Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KASUS HIPERTENSI

PADA LANSIA

Dosen pengampu :

Andre utama saputra, S. Kep, Ners., M. Kep

Disusun oleh :

Agum satrio (18220001)

Agung Sisen Miliyanto (18220002)

Ayu fuji lestari (18220003)

YAYASAN KADER BANGSA

UNIVERSITAS KADER BANGSA

FAKULTAS KEPERAWATAN & KEBIDANAN

PRODI S1 KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan penulisan
makalah ini dengan tepat LAPORAN
waktu dengan judul “
PENDAHULUAN DAN KASUS HIPERTENSI PADA LANSIA ”
guna pemenuhan tugas mata kuliah keperawatan gerontik.

Kami menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini.


kami memohon maaf sebesar-besarnya atas kesalahan penulisan baik disengaja
maupun tidak. Kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
guna penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

JUDUL..................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................iii

BAB 1 PENFAHULUAN

Latar belakang..............................................................................

Rumusan masalah.........................................................................

Tujuan...........................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN

Laporan pendahuluan....................................................................

Laporan kasus...............................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Hipertensi adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja,


baik muda maupun tua dengan nilai tekanan darah menunjukan
sistolik > 140 mmHg dan diastolik > 90 mmHg. Hipertensi juga
sering disebut sebagai silent killer karena termasuk penyakit yang
timbul hampir tanpa adanya gejala awal namun penyakit ini dapat
menyebabkan kematian dan membunuh secara diam-diam. Bahkan
hipertensi tidak dapat secara langsung membunuh penderitanya, melainkan
hipertensi memicu terjadinya penyakit lain yang tergolong kelas berat dan
mematikan serta dapat meningkatkan resiko serangan jantung, stroke
dan gagal ginjal (Pudiastuti 2013).

Hipertensi juga merupakan salah satu penyakit degeneratif,


umumnya tekanan darah bertambah secara perlahan dengan seiring
bertambahnya umur (Triyanto, 2014). Hipertensi merupakan salah satu
masalah kesehatan yang cukup berbahaya di seluruh dunia karena
hipertensi merupakan faktor risiko utama yang mengarah kepada
penyakit kardiovaskuler seperti serangan jantung, gagal jantung, stroke
dan penyakit ginjal yang mana pada tahun 2016 penyakit jantung
iskemik dan stroke menjadi dua penyebab kematian utama di dunia (WHO,
2018) Data World Health Organization (WHO) lanjut usia dibagi menjadi
empat kriteria meliputi usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun,
lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia (old) 75-90 tahun, usia
sangat tua (very old) di atas 90 tahun jumlah penduduk lansia di
Indonesia terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun.
B. rumusan masalah

Berdasarkan pendahuluan diatas maka rumusan masalahnya adalah


“pengertian hipertensi dan hubungan dan dampaknya pada lansia”

C. tujuan

Untuk mengetahui apa itu hipertensi dan hubungan dan dampaknya


pada lansia.
BAB 2
A. PENGERTIAN

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan


tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka
morbiditas dan angka kematian ( mortalitas ) ( Adib, 2009 ).

Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri


(Ruhyanudin, 2007 ).

Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh
darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World Health
Organization) memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90
mmHg. Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jenis kelamin
(Marliani, 2007).

Tabel I : Klasifikasi Tekanan Darah


Klasifikasi Tekanan Sistolik/Diastolik
Tekanan (mmHg)
Darah
Normal < 120 dan < 80
Pre-Hipertensi 120 – 139 atau 80 – 89
Hipertensi Stadium I 140 - 159 atau 90 – 99
Hipertensi Stadium II > 160 atau > 100

Besarnya tekanan darah selalu dinyatakan dengan dua angka. Angka yang
pertama menyatakan tekanan sistolik, yaitu tekanan yang dialami dinding
pembuluh darah ketika darah mengalir saat jantung memompa darah keluar
dari jantung. Angka yang kedua di sebut diastolic yaitu angka yang
menunjukkan besarnya tekanan yang dialami dinding pembuluh darah ketika
darah mengalir masuk kembali ke dalam jantung. Tekanan sistolik diukur
ketika jantung berkontraksi, sedangkan tekanan diastolic diukur ketika
jantung mengendur (relaksasi).

B. ETIOLOGI

Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu


hipertensi essensial (primer) merupakan hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya dan ada kemungkinan karena faktor keturunan atau genetik
(90%). Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang merupakan akibat dari
adanya penyakit lain. Faktor ini juga erat hubungannya dengan
gaya hidup dan pola makan yang kurang baik. Faktor makanan yang sangat
berpengaruh adalah kelebihan lemak (obesitas), konsumsi garam dapur yang
tinggi, merokok dan minum alkohol.

Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua,


maka kemungkinan menderita hipertensi menjadi lebih besar. Faktor-faktor
lain yang mendorong terjadinya hipertensi antara lain stress,kegemukan
(obesitas), pola makan, merokok(M.Adib,2009).

