Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 1

Nama Anggota:
 Agum satrio
(18220001)
 Agung sisen
ISU-ISU STRATEGI UNTUK miliyanto
(18220002)
PROMOSI KESEHATAN DAN  Ayu fuji lestari
(18220003)
KESEJAHTERAAN LANSIA  Dian aditya
widiyanti
(18220006)
 Dora miranti
(18220007)
Dosen pembimbing :
 Maria Ulfa
Andre Utama Saputra S,Kep,Ners,M,Kep
(18220008)
CASE REPORT
KEIKUTSERTAAN PROGRAM KESEHATAN LANSIA DITINJAU DARI BIAYA,
KEPUASAN PELAYANAN DAN HARAPAN PASIEN DI PUSKESMAS NANGGULAN
KABUPATEN KULON PROGO
Dina Fitriana Rosyada, Savitri Citra Budi
Prodi Diploma Rekam Medis, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK
Latar Belakang: Salah satu upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial bagi
Lanjut Usia adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan. Cakupan
pemanfaatan pelayanan pasien bagi lanjut usia di Puskesmas Nanggulan
tergolong masih rendah. Rendahnya cakupan tersebut tentunya disebabkan oleh
hal yang mendasar berkenaan dengan pemilihan sarana pelayanan kesehatan
seperti adanya pertimbangan biaya, harapan pasien dan kepuasan pada kualitas
pelayanan sarana pelayanan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis pengaruh alasan pendasaran pemilihan sarana pelayanan
kesehatan di Puskesmas Nanggulan terhadap keikutsertaan dalam program
lansia.
Metode: Jenis penelitian adalah penelitian analitik observasional dengan desain penelitian
cross sectional. Besar sampel penelitian ini ada 50 lansia. Besar sampel tersebut dihitung
menggunakan rumusan teknik random sampling. Variabel dependen penelitian adalah
keikutsertaan lansia pada program lansia dan variabel independen penelitian adalah
pertimbangan biaya, harapan pasien dan kepuasan kualitas pelayanan di Puskesmas
Nanggulan. Analisis Statistik menggunakan uji regresi logistik.

Hasil Penelitian: Analisis statistik menggunakan uji logistik regresi variabel yang
mempengaruhi pemanfaatan pelayanan program kesehatan lansia di Puskesmas Nanggulan
adalah variabel kepuasan pasien. Kesimpulan: Lansia memilih Puskesmas Nanggulan
sebagai tempat pemeriksaan kesehatan namun meski demikian tidak langsung berpengaruh
terhadap keikutsertaan mereka pada program lansia karena adanya faktor akses atau jarak
rumah dengan Puskesmas Nanggulan. Keikutsertaan program lansia lebih dipengaruhi oleh
adanya kepuasan pelayanan.
Kata Kunci: Program kesehatan lansia, pemanfaatan pelayanan, pasien, lanjut usia,
peningkatan kesejahteraan lansia.
PEMBAHASAN
Pengertian Geriatri
Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontology dan kedokteran yang mempelajari kesehatan
pada lansia dalam berbagai aspek, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative. Pada
prinsipnya geriatric mengusahakan masa tua yang bahagia dan berguna. (DEPKES RI, 2000)
Gerontology adalah suatu ilmu yang mempelajari proses penuaan dan masalah yang akan terjadi
pada lansia yaitu kesehatan, social, ekonomi, perilaku, lingkungan dan lail-lain. (DEPKES RI,
2000)
Tujuan pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:
1. Mempertahan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau
gangguan/kesehatan.
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan aktivitas mental
yang mendukung.
3. Melakukan diagnosis dini yang tepat dan memadai.
4. Melakukan pengobatan yang tepat.
5. Memelihara kemandirian secara maksimal.
6. Tetap memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya agar kematiannya
berlangsung dengan tenang.
Prinsip-prinsip pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan yang menyeluruh (biopsikososialspiritual).
2. Orientasi terhadap kebutuhan klien.
3. Diagnosis secara terpadu.
4. Team work (koordinasi).
5. Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.
Strategi dan Kebijakan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia
Undang-undang Dasar (UUD) 1945, juga Undang-undang (UU) Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
sudah sangat jelas menggariskan bahwa setiap orang berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Kementerian Kesehatan mengembangkan beberapa strategi:
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pembangun-an kesehatan melalui kerjasama nasional dan
global.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti;
dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif. Salah satu masalah yang dihadapi dalam hal ini adalah
pengaruh iklan, melalui
media massa, terutama TV, yang mempengaruhi banyak orang yang percaya berbagai macam upaya-upaya
kesehatan alternatif, tetapi masih dipertanyakan basis buktinya.
3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan
nasional. Meskipun pemerintah sekarang ini mengembangkan sistem jaminan sosial, ter-masuk jaminan sosial
di bidang kesehatan, tetapi yang lebih utama sebenarnya adalah promosi pencegahan penyakit.
