ekstraselluler tubuh yang mempunyai fungsi menjaga keseimbangan

cairan dan asam basa tubuh,serta berperan dalam transmisi syaraf dan

kontraksi otot.Asupan makan sehari-hari umumnya lebih banyak

mengandung natrium dari pada yang dibutuhkan tubuh. Dalam

keadaan normal, jumlah natrium yang dikeluarkan tubuh melalui urine


sama dengan jumlah yang dikonsumsi, sehingga terdapat

keseimbangan.

Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang

dibutuhkan sehingga tidak ada penetapan kebutuhan natrium

sehari.WHO(1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur

hingga 6 gram sehari(ekivalen dengan 2400 mg natrium).

Asupan natrium yang berlebihan terutama dalam bentuk natrium

klorida,dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan

tubuh,sehingga menyebabkan edema atau acites dan/atau

hypertensi.Penyakit-penyakit tertentu seperti sirosis hati,penyakit

ginjal tertentu,dekompensasio cordis,toksemia pada kehamilan dan

hypertensi esensial dapat menyebabkan gejala edemaatau asites dan

atau hypertensi. Dalam keadaan demikian asupan garam natrium perlu

dibatasi.

2.2.2. Tujuan diet

Tujuan Diet Rendah Garam adalah membantu menghilangkan retensi

garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah

pada pasien hypertensi.

2.2.3. Tata cara diet

1. Mengurangi kandungan garam (Sodium atau Natrium)

Seseorang yang mengidap penyakit hipertensi sebaiknya

mengontrol diri dalam mengkonsumsi garam. Yang dimaksud

dengan garam disini adalah garam natrium yang terdapat dalam

hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan

tumbuh-tumbuhan. Salah satu sumber utama garam natrium

adalah garam dapur. Oleh karena itu, dianjurkan konsumsi garam

dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari. Sesuai dengan


keadaan penyakit dapat diberikan berbagai tingkat Diet Garam

Rendah.

 Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na)

Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites

dan/atau hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya

tidak ditambahkan garam dapur. Dihindari bahan makanan

yang tinggi kadar natriumnya.

 Diet Garam Rendah II (600-800 mg Na)

Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites,

dan/atau hipertensi sedang. Pemberian makanan sehari sama

dengan Diet Garam Rendah I. Pada pengolahan makanannya

boleh menggunakan ½ sdt garam dapur (2 g). Dihindari

bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.

 Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)

Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema dan/atau

hipertensi ringan. Pemberian makanan sehari sama dengan

Diet Garam Rendah I. Pada pengolahan makanannya boleh

menggunakan 1 sdt garam dapur (4g).

2. Meningkatkan mengkonsumsi potassium atau kalium

Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu

penurunan tekanan darah. Potasium umumnya bayak didapati pada

beberapa buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran yang

mengandung potasium dan baik untuk dikonsumsi penderita

hipertensi antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu

siam, bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri,

bawang dan bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung


unsur omega 3 sagat dikenal efektif dalam membantu penurunan

tekanan darah (hipertensi).

Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160

/gram mmHg, selain pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu

terapi dietetik dan merubah gaya hidup. Tujuan dari

penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan

darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal.

Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko

lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak

kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus diperhatikan pula

penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi seperti

jantung, ginjal dan diabetes mellitus.

2.2.4. Makanan yang dianjurkan

Bahan Dianjurkan Tidak Dianjurkan

Makanan

Sumber Beras, kentang, singkong, Roti, biskuit dan kue-

karbohidrat terigu, tapioka, hunkwe, kue yang dimasak

gula, makaroni, mi, bihun, dengan garam dapur

roti, biskuit, kue kering dan/atau baking powder

yang dimasak tanpa garam dan soda.

dapur dan/atau baking

powder dan soda.

Sumber Telur maksimal 1 btr/hari, Otak, ginjal, lidah,

protein daging sapi, ayam dan ikan sardin, daging, ikan,

hewani maksimal 100 gr/hari susu, dan telur yang

diolah dengan garam


dapur seperti: daging

asap, ham, bacon,

dendeng, abon, keju,

ikan asin, ikan kaleng,

korned, ebi, udang

kering, telur asin, telur

pindang.