C. PATOFISIOLOGI

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh


darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor
ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis
dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.

Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat


mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang


pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi (Rohaendi, 2008).

D. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinik yang dapat ditemukan pada penderita


hipertensi yaitu: Sakit kepala, jantung berdebar-debar, sulit bernafas setelah
bekerja keras atau mengangkat beban berat, mudah lelah, penglihatan kabur,
wajah memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil terutama di malam
hari, telinga berdenging (tinnitus), mual, muntah, gelisah (Ruhyanudin,
2007).

Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak


memiliki gejala khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah
diamati antara lain yaitu : gejala ringan seperti, pusing atau sakit kepala,
sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga

berdengung, sukar tidur, sesak napas, rasa berat ditengkuk,


mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan (keluar darah dari hidung).

E. PENATALAKSANAAN

1.Terapi tanpa obat

a.Mengendalikan berat badan

Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk


menurunkan berat badannya sampai batas normal.

b.Pembatasan asupan garam (sodium/Na)

mengurangi pamakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6
gram natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium,
magnesium, dan kalium yang cukup).
c.Berhenti merokok

Penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok
diketahui menurunkan aliran darah keberbagai organ dan dapat meningkatkan
kerja jantung.

d.Mengurangi atau berhenti minum minuman beralkohol.

e.Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar


kolesterol darah tinggi.

f.Olahraga aerobic yang tidak terlalu berat.

Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama


tekanan darahnya terkendali.

g.Teknik-teknik mengurangi stress

Teknik relaksasi dapat mengurangi denyut jantung dengan cara menghambat


respon stress saraf simpatis.

2.Terapi dengan obat

a.Vasodilator

Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan merelaksasi otot pembuluh


darah.

b.Angiotensin Converting Enzym (ACE) Inhibitor

Bekerja dengan menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat


menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh: Captopril 12,5, 25, 50 mg
(capoten, captensin, tensikap), enalapril 5 &10 mg (tenase).

c.Calsium Antagonis

Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara


menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Contohnya: nifedipin 5 & 10
mg (adalat, codalat, farmalat, nifedin), diltiazem 30,60,90 mg (herbesser,
farmabes).

d.Antagonis Reseptor Angiotensin II


Cara kerjanya dengan menghalangi penempelan zat angiotensin II pada
reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Contoh :
valsartan (diovan).

e.Diuretic

Obat ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat urin)
sehingga volume cairan tubuh berkurang, sehingga mengakibatkan daya
pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh: Hidroklorotiazid (HCT)
(Corwin, 2001; Adib, 2009; Muttaqin, 2009).

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.Urinalisis untuk darah dan protein, elektrolit dan kreatinin darah Dapat
menunjukkan penyakit ginjal baik sebagai penyebab atau disebabkan oleh
hipertensi.

2.Glukosa darah

Untuk menyingkirkan diabetes atau intoleransi glukosa.

3.BUN/kreatinin

Memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.

4.Glukosa Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) Dapat


diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).

5.Kalium serum

Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab)


atau menjadi efek samping terapi diuretic.

6.Kalsium serum

Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.

7.Kolesterol dan trigliserida serum

Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya


pembentukan plak atero matosa (efek kardiovaskuler).

8.Pemeriksaan tiroid

Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi.

9.Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor risiko terjadinya
hipertensi.

G. PATHWAY

Obesitas Merokok Stress


Alko Kurang Usia di Kelainan
Konsumsi
hol olah atas fungs
g
raga 50 i
a
tahun ginjal
r
a
m

b
e
r
l
e
b
i
h
ya tahanan
Penimb Nikotin dan Pelepasa Peningka perifer
Retensi Penebalan Tidak
unan karbon n tan kadar arteri
cairan dinding mampu
kolester monoksida adrenalin kortisol
aorta & membuan
ol masuk aliran dan
Efek pembuluh g
darah kortisol Peningka sejumlah
Meningkat konstriksi darah besar
tan garam dan
nya sel arteri
Penyempitan Merusak Vasokonst volume air di
darah perifer Elastisitas
pembuluh lapisan riksi darah dan dalam
merah pembuluh
darah endotel pembuluh sirkulasi tubuh
darah
pembuluh darah menurun
darah
Meningka Volume
tnya Taha
darah
Ateroskler viskositas nan
dalam
osis perifer
tubuh
menin
Meningkatn mening
gkat
kat

Ja
n
t
u
n
g

b
e
k
e
r
j
a

k
e
r
a
s

u
n
t
u
k

m
e
m
o
m
p
a

HIPERTENSI

Otak G A Indera
i
n
j Vasok Retina
Suplai O2 ke Ret
a
otak ens
l
menurun i Spasme
onstrik
pe arteriole
mb Vasok
Sinkope ulu onstri
si Diplopia
h ksi
Resiko tinggi dar pemb
cidera ah uluh R
ota darah an
k ginjal gs
Resiko terjadi me
gangguan an
nin B g
perfusi jaringan gk l ald
serebral at o ost
o ero
Te d n
ka fl
na o
w R
n e
pe t
mb m
e e
ulu n
h n
u s
dar i
ah r
me u
n n
nin a
gk t
at Res r
i
u
y pon m
e
r Oed
Nyeri akut i RA
em
k
Kenai
kan
Perdarahan beban
H
kerja
Teli jantun
i
g d
n u
n
Hipert g
ga rofi
otot
S jantun
g
ua
P
ra e
berdengi n
ng u
r
u
Ganggu n
an a
keseimban n
gan Resiko tinggi Resiko
cidera f
penurunan
u curah jatung
n
g
s
i
o
t
o
t
j
a
n
t
u
n
g
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK KOMUNITAS
PADA TN.U DENGAN HIPERTENSI

A. PENGKAJIAN

1. Identitias Tn. U

Nama : Tn. Udung

Umur : 75 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Suku : Sunda

Agama : Islam

Alamat : Kp Ci Seupan RT 01 RW 14 Ds. Muara Sanding

2. Riwayat Pekerjaan Dan Status Ekonomi

Pekerjaan saat ini : Tidak Bekerja

Pekerjaan Sebelumnya : Petani

Sumber Pendapatan : Kebutuhan sehari-hari klien didapatkan dari anak-


anaknya.

Kecukupan Pendapatan : Pendapatan tiap bulan tidak tentu

 Tn. U mengatakan pendapatan dari anak-anaknya untuk kebutuhan sehari-hari


sudah cukup

3. Lingkungan Tempat Tinggal

Kebersihan dan Kerapihan Ruangan : Bersih tapi kurang Rapih

Penerangan : Cukup

Sirkulasi Udara : Cukup

Keadaan Kamar Mandi dan WC : Bersih, Lantai keramik kasar, tidak bau

Pembuangan Air Kotor : Keselokan Belakang Rumah

Sumber Air Minum : Sumur

Pembuangan Sampah : Sampah dibuang ke TPA yang berjarak sekitar 300 meter.
Sumber Pencemaran : Tidak ada sumber pencemaran di sekitar rumah

Privasi : Rumah permanen dan teras rumah sebagai pembatas dengan jalan
umum.

Resiko Injuri : di dalam rumah ada tangga beton dan berlantai peluran.

4. Riwayat Kesehatan

Status Kesehatan Saat ini

Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : tekanan darah yang gampang naik.

Gejala Yang Dirasakan : Bahu dan leher terasa kaku

Faktor Pencetus : Tidak Tentu

Timbulnya Keluhan : Mendadak

Upaya Mengatasi : Di istirahatkan

Pergi berobat ke : Tidak Pernah

Mengkonsumsi obat-obatan : berobat jantung 1 bulan 1 kali semenjak


tahun 2004

Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Penyakit yang pernah diderita : hipertensi dan jantung

Riwayat Alergi : Tidak ada

Riwayat Kecelakaan : Tidak Pernah

Riwayat Pernah Dirawat Di RS : Pernah karena penyakit jantung 3 tahun


yang lalu

Riwayat Pemakaian Obat : Mengkonsumsi obat-obatan jantung.

Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama : lemas

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Tn. U Mengatakan badan terasa gampang lemas jika beraktifitas. Karena


kondisinya yang terasa lemah klien jarang melakukan aktifitas apapun

c. Riwayat Penyakit dahulu


Tn. U tidak mempunyai penyakit hipertensi sudah semenjak tahun 2004, tapi tidak
mempunyai penyakit menular.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam Keluarga tidak ada yang mengalami penyakit yang sama seperti yang di
derita oleh Tn.U ataupun penyakit menular.

Genogram

Keterangan :

: Laki-laki : Sakit

: Perempuan : Tinggal serumah

: Meninggal : Meninggal

Pola Kesehatan Fungsional (Gordon)

a. Pemeliharaan Kesehatan

Tn.U berobat ke fasilitas kesehatan bila sakit dan sakit yang di derita sekarang
Tn. U minum obat jantung semenjak tahun 2014 .

b. Nutrisi Metabolik

No Jenis Sehat Sakit


1 Pola Makan 3-4 x / hari 3-4 x / hari

Jenis Nasi : Nasi :

Lauk : Lauk :

Sayur Sayur

Porsi 1 porsi 1 porsi


Frekuensi 3 x sehari 3 x sehari
Diet Khusus Tidak ada Tidak ada
Makanan Disukai Makanan manis
Kesulitan Menelan Tidak ada -
Gigi Palsu Tidak ada -
Nafsu Makan Bagus Bagus