4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan sum-ber daya manusia (SDM) kesehatan yang merata dan
bermutu. Ini, sekali lagi, tidak mudah. Salah satu contoh kerumitannya adalah ketidaksesuaian antara
permintaan dan penyediaan. Pada suatu saat, diperlukan tenaga khusus untuk bidang tertentu, tetapi lem-baga
pendidikan tidak atau belum menghasilkannya. Misalnya, seka-rang kita membutuhkan banya tenaga promosi
kesehatan untuk mendukung visi dan misi mengutamakan upaya pencegahan, tetapi belum ada lembaga
pendidikan khusus yang menghasilkan kualifikasi tenaga tersebut.
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin
keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan.
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, trans-paran, berdaya guna dan berhasil guna untuk
memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggung jawab.
Isu – Isu, Strategi Dan Kegiatan Untuk Promosi Kesehatan Dan Kesejahteraan Lansia
1. Pengertian dan Lingkup Promosi Kesehatan
promosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan
meningkatkan kesehatan mereka (Health promotion is the process of enabling people to increase
control over, and to improve, their health, WHO, 1986). Jadi, tujuan
akhir promosi kesehatan adalah kesadaran di dalam diri orang-orang tentang pentingnya kesehatan
bagi mereka sehingga mereka sendirilah yang akan melakukan usaha-usaha untuk menyehatkan
diri mereka.untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial,
individu atau kelompok harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasi-aspirasinya untuk
memenuhi kebutuhannya dan agar mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan
fisik, sosial budaya, dan sebagainya). Untuk itu, promosi kesehatan tidak hanya merupakan
tanggung jawab dari sektor kesehatan, akan tetapi jauh melampaui gaya hidup secara sehat untuk
kesejahteraan (WHO, 1986).
Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan dengan mengombinasikan berbagai strategi yang
tidak hanya melibatkan sektor kesehatan belaka, melainkan lewat kerjasama dan koordinasi
segenap unsur dalam masyarakat.
2. Lingkup promosi kesehatan
Oleh karena itu, lingkup promosi kesehatan dapat disimpulkan sebagai berikut
(Iqi, 2008):
a. Pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada
perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan.
b. Pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada pengenalan
produk/jasa melalui kampanye.
c. Upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya pada
penyebaran informasi.
d. Upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada upaya pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan.
e. Upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk memengaruhi
lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan
kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan
suasana, dan lain-lain di berbagai bidang/sektor, sesuai keadaan).
f. Pengorganisasian masyarakat (community organization), pengembangan
masyarakat (community development), penggerakan masyarakat (social
mobilization), pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dll.
3. Strategi Promosi Kesehatan
a. Advokasi
Advokasi (advocacy) adalah kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat
dengan membuat keputusan ( Decision makers ) dan penentu kebijakan ( Policy
makers ) dalam bidang kesehatan maupun sektor lain diluar kesehatan yang
mempunyai pengaruh terhadap masyarakat. Dengan demikian, para pembuat
keputusan akan mengadakan atau mengeluarkan kebijakan-kebijakan dalam bentuk
peraturan, undang-undang, instruksi yang diharapkan menguntungkan bagi
kesehatan masyarakat umum. Srategi ini akan berhasil jika sasarannya tepat dan
sasaran advokasi ini adalah para pejabat eksekutif dan legislatif, para pejabat
pemerintah, swasta, pengusaha, partai politik dan organisasi atau LSM dari tingkat
pusat sampai daerah.
b. Kemitraan
Di Indonesia istilah Kemitraan (partnership) masih relative baru, namun demikian
prakteknya di masyarakat sebenarnya sudah terjadi sejak saman dahulu. Sejak
nenek moyang kita telah mengenal istilah gotong royong yang sebenarnya
esensinya kemitraan.
Dari definisi ini terdapat tiga (3) kata kunci dalam kemitraan, yakni:
1) Kerjasama antar kelompok, organisasi dan Individu
2) Bersama-sama mencapai tujuan tertentu ( yang disepakati bersama )
3) Saling menanggung resiko dan keuntungan
Promosi Kesehatan dan Strategi Proteksi Kesehatan untuk Komunitas
Lansia
Promosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua elemen pencegahan primer.
Promosi kesehatan menekankan pada upaya membantu masyarakat mengubah
gaya hidup mereka dan bergerak menuju kondisi kesehatan yang optimum
sedangkan fokus proteksi kesehatan adalah melindungi individu dari penyakit dan
cedera dengan memberikan imunisasi dan menurunkan pemajanan terhadap agens
karsinogenik toksin dan hal – hal yang membahayakan kesehatan di lingkungan
sekitar. Konsep kesehatan lansia harus ditinjau kembali dalam upaya
merencanakan intervensi promosi kesehatan.
Filner dan Williams ( 1997 ) mendefinisikan kesehatan lansia sebagai
kemampuan lansia untuk hidup dan berfungsi secara efektif dalam masyarakat
serta untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan otonomi sampai pada tahap
maksimum, tidak hanya terbebas dari penyakit.
Secara umum, pelayanan kesehatan untuk lansia memiliki tiga tujuan
1. Meningkatkan kemampuan fungsional
2. Memperpanjang usia hidup
3. Meningkatkan dan menurunkan penderita ( O’Malley dan Blakeney, 1994)
Dalam memaksimalkan promosi kesehatan lansia di komunitas dibutuhkan suatu
pendekatan multiaspek.