Sumber Tempe, tahu, kacang tanah, Selai kacang, keju

protein kacang hijau, kacang kacang tanah dan semua

nabati kedele, kacang merah, dan kacang-kacangan yang

kacang-kacangan lain yang dimasak dengan garam

dimasak tanpa garam dapur dapur, baking powder,

dan soda.

Sayuran Semua sayuran segar dan Sayuran yang dimasak

sayuran yang diawet tanpa dan diawetkan dengan

garam dapur dan natrium garam dapur dan ikatan

benzoat. natrium lain seperti:

sayur dalam kaleng,

sawi asin, asinan dan

acar.

Buah- Semua buah-buahan segar Buah-buahan yang

buahan dan buah yang diawet tanpa dimasak dan diawetkan

garam dapur dan natrium dengan garam dapur dan

benzoat. ikatan natrium lain

seperti: buah dalam

kaleng, asinan buah,


manisan buah.

Lemak Minyak goreng, mentega, Margarin dan mentega

dan margarin tanpa garam. biasa.

Minuman Teh, dan air putih. Minuman kaleng, kopi

Bumbu Semua bumbu yang tidak Garam dapur (untuk

mengandung garam dapur hipertensi berat), baking

dan ikatan natrium yang lain powder, soda kue,

vetsin, kecap, terasi,

maggi, tomato ketchup,

petis, dan tauco.

2.2.5. Bahan makanan beserta nilai Na (sodium) dan K (kalium) dalam 100g

Na K Na K
Nama makanan Nama buah
(mg) (mg) (mg) (mg)
Ayam goreng 800 167 Anggur merah 11 136
Bakso 478 213 Apel 4 107
Hamburger 800 37 Aprikot 2 620
Ikan asin 600 95 Avokado 7 385
Kecap asin 5627 217 Belimbing 2 133
Keju 666 98 Blewah 16 267
Kentang goreng 900 527 Ceri 0 260
Kopi 500 47 Durian 2 309
Kornet 1750 145 Jambu air 2 417
Margarin 950 30 Jambu biji 0,1 123
Mentega 11 24 Jeruk 0 237
Mie instan 1110 27 Jeruk bali 0 178
Popcorn / snack 300 117 Kelengkeng 0 266
Roti tawar 530 59 Kiwi 2 543
Saus tomat 410 57 Kurma 11 667
Sereal 676 271 Mangga 2 156
Sosis 1100 66 Markisa 5 63
Telor asin 2200 70 Melon 28 473
Nanas 2 178
Nangka 3 300
Pear 0 198
Pepaya 4 654
Na K
Nama sayur pisang 1 435
(mg) (mg)

Bawang merah 4 146 rambutan 1 4


Bawang putih 17 401 salak 2 108
Bayam 79 558 Sawo 22 94
Brokoli 33 324 semangka 1 112
Bunga kol 30 349 sirsak 14 278
Cabai 30 1014 Strawberry 1 166
Daun pepaya 4 552 tomat 5 230
Daun singkong 11 157

Jagung 15 270

Jamur 5 318

Kacang merah 12 1359

Kacang panjang 6 209

Kangkung 16 580

Kapri 13 370

Kecambah 6 108

Kentang 6 407

Kubis 18 146

Lobak 67 191

Rebung 6 305

Sawi 20 169

Selada 10 141

Seledri 0 260

Terong 2 230

Timun 2 147

Wortel 69 320
2.2.6. Evaluasi makanan

Evaluasi untuk menu makan pagi yaitu nasi lunak sudah cukup

baik, pemberian kopi susu kedelai sebaiknya ditanyakan dulu kepada

pasien mengenai keluhan gastritis. Konsumsi kopi pada pasien dengan

keluhan gastritis sebaiknya dibatasi karena dapat merangsang kerja

lambung. Ayam suwir-wortel sudah cukup baik tingkat

kematangannya, tetapi rasa terlalu pedas. Evaluasi untuk puding

mangga adalah rasanya yang kurang manis. Oleh karena itu, jenis

mangga yang dipakai haruslah lebih manis untuk menambah rasa

manis pada puding tanpa perlu penambahan gula pasir. Kombinasi

jumlah gula yang lebih besar dipadukan dengan mengurangi jumlah

mangga juga dapat diaplikasikan pada selingan ini sehingga

kandungan energi tidak melebihi kecukupan.

Evaluasi untuk makan siang, ukuran saji sup ayam terlalu banyak.

Sebaiknya sayuran yang dimasukkan ke dalam sup hanya 0.75 SP.

Aroma sup ayam sudah baik karena ditambahkan sedikit bubuk pala ke

dalam sup. Selain itu, ayam disangrai terlebih dahulu sebelum

dimasukkan dalam sup sehingga rasa sup ayam tidak terlalu amis.

Pepes tahu sudah baik teksturnya, namun sebaiknya tidak digunakan

cabai sebagai isi pepes. Pepaya yang disajikan pada menu makan siang

terlalu matang sehingga warna kurang menarik. Evaluasi untuk tumis

bayam dan wortel pada menu makan malam yaitu ukuran saji yang

terlalu banyak dan potongan wortel yang terlalu tipis. Nasi yang

dimasak sudah baik. Bumbu pada pepes ikan terlalu banyak dan

seharusnya tidak menggunakan cabai rawit. Tekstur ikan sudah cukup

baik, tetapi kualitas ikan kurang segar.


2.2.7. Contoh menu makan dalam 3 hari

Hari Waktu

Pagi Selingan Siang Selingan Malam

07.00 10.00 12.00 16.00 20.00

1 Nasi Sari buah Nasi, Buah Tumis tahu

goreng segar bening pepaya kentang

sayur ketimun seledri

2 Mi Ketimus Nasi, Jus Nasi, tumis

Hokian nangka sayur mentimun tahu,kentang

bobor,

bakwan

tahu

3 Nasi Singkong Nasi, Mix fruit Nasi, tempe

goreng manis sayur rica juice kukus cabai

kunyit rodoh hijau.

2.2.8. Cara pembuatan

TUMIS TAHU KENTANG SELEDRI

Bahan :

 Kentang 1 buah (50 g)  Garam seperlunya

 Tahu 1 bh (50g) goreng utuh  Seledri 2 tangkai cincang

setengah matang halus

 Merica bubuk secukupnya  Minyak untuk menumis ½ sdt


Cara membuat :

 Kupas kentang, potong dadu ukuran 2-3 cm masukkan ke dalam

panic berisi air

 Didihkan selama 5 menit, tiriskan hingga kering

 Potong dadu tahu goreng sebesar 2—3 cm

 Panaskan ½ sdt minyak goreng, masukkan kentang dan tahu

 Bubuhi garam dan merica bubuk aduk hingga kuning keemasan

 Taburan seledri cincang aduk angkat

Nilai energy dan zat gizi:

 Energy : 136,2 kkal  Kalium : 256,0 mg

 Protein : 5,1 g  Kalsium : 55,0 mg

 Lemak : 8,4 g  Magnesium : 64,0 mg

 Karbohidrat : 11,8 g  Natrium : 6,0 mg


BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Penyakit Hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang

mana dapat dihadapi baik itu dibeberapa negara yang ada didunia maupun di

Indonesia.

Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki

rasa tawar dengan menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe,

kencur dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam

natrium. Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa. Membubuhkan

garam saat diatas meja makan dapat dilakukan untuk menghindari

penggunaan garam yang berlebih. Dianjurkan untuk selalu menggunakan

garam beryodium dan penggunaan garam jangan lebih dari 1 sendok teh per

hari.
DAFTAR PUSTAKA

http://risa-sukma.blogspot.com/2012/04/makalah-hipertensi.html

http://muskom.blogspot.com/2012/10/daftar-menu-penderita-hipertensi.html

http://www.scribd.com/doc/167351625/hubungan-kepatuhan-diet-Rendah-Garam-

dengan-tekanan-darah-pada-pasien-hipertensi-Instalasi-Rawat-Inap-di-RSUD-Dr-M-

Yunus-Bengkulu

Anda mungkin juga menyukai