2 Pola Minum
Jenis Air putih / air teh Air putih
Frekuensi 5 – 6 / hari 5 – 6 / hari
Jumlah 1500 cc/hari 1000 cc / hari

Pantangan Tidak ada Tidak ada


Minuman yang disukai kopi dan teh manis kopi dan teh manis

c. Pola Eliminasi

No Jenis Sebelum dirawat Selama dirawat

1 BAB
Frekuensi 1 x sehari 3 hari 1 x
Warna Kekuningan Kekuningan
Masalah Tidak ada Tidak ada

2 BAK
Frekuensi 5 – 6 x/ hari 5– 6 x/hari
Jumlah output Kurleb 1000 cc / hari kurleb1000 cc / hari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Masalah Tidak ada Tidak Ada

d. Pola Aktifitas Sehari-hari

No Jenis Sehat

0 1 2 3 4

1. Mandi χ

2. Berpakaian Χ

3. Eliminasi Χ

4. Mobilisasi ditempat tidur Χ

5. Berpindah Χ

6. Berjalan Χ

7. Berbelanja X

8. Memasak X

9. Naik tangga Χ

10. Pemeliharaan rumah X

Ket.: 0 = Mandiri

1 = Alat bantu

2 = Dibantu orang lain


3 = Dibantu orang lain – alat

4 = Tergantung/tidak mampu

e. Peronal Hygiene

No Jenis Sehari-hari

1. Mandi Frekuensi : 1 x sehari

Jenis : Di guyur air dingin atau air hangat

2. Berpakaian
Frekuensi :2 x sehari

3. Mobilisasi Tempat Tidur Frekwensi : dapat mobilisasi tanpa hambatan

f. Pola Persepsi Kognitif

Berbicara : Tn.U berbicara bahwa ada gangguan pada


,pendengaran akibat terlalu sering sakit pada waktu dulu

Bahasa : Tn.U berbicara dengan menggunakan


bahasa Sunda

Kemampuan membaca :Tn.U mengatakan masih bisa membaca dengan


menggunakan kacamata.

Tingkat ansietas : TnU tampak tenang

Kemampuan Berinteraksi : Tn.U dapat berinteraksi dengan baik kepada


perawat dan keluaraganya

g. Pola Istirahat Tidur

No Jenis 2 hari Sebelumnya 1hari sebelumnya


1. Tidur Siang
Lama Tidur 2 jam / hari 2 jam / hari
Keluhan Tidak ada Tidak ada

2. Tidur Malam
Lama Tidur 6 jam / hari 8 jam / hari
Keluhan Tidak ada Tidak ada

h. Pola Konsep Diri

Konsep Diri : Tn.U merasa yakin jika penyakit nya akan membaik dan
berkeyakinan hanya karena faktor usia.

Ideal Diri : Tn.U merasa malu dengan kedaan saat ini

Harga Diri : Tn.U merasa tidak dihormati oleh keluarganya

Identitas Diri : Tn.U merasa kalau dia bukanlah siapa siapa lagi di keluarganya

Peran Diri : Tn.U sebagai suami dan ayah bagi anak anaknya

i. Pola Peran dan Hubungan

Tn.U mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga ataupun tetangganya .

j. Pola Reproduksi dan seksual

Tn.U merasa tidak ada masalah meskipun Ny. U sudah menopouse dan merasa
yang paling penting istrinya selalu ada menemaninya.

k. Pola Pertahanan Diri atau Koping

Dalam menghadapi keadaan sakit saat ini.Tn. Uselalau berdo’a agar sakitnya bisa
sembuh.Tn. Utidak merasa stress karna penyakitnya ini, karena penyakit seperti
ini sudah biasa dialami oleh para lansia.
l. Pola Keyakinan dan Nilai

Tn. U beragama islam dan selalu menjalankan ibadah 5 waktu, ataupun pengajian
di sekitar rumahnya.

m. Pemeriksaan Status mental dan Spiritual

a. Apa suasana hati yang menojol pada Tn. U : sedih

b. Apakah emosinya sesuai dengan ekspresi wajah : ya

Kebutuhan Spiritual Klien

a. Kebutuhan untuk beribadah : Terpenuhi

b. Masalah dalam pemenuhan kebutuhan spiritual : -

M. TINJAUAN SISTEM

1.      Keadaan Umum                     : cukup baik

2.      Tingkat Kesadaran                 : Compos Metis

3.      Skala koma Glasgow              : 456

4.      Tanda – tandaVital                :

Tekanan Darah                      : 180 / 100 mmHg

Nadi                                       : 80x/menit

      Pernapasan                             :  20X/menit   

1.       Integumen :

1)    Lesi /Luka                         : □ Ya                Tidak

2)    Pruritus                              : □ Ya              Tidak

3)    Perubahan Pigmentasi       : □ Ya                          Tidak

4)    Perubahan Tektur              :     Ya (keriput)           □ Tidak

5)    Sering Memar                    : □ Ya                             Tidak


6)    Perubahan Rambut            :     Ya (uban)              □ Tidak

7)    Pemajanan Lama               : □ Ya                             Tidak

     Terhadap matahari           

2.      Hemopoetik  :

Perdarahan  / memar Abnormal        : □ Ya                Tidak

1)    Pembengkakan kelenjar     Limfa   : □ Ya                Tidak

2)    Anemia                                          : □ Ya                Tidak

3.      Kepala

1)    Sakit Kepala                    : □ Ya                 Tidak

2)    Trauma masa lalu                         : □ Ya                  Tidak

3)    Pusing                              : □  Ya                             Tidak

4)    Gatal pada kulit kepala    : □ Ya                  Tidak

4.      Mata

1)       Perubahan Penglihatan   :    Ya                          □   Tidak

2)       Kaca mata /Lensa kontak : □ Ya                             Tidak

3)       Nyeri                              : □ Ya                              Tidak

4)       Air mata Berlebihan       : □ Ya                              Tidak

5)       Pruritus                           :    Ya                           □  Tidak

6)       Bengkak sekitar mata     : □ Ya                              Tidak

7)       Kabur                             :    Ya                           □  Tidak

8)       Fotofobia                        : □ Ya                              Tidak

9)       Riwayat Infeksi              :    Ya                           □ Tidak

10)   Konjungtiva                   : □ Anemis                      Tidak anemis

11)   Sklera                              □ Ya                              Tidak           

5.      Telinga

1)       Perubahan Pendengaran :    Ya               □  Tidak


2)       Tinitus                            : □ Ya                  Tidak

3)       Vertigo                           :    Ya               □  Tidak

4)       Riwayat Infeksi              : □ Ya                  Tidak

6.      Hidung dan Sinus

1)          Rinorea                           : □ Ya                Tidak

2)          Epistaksis                       : □ Ya                Tidak

3)          Obstrusksi                      : □ Ya                Tidak

4)          Nyeri pada sinus                         : □ Ya                Tidak

5)          Riwayat Infeksi              : □ Ya                Tidak

7.      Mulut dan Tenggorok

1)         Sakit tenggorok               : □ Ya                Tidak

2)         Lesi / ulkus                    : □ Ya                Tidak

3)         Kesulitan menelan          : □ Ya                Tidak

4)         Perdarahan gusi              : □ Ya                Tidak

5)         Karies                             : □ Ya                Tidak

6)         Riwayat Infeksi               : □ Ya                Tidak

7)         Pola menggosok gigi       : □ Ya                Tidak

8.      Leher

1)    Kekakuan                          : □ Ya                Tidak

2)    Nyeri / nyeri tekan                        : □ Ya               Tidak

3)    Benjolan / Massa              : □ Ya                Tidak

4)    Keterbatasa gerak             : □ Ya               Tidak

9.      Pernapasan

1)    Batuk                                  : □ Ya                           Tidak

2)    Sesak napas                       : □ Ya                           Tidak


3)    Hemoptisis                         : □ Ya                           Tidak

4)    Sputum                               : □ Ya                           Tidak

5)    Asma / Alergi Pernapasan : □ Ya                           Tidak

6)    Suara Napas                      :     Vesikuler  □Bronkial   □Bronko vesikuler

7)   Suara nafas tambahan        :  □ ronkhi       □wheezing

10.   Kardiovaskuler

1)    Nyeri dada            : □ Ya                Tidak

2)    Palpitasi                : □ Ya                 Tidak

3)    Sesak napas           : □ Ya                Tidak

11.     Gastrointestinal

1)    Nyeri Ulu Hati                   : □ Ya             Tidak

2)    Mual /muntah                   : □ Ya                          Tidak

3)    Hematemesis                     : □ Ya              Tidak

4)    Perubahan nafsu makan    :    Ya               □  Tidak

5)    Benjoan /massa                : □ Ya              Tidak

6)    Diare                                 : □ Ya              Tidak

7)    Konstipasi                                     : □ Ya              Tidak

8)    Melena                               : □ Ya              Tidak

9)    Hemoroid                          : □ Ya              Tidak

10)            Perdarahan Rektum     : □ Ya              Tidak

11)            Pola defekasi biasanya :    Ya             □  Tidak

12.      Perkemihan

1)      Frekuensi                         : 3 – 4x/hari

2)       Menetes              :□ Ya               Tidak

3)       Hematuria            :           □ Ya                Tidak


4)       Poliuria                :□ Ya               Tidak

5)       Nokturia              :□ Ya               Tidak

6)       Inkontinensia       :□ Ya               Tidak

7)       Nyeri Saat berkemih        : □ Ya              Tidak

8)       Batu Infeksi         :           □ Ya                Tidak

13.  Muskuluskeletal

1)       Nyeri Persendian             :    Ya (lutut kaki)        □Tidak

2)       Kekakuan                        :    Ya                           □Tidak

3)       Pembengkakan Sendi       : □ Ya                            Tidak

4)       Kram                                :    Ya                           □Tidak

5)       Kelemahan Otot              : □ Ya                            Tidak

6)       Masalah cara berjalan      : □ Ya                             Tidak

14.   Sistem Syaraf Pusat

1)       Sakit Kepala                    : □ Ya             Tidak

2)       Paralysis                           : □ Ya              Tidak

3)       Paresis                              : □ Ya              Tidak

4)       Masalah koordinasi          : □ Ya             Tidak

5)       Tic/Tremor/spasme        : □ Ya             Tidak

6)       Parastesia                        : □ Ya              Tidak

7)       Masalah memori               : □ Ya              Tidak

15.  Sisten Endokrin

   Goiter        : □ Ya              Tidak

   Polifagia    : □ Ya              Tidak

   Polidipsi    : □ Ya              Tidak

   Poliuri        : □ Ya              Tidak


N.   STATUS FUNGSIONAL

Indeks Barthel (Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari)     :

Aktifitas Score

Makan
0 = Bantuan penuh
    5   
5 = Bantuan untuk memotong, mengoles mentega, modifikasi diet 
10 = independent

Mandi
0 = Menbutuhkan bantuan 5
5 = independent (menggunakan shower)

Berdandan
0 = Perlu bantuan 5
5 = independent berbedak/menyisir/gosok gigi/mencukur

Memasang Baju
0 = Dengan bantuan
10
5 = Dengan bantuan 50% 
10 = independent (mengancing baju, restleting)

Buang Hajat (buang air besar)


0 = incontinensia Alvy (menggunakan barium enema)
10
5 = Kadang tidak tertahan
10 = Dapat mengontrol

Buang Air Kecil


0 = Menggunakan kateter
10
5 = Kadang ngompol
10 = Bisa mengontrol

Ke Tolet
0 = Butuh Bantuan Penuh
10
5 = Butuh Bantuan 50%
10 = independent (menghidupkan, dressing, wiping)

Berpindah  dari kursi roda ke tempat tidur 15


0 = Bantuan penuh
5 = Saat berpindah membutuhkan 2 orang untuk membantu
10 = Bantuan minimal 1 orang
15 = independent

Berjalan di jalan yang datar


0 = immobilisasi 
5 = Selalu menggunakan kursi roda 10
10 = Berjalan dengan bantuan 1 orang 
15 = independent (but may use any aid; for example, stick) > 50 yards

Berjalan di tangga
0 = Bantuan penuh
5
5 = Dengan bantuan (verbal, physical, carrying aid)
10 = independent

TOTAL  (0 - 100) 85

Ket Penilaian :  0 – 20 : Ketergantungan penuh

                            21 – 61 : Ketergantungan berat/sangat tergantung

                            62 – 90 : Ketergantungan moderat

                           91 – 99 : Ketergantungan ringan

                           100 : Mandiri

 Dari hasil penilaian Indeks Barthel yaitu menilai tentang Tingkat kemandirian


dalam kehidupan sehari-hari, di dapatkan hasil 85 itu artinya Tn. Umemiliki
tingkat ketergantungan moderat.

O.    STATUS KOGNITIF / AFEKTIF

1.       Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ )

Tanggal                  : Senin, 17 Desember 2012

Nama Paasien        : Tn. U

Jenis Kelamin        : LAKI LAKI


Pendidikan            : SD

Suku                      : Jawa

      Pertanyaan             :

Benar Salah Nomor Pertanyaan Jawaban

√ 1 Tanggal berapa hari ini ? 18 Desember 2012

√ 2 Hari apa sekarang ? Selasa

√ 3 Apa nama tempat ini ? Rumah

√ 4 Dimana alamat anda ? Arjowinangun

√ 5 Berapa umur anda ? 65 tahun

√ 6 Kapan anda lahir ? 1947

√ 7 Siapa presiden Indonesia ? SBY

√ 8 Siapa presiden Indonesia Tidak tau


sebelumnya ?

√ 9 Siapa nama ibu anda ? Kamsiyah

√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap 17, 14, 11, 8, 5,


pengurangan 3 dari setiap
angka baru, secara menurun

JUMLAH          Benar : 9

                            Salah : 1

Interpretasi :

Salah 0 – 3      : Fungsi intelektual utuh

Salah 4 – 5      : Fungsi intelektual kerusakan ringan

Salah 6 – 8      : Fungsi intelektual kerusakan sedang

Salah 9 – 10    : Fungsi intelektual kerusakan berat

Dari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di dapatkan hasil
9 benar dan 1 salah ini menunjukkan bahwah fungsi intelektual Tn. Umasih Utuh.
2.    MMSE (Mini Mental Status Exam)

No Aspek Nilai Nilai Kriteria

Kognitif maksimal Tn.O

1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :

Tahun       : 2012 (Benar)

Musim      : hujan (Benar)

Tanggal    : 18 (Benar)

Hari          : selasa (Benar)

Bulan        : desember  (Benar)

2 Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada ?

Negara : Indonesia (Benar)

Propinsi : jawa (Benar)

Kabupaten/kota : malang (Benar)

Panti :-

Wisma:-

3 Registrasi 3 2 Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi,


meja, kertas), kemudia ditanyakan
kepada Tn.O, menjawab :

1.        kursi

2.        meja

3.        kertas

4 Perhatian 5 2 Meminta Tn. Uberhitung mulai dari


dan 100 kemudia kurangi 7 sampai 5
kalkulasi tingkat.

Jawaban :
1. 93

2. 86

3. 79

4. 72

5. 65

5 Mengingat 3 3 Minta Tn. Uuntuk mengulangi ketiga


obyek pada poin ke- 2 (tiap poin nilai
1) 

6 Bahasa 9 7 Menanyakan pada Tn. Utentang


benda (sambil menunjukan benda
tersebut).

Minta Tn. Uuntuk mengulangi kata


berkut :

“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )

Tn. Umenjawab :tidak ada, jika dan


tetapi.

Minta Tn. Uuntuk mengikuti perintah


berikut yang terdiri 3 langkah.

1. Ambil kertas ditangan anda

2. lipat dua

3. dan taruh dilantai

Perintahkan pada Tn. Uuntuk hal


berikut (bila aktifitas sesuai perintah
nilai satu poin.

“tutup mata anda”

Perintahkan kepada Tn. Uuntuk


menulis kalimat dan menyalin
gambar.

Total nilai 30 24
Interpretasi hasil :

24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif

18 – 23 : gangguan kognitif sedang

0 -  17   : gangguan kognitif berat

P.     STATUS FUNGSI SOSIAL

APGAR Keluarga      :          

Saya puas bisa kembali pada keluarga (teman) saya Selalu  : 2


untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan
saya (adaptasi) Kadang – kadang : 1

Tidak Pernah : 0

Saya puas dengan  cara keluarga ( teman ) saya Selalu  : 2


membicarakan seuatu dan mengungkapkan
masalah dengan saya ( hubungan ) Kadang – kadang : 1

Tidak Pernah : 0

Saya puas bahwa keluarga teman ( saya ) Selalu  : 2


menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas ( Pertumbuhan ) Kadang – kadang : 1

Tidak Pernah : 0

Saya puas dengan cara keluarga teman ( saya) Selalu  : 2


mengekspresikan afek dan berespons terhadap
emosi saya, seperti marah, sedih, atau mencintai. Kadang – kadang : 1
( Afek ). Tidak Pernah : 0

Saya puas dengan cara teman saya dan saya Selalu  : 2


menyediakan waktu bersama – sama.
Kadang – kadang : 1

Tidak Pernah : 0

Nilai APGAR Keluarga : 8 yang berarti disfungsi keluarga minimal atau tidak ada

B. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH

1. DS : Penurunan curah jantung

 Tn. U
mengatakan
tekanan darahnya
seringkali
berubah-rubah
secara cepat

 Klien
mengatakan
bahwa ia
memiliki
penyakit
hipertensi sejak
tahun 2004 yang
lalu

DO :

 Tekanan darah :
180/100 mmHg

2.

DS :

 Tn. U
mengatakan
aktivitasnya Intoleransi aktivitas
sekarang menjadi
terbatas

 Klien
mengatakan
jantungnya sakit
semenjak tahun
2014, dan sampai
sekarang masih
menjalani
pengobatan dan
kontrol secara
rutin 1x/bulan.

 Klien
mengatakan tidak
kuat lagi
mengerjakan
sesuatu yang
berat-berat

 Klien
mengatakan lebih
banyak diam di
rumah, duduk
menjaga warung
atau nonton TV.

DO :

 Tekanan darah
180/100 mmHg

 Klien tampak
kurang semangat

 Minum klien
dibatasi:1,5
3. L/hari

DS: Ketidakmampuan koping


Tn.U mengatakan keluarga
merasa malu dengan
kedaan saat ini

Harga Diri : Tn.U


mengatakan merasa tidak
dihormati oleh
keluarganya

Identitas Diri : Tn.U


mengatakan kalau ia
merasa bukanlah siapa
siapa lagi di keluarganya

DO :

Pasiem tampak sedih dan


malu saat dilihat orang

Pasien terlihat kecawa


akan perlakuan keluarga

Pasien tampak sedih dan


kecewa akan posisinya
saat ini.

C. Prioritas masalah
Aktual :
1. Penurunan curah jantung
2. Ketidakmampuan koping keluarga

Potensial : intoleransi aktivitas

D. Diagnose keperawatan
1. Penurunan curah jantung
2. Ketidakmampuan koping keluarga
3. Intoleransi aktivitas

E. Intervensi

No Diagnose (SDKI) Tujuan & kriteria hasil Intervensi (SIKI)


(SLKI)
1 Penurunan curah Setelah dilakukan SIKI label edukasi
jantung intervensi keperawatan kesehatan
3x24 jam maka Observasi
diharapkan kestabilan  Identifikasi
curah jantung teratasi kesiapan dan
SLKI label curah kemampuan
jantung menerima
 Palpitasi informasi
menurun 5  Identifikasi
 Bradikardi factor factor
menurun 5 yang dapat
 Takikardi meningkatan dan
menurun 5 menurunkan
 Lelah menurun motivikasi
5 perilaku hidup
 Edema menurun bersih dan sehat
5 Terapeutik
 Sediakan materi
dan media
pendidikan
kesehatan
 Jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan
kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
 Jelaskan factor
resiko yang
dapat
memengaruhi
kesehatan
 Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
 Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan
untukk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan sehat.
2 Ketidakmampuan Setelah dilakukan SIKI Label dukungan
koping keluarga intervensi keperawatan koping keluarga
3x24 jam diharapkan Observasi
ketidakmampun koping  Identifikasi
keluarga teratasi respon
SLKI Label emosional
dukungan keluarga terhadap kondisi
 Menanyakan saat ini
kondisi pasien
meningkat 5  Identifikasi
 Bekerja sama beban prognosis
dengan anggota secara psikologis
keluarga yang  Identifikasi
sakit dalam kesesuaian
menentukan antara harapan
perawatan pasien,
meningkat 5 kelluarga, dan
 Mencari tenaga kesehatan
dukungansosial Terapeutik
bagi anggota  Dengarkan
keluarga yang masalah,
sakit meningkat perasaan dan
5 pertanyaan
keluarga
 Fasilitasi
pengungkapan
perasaan antara
pasien dengan
keluarga atau
antar anggota
keluarga
 Berikan
kesempatan
berkunjung bagi
anggota keluaga
Edukasi
 Informasikan
kemajuan pasien
secara bertahap
 Informasikan
fasilitas
perawatan
kesehatan yang
tersedia
3 Intoleransi Setelah dilakukan SIKI Label
aktivitas intervensi keperawatan manajemen energy
3x24jam diharapkan Observasi
intoleransi aktivitas  Identifikasi
teratasi gangguan fungsi
SLKI Label toleransi tubuh yang
aktivitas mengakibatkan
 Kemudahan kelelahan
dalam  Monitor
melakukan kelelahan fisiki
aktivitas sehari emosional
hari meningkat  Monitor pola
5
 Kecepatan jam tidur
berjalan  Monitor lokasi
meningkat 5 ketidaknyamana
 Jarak berjalan n selama
meningkat 5 aktifitas
 Kekuatan tubuh Terpaeutik
bagian atas  Sediakan
meningkat 5 lingkungan
 Kekuatan tubuh nyaman rendah
bagian bawah dan stimulus
meningkat 5  Lakukan latihan
rentang gerak
pasif dan aktif
 Berikan aktifitas
distraksi yang
menyenangkan
 Fasilitasi duduk
ditempat tidur
Edukasi
 Anjurkan tirah
baring
 Anjurkaan
melakukan
aktifitas secara
bertahap
 Anjurkan
menghubungi
perawat jika
tanda dan gejala
kelelahan tidak
berkurang
 Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
 Kolaborasi
dengan ahli gizi
tentang cara
meningkatkan
asupan makanan.

F. Implementasi dan evaluasi

N Diagnose Hari/t puk implementasi evaluasi


o gl ul
1 Penurunan Senin 10.0  mengidentifik S:
curah jantung 1 0 asi factor  pasien
Oktob wib factor yang sudah
er bias
dapat
2021 mener
meningkatan apkan
dan perila
menurunkan ku
motivikasi hidup
perilaku hidup bersih
bersih dan dan
sehat
sehat
 pasien
 menjadwalkan sudah
kegiatan bias
kesehatan melak
sesuai ukan
kesepakatan kegiat
 mengajarkan an
perilaku hidup keseh
bersih dan atan
sehat sesuai
anjura
n
O:
 ttv :
140/8
5
mmH
g
 pasien
tampa
k
sehat
 nadi
85x/m
enit
 RR
19x/m
enit
A : gangguan
hipertensi
teratasi
sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
2 Ketidakmamp 11:0  Menfidentifi kasi S:
uan koping 0 respon emosional  Pasien
keluarga wib terhadap kondisi saat mengatakan
ini merindukan
anaknya dan
 Mengidentifi kasi senang bisa
beban prognosis berkomunika
secara psikologis si kembali
dengan
 Mendengark an anaknya.
masalah, perasaan dan
pertanyaan keluarga  Pasien
mengatakan
 Memfasilitas i senang bisa
pengungkap an menelpon
perasaan (perawat anaknya dan
menelpon antara mendengar
pasien dengan suara mereka
keluarga atau antar kembali.
anggota keluarga
anak-anak Tn. U)  Pasien
mengatakan
anaknya tidak
berkunjung
bukan karena
melupakanny
a tapi ada
urusan
keluarga yang
harus
diselesaikan
akhir-akhir
ini.

 Pasien
mengatakan
anaknya
menanyakan
keadaannya.
O:

 Pasien
mengungkap
kan
keinginannya
untuk segera
bertemu
anaknya
karena sangat
merindukann
ya.

 Pasien
terlihat selalu
tersenyum
saat
menelpon
anaknya

A:
ketidakmamp
uan koping
keluarga
teratasi
sebagian

P: Intervensi
dilanjutkan

DAFTAR PUSTAKA

 Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa

Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat

Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

 Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi

Keperawatan Indonesia (I). Jakarta.

 Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan

Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.).

Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional

Indonesia

Anda mungkin juga menyukai