Target intervensi harus mengarah pada individu dan keluarga serta kelompok dan
komunitas.
a. Intervensi Berfokus – Individu atau Kelompok
Intervensi promosi kesehatan / proteksi kesehatan berfokus – individu atau keluarga
dirancang dalam upaya meningkatkan pengetahuan keterampilan dan kompetensi
individu atau keluarga untuk membuat keputusan kesehatan yang memaksimalkan
promosi kesehatan dan perilaku proteksi kesehatan. Tujuannya adalah
mendayagunakan lansia dan keluarganya dalam membuat keputusan kesehatan yang
rasional. Beberapa kategori yang termasuk ke dalam intervensi promosi kesehatan
dan proteksi kesehatan dengan target individu dan / atau keluarga adalah :
a. Skrining kesehatan
b. Modifikasi gaya hidup
c. Pendidikan kesehatan ( individu atau kelompok )
d. Konseling
e. Kelompok pendukung
f. Pelayanan kesehatan primer
g. Imunisasi
h. Keamanan di rumah
i. Perawatan di rumah ( pelayanan kesehatan di rumah, perawatan personal atau
bantuan rumah tangga
b. Intervensi berfokus pada komunitas
Intervensi berfokus komunitas adalah aktivitas dan program yang
diarahkan pada lansia komunitas secara keseluruhan atau sub kelompok
lansia yang beragam di komunitas. Tujuan intervensi berfokus komunitas
adalah meningkatkan kapasitas dan ketersediaan komunitas terhadap
pelayanan gabungan kesehatan dan sosial yang sesuai dan dibutuhkan
dalam upaya mempertahankan kemandirian dan status fungsional lansia di
komunitas. Intervensi di komunitas terutama melibatkan advokasi tindakan
politis dan partisipasi dalam pembuatan kebijakan yang memengaruhi
lansia di komunitas. Contoh intervensi berfokus komunitas adalah sebagai
berikut :
1). Kampanye pendidikan kesehatan di masyarakat luas yang menekankan
pada masyarakat lansia
2). Mengadakan kampanye pada bulan mei yang telah ditetapkan sebagai
older American Month ( bulan lansia Amerika )
3). Koalisi komunitas untuk menangani isu spesifik lansia seperti
pengembangan pusat informasi lokal, botlines telepon atau situs internet
4). Keterlibatan politis untuk advokasi kebutuhan lansia seperti
mempertahankan atau memperluas tanggunagan medicare untuk pelayanan
di rumah
c. Kemitraan dengan Komunitas Lansia
Secara umum komunitas lansia terbuka untuk praktik kesehatan baru dan berespons
terhadap bermacam – macam pendekatan yang berpotensi meningkatkan kesehatan
mereka. Dalam merencanakan program kesehatan yang efektif perawat kesehatan
komunitas harus memvalidasi strategi dan tujuan bersama kelompok lansia yang
ditargetkan. Keterlibatan lansia dalam merencanakan promosi kesehatan dan aktivitas
pencegahan penyakit adalah
hal yang esensial karena lansia sensitif terhadap kehilangan potensi kemandiriannya.
Oleh karena itu jika lansia dilibatkan rasa kemandirian mereka akan menngkat.
Tahapan tindakan yang dilakukan ketika bekerja dengan lansia di komunitas antara
lain:
1. Jalankan program ditempat – tempat biasa lansia berkumpul seperti gereja, senior
center, dan tempat perkumpulan pensiunan.
2. Libatkan aktivitas outreach ke dalam seluruh program
3. Siapkan sarana transportasi menuju tempat aktivitas kelompok
4. Antisipasi kebutuhan lansia yang memiliki pandangan dan / atau penglihatan tidak
adekuat ( contoh penggunaan tulisanyang besar, membatasi penggunaan makalah,
penggunaan ruangan yang tenang dan / atau pengeras suara yang adekuat.
5. Pertahankan aktivitas secara berlahan dan berikan waktu yang cukup untuk
berespons
Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk Lansia
Penuaan di dalam masyarakat kita merupakan fenomena yang dominan pada saat ini.
Tiga dari empat penyebab kematian yang sering terjadi di kalangan lansia – penyakit
jantung, kanker dan stroke merupakan akibat dari gaya hidup yang kurang sehat.
Namun gambaran suram tentang penduduk lansia yang kurang gerak, lansia yang
mengalami penyakit kronis secara bertahap telah digantikan oleh konsep baru seperti
masa tua dengan penuh kesuksesan ( misalnya kemampuan
individu untuk beradaptasi terhadap proses penuaan ) dan penurunan morbiditas
misalnya penundaan awitan terjadinya penyakit kronis dan melemahkan sampai pada
tahap akhir kehidupan ).
Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal yang mendesak dan
juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat lansia. Perawat profesional
untuk lansia mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang berusia 65 tahun yang
dapat diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan komponen penting dalam perawatan
kesehatan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai